Ini cerita dari seorang korban tragedi bom bali, seorang hindu yang merubah pola Fikirnya bahwa Islam dan teroris itu berbeda. Tak bisa dianggap sama sebab teroris adalah orang –orang yang mengatasnamakan agama untuk melakukan perbuatan Kriminal,,,seperti apa lengkapnya... dengerin sendiri deh....silahkan masuk...
Dan aku tersenyum lucu melihat Komang. Bersama Kadek Ngurah datang. Sudah lebih dari setengah jam menunggu sudah membuatku merasa mati kutu, Babe sang pemilik Warung senyam-senyum ngeselin dari tadi dengan gayanya yang memang sering asal dia bertanya Giliran siapa hari ini...??? Kesan nya aku itu apa gitu..., Bete sumpah kalo di ingat,
“Lama nunggunya...,???” Tanya beli Ngurah Aku mengangguk cepat, Maaf..., Ada insiden tak terduga,,,” Katanya sambil melirik temannya yang dari tadi Cuma diam
“Apa bukan aku...!!!” Kilah beli Komang tanpa melirik pada Kadek Ngurah teman kentalnya,
“Kalo kamu tak sibuk mengacak-ngacak lemari kita tak akan terlambat...” Ngurah berusaha mencari pembenaran, Komang hanya tertawa terkekeh –kekeh
“Tak usah dengarkan dia Arista..., pokonya aku minta Maaf untuk keterlambatannya...,” Kata Komang lagi,
“OK..., Tak ada tambahan waktu...., kita harus sudah pulang pas makan siang,,,” Kataku sambil jalan dan menaiki angkutan
“Siap....,Pokoknya jatah boci tetep ada...” Ucap Komang menyanggupi
“Kamu tahu..., Aku harus tidur siang...,? "Tanyaku heran, sebab Komang sepertinya sangat faham
“Dia tahu apapun tentang kamu...,Arista..” Kata Ngurah terkesan asal, Aku kaget sendiri dengan pernyataan itu Aku menatap Komang dan Kadek Ngurah bergantian ,,, Komang membisu,kadek pun sama.
“ Kalian merahasiakan sesuatu...,???” Selidik ku karena mereka sangat aneh
“Tidak ada....” Kilah Komang cepat
“Ada,,, Arista,,,. "Balas kadek berlawanan arah, dengan sahabatnya.” Dia adalah orang di balik semua coklat. Mimejamu setiap hari sabtu. Dia mendekati semua teman dekat mu,untuk tahu seperti apa dirimu.. apa yang kau suka..., yang kau benci,,, dia tahu banyak soal islam karenamu,,, Aku makin takjub dengan pernyataan ini,
“beli...,” Aku kembali menatap Komang yang diam, sampai saat kami sampai ketempat tujuan dan harus turun Komang membisu mood ku untuk jalan –jalan sudah hilang , kami pun berubah haluan awalnya komang dan kadek memintaku untuk mambantunya mencari oleh- oleh untuk di bawa ke Bali, tapi pas sampai ke pasar pemda.kami masuk ke kedai ice cream. Membeli beberapa cone lalu mencari ruang terbuka yang enak untuk bicara.
Ku tatap dua teman ku, tanpa bertanya apapun kesel karena mereka terkesan menggantung cerita, mungkin tidak ada kesepakatan diantara mereka, Ngurah ingin membuka semuanya, Sementara Komang menghendaki semuanya tetap menjadi rahasia,
“Maaf Arista..., jika perjalanan ini jadi tak nyaman untukmu..., mungkin benar Aku harus jujur padamu tentang segala hal yang berkecamuk dan ku pendam sendiri selama hampir setahun ini.” Ungkap Komang Akhirnya. Kadek berniat berdiri pergi kala sahabatnya mulai bicara.
