Dia menatap bulan di jendela
Matanya mendung tapi tetap mempesona
Senyumnya layu itulah yang merayu...
Catatan copelia
Tatapan Papah menyabut Ku tak ramah saat Aku menginjakan kaki di ruang duduk,
“Nie... Papah pinjam handponmu...,bawa kemari laptop....” Ungkap PapahTegas menurut ku lebih terdengar memaksa, Aku memberikanya meskipun tak faham apa yang akan dilakukan Papah dengan barang barang pribadiku. ”Papah tadi pagi melihat Kamu mendelik pada satpam.yang terlambat membuka pintu, orang Papah lapor kalo Kamu tidak ke kampus hari ini tapi kelunyuran...,benar??? Kamu punya pembelaan katakan... ” Papah mengungkapkan alasan penyitaan Aku terhenyak, secepat itukah deteksi Papah tadi pagi Aku melakukan kesalahan dan sekarang sebelum makan siang,sebelum Aku sempat berfikir tentang alasan logis bau busuk kebohongan itu nyampe ke hidung Papah, Aku mendesah tak berdaya, tak ada pembelaan karena itu hal yang percuma.tak mungkin lepas dari hukuman Papah, kuliah atau sakit pun mustahil jadi trik jitu untuk lepas dari penjara milik Papah,
Dulu...,Kakaku Aditya membohongi Mamah Papah tetap menghukum Aditya tak boleh keluar rumah, padahal saat itu Aditya sedang ulangan kenaikan kelas, Papah yang datang kesekolah meminta Adit ulangan susulan atau Papah lebih rela Adit tidak naik kelas,sedikit gila....kalo kata teman temanku tapi itulah Papahku Jafar Abubakar
" Maaf..., Pah”Hanya itu yang sanggup ku katakan Aku sudah bisa membayangkan apa yang akan Kujalani seminggu kedepan.
" Masuk kamar..., jangan keluar sebelum Papah izinkan, sepuluh hari Kamu punya waktu untuk merenungi salahmu..., Belajar meremehkan orang membohongi orang tua”
“ Kho..., 10 hari pah...? ” Mamah berusaha protes,
“ Iya Dia harus selesaikan bacaan alqur’an nya kalo mau keluar tadi papah periksa rekaman yang ada di kamarnya, tadarusnya baru sampe zuz 20, sudah 3 bulan," Jelas Papah Aku menunduk sedih Mamah hanya menghempaskan Nafas berat,
Papah Ku adalah Jafar Abubakar pemilik saham besar beberapa perusahaan pertambangan, Aku terbiasa dengan penjagaan super duper ketat. Bahkan mungkin lapis 9, pengawasan pengawalan itu bukan hal baru dalam hidup kami. Maksudku Aku Kakak dan Mamah, Uang baginya sudah seperti lembaran daun, kamarKu Papah buat American style. Rumahku bergaya persia klasic yang banyak di hiasi tiang tiang indah persis penampakan ilusrasi cerita di negeri dongeng.
Papah tidak mengeluarkan kata-kata lain beliau menatapku, sangat tajam memerintah dengan tatapan matanya, lesu Ku langkahkan kaki ke kamarku, melempar kan diri di kasur big size. isi kamar Ku semua serba custom, Papah yang mengurusnya, tapi semua sesuai dengan seleraku padahal Papah tidak berdiskusi denganku, itulah bukti kalo Papah mengenalku, bahkan Papah sepertinya tahu apa yang ada di pikiranku.
