perempuan dengan karir cemerlang , pakaian modis pandai ber sosialisasi lebih menggiurkan dan membanggakan di banding mereka yang fokus menjadi ibu mengabdikan diri untuk mendidik anak-anak menjadi generasi unggul yang makan mengandalkan gaji suami..., benarkah demikian???, mungkin sekilas itu terlihat benar tapi apakah semudah itu menjadi seorang ibu...,masuk yuk untuk perbandingan sesungguhnya
48 Jam Bersamamu
Aktivitasku setiap hari sudah terjadwal, berangkat jam 5 lewat sampe rumah lagi saat petang hampir jam tujuh malam, tekanan pekerjaan. keramahan penuh intrik .tak ada teman sejati atau lawan sejati semua hubungan tercipta hanya sebatas urusan uang, siapa yang mendapat promosi lebih dulu siapa yang pandai mencari muka dialah yang maju lebih dulu.
Mungkin penilaianku terlalu Limit dan picik..., setidaknya seperti itu yang ku alami. Semoga tidak dialami orang lain dan hanya aku yang melewati hal itu
5 tahun terakhir aku berkantor di Menara BCA berkerja sebagai akuntan di perusahaan ternama. Tapi entah mengapa sebulan ini aku merasa jenuh. Masuk kerja rasanya beban banget libur 2 hari rasanya tak cukup untuk refresh lelahku. Otomatis kinerjaku juga seadanya yang penting di kerjain sebelum deadline, sempat terpikir untuk resign dan memulai usaha tapi ternyata aku bukan orang yang berani mengambil resiko sebesar itu. Ketika ku ceritakan hal ini pada temanku . Dia menyarankan padaku untuk mengambil cuti.
" Cobalah menjadi ayah yang utuh..., menghabiskan waktu setidaknya seminggu bersama anak dan Istri , melihat keseharian mereka menikmati kebersamaan saat mereka pulang sekolah " Itu katanya tanpa penjelasan yang detail apa alasannya. Setiap waktu luang aku pikirkan saran itu sebelum ku ajukan cuti panjang
Awal Maret ..
" Cobalah menjadi ayah yang utuh..., menghabiskan waktu setidaknya seminggu bersama anak dan Istri , melihat keseharian mereka menikmati kebersamaan saat mereka pulang sekolah " Itu katanya tanpa penjelasan yang detail apa alasannya. Setiap waktu luang aku pikirkan saran itu sebelum ku ajukan cuti panjang
Awal Maret ..
Senin pagi , Gadis Anakku yang kelas 6 SD melongo melihat aku masih dengan kaos dan kolor..." Ibu..., ini hari Senin khan...? " Tanyanya sambil membetulkan kerudung yang di pakainya, Sakina Istriku melirik ke arahku sebelum akhirnya mengangguk, Raina adiknya kelas 4 SD hanya menatapku seolah ada yang tak beres " Ayah sakit...?"selidiknya dengan nada khawatir..." Ayah cuti..." Jawabku tenang sembari tersenyum pada dua putriku .Kakak ke sekolah memakai kerudung...?" Tanyaku tak bisa menyembunyikan keingin tahuanku..., setahuku dua putriku kesekolah dengan seragam pendek bukan seragam panjang +jilbab.
" Hari ini ada mata pelajaran Agama...,Kami wajib berjilbab Ayah...," Mata sipitnya menunjukan keheranan Raina juga berhijab kalo hari Rabu...," Tambahnya , 2 putriku menatapku penuh tanya seolah aku melakukan kesalahan yang besar atas ketidak tahuan ini...,sementara istriku sibuk wara-wiri menyiapkan bento untuk mereka.
" Sebaiknya kalian bergegas jemputan 5 menit lagi datang..."Sergahnya memotong perdebatan...,dalam hati aku berterima kasih padanya karena mengakhiri ketidaknyamanan ini..., keduanya mengangguk dan bergegas " dimakan bekalnya...!!!" pesan istriku sembari memasukan kotak bento , mereka tersenyum dan menganguk bersamaan dengan klakson mobil jemputan . berpamitan pada ibunya cium tangan dan mengucap salam. lalu berlari sementara padaku mungkin mereka lupa tapi ibu mereka mengingatkan ,sambil tertawa mereka menghampiriku." Maaf Ayah kami lupa..." Jawab mereka kompak " Aku memeluk mereka dan mereka menghadiahiku ciuman di pipi .aku mengantar mereka ke pintu dan melihat mereka naik ke mobil jemputan sekolah. Mobil melaju pelan 2 anak gadisku melambaikan tangan padaku .Ada yang berbeda di hatiku hangat sekali...,aku bahagia melihat mereka begitu bersemangat ke sekolah.