“Beli Kadek ga boleh pergi..., Aku tak mau bicara berdua...” Tahan Arista, membuat kadek mengurungkan niatnya, sementara Komang diam dia seolah faham kalo teman perempuannya akan bereaksi demikian,
“ Bicaralah Aku akan dengar beli...” Pinta Arista setelah semua seperti harapannya,
“Aku pernah bilang padamu,,, kalo perbedaan yang menghalangi kita bukan agama..., Mungkin aku bisa lebih dari temanmu,,,” Lanjut Komang tanpa melepaskankan pandangan matanya dari perempuan berkemeja kotak –kotak panjang itu, Arista menerawang sejenak lalu kembali menatap Komang yang terlihat kikuk. Dan kembali menutup mulutnya. Kadek yang melihat sahabatnya demikian mengambil inisiatif untuk bicara
“Arista..., Komang mengenalmu lebih baik dari orang lain, Dia tahu alasan kenapa kamu tak mau jalan berdua dengan siapapun..., Karena kamu hanya akan jalan berdua dengan teman perempuan mu, dia tahu bahwa kamu jarang sekali bersalaman dengan lelaki meskipun statusnya gurumu, atau lebih tua darimu, saat kamu bersama kami teman teman bali berkunjung ke rumah Pak Wayan kamu tidak akan makan masakan rumah Pak Wayan , kamu hanya akan makan makanan yang ada label Halalnya. Yang di beli di toko. bahkan saat kami hari raya kamu menghindari kami... Komang faham Alasannya agama,,,
“Dari mana kamu tahu sebanyak itu beli...???”Tanya Arista tanpa melepas pandangan dari dua temannya yang beragama hindu,”
“Kenapa...?”Kamu heran karena aku mengetahui alasan dasar kenapa... kamu menjadi berbeda seperti itu,,,” Tembak Komang kemudian
“Iya...” Jawab perempuan itu jujur.
Aku bertanya pada Abdul ..., Ajaran islam tuh seperti apa. Dan dia menjelaskan tanpa banyak pertanyaan kenapa aku melakukan hal seperti ini dan itu, dari sana aku tahu kamu islam yang baik..., Awalnya saat aku melihatmu merapat pada kami anak bali. Ku fikir Kamu seperti perempuan lainnya yang menganggap agama hanya formalitas untuk mengisi form ktp.. kamu merangkul semuanya sebagai teman hingga kami tak merasa menjadi bagian minoritas di sini.” Kata Komang lagi “Natalia juga bilang kalo bahumu adalah tempat paling nyaman untuk menangis...”
“Tahu alesanya...??” Tanyaku ingin tahu mereka berdua menggeleng “ Karena kalian manusia yang mempunyai hak sosial yang sama untuk di terima, tak peduli agama apa..., Kalo soal agama aku punya benang merah yang sudah jelas. Dan tak bisa di ganggu gugat,” Ucap Arista sambil menjilat ice cream yang mulai meleleh.
“Ada satu lagi Arista...”"Apa itu...???”
“ Kamu adalah alasan kenapa aku masuk klub drama..., kenapa aku selalu ada saat kamu sendirian, Aku munggemar rahasia untukmu. kau yang telah merubah pemikiranku bahwa islam dan teroris itu berbeda... bahwa teroris bukanlah islam,, teroris adalah pekerjaan orang yang menggunakan Agama untuk melakukan perbuatan kriminal...,” Jelas komang kemudian , Kali ini Arista benar-benar mengerjap kan mata dia tak menyangka kalo dia telah melakukan hal sejauh itu
“Kenapa,,,.begitu...?”
“Orang tuaku meninggal saat peristiwa bom bali,,, Teroris itu membuat aku merasakan pahit nya kehilangan orang tua di waktu yang bersamaan. Sejak itu aku antipati terhadap islam..., tapi setelah mengenal mu semuanya berubah.Arista jika suatu saat kamu kebali datanglah ke Jebrana aku akan senang menjadi guide untukmu...”
“Ini undangan...???”
“Undangan yang berlaku seumur hidup untukmu, Juga untuk suami dan anak- anakmu kelak..., ceritakan pada mereka kalo kau punya aku di bali.. Keluarga baru yang menunggu mu datang kesana...”Ucap Komang sambil tersenyum
“Jika sampai ke bali,,,. hubungi aku,, atau datanglah ke Singaraja..., sebut namaku 3x,,, maka layanan siap antar telah diaktifkan...” Timpal Ngurah serius dan sekarang gelak tawa membahana, seperti biasa jika ada Komang maka ada senyum di bibir ku.”
Rasanya amat sayang jika sudah ke pasar pemda tanpa kulineran, komang kalap melihat barang- barang yang berjejer di jajakan para penjual Asal pinter nawar itu kuncinya,,barang bagus dengan harga murah ada di tangan..
Seminggu kemudian rombongan Anak bali pulang...Komang meninggalkan bingkisan berupa pasmina berwarna jingga dan meminta Arista untuk berjibab karena Komang bilang” ketaatan Arista kurang sempurna tanpa menutup kepalanya dengan jilbab...”
Berawal dari rasa malu bahwa seorang Hindu memintanya menaati Islam dengam dengan utuh Arista berjanji dalam hati bahwa jilbab tak akan tertanggal dari kepalanya...the end
Ternyata jalan hidayah tak datang melalui seorang ulama saja, hadiah dari kebaikan adalah kebaikan .dan kebaikan yang berasal dari hati akan di terima oleh hati,,, cie... cie maen hati donk judulnya... see U later Dan terima kasih sudah datang kemari...
