Masih ingat kisah seorang gadis bernama Nikendra yang satu satunya anak perempuan abie..., dari 7 bersaudara di ceritaku yang lalu berjudul Seindah Sayang Lecybell Alena, kalo belum baca..., baca dulu yang itu biar nyambung kesini..., Dan ini dia kelanjutan cerita, dari si bungsu Nikendra alias Nikendy Clara...
Nikendra sedang sibuk dengan coretan-coretan sketsa, ide nya lagi cemerlang..., pencilnya menari begitu dinamis, indah bagai gerakan sang balerina, kepalanya menganguk-anguk mengikuti irama, menyenangkan kalau sudah begini,,, dia memang lebih senang mendesain di kertas, baru di scan.dan menemukan warna yang tepat dengan komputernya. Tarian nya hanya terhenti saat dia mengamati, lalu bergerak lagi..., selesai satu.... dua ..., tiga..., kertas baru dan baru lagi..., seorang patner nya... berkelakar menggoda
”Sang desainer sedang jatuh cinta... inspirasi nya banyak sekali sampe... kepalanya begitu besar..., kepenuhan mau meledak....!!!” Ledek perempuan bertubuh agak mungil, kulitnya putih..., sambil menggerakan matanya nakal, Tawa nya terdengar begitu renyah apalagi saat dia tahu. Nikendra kesal dan melempar karet penghapus kearahnya. Dia yang bergegas menghindar dan keluar.malas mengganggu singa kecil yang sedang tenang
Keasikan Nikendra terusik dengan dering telpon... si cantik berkerudung babyblue hanya melirik lalu asyik lagi menggambar... dia meletakkan pensil nya pada panggilan ke 3..., Tapi sebelum dia pasang headset dengan benar di telinganya, dia mendengar Notifikasi lain memberinya tanda pesan masuk. Mulutnya menyapa penelpon tapi matanya tertuju pada pesan di handpon yang dia pengang dahinya mengerut
“Anty..., kakak di rumah anty..., tapi jangan bilang Ayah kalo... kakak di sini...” Begitu isi pesannya dari ibra..keponakan nya putra bang Akbar yang paling bontot
“siap komandan..., laksanakan...!!!!” Balasnya menyanggupi
Lalu dia fokus pada penelpon nya..., Bang Akbar.
“Kami berdebat..., kemudian Ibra masuk kamar..., Aku fikir ya dia ada di sana..., tapi tadi pas Ibunya meminta dia turun makan,,, Ibra ga ada di kamarnya, satpam komplek bilang melihat Ibra naik taksi” Celoteh Bang Akbar sekarang Nikendra tahu, pangkal masalahnya” Aku sudah berusaha menghubungi teman –temannya. Tapi Ibra tak ada di sana. Mangkanya nanya ke kamu..., kalo di kamu ga ada aku akan tanya neneknya di Lampung, barangkali dia ngabarin mau kesana lagi...” Suara Bang Akbar terdengar putus asa.
“Ibra.., ada di rumahku... tapi dia meminta ku merahasiakan keberadaannya dari Abang...” Kata Nikendra menenangkan ,
“ Ya..., Alloh tuhanku dia begitu bahagia jika orang tuanya panik...” Keluh Akbar
“Abang tenang dia aman di rumahku..., sementara ini biarkan dia menginap di rumah. Nanti Abang jemput dia hari minggu, aku akan coba bicara dengannya...” Ucap Nikendy memberi solusi. Bang Akbar menyetujui, pembicaraan terputus,Nikendy menghela Napas mood nya sudah rusak buyar,,,, dia merapikan kertas di mejanya, mengemasi barang-barang pribadinya lalu meninggalkan ruangan,
“Aku pulang ada urusan..., kalo ada yang mau ketemu kamu atur jadwalnya,,,. Aku tak punya janji khan hari ini...?” Katanya pas dia di meja recepcionis, Aina sahabatnya hanya mengeleng cepat, tak berani banyak bertanya melihat raut wajah Nikendy yang badmood, meskipun Nikendy berusaha bersikap wajar, tapi dia kenal sahabatnya ada hal serius yang lagi ganggu. Tanpa banyak bicara lagi nikendy, berlalu dengan Moge nya pemandangan yang tak biasa seorang hijabers, modis polesan wajah manis membelah panasnya siang mengedarai motor gede.