Mataku menelisik setiap sudut kamar, mencari dimanakah Papah meletakan kamera pengintai untuk mengawasiku, tapi Aku gagal menemukannya, hanya menyisakan desah nafas berat, inilah ga asiknya jadi putri seorang Jafar Abubakar yang over protektif kalo melakukan kesalahan tak ada yang bisa lepas dari hukumannya, Mamah pernah di hukum dengan di tinggalkan selama seminggu sama Papah gara-garanya. Mama ketahuan chating sama lelaki lain padahal itu hanya teman sekolahnya, dan chatnya ga aneh-aneh, tapi Papah bilang awalnya biasa kalo di biarkan bisa jadi huru –hara, Papah menproteksi keluarganya dengan cara yang sangat berbeda. Mama di supiri seorang perempuan, Aku di jaga 3 bodyguard perempuan, Kak Aditya juga di awasi seorang bodyguard yang siap jadi baju besi untuk keselamatan kak aditya papah tak segan memberikan kado cantik yang mahal untuk kami jika kami berhasil melampaui batas dari taget yang di tetapkan Papah, Aku punya mitsubisi lancer saat kelas VII,atas namaku karena Aku jadi lulusan terbaik dari sekolahku. Kak Aditya punya apartemen saat umurnya belum genap 15 tahun, kala Papah mengambil sertificate hafiz Qur’an, untuknya. paris, milan. london, Mamah mengijakan kaki ke pusat pashion dunia itu setelah Mamah istikomah berhijab selama setahun,
Dan sekarang Aku terpenjara di kamar ini sendiri , wifi pasti mati,handpone, laptop di tangan papah tv kabel putus, di rumah mewah tapi lebih dari zaman batu. Ya Alloh..., aku ingat tadi pagi Aku kesal sekali pada Darma yang lelet membuka pintu gerbang, padahal Aku sudah sangat terlambat, Aku tidur selepas subuh, chat seru dengan teman baru memboroskan waktu Ku, Aku terlambat bangun padahal dosen paling disiplin siap nunggu di kuliah umum pagi ini. Satpam malah lelet buka gerbang, perut lapar ga sempet sarapan, bener kata Papah menejemen waktu itu penting kalo, satu jadwal ngaret semua kacau
Aku belajar mencerna apa yang sedang Ku jalani, Ku habiskan waktu dengan buku-buku. Membaca mencatat, Membuat karikatur, kembali menata waktu sholat Ku yang amburadul, bercengkrama dengan Alqu’an Ku yang berdebu karena jarang Ku buka,
Papah adalah menejer terbaik hidupku, Aku sadar itu sebenarnya, tapi Aku tetep aza manyun kalo dapat hukuman begini, ini zaman apa yah, hari gini pasti semua orang juga kelimpungan kalo hidup tanpa internet. Dunia sudah menyatu jadi kenapa kita harus mengasingkan diri.
Tapi bukan begitu pikiran Papah yang selalu bicara tentang keseinbangan, semua ada porsinya dan harus pas, disiplin waktu dan jujur. Karakter yang tangguh yang berbungkus dengan tatakrama yang yang indah,
Aku tertegun saat tak sengaja Ku dengar pembicaraan Papah dan Mamah, selepas makan malam
“ Sudahlah mah,,,. Nie akan baik –baik saja, Anak itu sebenarnya adalah anak yang kuat, Dia punya cara sendiri untuk melawan jenuhnya lagi pula perempuan itu harus mampu menaklukan kejenuhannya , menikmati rumahnya, Papah ga mau anak perempuan Papah jadi jarum super, jarang di rumah suka pergi, sok jadi sosialita yang sibuk dengan urusannya sendiri. Yang kadang hanya menghamburkan waktu dan uang, dalam doa Papah, Papah selalu meminta untuk di bimbing menjadi orang tua terbaik, untuk Anak- Anak yang terbaik, jadi mertua terbaik untuk menantu terbaik. Karna itulah Papah menempa Anak –Anak dengan keras, Papah ingin Anak Papah layak untuk mendapat seorang pendamping hidup yang terbaik.” Ujar Papah Mamah menatap mata Papah penuh kekaguman lalu mencium pipi kanan Papah yang mulai berkerut . Papah mencubit kedua pipi Mamah dengan gemas,
“ Papah sudah punya kandidat untuk nie....? ” Tanya mama kemudian
“ Belum...,Papah masih sibuk memperbaiki hal-hal remeh dalam dirinya, manusia memang tak ada yang sempurna, tapi setidaknya Papah sanggup menegakan punggung Papah saat mengatakan Papah mau seorang menantu dengan Qualifikasi terbaik, karna anak Papah lulus dan layak untuk mendapat lelaki terbaik “
“ Tapi Pah..., Mamah ragu deh siapa yang akan mendekati anak kita, jika Papah menerapkan penjagaan seketat itu..., yang ada laki-laki mundur semua, Nie hanya akan menjadi boneka Copelia yang menatap dunia di jendela....”
