Ngeri itu dihilangkan
Trauma itu dilawan
Bukan dipuja
Dan membiarkan setan
Yang menang
Utari
Bersolek di depan cermin , membubuhkan beberapa warna di kelopak mata dia ingin terlihat dramatis riasan mewah cocok untuk pesta malam hari , gaun panjang hitam cuttingnya sederhana sengaja dia pilih dia sedang ingin bermain dengan riasan make up trend terbaru. Dua jam lalu Diaz membawa kotak besar yang diletakan di hadapannya " Ini trend warna baru limited Edition...,Sengaja Diaz beli untuk Ibu...., Bu, Temani Diaz memenuhi undangan teman Diaz malam ini..., dia dan ibunya berulang tahun pada hari yang sama. Jadi Diaz di undang bersama Ibu..." Kata Diaz putra bungsunya mengganggu lamunan kesendiriannya. Perempuan itu hanya melirik kemudian sibuk kembali dengan pikirannya "Tolonglah Bu..., Hanya untuk malam ini..., Diaz janji ga lama kita akan pulang sebelum tengah malam...." Bujuk putranya mengiba
"Tapi Ibu ga bisa....,Tolong jangan memaksa..." Tolak perempuan itu halus nada suaranya datar
" Hanya hari ini Ibu..., Diaz tidak akan memaksa ibu lagi...., Ini undangan dari orang yang Istimewa buat Diaz...,"Jelas pria tirus berkacamata itu.
" Mandilah Ibu akan ikut jika Ayahmu mengijinkan...," Kata perempuan berkulit kuning itu Akhirnya
" Ayah sudah memberi Izin..., " Tempas Diaz sembari tersenyum senang lalu pamit pada Ibunya untuk bersiap.
Diaz sudah berulang kali menegok Ibunya yang bersolek tanpa berucap beginilah resahnya menunggu perempuan bersolek Lamreta Hadeh .
Jam tujuh lewat Ibunya keluar kamar dan yang berdiri adalah Ayah dengan mulut menganga terhiptotis kecantikan perempuannya. Dia mendekat.
" Sepertinya kamu tak boleh pergi..., Kecantikanmu membangkitkan seleraku...." Rayunya sambil menatap mata Istrinya.
" Mengalahlah Untuk Diaz, Zul...,"
" Sudah sangat lama aku tidak melihat matamu secerah ini..., Gadisku. " Ungkapnya sambil tersenyum dan melepas jemari Istrinya, " Kuharap Inilah kebangkitanmu Utari...." Desis batinnya meratap, sejak 3 bulan Utari menutup diri. dia seperti perempuan anti sosial. yang dia tahu hanya ruang tidur kamar mandi dan dapur. Selebihnya dia tertidur bicara hanya dalam keadaan terpaksa. Tak ada tawa hangat yang jadi trade marknya tak ada senyum manis sungguh karakternya seperti mati. Mati bersama kepiluan itu, kepiluan yang membuatnya menjadi pandai mengunci mulut.
" Diaz , Jangan lepas tangan Ibumu..., jangan jauh darinya...,perempuan cantik harus dijaga kalo tidak dia akan coba dirayu orang...," Pesan Zul pada putra bungsunya .Diaz hanya mengedipkan sebelah matanya memasuki mobil menstaternya pelan kemudian berlalu santai sekali
" Siapa yang akan kita temui sesungguhnya...?"Tanya Utari pelan
" Seorang Gadis Bu..., Yang mengajari ku tentang betapa menyiksanya rasa rindu hingga membuatku tak bisa tidur, aku menikmati setiap denting jarum jam yang terasa bising jika lewat tengah malam. Yang memberi tahuku pahitnya cemburu hingga aku tak sanggup menelan makananku kepalaku rasanya meledak, Ibu dia mahluk jadi- jadian dia tak tahu caranya berdandan .Aku mengungkap perasaanku dan dia menerimanya tapi dia selalu pergi setiap kali kuajak bicara apalagi kalo ada banyak orang jangankan makan bersamaku bicara saja sepertinya dia tak mau..., Jika hendak ku antar dengan mudah dia jawab dia bisa sendiri....,dia tidak membutuhkanku." Keluh Diaz kesal
" Lantas....,"
" Tapi dia selalu mengatakan kalo dia sayang padaku..., semua dia lakukan semata karena sayangnya..., sayang tapi sering sekali meninggalkanku.... menyebalkan"
" Kamu pernah mencarinya saat dia menghilang..., Kamu pernah bertanya kenapa dia menjauh....?"
