Saat langit –langit kamarku,sudah penuh oleh sketsa wajahmu
Aku benar benar merasa sangat bodoh tak mampu mengedalikan nalarku
Otakku penuh senyummu mungkin inilah jatuh cinta
AKU JATUH CINTA
Aku tak bisa untuk tidak melirik saat ku dengar celotehan nya di ujung lorong, dan seperti biasa, dia tetap dengan posisinya terus bercerita dan tertawa, dia memang tak pernah peduli padaku, setidaknya itu menurutku, sebab setiap kali kami beradu tatap dia tidak tersenyum atau menunduk seperti gadis lain di sekolahku, mereka rata –rata sibuk jika ku tatap, mencari perhatianku itu sepertinya sudah menjadi makanan wajib buat mereka, Namaku Hendrik, wajahku ciamik meskipun ga mirip artis manapun tapi cukup untuk membuat mereka slowmotion sejenak mengagumi apa yang dianugerahkan tuhan pada diriku, Tuhan yang maha indah menitipiku setitik keindahan.
Terbiasa di kejar..., membuatku kehilangan sensasi saat melihat cewek cantik yang tersenyum semanis lolipop, mengharap aku membalas mereka dengan seulas senyum yang akan berlanjut dengan perjalanan berikutnya,
Tapi entahlah bagiku membalas senyum hanya sebuah kewajiban karena Papa selalu menasehati ku bahwa sombong adalah selendang Tuhan, yang maha kaya dan maha segalanya, hanya Dia yang layak untuk sombong. Karena memang memenuhi segala syarat yang di perlukan untuk menjadi sombong.
Namun jika Tuhan yang layak sombong pun tetap jadi penyayang, yang halus lembut, menjadi pengasih tanpa pilih kasih, apalah aku ini, apa yang bisa ku banggakan saat ini, aku makan masih dengan harta Papa, tinggal di rumah Papa, aku sekolah dengan uang P apa,meskipun secara pandangan manusia sangat layak jika aku sombong, pajak yang harus papa keluarkan dari hartanya lebih dari 500 juta, itu belum termasuk yang di rahasiakan tapi lagi –lagi dogma Papa lah yang membuat ku low profile,
Aku pelajar SMU kelas XI,yah jika aku adalah orang lain mungkin aku akan begadang tiap malam menikmati hingar bingar kota, tapi tidak denganku karna sepulang sekolah papa sudah menungguku untuk mengendalikan bisnisnya, Uang vie bagianku masuk tabungan dan yang memengang kendali atas tabungan ku adalah Mama, jagonya menejemen keuangan , bisa dibayangkan mereka mendesain masa depanku sebegitu detail, memberi ruang padaku dan tetap menjadi aku tapi tetap kendalinya ada pada mereka.
Baru sekali ini dadaku belajar bergetar oleh senyum seorang perempuan,mustahil jika dia tidak mengetahui siapa aku, tapi mengapa dia seperti batu yang tak tergiur dengan segala pesonaku,
Bukan seorang gadis cantik, dia hanya siswi yang lebih senang menghabiskan waktu istirahatnya di perpustakaan, kadang kalo dia lagi enggan membaca dia membantu petugas perpus merapikan buku-buku,
Rambutnya di kuncir kuda, wajahnya hanya di poles makeup tipis tak tampak hasil hasil perawatan di sana ,Natural
Aku selalu tertegun dengan senyum itu, suaranya tak di lembutkan. Tidak terdengar manja, padahal aku ada di dekatnya, dia benar-benar biasa saja denganku dan itu yang membuatku jadi gemes banget sama dia, Tasya Adinda,,,ya Tuhan aku gagal fokus..., aku teropsesi, gadis yang menurut teman-temanku kampungan , sebab saat gadis lain sibuk berusaha cantik dia cuma senyum saat ku dengar sahabatnya merayunya untuk luluran,
Dia tersenyum ramah pada satpam di sekolahku, dan aku iri pada satpam itu, kenapa Tasya tak pernah tersenyum padaku, aku sudah menjatuhkan harga diri, aku nengajaknya ngedate, tapi dia mengelak halus,,, heh mau halus..., mau kasar tetep aza nyakitin karena intinya aku di tolak,itu membuat aku jadi malas makan, males beraktifitas perempuan itu sudah membuat ku patah hati...,i’am broken heart, tapi aku tak berpatah arang ,aku itu Hendrik. Rasa penasaranku malah seemakin menjadi setiap malam aku malah jadi mimpiin dia, menolakan itu menantangku. Sang pemburu.