“Tenang cantik..., Papah akan melonggarkan penjagaan bila saat nya tiba.., seperti Adit yang sekarang Papah lepas,” Ujar Papah menenangkan bidadarinya yang manja”saat penjagaan papah di lepas Nie akan menginjakan kakinya dengan yakin sebab bekalnya sudah cukup, Dia telah terbiasa di jaga maka dengan sendirinya Dia akan menjaga dirinya.”Papah menutup pembicaraan dengan mengecup kening Mamah, Aku segera membungkus diriku dengan selimut pura –pura tidur, saat Mamah masuk kamar memastikan keadaan Ku, begitu mamah pergi mataku kembali terbuka,kata kata Papah berputar di otakku,tak terasa air mata menetes menyamping hampir masuk ke telingaku, Aku tak menyangka kalo papah menyayangiku, lebih besar dari Aku menyayangi diriku sendiri. Aku ikhlas jadi Copelia Papah saat ini yang hanya bisa menikmati indahnya dunia dengan diam di jendela..., sebelum Papah melepasku menjelajah dunia sebagai Nirmala Anindia binti Jafar Abubakar
Sekian
Lakukan yang terbaik kita khalifah di bumi..., datang lagi ke rumah kata ya.... see u
Matanya mendung tapi tetap mempesona
Senyumnya layu itulah yang merayu...
Catatan copelia
Aku Nirmala bukan Copelia
Tatapan Papah menyabut Ku tak ramah saat Aku menginjakan kaki di ruang duduk,
“Nie... Papah pinjam handponmu...,bawa kemari laptop....” Ungkap PapahTegas menurut ku lebih terdengar memaksa, Aku memberikanya meskipun tak faham apa yang akan dilakukan Papah dengan barang barang pribadiku. ”Papah tadi pagi melihat Kamu mendelik pada satpam.yang terlambat membuka pintu, orang Papah lapor kalo Kamu tidak ke kampus hari ini tapi kelunyuran...,benar??? Kamu punya pembelaan katakan... ” Papah mengungkapkan alasan penyitaan Aku terhenyak, secepat itukah deteksi Papah tadi pagi Aku melakukan kesalahan dan sekarang sebelum makan siang,sebelum Aku sempat berfikir tentang alasan logis bau busuk kebohongan itu nyampe ke hidung Papah, Aku mendesah tak berdaya, tak ada pembelaan karena itu hal yang percuma.tak mungkin lepas dari hukuman Papah, kuliah atau sakit pun mustahil jadi trik jitu untuk lepas dari penjara milik Papah,
Dulu...,Kakaku Aditya membohongi Mamah Papah tetap menghukum Aditya tak boleh keluar rumah, padahal saat itu Aditya sedang ulangan kenaikan kelas, Papah yang datang kesekolah meminta Adit ulangan susulan atau Papah lebih rela Adit tidak naik kelas,sedikit gila....kalo kata teman temanku tapi itulah Papahku Jafar Abubakar
" Maaf..., Pah”Hanya itu yang sanggup ku katakan Aku sudah bisa membayangkan apa yang akan Kujalani seminggu kedepan.