" Tidak.... , Biarkan saja dia yang pergi...., kebagusan amat aku harus mencarinya dia yang pergi seenaknya datang semau dia..., mudah sekali mempermainkan perasaanku...." Keluh Diaz lagi makin meluap.
" Itulah sisi manja yang berbeda Diaz..., dia sedang sangat manja dia ingin kamu mencarinya bertanya padanya ditempat dimana kalian hanya berdua bicara. Mungkin bukan kata yang dibutuhkan cobalah menatap matanya di sana akan ada kejujuran yang akan mematahkan keraguanmu padanya..."
" Tapi Bu..."
" Kesampingkan Ego dan harga diri..., Tanya lah hatimu jika kau masih menginginkan dia maka pengang erat dia..., " Tukas Ibunya kemudian menutup mulutnya. Diaz pun fokus pada kemudinya
Sampai di pesta suasana sudah ramai pesta ini tak besar si empunya hajat mengatakan kalo mereka hanya mengundang kerabat dekat. lalu kenapa Diaz diundang Kenanga mengatakan bahwa diantara teman -temannya hanya Diaz yang tahu rumahnya. Itu cukup untuk menunjukan bahwa Kenanga menganggap Diaz special penilaian -penilaian itu Utari berikan untuk Kenanga selain penilaian seorang ibu untuk gadis yang dipilih putranya kali ini Diaz cuma terdiam mendengar setiap celoteh Ibunya. dirinya merasa amat beruntung bisa kembali menikmati celoteh cerewet sang Ibu yang sejak 3 bulan membisu menyesali diri menghujat Tuhan mengapa harus dirinya.
Sore itu jalanan yang licin karena hujan. penerangan jalan yang minin. juga kelelahan yang membuatnya mengantuk membuat Utari kehilangan keseimbangan.. Mobil menabrak pilar jembatan Utari tak mengingat apapun kecuali ledakan.Begitu sadar dia sudah ada di Rumah Sakit Rahayu Putrinya mengatakan kalo dirinya tak sadarkan diri selama 3 hari akibat benturan yang amat keras.
Kedakan yang didengarnya bukan mobil yang terbakar melainkan gendang telinganya yang pecah kecelakaaan itu juga membuat syaraf mata kirinya mati.
Dia amat menyesali hari dimana kecelakaan itu terjadi sebelah telinganya sudah mati tak pungsi.sekarang mata kirinya pun buta,
Dia cuma punya satu mata dan satu telinga... pertanyaan yang terus bergejolak dalam dirinya selama 3 bulan adalah "Tuhan kenapa harus saya....?"
Motivasi demi motivasi dia dengar dari suami dan anaknya tapi semua nihil karena semangatnya sendiri sudah mati, dunia sudah kiamat baginya . sampai pada sore tadi saat Diaz mengatakan "Ibu harus Ikut Diaz...,Karena Diaz memerlukan mata ibu untuk melihat seperti apa karakter gadis yang Diaz sukai...,Jika ibu setuju Diaz akan lanjutkan ...."
Diaz memang terlalu pandai untuk membuat semua orang menuruti kehendaknya. saat berhias itulah dia menyadari bahwa Tuhan telah mengambil terang dari mata kirinya tapi tuhan tidak merubah bentuknya.