"Jam berapa Jaka biasa bangun...?"Tanyaku pada istriku.
" Setengah Jam lagi juga bangun....Sekolahnya masuk jam 09"
Aku masuk kamar dimana si bungsu masih terlelap..., ku pikir tak akan ada masalah jika Jaka ku bangunkan sekarang.sudah lama aku tak bermain dengan jagoanku .Tapi saat melihat nya terlelap aku tak tega menggangu tidurnya. Aku malah berbaring di sampingnya menatap wajahnya .,Hingga saat dia membuka mata...,aku mengucap selamat pagi...Dia menunjukan gigi ompongnya" hari ini adalah hari kemerdekaan ku..." Ucapnya sangat bahagia, aku kaget dengan kata-kata itu ,mungkinkah anak 5 tahun punya kosa kata semacam itu .
" Kok Bisa...? " Aku bertanya dengan espresi sama dengannya polos.Ini bukan Akting karena ini sungguhan aku tak mengerti apa maksud Anakku
" Ibu bilang kalo Ayah ada di rumah itu berarti aku libur...,aku bebas melakukan apa saja asal tidak nakal , Bermain seharian sama rabbit juga boleh asal jangan lupa cuci tangan kalo mau makan..." Jelas nya pandai sekali ,aku memutar otak mencari kata yang tepat untuk menjelaskan keberadaanku
" Hari ini bukan hari kemerdekaan kamu tapi hari kemerdekaan Ayah...,Dan Ayah merayakannya satu minggu...,jadi kamu harus tetap sekolah..." Jelasku kening anakku mengkerut aku tertawa geli...,cara itu persis sekali dengan aku yang mengerutkan dahi saat berpikir keras .Anak yang bungsu ini sepertinya memang kopian sikap dan karakterku. caranya makan , tidur ,Ekpresinya saat berfikir , marah atau manja sama seperti aku. kebenciannya pada sayuran juga sama dengan aku...,pokoknya yang satu ini aku banget deh. seperti kembar beda umur. " Kamu ngopol...?" Tanyaku menyelidik sekejap berganti dia memeriksa celananya lalu tertawa merasa menang karena tak pipis di celana "Ibu bilang kalo udah sekolah malu kalo masih ngompol...," Katanya serius sekali lagi aku hanya menghela napas , semua hal hanya ibu- dan ibu sedang aku tak pernah melakukan apapun untuk anakku aku Faham sekarang kesalahanku.
Sembari memunggu pangeran kecil kedapur. langkah -demi langkah aku menyadari kekeliruanku .Ku fikir dengan memberi anak ku tempat tinggal yang layak ,makanan bergizi dan pendidikan di tempat bergengsi sudah cukup , tapi ternyata kehampaan menahun yang berujung pada kejenuhan panjang adalah karena aku tak pernah punya bonding yang baik dengan anak-anakku . Jika libur di hari sabtu ,Ragaku memang di rumah tapi aku masih sibuk mengurusi urusan di luar . Aku tak kenal seperti apa anakku sekarang .ada masalah apa di sekolah ,bagaimana hubungannya dengan teman-teman .Istriku sering berniat cerita tapi ku tanggapi biasa saja. sama sekali tak antusias .Apa yang dia lakukan di rumah jika masalah anak kecil saja tak mampu dia tangani.Itu pikiran licikku yang amat bodoh .Akhirnya, mungkin dia malas menceritakan apa pun karena apa yang di ceritakannya tak pernah kuanggap penting. Kupunggu si ompong yang sangat pandai bercerita itu kemanapun sampai aku benar- benar lelah. dan akhirnya duduk di meja makan memperhatikan istriku yang sibuk memarut keju untuk di bubuhkan di atas pisang goreng. segelas susu ada di hadapan 'jurangan ' Jaka.