MENGANYAM RINDU DI PULAU BALI
Dan aku tersenyum lucu melihat Komang. Bersama Kadek Ngurah datang. Sudah lebih dari setengah jam menunggu sudah membuatku merasa mati kutu, Babe sang pemilik Warung senyam-senyum ngeselin dari tadi dengan gayanya yang memang sering asal dia bertanya Giliran siapa hari ini...??? Kesan nya aku itu apa gitu..., Bete sumpah kalo di ingat,
“Lama nunggunya...,???” Tanya beli Ngurah Aku mengangguk cepat, Maaf..., Ada insiden tak terduga,,,” Katanya sambil melirik temannya yang dari tadi Cuma diam
“Apa bukan aku...!!!” Kilah beli Komang tanpa melirik pada Kadek Ngurah teman kentalnya,
“Kalo kamu tak sibuk mengacak-ngacak lemari kita tak akan terlambat...” Ngurah berusaha mencari pembenaran, Komang hanya tertawa terkekeh –kekeh
“Tak usah dengarkan dia Arista..., pokonya aku minta Maaf untuk keterlambatannya...,” Kata Komang lagi,
“OK..., Tak ada tambahan waktu...., kita harus sudah pulang pas makan siang,,,” Kataku sambil jalan dan menaiki angkutan
“Siap....,Pokoknya jatah boci tetep ada...” Ucap Komang menyanggupi
“Kamu tahu..., Aku harus tidur siang...,? "Tanyaku heran, sebab Komang sepertinya sangat faham
“Dia tahu apapun tentang kamu...,Arista..” Kata Ngurah terkesan asal, Aku kaget sendiri dengan pernyataan itu Aku menatap Komang dan Kadek Ngurah bergantian ,,, Komang membisu,kadek pun sama.
“ Kalian merahasiakan sesuatu...,???” Selidik ku karena mereka sangat aneh
“Tidak ada....” Kilah Komang cepat
“Ada,,, Arista,,,. "Balas kadek berlawanan arah, dengan sahabatnya.” Dia adalah orang di balik semua coklat. Mimejamu setiap hari sabtu. Dia mendekati semua teman dekat mu,untuk tahu seperti apa dirimu.. apa yang kau suka..., yang kau benci,,, dia tahu banyak soal islam karenamu,,, Aku makin takjub dengan pernyataan ini,
“beli...,” Aku kembali menatap Komang yang diam, sampai saat kami sampai ketempat tujuan dan harus turun Komang membisu mood ku untuk jalan –jalan sudah hilang , kami pun berubah haluan awalnya komang dan kadek memintaku untuk mambantunya mencari oleh- oleh untuk di bawa ke Bali, tapi pas sampai ke pasar pemda.kami masuk ke kedai ice cream. Membeli beberapa cone lalu mencari ruang terbuka yang enak untuk bicara.
Ku tatap dua teman ku, tanpa bertanya apapun kesel karena mereka terkesan menggantung cerita, mungkin tidak ada kesepakatan diantara mereka, Ngurah ingin membuka semuanya, Sementara Komang menghendaki semuanya tetap menjadi rahasia,
“Maaf Arista..., jika perjalanan ini jadi tak nyaman untukmu..., mungkin benar Aku harus jujur padamu tentang segala hal yang berkecamuk dan ku pendam sendiri selama hampir setahun ini.” Ungkap Komang Akhirnya. Kadek berniat berdiri pergi kala sahabatnya mulai bicara.
“Beli Kadek ga boleh pergi..., Aku tak mau bicara berdua...” Tahan Arista, membuat kadek mengurungkan niatnya, sementara Komang diam dia seolah faham kalo teman perempuannya akan bereaksi demikian,
“ Bicaralah Aku akan dengar beli...” Pinta Arista setelah semua seperti harapannya,
“Aku pernah bilang padamu,,, kalo perbedaan yang menghalangi kita bukan agama..., Mungkin aku bisa lebih dari temanmu,,,” Lanjut Komang tanpa melepaskankan pandangan matanya dari perempuan berkemeja kotak –kotak panjang itu, Arista menerawang sejenak lalu kembali menatap Komang yang terlihat kikuk. Dan kembali menutup mulutnya. Kadek yang melihat sahabatnya demikian mengambil inisiatif untuk bicara
“Arista..., Komang mengenalmu lebih baik dari orang lain, Dia tahu alasan kenapa kamu tak mau jalan berdua dengan siapapun..., Karena kamu hanya akan jalan berdua dengan teman perempuan mu, dia tahu bahwa kamu jarang sekali bersalaman dengan lelaki meskipun statusnya gurumu, atau lebih tua darimu, saat kamu bersama kami teman teman bali berkunjung ke rumah Pak Wayan kamu tidak akan makan masakan rumah Pak Wayan , kamu hanya akan makan makanan yang ada label Halalnya. Yang di beli di toko. bahkan saat kami hari raya kamu menghindari kami... Komang faham Alasannya agama,,,
“Dari mana kamu tahu sebanyak itu beli...???”Tanya Arista tanpa melepas pandangan dari dua temannya yang beragama hindu,”
“Kenapa...?”Kamu heran karena aku mengetahui alasan dasar kenapa... kamu menjadi berbeda seperti itu,,,” Tembak Komang kemudian
“Iya...” Jawab perempuan itu jujur.