Tak ada yang akan tahu bahwa telinganya tuli satu,matanya pun begitu, tak ada yang berubah Zul tetap memuji keindahan mata itu. Anaknya masih percaya dan ada untuknya, dia masih bisa melanjutkan Hidupnya.
Jika dia merasa berbeda kacamata bisa membantunya sembunyi,tapi kalopun tidak tak ada yang akan sadar pada mata dan telinganya kecuali jika dia memberitahukannya
Biarlah yang rahasia tetap menjadi rahasia. sampai waktu membukanya atau dia terlindung darinya dia harus kembali menata hari melanjutkan hidup, Sebagai Utari yang sangat cantik
Kisah cantik dari rumah kata untuk kalian... live must go on,,,be smile and Assalammuallaikum
Diaz sudah berulang kali menegok Ibunya yang bersolek tanpa berucap beginilah resahnya menunggu perempuan bersolek Lamreta Hadeh .
Jam tujuh lewat Ibunya keluar kamar dan yang berdiri adalah Ayah dengan mulut menganga terhiptotis kecantikan perempuannya. Dia mendekat.
" Sepertinya kamu tak boleh pergi..., Kecantikanmu membangkitkan seleraku...." Rayunya sambil menatap mata Istrinya.
" Mengalahlah Untuk Diaz, Zul...,"
" Sudah sangat lama aku tidak melihat matamu secerah ini..., Gadisku. " Ungkapnya sambil tersenyum dan melepas jemari Istrinya, " Kuharap Inilah kebangkitanmu Utari...." Desis batinnya meratap, sejak 3 bulan Utari menutup diri. dia seperti perempuan anti sosial. yang dia tahu hanya ruang tidur kamar mandi dan dapur. Selebihnya dia tertidur bicara hanya dalam keadaan terpaksa. Tak ada tawa hangat yang jadi trade marknya tak ada senyum manis sungguh karakternya seperti mati. Mati bersama kepiluan itu, kepiluan yang membuatnya menjadi pandai mengunci mulut.
" Diaz , Jangan lepas tangan Ibumu..., jangan jauh darinya...,perempuan cantik harus dijaga kalo tidak dia akan coba dirayu orang...," Pesan Zul pada putra bungsunya .Diaz hanya mengedipkan sebelah matanya memasuki mobil menstaternya pelan kemudian berlalu santai sekali
" Siapa yang akan kita temui sesungguhnya...?"Tanya Utari pelan
" Seorang Gadis Bu..., Yang mengajari ku tentang betapa menyiksanya rasa rindu hingga membuatku tak bisa tidur, aku menikmati setiap denting jarum jam yang terasa bising jika lewat tengah malam. Yang memberi tahuku pahitnya cemburu hingga aku tak sanggup menelan makananku kepalaku rasanya meledak, Ibu dia mahluk jadi- jadian dia tak tahu caranya berdandan .Aku mengungkap perasaanku dan dia menerimanya tapi dia selalu pergi setiap kali kuajak bicara apalagi kalo ada banyak orang jangankan makan bersamaku bicara saja sepertinya dia tak mau..., Jika hendak ku antar dengan mudah dia jawab dia bisa sendiri....,dia tidak membutuhkanku." Keluh Diaz kesal
" Lantas....,"
" Tapi dia selalu mengatakan kalo dia sayang padaku..., semua dia lakukan semata karena sayangnya..., sayang tapi sering sekali meninggalkanku.... menyebalkan"
" Kamu pernah mencarinya saat dia menghilang..., Kamu pernah bertanya kenapa dia menjauh....?"
" Tidak.... , Biarkan saja dia yang pergi...., kebagusan amat aku harus mencarinya dia yang pergi seenaknya datang semau dia..., mudah sekali mempermainkan perasaanku...." Keluh Diaz lagi makin meluap.