"Apa kau mau aku ada di rumah dan Jaka tidak ke sekolah hari ini...?" Tanya perempuanku tangannya tetap sibuk mengerjakan ini dan itu , "Aku tak bisa meninggalkan dia di sekolah..., dia mau tenang di kelas tapi aku harus tetap ada di luar jika sekejap saja aku hilang..., Anakmu akan menangis meraung-raung ,gurunya menyerah untuk membuatnya diam..." Jelasnya sembari menatap Jaka yang lahap menyantap pisang goreng keju.
"Jam berapa kau pulang...?"
" Biasanya jam sepuluh "
" Ayah ikut ke sekolah aja...!!! " yang nyeletuk malah putra ku . Ibunya tertawa ,aku tersenyum ternyata sudah sangat lama aku tidak mendengar tawa itu. Tawa yang dulu membuat ku jatuh cinta. Tawa yang membuat ku merasa ramai membuat ku tak lagi merasa sendiri di bumi. Dialah Istriku perempuan yang punya selera humor tinggi yang selalu membuat ku tersenyum dengan celotehannya yang kadang asal tapi tetap sopan . aku jatuh cinta pada senyumnya yang ramah pada siapa saja . aku jatuh cinta pada masakannya.
Dulu 13 tahun yang lalu saat Ayah ibuku mulai ribut untuk meminta mantu ku sodorkan beberapa perempuan teman kuliahku..., teman kerjaku... atau meraka yang ku kenal melalui perkumpulan organisasi hobi yang ku ikuti .Tak ada yang lolos seleksi Ayahku Dalam keputus asaanku aku bertanya pada Ayah orang seperti apa yang harus kucari " Cukuplah Kau cari perempuan yang sopan dan penyayang..., Maka hidupmu akan tenang .Perempuan yang sopan tidak akan mempermalukanmu. mereka yang penyayang akan sangat sabar mengayomimu,,,,menjadi ibu dari anak-anakmu.
Aku menyodorkan Sakina dengan keraguan ,Karena dia hanya perempuan biasa ,pendidikannya hanya SMA. Anak seorang sopir taksi yang biasa mengantarku kemana mana .tapi keraguanku patah seketika saat Ayah ternyata terkekeh dengan celotehan. Ibuku memuji masakannya .
"Ok..., Ayah Ikut kesekolah...!!!" Jawabku lalu bergegas mandi dan menyiapkan diri. Jaka berteriak kegirangan. Kami berangkat sekolah berjalan kaki. Jaka berjalan dimuka .ku gandeng tangan Istriku awalnya dia terlihat Rikuh. Tapi karena aku tak mau melepaskannya. Dia hanya diam dan menunduk menyembunyikan senyum .
Jaka sangat antusias menceritakan kebahagiannya pagi ini karena aku ada di dirumah dan mengantarnya ke sekolah , kontan aku jadi pusat perhatian ,dan itu cukup membuat wajahku panas karena malu. Untunglah pelajaran dimulai hingga perhatian Jaka berubah tak lagi fokus padaku.
Hari ini aku benar-benar jadi tukang ngintil..., pembebek yang nurut...,menemani si bungsu dan ibunya melakukan aktivitas seharian di rumah ,Aku paham sekarang bagaimana rumah di bersihkan , makanan disajikan. Saat 2 putriku pulang dalam keadaan lelah Ibunya adalah mood boster yang selalu sukses membuat senyum mereka mengembang sempurna.
Hari ketiga cutiku aku mulai punya energi baru , mainset ku benar-benar berubah kebahagiaan tidak terbatas pada materi . Uang sangat penting tapi bukan yang paling penting .
Sore itu bersama lembayung yang mulai turun aku menikmati teh hangat bersama tiga anakku . Istriku juga duduk manis dengan kaos hitam dan celana setengah betis
" Hari ini aku sedang jatuh cinta kayaknya..." Kataku serius..., Aku melihat api cemburu di mata istri , tapi aku sok ga tahu dan melanjutkan kata-kataku" sama indah seperti saat aku jatuh cinta pada gadis bernama Sakina." Wajah istriku merah dia tak bisa menyembunyikan amarah yang membakar hatinya..."Aku jatuh cinta pada seorang ibu Bernama Sakina ... "Kataku cepat sambil mengamit lengan Istriku sebelum dia pergi...," I Love You Sakina...,Terima kasih selalu ada di sisiku..." Kataku serius. Sakina hanya menyunggingkan senyum dan menganguk.