Tapi itulah Nikendy..., yang cantik dengan hijab modisnya, mandiri. Dengan pemikiran yang kadang aneh..., dia bukan pencinta keteraturan baginya berbeda itu tak masalah. Melanggar kebiasan orang kebanyakan .juga ok...ok aza, asal ga melanggar hukum.ga melanggar Aturan tuhan.
Bisa dibilang Nikendy adalah generasi pendobrak... yang dinamis..., dan punya jiwa pembaharu. Tak jarang dia dianggap aneh di lingkungannya... di omongin tapi di ikutin terus kalo begitu yang aneh itu siapa yah Nikendy atau orang yang mencibir dia tapi kemudian ngikutin..., yang ga aneh ya yang waras yang ga telat minum obat,,, hehehe
Sampai di rumah pas jam satu siang..., hidungnya mencium bau yang sangat menggoda... Celoteh senang datang dari Ibra keponakannya
“Anty..., pulang..., Asyik kakak makan ada temennya...” Celoteh anak berumur delapan tahun, bertubuh gempal itu antusias. Antinya tersenyum manis sambil mengacak-acak rambut Ibra
“Ok...sabar sebentar Anty belum dzuhuran...,”
“Kakak sudah..., Mbak Las yang belum....”Celoteh si kecil sambil melirik, perempuan paruh baya yang sibuk menata meja makan,
“Selesai ini Mbak Las langsung sholat..., Mbaknya khan nyiapin makan untuk jendral kecil dulu tadi katanya udah lapar...” Kata si Mbak membela diri. Sejurus kemudian dia berlalu ,memasuki kamarnya untuk sembahyang dan rehat sejenak
“Anty tidak boleh bicara sekarang, nanti... kakak yang akan bicara kalo marah kakak sama ayah sudah hilang...” Ucap sang jendral kecil menutup mulut Antinya yang mulai membuka obrolan,
“Ok..., tapi sore nanti Kamu harus temanin Anty belanja...,” Balas Nikendra...
“Anty perlu bodyguart ..., yah???” Ledek ponakannya menggemaskan membuat Nikendra tak bisa menahan tawa.
“Iya..., bodyguart yang kuat dan pemberani seperti kamu...!” Ujar Anty cantik serius
Sore yang cerah selepas magrib Nikendra pergi bersama si jendral kecil jalan- jalan. Dia sudah tahu jurus jitu untuk membuat sang pemberontak bicara, jalan-jalan menikmati malam dengan Moge, menikmati jajanan yang berjajar sepanjang jalan , ga usah bicara soal higienis atau tidak yang jelas dia memang lebih menyukai jajanan di kaki lima, lidahnya lebih familiar dengan makanan yang demikian, Apalagi dia jalan sama Ibra yang sama-senang berpetualang,
Menikmati makanan dan berbagai permainan membuat mood Ibra... kembali baik
“Aku benci Ayah... Anty, Ayah selalu memintaku..., untuk pandai di sekolah, ikut bimbel... ini dan itu..., padahal aku sudah bilang aku benci sekolahku, aku harus ikut semua pelajaran yang aku tak suka...,” Ibra mulai bercerita. Nikendy mendengarkan dengan serius. Setiap kata yang keluar dari bocah 8 tahun itu selalu ajaib untuknya,” Ayah marah gara –gara nilai PPKN dan IPS ku jelek...” Aku sudah bilang berkali-kali sama Ayah kalo aku tak suka jika aku harus menghapal.kepalaku pusing sekali Anty..., tapi jika aku harus berhitung aku bisa menyelesaikan dengan cepat...” Aku suka musik Anty tapi ayah bilang belajar musik itu ga ada gunanya..., Ayah itu pemaksa...” Ibra menyelesaikan ceritanya..., lalu menghampiri pedangang hamster dan merengek pada Antynya untuk membeli.