Fikiranku ga waras ini bukan cinta, ini adalah ambisi ini obsesi. Segalnya berubah aku membuntutinya selama berminggu-minggu dan kenyataan membenturkan aku pada kenyataan yang paling mengejutka.
Minggu ke 5 aku melakukan pengintaian..., aku melihat sebuah mobil sedan mewah memasuki perataran rumahnya, aku kenal mobil itu mobil ku dan yang keluar dari sana adalah Papaku mau apa Papa kerumah Tasya. Tapi kurang dari setengah jam Papa keluar, dan kembali memasuki mobilnya, ku pastikan papa ga kemana-mana lagi papa pulang.aku berusaha mendahului papa untuk sampai di rumah, syukurlah aku berhasil, Papa datang seperti biasa manis sekali, dia menanyakan Aktifitasku seharian seperti biasa, aku menjawabnya pun biasa aku tak ingin mengambil keputusan terlalu dini soal Papa dan Tasya.
Ku beranikan diri untuk mendekat pada Tasya, Seperti biasa dia menanggapi dingin kehadiran ku
“Aku hendak kerumahmu semalam..., tapi ga jadi sebab pas aku mau masuk ada sedan hitam di halaman,... jadi dia yang membuat mu menolak ku? ” Tanyaku tepat sasaran Tasya menatapku lalu menggangguk mantap.
“ Itu mobil pacarmu...? ” Kejarku Tasya mengeleng lalu memberi jawaban yang benar-benar syoking buat aku
“itu...,mobil ayah...”
“Maksudmu...,?”
“Itu mobil Ayahku Hendrik, suami dari Ibuku..., masa begitu saja kamu tak Faham...” Ucap Tasya pelan tapi menampar keras di hatiku
“Ayah tiri mu...? ”
“Bukan, Ayah kandungku...,? ” Terang Tasya sepertinya dia tak faham kalo pernyataannya ibarat pedang yang menghunus tepat di jantungku, kakiku lemas, petir terasa menyambar kepalaku, aku terduduk lesu..., tapi Tasya memengang tanganmu
“sejak awal Ayah sudah bilang padaku..., kalo aku satu sekolah dengan adik tiri ku yaitu kamu.... Kalo saja Ibuku tidak meninggal..., sebenarnya aku enggan pindah kemari. Sejak kecil aku hanya mengenal suara Ayah, karena beliau tak pernah datang, aku sudah membiasakan diri hidup bersama Ibuku, tapi Ibuku sakit keras dan meninggal tahun lalu, jadilah aku sebatang kara, makanya Ayah memindahkan sekolahku kemari..., meskipun aku hanya memiliki waktu ayah 2 hari dalam seminggu, aku sudah senang karena Ayah tetap meluangkan waktu menjenguk ku setiap hari sebelum pulang kerumah mu ” kali ini suara Tasya terdengar mengiba.
Aku mendengar setiap perkataan Tasya diantara nyata dan mimpi..., Nalarku tak bisa terima jika Papa punya anak selain aku, punya istri selain Ibuku dan dia adalah Tasya Adinda, perempuan yang mengajariku, apa yang di katakan orang jatuh cinta. Ini hidupku bukan film India,... aku jatuh cinta pada kakakku sendiri anak dari ayahku.Tuhan Adilkah ini untukku...jika ya ajari aku menerima kenyataan terpahit dalam hidupku... THE END
Dan diantara kebesaran kuasaNya adalah menautkan hatimu dengan cinta, maka cintailah dia, dan jika kau belum memiliki cinta itu, maka tuhanmu sedang meengajarimu,,, cara mencintai dirimu sendiri
0 komentar:
Post a Comment
Komentarmu adalah cermin kepribadianmu.terima kasih sudah mengunjungi blog saya