Cie... Cie ... Ayah...!!!" Celetukan nakal ternyata datang dari Gadis Anakku ,
Firman berani bilang Gitu ga yah sama kak Gadis..." Balas Raina juga tak kalah nakal...,Aku mengarahkan pandangan pada Gadis dan Raina bergantian
"Siapa Firman...?" Tanyaku tegas tapi ku sunggingkan senyum agar mereka tak takut
"Pacarnya Kak Gadis Ayah...,"Yang menjawab malah Jaka. Gadis berusaha menghentikan Jaka dengan menbekap mulutnya.
"Bukan Ayah...,dia temen aku..." Elak Gadis membela diri. aku berhasil membuat Gadis bercerita banyak tentang Firman , satu poin lagi ku dapatkan sore ini. Putriku sudah memasuki masa pubertas ,banyak hal yang harus ku bicarakan dengan istriku .aku berjanji dalam hati " mulai hari ini ...Kau bukan pejuang tunggal Sakina...,Kau punya aku...,aku hanya perlu 48 jam untuk tahu betapa berat jadi dirimu ,Seorang Ibu The end
I am always with you ... See you dear
" Hari ini ada mata pelajaran Agama...,Kami wajib berjilbab Ayah...," Mata sipitnya menunjukan keheranan Raina juga berhijab kalo hari Rabu...," Tambahnya , 2 putriku menatapku penuh tanya seolah aku melakukan kesalahan yang besar atas ketidak tahuan ini...,sementara istriku sibuk wara-wiri menyiapkan bento untuk mereka.
" Sebaiknya kalian bergegas jemputan 5 menit lagi datang..."Sergahnya memotong perdebatan...,dalam hati aku berterima kasih padanya karena mengakhiri ketidaknyamanan ini..., keduanya mengangguk dan bergegas " dimakan bekalnya...!!!" pesan istriku sembari memasukan kotak bento , mereka tersenyum dan menganguk bersamaan dengan klakson mobil jemputan . berpamitan pada ibunya cium tangan dan mengucap salam. lalu berlari sementara padaku mungkin mereka lupa tapi ibu mereka mengingatkan ,sambil tertawa mereka menghampiriku." Maaf Ayah kami lupa..." Jawab mereka kompak " Aku memeluk mereka dan mereka menghadiahiku ciuman di pipi .aku mengantar mereka ke pintu dan melihat mereka naik ke mobil jemputan sekolah. Mobil melaju pelan 2 anak gadisku melambaikan tangan padaku .Ada yang berbeda di hatiku hangat sekali...,aku bahagia melihat mereka begitu bersemangat ke sekolah.
"Jam berapa Jaka biasa bangun...?"Tanyaku pada istriku.
" Setengah Jam lagi juga bangun....Sekolahnya masuk jam 09"
Aku masuk kamar dimana si bungsu masih terlelap..., ku pikir tak akan ada masalah jika Jaka ku bangunkan sekarang.sudah lama aku tak bermain dengan jagoanku .Tapi saat melihat nya terlelap aku tak tega menggangu tidurnya. Aku malah berbaring di sampingnya menatap wajahnya .,Hingga saat dia membuka mata...,aku mengucap selamat pagi...Dia menunjukan gigi ompongnya" hari ini adalah hari kemerdekaan ku..." Ucapnya sangat bahagia, aku kaget dengan kata-kata itu ,mungkinkah anak 5 tahun punya kosa kata semacam itu .