" Masuk kamar..., jangan keluar sebelum Papah izinkan, sepuluh hari Kamu punya waktu untuk merenungi salahmu..., Belajar meremehkan orang membohongi orang tua”
“ Kho..., 10 hari pah...? ” Mamah berusaha protes,
“ Iya Dia harus selesaikan bacaan alqur’an nya kalo mau keluar tadi papah periksa rekaman yang ada di kamarnya, tadarusnya baru sampe zuz 20, sudah 3 bulan," Jelas Papah Aku menunduk sedih Mamah hanya menghempaskan Nafas berat,
Papah Ku adalah Jafar Abubakar pemilik saham besar beberapa perusahaan pertambangan, Aku terbiasa dengan penjagaan super duper ketat. Bahkan mungkin lapis 9, pengawasan pengawalan itu bukan hal baru dalam hidup kami. Maksudku Aku Kakak dan Mamah, Uang baginya sudah seperti lembaran daun, kamarKu Papah buat American style. Rumahku bergaya persia klasic yang banyak di hiasi tiang tiang indah persis penampakan ilusrasi cerita di negeri dongeng.
Papah tidak mengeluarkan kata-kata lain beliau menatapku, sangat tajam memerintah dengan tatapan matanya, lesu Ku langkahkan kaki ke kamarku, melempar kan diri di kasur big size. isi kamar Ku semua serba custom, Papah yang mengurusnya, tapi semua sesuai dengan seleraku padahal Papah tidak berdiskusi denganku, itulah bukti kalo Papah mengenalku, bahkan Papah sepertinya tahu apa yang ada di pikiranku.
Mataku menelisik setiap sudut kamar, mencari dimanakah Papah meletakan kamera pengintai untuk mengawasiku, tapi Aku gagal menemukannya, hanya menyisakan desah nafas berat, inilah ga asiknya jadi putri seorang Jafar Abubakar yang over protektif kalo melakukan kesalahan tak ada yang bisa lepas dari hukumannya, Mamah pernah di hukum dengan di tinggalkan selama seminggu sama Papah gara-garanya. Mama ketahuan chating sama lelaki lain padahal itu hanya teman sekolahnya, dan chatnya ga aneh-aneh, tapi Papah bilang awalnya biasa kalo di biarkan bisa jadi huru –hara, Papah menproteksi keluarganya dengan cara yang sangat berbeda. Mama di supiri seorang perempuan, Aku di jaga 3 bodyguard perempuan, Kak Aditya juga di awasi seorang bodyguard yang siap jadi baju besi untuk keselamatan kak aditya papah tak segan memberikan kado cantik yang mahal untuk kami jika kami berhasil melampaui batas dari taget yang di tetapkan Papah, Aku punya mitsubisi lancer saat kelas VII,atas namaku karena Aku jadi lulusan terbaik dari sekolahku. Kak Aditya punya apartemen saat umurnya belum genap 15 tahun, kala Papah mengambil sertificate hafiz Qur’an, untuknya. paris, milan. london, Mamah mengijakan kaki ke pusat pashion dunia itu setelah Mamah istikomah berhijab selama setahun,
Dan sekarang Aku terpenjara di kamar ini sendiri , wifi pasti mati,handpone, laptop di tangan papah tv kabel putus, di rumah mewah tapi lebih dari zaman batu. Ya Alloh..., aku ingat tadi pagi Aku kesal sekali pada Darma yang lelet membuka pintu gerbang, padahal Aku sudah sangat terlambat, Aku tidur selepas subuh, chat seru dengan teman baru memboroskan waktu Ku, Aku terlambat bangun padahal dosen paling disiplin siap nunggu di kuliah umum pagi ini. Satpam malah lelet buka gerbang, perut lapar ga sempet sarapan, bener kata Papah menejemen waktu itu penting kalo, satu jadwal ngaret semua kacau
Aku belajar mencerna apa yang sedang Ku jalani, Ku habiskan waktu dengan buku-buku. Membaca mencatat, Membuat karikatur, kembali menata waktu sholat Ku yang amburadul, bercengkrama dengan Alqu’an Ku yang berdebu karena jarang Ku buka,
Papah adalah menejer terbaik hidupku, Aku sadar itu sebenarnya, tapi Aku tetep aza manyun kalo dapat hukuman begini, ini zaman apa yah, hari gini pasti semua orang juga kelimpungan kalo hidup tanpa internet. Dunia sudah menyatu jadi kenapa kita harus mengasingkan diri.