“ Iya..., Anty beliin tapi harus di rawat di kasih makan jangan sampe lupa, saat kita memelihara sesuatu..., maka kita harus memberikan hak nya dengan baik,,”
Ok..., jendral janji princess...” Kata Ibra menyanggupi,” Jendral akan menjaga pemberian princess,,, sebaik jendral menjadi penjaga Anty ...” Lanjutnya mantap
“dengan rodanya...,???” Tanya Nikendra
“ga usah Anty..., kakak masih punya rodanya...,” Jawab pangeran kecil, dan Nikendra tersenyum senang saat sang jendral bertanya pada sang penjual cara memelihara hamster, karena itu adalah bukti awal kalo sang jendral akan memenuhi janjinya menjadi pemelihara yang baik untuk tikus putih kecil yang di belinya, belajar bertanggung jawab itu intinya
Hari minggu yang telah di sepakati, Bang Akbar datang bersama Sis Aisyah istrinya, menjemput sang putra yang sedang menjalankan misi protes padanya. Ibra di temui Ibunya terlebih dahulu sementara Ayahnya bicara dengan Nikendy
“Aku bingung menghadapi Anak ini..., aku punya lima anak tapi yang ini benar-benar membuat kepalaku kleyengan..” Keluh Bang Akbar yang tinggi besar,
“Tapi jika Ibra di beri kesempatan untuk melakukan apa yang dia suka..., gelombang protesnya tidak akan sebesar ini,yang dia mau Cuma satu sebenarnya Bang dia ingin di dengarkan...”
“Kamu tahu apa yang dia mau..., dia mau belajar musik dan yang ia pilih adalah Celo..., mau jadi apa..., laki-laki kok belajar Celo” Protes Abang nya kurang setuju
“Abang pernah mendengar Celo dimainkan ...?”
“ya..., tentu saja..., Celo adalah alat musik lembut yang lebih pantas di dimainkan seorang perempuan...”
“Abang harus belajar dari abik..., Abang ingat saat aku ingin jadi seorang desainer... Abik tidak melarang, padahal kala itu, pekerjaan sebagai desainer sangat menakutkan, karena desainer berarti membuat baju-baju terbuka yang memamerkan keindahan lekuk tubuh, tapi abik Cuma pesan jaga jilbab mu dan ajaklah semua perempuan untuk berjilbab.Abang tentu Paham bagaimana trens saat itu dimana, hijab adalah pakaian yang di kultuskan , seseorang yang berjilbab adalah orang tua yang kampungan, tapi abang lihat sekarang..., pakaian untuk wanita berhijab lebih beragam , di bandingkan pakaian untuk perempuan tanpa hijab, ”Ucap Nikendra panjang lebar, ia berusaha membuka mata Abang nya, dan Abang nya, manggut-manggut membenarkan.
“Baiklah aku akan memberi dia kesempatan..., satu tahun untuk menjadi seperti apa yang dia mau... , Anggaplah ini percobaan, kalo pun gagal..., dia masih kecil masih bisa ku kembalikan pada aturan awal...,” Ucap abang akhirya, sebelum dia melakukan negosiasi dengan jendralnya,
Jam 9 malam...,Ibra pulang...,
“Anty..., pikirkan 4 laki laki yang kakak ceritakan pada Anty...” Pesan Sang jendral serius
Kedua orang tuanya saling pandang,hampir berbarengan menatap Nikendra, tapi yang di tatap Cuma tersenyum ,,,.
“ Baiklah..., Anty akan lakukan apa yang Kakak Ibra sarankan...” Kata Perempuan tinggi besar itu amat tenang
Sepergi nya Ibra..., Nikendy duduk di teras menikmati semilir angin malam pikirannya melayang pada pembicaraan malam kemarin bersama Ibra keponakanya saat mereka berangkat tidur.
“Anty..., tadi siang ada yang datang kesini, membawa buket bunga mawar putih untuk Anty tapi maaf..., Kakak membuangnya ke tempat sampah,karena Kakak main –main, terus rusak tersenggol, pecah..., Kakak takut Anty marah jadi kakak minta sama mbak Las untuk tutup mulut...,” Aku anak kecil itu..., mukanya pucat takut di marahi Antinya,” Tapi kakak menyimpan kartu Ucapannya, tadinya pas sudah di rumah kakak akan menggantinya.Tapi kakak ingat pesan Ibu, Ibu bilang kakak ga boleh ngorekin celengan lagi...,Terangnya, tatapan matanya memelas minta di ampuni
“Mana kartunya...,?”