" Kok Bisa...? " Aku bertanya dengan espresi sama dengannya polos.Ini bukan Akting karena ini sungguhan aku tak mengerti apa maksud Anakku
" Ibu bilang kalo Ayah ada di rumah itu berarti aku libur...,aku bebas melakukan apa saja asal tidak nakal , Bermain seharian sama rabbit juga boleh asal jangan lupa cuci tangan kalo mau makan..." Jelas nya pandai sekali ,aku memutar otak mencari kata yang tepat untuk menjelaskan keberadaanku
" Hari ini bukan hari kemerdekaan kamu tapi hari kemerdekaan Ayah...,Dan Ayah merayakannya satu minggu...,jadi kamu harus tetap sekolah..." Jelasku kening anakku mengkerut aku tertawa geli...,cara itu persis sekali dengan aku yang mengerutkan dahi saat berpikir keras .Anak yang bungsu ini sepertinya memang kopian sikap dan karakterku. caranya makan , tidur ,Ekpresinya saat berfikir , marah atau manja sama seperti aku. kebenciannya pada sayuran juga sama dengan aku...,pokoknya yang satu ini aku banget deh. seperti kembar beda umur. " Kamu ngopol...?" Tanyaku menyelidik sekejap berganti dia memeriksa celananya lalu tertawa merasa menang karena tak pipis di celana "Ibu bilang kalo udah sekolah malu kalo masih ngompol...," Katanya serius sekali lagi aku hanya menghela napas , semua hal hanya ibu- dan ibu sedang aku tak pernah melakukan apapun untuk anakku aku Faham sekarang kesalahanku.
Sembari memunggu pangeran kecil kedapur. langkah -demi langkah aku menyadari kekeliruanku .Ku fikir dengan memberi anak ku tempat tinggal yang layak ,makanan bergizi dan pendidikan di tempat bergengsi sudah cukup , tapi ternyata kehampaan menahun yang berujung pada kejenuhan panjang adalah karena aku tak pernah punya bonding yang baik dengan anak-anakku . Jika libur di hari sabtu ,Ragaku memang di rumah tapi aku masih sibuk mengurusi urusan di luar . Aku tak kenal seperti apa anakku sekarang .ada masalah apa di sekolah ,bagaimana hubungannya dengan teman-teman .Istriku sering berniat cerita tapi ku tanggapi biasa saja. sama sekali tak antusias .Apa yang dia lakukan di rumah jika masalah anak kecil saja tak mampu dia tangani.Itu pikiran licikku yang amat bodoh .Akhirnya, mungkin dia malas menceritakan apa pun karena apa yang di ceritakannya tak pernah kuanggap penting. Kupunggu si ompong yang sangat pandai bercerita itu kemanapun sampai aku benar- benar lelah. dan akhirnya duduk di meja makan memperhatikan istriku yang sibuk memarut keju untuk di bubuhkan di atas pisang goreng. segelas susu ada di hadapan 'jurangan ' Jaka.
"Apa kau mau aku ada di rumah dan Jaka tidak ke sekolah hari ini...?" Tanya perempuanku tangannya tetap sibuk mengerjakan ini dan itu , "Aku tak bisa meninggalkan dia di sekolah..., dia mau tenang di kelas tapi aku harus tetap ada di luar jika sekejap saja aku hilang..., Anakmu akan menangis meraung-raung ,gurunya menyerah untuk membuatnya diam..." Jelasnya sembari menatap Jaka yang lahap menyantap pisang goreng keju.
"Jam berapa kau pulang...?"
" Biasanya jam sepuluh "
" Ayah ikut ke sekolah aja...!!! " yang nyeletuk malah putra ku . Ibunya tertawa ,aku tersenyum ternyata sudah sangat lama aku tidak mendengar tawa itu. Tawa yang dulu membuat ku jatuh cinta. Tawa yang membuat ku merasa ramai membuat ku tak lagi merasa sendiri di bumi. Dialah Istriku perempuan yang punya selera humor tinggi yang selalu membuat ku tersenyum dengan celotehannya yang kadang asal tapi tetap sopan . aku jatuh cinta pada senyumnya yang ramah pada siapa saja . aku jatuh cinta pada masakannya.
Dulu 13 tahun yang lalu saat Ayah ibuku mulai ribut untuk meminta mantu ku sodorkan beberapa perempuan teman kuliahku..., teman kerjaku... atau meraka yang ku kenal melalui perkumpulan organisasi hobi yang ku ikuti .Tak ada yang lolos seleksi Ayahku Dalam keputus asaanku aku bertanya pada Ayah orang seperti apa yang harus kucari " Cukuplah Kau cari perempuan yang sopan dan penyayang..., Maka hidupmu akan tenang .Perempuan yang sopan tidak akan mempermalukanmu. mereka yang penyayang akan sangat sabar mengayomimu,,,,menjadi ibu dari anak-anakmu.