Tapi bukan begitu pikiran Papah yang selalu bicara tentang keseinbangan, semua ada porsinya dan harus pas, disiplin waktu dan jujur. Karakter yang tangguh yang berbungkus dengan tatakrama yang yang indah,
Aku tertegun saat tak sengaja Ku dengar pembicaraan Papah dan Mamah, selepas makan malam
“ Sudahlah mah,,,. Nie akan baik –baik saja, Anak itu sebenarnya adalah anak yang kuat, Dia punya cara sendiri untuk melawan jenuhnya lagi pula perempuan itu harus mampu menaklukan kejenuhannya , menikmati rumahnya, Papah ga mau anak perempuan Papah jadi jarum super, jarang di rumah suka pergi, sok jadi sosialita yang sibuk dengan urusannya sendiri. Yang kadang hanya menghamburkan waktu dan uang, dalam doa Papah, Papah selalu meminta untuk di bimbing menjadi orang tua terbaik, untuk Anak- Anak yang terbaik, jadi mertua terbaik untuk menantu terbaik. Karna itulah Papah menempa Anak –Anak dengan keras, Papah ingin Anak Papah layak untuk mendapat seorang pendamping hidup yang terbaik.” Ujar Papah Mamah menatap mata Papah penuh kekaguman lalu mencium pipi kanan Papah yang mulai berkerut . Papah mencubit kedua pipi Mamah dengan gemas,
“ Papah sudah punya kandidat untuk nie....? ” Tanya mama kemudian
“ Belum...,Papah masih sibuk memperbaiki hal-hal remeh dalam dirinya, manusia memang tak ada yang sempurna, tapi setidaknya Papah sanggup menegakan punggung Papah saat mengatakan Papah mau seorang menantu dengan Qualifikasi terbaik, karna anak Papah lulus dan layak untuk mendapat lelaki terbaik “
“ Tapi Pah..., Mamah ragu deh siapa yang akan mendekati anak kita, jika Papah menerapkan penjagaan seketat itu..., yang ada laki-laki mundur semua, Nie hanya akan menjadi boneka Copelia yang menatap dunia di jendela....”
“Tenang cantik..., Papah akan melonggarkan penjagaan bila saat nya tiba.., seperti Adit yang sekarang Papah lepas,” Ujar Papah menenangkan bidadarinya yang manja”saat penjagaan papah di lepas Nie akan menginjakan kakinya dengan yakin sebab bekalnya sudah cukup, Dia telah terbiasa di jaga maka dengan sendirinya Dia akan menjaga dirinya.”Papah menutup pembicaraan dengan mengecup kening Mamah, Aku segera membungkus diriku dengan selimut pura –pura tidur, saat Mamah masuk kamar memastikan keadaan Ku, begitu mamah pergi mataku kembali terbuka,kata kata Papah berputar di otakku,tak terasa air mata menetes menyamping hampir masuk ke telingaku, Aku tak menyangka kalo papah menyayangiku, lebih besar dari Aku menyayangi diriku sendiri. Aku ikhlas jadi Copelia Papah saat ini yang hanya bisa menikmati indahnya dunia dengan diam di jendela..., sebelum Papah melepasku menjelajah dunia sebagai Nirmala Anindia binti Jafar Abubakar
Sekian
Lakukan yang terbaik kita khalifah di bumi..., datang lagi ke rumah kata ya.... see u