Ibra menyerahkan, kartu yang ditemukan di buket mawar tadi siang, Nikendra menerimanya membacanya lalu membuangnya ke tempat sampah yang ada dekat meja kerjanya, apa yang di lakukannya tak lepas dari tatapan jeli si jendral kecil,
“Kenapa..., di buang...,? ” Tanya Anak kecil itu heran
“Memang kenapa...? ”Balas Anty nya balik bertanya
“Mbak Kemala..., selalu menyimpan apa yang di kasih pacarnya” Jawab Anak itu santai tapi tak bisa menutupi rasa herannya,” Apa anty selalu begitu membuang pemberian lelaki yang sayang sama Anty...???”Selidik anak itu lagi-lagi ajaib untuk Nikendy” Kenapa..., Anty tak suka dengan orangnya,.... Tadi Mbak Las juga bilang kalo banyak lelaki yang mendekati Anty ingin jadi pacar Anty,...,Ada 4 apa 5,Itu yang sekarang,yang sudah mundur entah ada berapa...” Anty mau yang seperti apa sih ...”Tanya si kecil kritis,
“Anti mau yang seperti kamu..., Jendral Ibrahim Hasan...Yang sayang sama Anty yang jadi bodyguart kuat dan hebat buat Anty...” Kata Sang desainer sambil memeluk keponakannya, kemudian mereka sepakat untuk tidur..., Nikendra mendengarkan keponakannya melapalkan ayat –ayat yang biasa di bacanya sebelum tidur,,,. Dan di tutup dengan bismika Allohuma Ahya wa ammutu...
“Abik..., Apakah mereka akan tetap datang..., mendekat, seandainya aku bukan anak abik,Apakah mereka akan tetap datang seandainya Aku bukan adik Bang Akbar seorang perwira tinggi angkatan udara, Atau aku bukan ipar Lecybell Alena...Abik..., Apakah mereka akan tetap merapat jika aku hanya perempuan biasa, bukan seorang Nikendy Clara...Abik..., abik...,”Tangis tak kuasa di bendungnya. Dia segera mengunci pintu dan naik ke kamar nya...,
bersambung... Bagaimana kelanjutan cerita Nikendra..., siapa 4 pria yang medekat Padanya... Pasti makin seru jadi minggu depan di hari minggu jam 09 pagi..., datang lagi ya,,,.
SKETSA MERAH MUDA
Nikendra sedang sibuk dengan coretan-coretan sketsa, ide nya lagi cemerlang..., pencilnya menari begitu dinamis, indah bagai gerakan sang balerina, kepalanya menganguk-anguk mengikuti irama, menyenangkan kalau sudah begini,,, dia memang lebih senang mendesain di kertas, baru di scan.dan menemukan warna yang tepat dengan komputernya. Tarian nya hanya terhenti saat dia mengamati, lalu bergerak lagi..., selesai satu.... dua ..., tiga..., kertas baru dan baru lagi..., seorang patner nya... berkelakar menggoda
”Sang desainer sedang jatuh cinta... inspirasi nya banyak sekali sampe... kepalanya begitu besar..., kepenuhan mau meledak....!!!” Ledek perempuan bertubuh agak mungil, kulitnya putih..., sambil menggerakan matanya nakal, Tawa nya terdengar begitu renyah apalagi saat dia tahu. Nikendra kesal dan melempar karet penghapus kearahnya. Dia yang bergegas menghindar dan keluar.malas mengganggu singa kecil yang sedang tenang
Keasikan Nikendra terusik dengan dering telpon... si cantik berkerudung babyblue hanya melirik lalu asyik lagi menggambar... dia meletakkan pensil nya pada panggilan ke 3..., Tapi sebelum dia pasang headset dengan benar di telinganya, dia mendengar Notifikasi lain memberinya tanda pesan masuk. Mulutnya menyapa penelpon tapi matanya tertuju pada pesan di handpon yang dia pengang dahinya mengerut
“Anty..., kakak di rumah anty..., tapi jangan bilang Ayah kalo... kakak di sini...” Begitu isi pesannya dari ibra..keponakan nya putra bang Akbar yang paling bontot
“siap komandan..., laksanakan...!!!!” Balasnya menyanggupi
Lalu dia fokus pada penelpon nya..., Bang Akbar.