Aku bertanya pada Abdul ..., Ajaran islam tuh seperti apa. Dan dia menjelaskan tanpa banyak pertanyaan kenapa aku melakukan hal seperti ini dan itu, dari sana aku tahu kamu islam yang baik..., Awalnya saat aku melihatmu merapat pada kami anak bali. Ku fikir Kamu seperti perempuan lainnya yang menganggap agama hanya formalitas untuk mengisi form ktp.. kamu merangkul semuanya sebagai teman hingga kami tak merasa menjadi bagian minoritas di sini.” Kata Komang lagi “Natalia juga bilang kalo bahumu adalah tempat paling nyaman untuk menangis...”
“Tahu alesanya...??” Tanyaku ingin tahu mereka berdua menggeleng “ Karena kalian manusia yang mempunyai hak sosial yang sama untuk di terima, tak peduli agama apa..., Kalo soal agama aku punya benang merah yang sudah jelas. Dan tak bisa di ganggu gugat,” Ucap Arista sambil menjilat ice cream yang mulai meleleh.
“Ada satu lagi Arista...”"Apa itu...???”
“ Kamu adalah alasan kenapa aku masuk klub drama..., kenapa aku selalu ada saat kamu sendirian, Aku munggemar rahasia untukmu. kau yang telah merubah pemikiranku bahwa islam dan teroris itu berbeda... bahwa teroris bukanlah islam,, teroris adalah pekerjaan orang yang menggunakan Agama untuk melakukan perbuatan kriminal...,” Jelas komang kemudian , Kali ini Arista benar-benar mengerjap kan mata dia tak menyangka kalo dia telah melakukan hal sejauh itu
“Kenapa,,,.begitu...?”
“Orang tuaku meninggal saat peristiwa bom bali,,, Teroris itu membuat aku merasakan pahit nya kehilangan orang tua di waktu yang bersamaan. Sejak itu aku antipati terhadap islam..., tapi setelah mengenal mu semuanya berubah.Arista jika suatu saat kamu kebali datanglah ke Jebrana aku akan senang menjadi guide untukmu...”
“Ini undangan...???”
“Undangan yang berlaku seumur hidup untukmu, Juga untuk suami dan anak- anakmu kelak..., ceritakan pada mereka kalo kau punya aku di bali.. Keluarga baru yang menunggu mu datang kesana...”Ucap Komang sambil tersenyum
“Jika sampai ke bali,,,. hubungi aku,, atau datanglah ke Singaraja..., sebut namaku 3x,,, maka layanan siap antar telah diaktifkan...” Timpal Ngurah serius dan sekarang gelak tawa membahana, seperti biasa jika ada Komang maka ada senyum di bibir ku.”
Rasanya amat sayang jika sudah ke pasar pemda tanpa kulineran, komang kalap melihat barang- barang yang berjejer di jajakan para penjual Asal pinter nawar itu kuncinya,,barang bagus dengan harga murah ada di tangan..
Seminggu kemudian rombongan Anak bali pulang...Komang meninggalkan bingkisan berupa pasmina berwarna jingga dan meminta Arista untuk berjibab karena Komang bilang” ketaatan Arista kurang sempurna tanpa menutup kepalanya dengan jilbab...”
Berawal dari rasa malu bahwa seorang Hindu memintanya menaati Islam dengam dengan utuh Arista berjanji dalam hati bahwa jilbab tak akan tertanggal dari kepalanya...the end
Ternyata jalan hidayah tak datang melalui seorang ulama saja, hadiah dari kebaikan adalah kebaikan .dan kebaikan yang berasal dari hati akan di terima oleh hati,,, cie... cie maen hati donk judulnya... see U later Dan terima kasih sudah datang kemari...
0 komentar:
Post a Comment
Komentarmu adalah cermin kepribadianmu.terima kasih sudah mengunjungi blog saya