" Itulah sisi manja yang berbeda Diaz..., dia sedang sangat manja dia ingin kamu mencarinya bertanya padanya ditempat dimana kalian hanya berdua bicara. Mungkin bukan kata yang dibutuhkan cobalah menatap matanya di sana akan ada kejujuran yang akan mematahkan keraguanmu padanya..."
" Tapi Bu..."
" Kesampingkan Ego dan harga diri..., Tanya lah hatimu jika kau masih menginginkan dia maka pengang erat dia..., " Tukas Ibunya kemudian menutup mulutnya. Diaz pun fokus pada kemudinya
Sampai di pesta suasana sudah ramai pesta ini tak besar si empunya hajat mengatakan kalo mereka hanya mengundang kerabat dekat. lalu kenapa Diaz diundang Kenanga mengatakan bahwa diantara teman -temannya hanya Diaz yang tahu rumahnya. Itu cukup untuk menunjukan bahwa Kenanga menganggap Diaz special penilaian -penilaian itu Utari berikan untuk Kenanga selain penilaian seorang ibu untuk gadis yang dipilih putranya kali ini Diaz cuma terdiam mendengar setiap celoteh Ibunya. dirinya merasa amat beruntung bisa kembali menikmati celoteh cerewet sang Ibu yang sejak 3 bulan membisu menyesali diri menghujat Tuhan mengapa harus dirinya.
Sore itu jalanan yang licin karena hujan. penerangan jalan yang minin. juga kelelahan yang membuatnya mengantuk membuat Utari kehilangan keseimbangan.. Mobil menabrak pilar jembatan Utari tak mengingat apapun kecuali ledakan.Begitu sadar dia sudah ada di Rumah Sakit Rahayu Putrinya mengatakan kalo dirinya tak sadarkan diri selama 3 hari akibat benturan yang amat keras.
Kedakan yang didengarnya bukan mobil yang terbakar melainkan gendang telinganya yang pecah kecelakaaan itu juga membuat syaraf mata kirinya mati.
Dia amat menyesali hari dimana kecelakaan itu terjadi sebelah telinganya sudah mati tak pungsi.sekarang mata kirinya pun buta,
Dia cuma punya satu mata dan satu telinga... pertanyaan yang terus bergejolak dalam dirinya selama 3 bulan adalah "Tuhan kenapa harus saya....?"
Motivasi demi motivasi dia dengar dari suami dan anaknya tapi semua nihil karena semangatnya sendiri sudah mati, dunia sudah kiamat baginya . sampai pada sore tadi saat Diaz mengatakan "Ibu harus Ikut Diaz...,Karena Diaz memerlukan mata ibu untuk melihat seperti apa karakter gadis yang Diaz sukai...,Jika ibu setuju Diaz akan lanjutkan ...."
Diaz memang terlalu pandai untuk membuat semua orang menuruti kehendaknya. saat berhias itulah dia menyadari bahwa Tuhan telah mengambil terang dari mata kirinya tapi tuhan tidak merubah bentuknya.
Tak ada yang akan tahu bahwa telinganya tuli satu,matanya pun begitu, tak ada yang berubah Zul tetap memuji keindahan mata itu. Anaknya masih percaya dan ada untuknya, dia masih bisa melanjutkan Hidupnya.
Jika dia merasa berbeda kacamata bisa membantunya sembunyi,tapi kalopun tidak tak ada yang akan sadar pada mata dan telinganya kecuali jika dia memberitahukannya
Biarlah yang rahasia tetap menjadi rahasia. sampai waktu membukanya atau dia terlindung darinya dia harus kembali menata hari melanjutkan hidup, Sebagai Utari yang sangat cantik
Kisah cantik dari rumah kata untuk kalian... live must go on,,,be smile and Assalammuallaikum
0 komentar:
Post a Comment
Komentarmu adalah cermin kepribadianmu.terima kasih sudah mengunjungi blog saya