“Kami berdebat..., kemudian Ibra masuk kamar..., Aku fikir ya dia ada di sana..., tapi tadi pas Ibunya meminta dia turun makan,,, Ibra ga ada di kamarnya, satpam komplek bilang melihat Ibra naik taksi” Celoteh Bang Akbar sekarang Nikendra tahu, pangkal masalahnya” Aku sudah berusaha menghubungi teman –temannya. Tapi Ibra tak ada di sana. Mangkanya nanya ke kamu..., kalo di kamu ga ada aku akan tanya neneknya di Lampung, barangkali dia ngabarin mau kesana lagi...” Suara Bang Akbar terdengar putus asa.
“Ibra.., ada di rumahku... tapi dia meminta ku merahasiakan keberadaannya dari Abang...” Kata Nikendra menenangkan ,
“ Ya..., Alloh tuhanku dia begitu bahagia jika orang tuanya panik...” Keluh Akbar
“Abang tenang dia aman di rumahku..., sementara ini biarkan dia menginap di rumah. Nanti Abang jemput dia hari minggu, aku akan coba bicara dengannya...” Ucap Nikendy memberi solusi. Bang Akbar menyetujui, pembicaraan terputus,Nikendy menghela Napas mood nya sudah rusak buyar,,,, dia merapikan kertas di mejanya, mengemasi barang-barang pribadinya lalu meninggalkan ruangan,
“Aku pulang ada urusan..., kalo ada yang mau ketemu kamu atur jadwalnya,,,. Aku tak punya janji khan hari ini...?” Katanya pas dia di meja recepcionis, Aina sahabatnya hanya mengeleng cepat, tak berani banyak bertanya melihat raut wajah Nikendy yang badmood, meskipun Nikendy berusaha bersikap wajar, tapi dia kenal sahabatnya ada hal serius yang lagi ganggu. Tanpa banyak bicara lagi nikendy, berlalu dengan Moge nya pemandangan yang tak biasa seorang hijabers, modis polesan wajah manis membelah panasnya siang mengedarai motor gede.
Tapi itulah Nikendy..., yang cantik dengan hijab modisnya, mandiri. Dengan pemikiran yang kadang aneh..., dia bukan pencinta keteraturan baginya berbeda itu tak masalah. Melanggar kebiasan orang kebanyakan .juga ok...ok aza, asal ga melanggar hukum.ga melanggar Aturan tuhan.
Bisa dibilang Nikendy adalah generasi pendobrak... yang dinamis..., dan punya jiwa pembaharu. Tak jarang dia dianggap aneh di lingkungannya... di omongin tapi di ikutin terus kalo begitu yang aneh itu siapa yah Nikendy atau orang yang mencibir dia tapi kemudian ngikutin..., yang ga aneh ya yang waras yang ga telat minum obat,,, hehehe
Sampai di rumah pas jam satu siang..., hidungnya mencium bau yang sangat menggoda... Celoteh senang datang dari Ibra keponakannya
“Anty..., pulang..., Asyik kakak makan ada temennya...” Celoteh anak berumur delapan tahun, bertubuh gempal itu antusias. Antinya tersenyum manis sambil mengacak-acak rambut Ibra
“Ok...sabar sebentar Anty belum dzuhuran...,”
“Kakak sudah..., Mbak Las yang belum....”Celoteh si kecil sambil melirik, perempuan paruh baya yang sibuk menata meja makan,
“Selesai ini Mbak Las langsung sholat..., Mbaknya khan nyiapin makan untuk jendral kecil dulu tadi katanya udah lapar...” Kata si Mbak membela diri. Sejurus kemudian dia berlalu ,memasuki kamarnya untuk sembahyang dan rehat sejenak
“Anty tidak boleh bicara sekarang, nanti... kakak yang akan bicara kalo marah kakak sama ayah sudah hilang...” Ucap sang jendral kecil menutup mulut Antinya yang mulai membuka obrolan,
“Ok..., tapi sore nanti Kamu harus temanin Anty belanja...,” Balas Nikendra...
“Anty perlu bodyguart ..., yah???” Ledek ponakannya menggemaskan membuat Nikendra tak bisa menahan tawa.