Aku menyodorkan Sakina dengan keraguan ,Karena dia hanya perempuan biasa ,pendidikannya hanya SMA. Anak seorang sopir taksi yang biasa mengantarku kemana mana .tapi keraguanku patah seketika saat Ayah ternyata terkekeh dengan celotehan. Ibuku memuji masakannya .
"Ok..., Ayah Ikut kesekolah...!!!" Jawabku lalu bergegas mandi dan menyiapkan diri. Jaka berteriak kegirangan. Kami berangkat sekolah berjalan kaki. Jaka berjalan dimuka .ku gandeng tangan Istriku awalnya dia terlihat Rikuh. Tapi karena aku tak mau melepaskannya. Dia hanya diam dan menunduk menyembunyikan senyum .
Jaka sangat antusias menceritakan kebahagiannya pagi ini karena aku ada di dirumah dan mengantarnya ke sekolah , kontan aku jadi pusat perhatian ,dan itu cukup membuat wajahku panas karena malu. Untunglah pelajaran dimulai hingga perhatian Jaka berubah tak lagi fokus padaku.
Hari ini aku benar-benar jadi tukang ngintil..., pembebek yang nurut...,menemani si bungsu dan ibunya melakukan aktivitas seharian di rumah ,Aku paham sekarang bagaimana rumah di bersihkan , makanan disajikan. Saat 2 putriku pulang dalam keadaan lelah Ibunya adalah mood boster yang selalu sukses membuat senyum mereka mengembang sempurna.
Hari ketiga cutiku aku mulai punya energi baru , mainset ku benar-benar berubah kebahagiaan tidak terbatas pada materi . Uang sangat penting tapi bukan yang paling penting .
Sore itu bersama lembayung yang mulai turun aku menikmati teh hangat bersama tiga anakku . Istriku juga duduk manis dengan kaos hitam dan celana setengah betis
" Hari ini aku sedang jatuh cinta kayaknya..." Kataku serius..., Aku melihat api cemburu di mata istri , tapi aku sok ga tahu dan melanjutkan kata-kataku" sama indah seperti saat aku jatuh cinta pada gadis bernama Sakina." Wajah istriku merah dia tak bisa menyembunyikan amarah yang membakar hatinya..."Aku jatuh cinta pada seorang ibu Bernama Sakina ... "Kataku cepat sambil mengamit lengan Istriku sebelum dia pergi...," I Love You Sakina...,Terima kasih selalu ada di sisiku..." Kataku serius. Sakina hanya menyunggingkan senyum dan menganguk.
Cie... Cie ... Ayah...!!!" Celetukan nakal ternyata datang dari Gadis Anakku ,
Firman berani bilang Gitu ga yah sama kak Gadis..." Balas Raina juga tak kalah nakal...,Aku mengarahkan pandangan pada Gadis dan Raina bergantian
"Siapa Firman...?" Tanyaku tegas tapi ku sunggingkan senyum agar mereka tak takut
"Pacarnya Kak Gadis Ayah...,"Yang menjawab malah Jaka. Gadis berusaha menghentikan Jaka dengan menbekap mulutnya.
"Bukan Ayah...,dia temen aku..." Elak Gadis membela diri. aku berhasil membuat Gadis bercerita banyak tentang Firman , satu poin lagi ku dapatkan sore ini. Putriku sudah memasuki masa pubertas ,banyak hal yang harus ku bicarakan dengan istriku .aku berjanji dalam hati " mulai hari ini ...Kau bukan pejuang tunggal Sakina...,Kau punya aku...,aku hanya perlu 48 jam untuk tahu betapa berat jadi dirimu ,Seorang Ibu The end
I am always with you ... See you dear
Masa-masa bersama anak sayang jika terlewatkan begitu saja ya :(
ReplyDeletesetiap hari selalu ada yang berbeda meski sekilas terlihat biasa saja
Delete