“Iya..., bodyguart yang kuat dan pemberani seperti kamu...!” Ujar Anty cantik serius
Sore yang cerah selepas magrib Nikendra pergi bersama si jendral kecil jalan- jalan. Dia sudah tahu jurus jitu untuk membuat sang pemberontak bicara, jalan-jalan menikmati malam dengan Moge, menikmati jajanan yang berjajar sepanjang jalan , ga usah bicara soal higienis atau tidak yang jelas dia memang lebih menyukai jajanan di kaki lima, lidahnya lebih familiar dengan makanan yang demikian, Apalagi dia jalan sama Ibra yang sama-senang berpetualang,
Menikmati makanan dan berbagai permainan membuat mood Ibra... kembali baik
“Aku benci Ayah... Anty, Ayah selalu memintaku..., untuk pandai di sekolah, ikut bimbel... ini dan itu..., padahal aku sudah bilang aku benci sekolahku, aku harus ikut semua pelajaran yang aku tak suka...,” Ibra mulai bercerita. Nikendy mendengarkan dengan serius. Setiap kata yang keluar dari bocah 8 tahun itu selalu ajaib untuknya,” Ayah marah gara –gara nilai PPKN dan IPS ku jelek...” Aku sudah bilang berkali-kali sama Ayah kalo aku tak suka jika aku harus menghapal.kepalaku pusing sekali Anty..., tapi jika aku harus berhitung aku bisa menyelesaikan dengan cepat...” Aku suka musik Anty tapi ayah bilang belajar musik itu ga ada gunanya..., Ayah itu pemaksa...” Ibra menyelesaikan ceritanya..., lalu menghampiri pedangang hamster dan merengek pada Antynya untuk membeli.
“ Iya..., Anty beliin tapi harus di rawat di kasih makan jangan sampe lupa, saat kita memelihara sesuatu..., maka kita harus memberikan hak nya dengan baik,,”
Ok..., jendral janji princess...” Kata Ibra menyanggupi,” Jendral akan menjaga pemberian princess,,, sebaik jendral menjadi penjaga Anty ...” Lanjutnya mantap
“dengan rodanya...,???” Tanya Nikendra
“ga usah Anty..., kakak masih punya rodanya...,” Jawab pangeran kecil, dan Nikendra tersenyum senang saat sang jendral bertanya pada sang penjual cara memelihara hamster, karena itu adalah bukti awal kalo sang jendral akan memenuhi janjinya menjadi pemelihara yang baik untuk tikus putih kecil yang di belinya, belajar bertanggung jawab itu intinya
Hari minggu yang telah di sepakati, Bang Akbar datang bersama Sis Aisyah istrinya, menjemput sang putra yang sedang menjalankan misi protes padanya. Ibra di temui Ibunya terlebih dahulu sementara Ayahnya bicara dengan Nikendy
“Aku bingung menghadapi Anak ini..., aku punya lima anak tapi yang ini benar-benar membuat kepalaku kleyengan..” Keluh Bang Akbar yang tinggi besar,
“Tapi jika Ibra di beri kesempatan untuk melakukan apa yang dia suka..., gelombang protesnya tidak akan sebesar ini,yang dia mau Cuma satu sebenarnya Bang dia ingin di dengarkan...”
“Kamu tahu apa yang dia mau..., dia mau belajar musik dan yang ia pilih adalah Celo..., mau jadi apa..., laki-laki kok belajar Celo” Protes Abang nya kurang setuju
“Abang pernah mendengar Celo dimainkan ...?”
“ya..., tentu saja..., Celo adalah alat musik lembut yang lebih pantas di dimainkan seorang perempuan...”
“Abang harus belajar dari abik..., Abang ingat saat aku ingin jadi seorang desainer... Abik tidak melarang, padahal kala itu, pekerjaan sebagai desainer sangat menakutkan, karena desainer berarti membuat baju-baju terbuka yang memamerkan keindahan lekuk tubuh, tapi abik Cuma pesan jaga jilbab mu dan ajaklah semua perempuan untuk berjilbab.Abang tentu Paham bagaimana trens saat itu dimana, hijab adalah pakaian yang di kultuskan , seseorang yang berjilbab adalah orang tua yang kampungan, tapi abang lihat sekarang..., pakaian untuk wanita berhijab lebih beragam , di bandingkan pakaian untuk perempuan tanpa hijab, ”Ucap Nikendra panjang lebar, ia berusaha membuka mata Abang nya, dan Abang nya, manggut-manggut membenarkan.
“Baiklah aku akan memberi dia kesempatan..., satu tahun untuk menjadi seperti apa yang dia mau... , Anggaplah ini percobaan, kalo pun gagal..., dia masih kecil masih bisa ku kembalikan pada aturan awal...,” Ucap abang akhirya, sebelum dia melakukan negosiasi dengan jendralnya,
Jam 9 malam...,Ibra pulang...,
“Anty..., pikirkan 4 laki laki yang kakak ceritakan pada Anty...” Pesan Sang jendral serius
Kedua orang tuanya saling pandang,hampir berbarengan menatap Nikendra, tapi yang di tatap Cuma tersenyum ,,,.
“ Baiklah..., Anty akan lakukan apa yang Kakak Ibra sarankan...” Kata Perempuan tinggi besar itu amat tenang
Sepergi nya Ibra..., Nikendy duduk di teras menikmati semilir angin malam pikirannya melayang pada pembicaraan malam kemarin bersama Ibra keponakanya saat mereka berangkat tidur.
“Anty..., tadi siang ada yang datang kesini, membawa buket bunga mawar putih untuk Anty tapi maaf..., Kakak membuangnya ke tempat sampah,karena Kakak main –main, terus rusak tersenggol, pecah..., Kakak takut Anty marah jadi kakak minta sama mbak Las untuk tutup mulut...,” Aku anak kecil itu..., mukanya pucat takut di marahi Antinya,” Tapi kakak menyimpan kartu Ucapannya, tadinya pas sudah di rumah kakak akan menggantinya.Tapi kakak ingat pesan Ibu, Ibu bilang kakak ga boleh ngorekin celengan lagi...,Terangnya, tatapan matanya memelas minta di ampuni
“Mana kartunya...,?”
Ibra menyerahkan, kartu yang ditemukan di buket mawar tadi siang, Nikendra menerimanya membacanya lalu membuangnya ke tempat sampah yang ada dekat meja kerjanya, apa yang di lakukannya tak lepas dari tatapan jeli si jendral kecil,
“Kenapa..., di buang...,? ” Tanya Anak kecil itu heran
“Memang kenapa...? ”Balas Anty nya balik bertanya
“Mbak Kemala..., selalu menyimpan apa yang di kasih pacarnya” Jawab Anak itu santai tapi tak bisa menutupi rasa herannya,” Apa anty selalu begitu membuang pemberian lelaki yang sayang sama Anty...???”Selidik anak itu lagi-lagi ajaib untuk Nikendy” Kenapa..., Anty tak suka dengan orangnya,.... Tadi Mbak Las juga bilang kalo banyak lelaki yang mendekati Anty ingin jadi pacar Anty,...,Ada 4 apa 5,Itu yang sekarang,yang sudah mundur entah ada berapa...” Anty mau yang seperti apa sih ...”Tanya si kecil kritis,
“Anti mau yang seperti kamu..., Jendral Ibrahim Hasan...Yang sayang sama Anty yang jadi bodyguart kuat dan hebat buat Anty...” Kata Sang desainer sambil memeluk keponakannya, kemudian mereka sepakat untuk tidur..., Nikendra mendengarkan keponakannya melapalkan ayat –ayat yang biasa di bacanya sebelum tidur,,,. Dan di tutup dengan bismika Allohuma Ahya wa ammutu...
“Abik..., Apakah mereka akan tetap datang..., mendekat, seandainya aku bukan anak abik,Apakah mereka akan tetap datang seandainya Aku bukan adik Bang Akbar seorang perwira tinggi angkatan udara, Atau aku bukan ipar Lecybell Alena...Abik..., Apakah mereka akan tetap merapat jika aku hanya perempuan biasa, bukan seorang Nikendy Clara...Abik..., abik...,”Tangis tak kuasa di bendungnya. Dia segera mengunci pintu dan naik ke kamar nya...,
bersambung... Bagaimana kelanjutan cerita Nikendra..., siapa 4 pria yang medekat Padanya... Pasti makin seru jadi minggu depan di hari minggu jam 09 pagi..., datang lagi ya,,,.
0 komentar:
Post a Comment
Komentarmu adalah cermin kepribadianmu.terima kasih sudah mengunjungi blog saya