Rumah Kata

tempatnya cerita indah dan puisi romantis

  • Home
  • Business
    • Internet
    • Market
    • Stock
  • Parent Category
    • Child Category 1
      • Sub Child Category 1
      • Sub Child Category 2
      • Sub Child Category 3
    • Child Category 2
    • Child Category 3
    • Child Category 4
  • Featured
  • Health
    • Childcare
    • Doctors
  • Home
  • Business
    • Internet
    • Market
    • Stock
  • Downloads
    • Dvd
    • Games
    • Software
      • Office
  • Parent Category
    • Child Category 1
      • Sub Child Category 1
      • Sub Child Category 2
      • Sub Child Category 3
    • Child Category 2
    • Child Category 3
    • Child Category 4
  • Featured
  • Health
    • Childcare
    • Doctors
  • Uncategorized

Monday, August 28, 2017

Pesan cinta sang malam

 cicih surya     2:56 AM     puisi cinta     No comments   

 Pencuri Malam

Hai pencuri malam
Tak rindukah padaku
Kita bicara berdua
Hanya kamu dan aku

Hai pencuri malam
Aku merindumu
Aku ingin mendengar 
Keluhmu 

Hidup,,, Cinta... lara dan resahmu
Luapkan padaku
Aku Rindu
Bening air matamu

Pencuri malam...
Terbangun 
Sepi sendiri
Hatinya lantunkan lagu syahdu
Tentang embun angin dan matahari

Pencuri malam
Bersama kerlipan bintang
Memaksa
Melawan dingin
Menjawab panggilan sayang 
Langit malam 


Salam sayang untuk pencuri malam,teman rembulan penikmat kerlip bintang yang mampu menjaga rahasianya sebagai pencuri malam.... Assalamuallaikum...
Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Monday, August 21, 2017

cerbung:bismilah,pelarian terbaik

 cicih surya     12:49 AM     cerbung     8 comments   

Ini adalah cerita bersambung baru tentang seorang manusia yang mencari arti hidup dan jati diri

Persinggahan Terbaik

Di terik yang membakar, debu angkuh berterbangan, sesekali angin semilir memanjakan lelah yang meraja, memberi sedikit nafas. Sang segala maha mengajari hambanya bahwa yang sedikit juga berharga, seperti sepoy angin yang nikmat terasa saat berjumbu dengan panas mentari di tengah hari.

Aku denganmu ya Robb, mengijak bumimu mencari berkah, hikmah dan harapan kiranya sesuap nasi dapat kau beri dengan jalan begini, hina katanya, mengais rezeki dengan cara ini, tapi bukankah manusia adalah mahluk yang hina, kami terlahir tak tahu apa-apa, dan engkau yang mengajari kami bagaimana menarik nafas. Dan menangis kencang, kata orang itu takdir kemampuan alami tapi jika di telisik lagi itulah keagungan kasih sang maha pemberi

Masjid ini begitu megah, gerbang kembar dihias batu alam, halamannya ditempeli keramik kasar, terasnya keramik putih ukuran besar berpagar stenlis steell, dia jadi bagunan terluas dilingkungannya, bersanding dengan kantor kelurahan dan alun- alun yang kurang lebih sama ukuran kemewahannya Rumah disekitarnya cukup untuk memberi tanda padaku ini wilayah yang penduduknya cukup sejahtera.

Ku ambil gelas plastik bekas ku masukan kekarung.yang bertengger di punggungku, perutku mulai berbunyi minta diisi, aku memegang perutku”berpuasalah 20 menit lagi, setelah dzuhur ku penuhi hakmu”kataku seperti berbicara pada temanku, aku melihat matahari sudah masuk waktu dzuhur,maka itu aku putuskan untuk menepi di masjid ini,kubuka sepatu bututku ku basuh kaki sebelum ku injak terasnya yang putih bersih,berwudhu dan mengganti pakaiaku sebelum ku masuki bagian dalamnya,beruntung aku hari ini pintu masjid tak dikunci.

Tak sampai 1 menit bel berdentang tanda kalo waktu sholat sudah tiba, tapi tak ada orang lain disini, hanya ada aku dan statusku hanya tamu, hanya musafir yang singgah menumpang istirahat barang sejenak.

Kulirik lagi jam 10’ berjalan tetap tak ada yang datang, Akhirnya ku putuskan untuk adzan, tak baik tanda itu terus di tunda sebab sebaik-baik sholat adalah yang dikerjakan di awal waktunya jika telah tiba, lalu jika adzannya terlambat salah siapa?

Selesai adzan seorang lelaki paruh baya menghampiriku sambil tersenyum, tatapanya ramah tapi penuh tanya.

“Maaf saya lancang pak...,” kataku kikuk, ya meskipun mengumandangkan adzan adalah kewajiban tapi tatakrama mengajariku untuk tidak melanggar kebiasaan

“Tidak mengapa, Nak..., saya baru melihatmu,apakah kau baru pindah kemari?” Tanya lelaki paruh baya yang kumisnya sudah memutih. mata tuanya menatap lembut namun teliti melihat tamu asing yang dia temui.

“Saya hanya singgah dan ikut beristirahat Pak” Jawabku pelan aku mencoba mengerti tatapannya yang menyelidik, beliau menganguk menatap kearah pintu berharap kiranya ada orang lain yang datang ikut berjamaah, tapi harapan dijawab dengan hempasan nafasnya sendiri.

“Jadilah imamku aku ingin dipimpin seorang anak muda... ” Katanya sembari memberi tanda padaku aku hendak menolak tapi beliau berujar lagi dari adzan yang kau kumandangkan aku tahu kamu mampu.katanya penuh harap akhirnya aku langkahkan kakiku keposisi imam, Pak tua tadi mengumandangkan Iqomat suaranya lembut sekali.

Seusai sholat kulangkahkan kaki keluar, Pak tua yang mengaku sebagai penjaga masjid menjajari langkahku. Dia bercerita tentang kerisauanya. Tentang umat yang bersemangat membangun masjid yang megah tapi enggan untuk datang beribadah. Aku hanya diam mendengar tak berani mengiyakan atau menyanggah Aku menyimpan jawabanku dihati dan otakku, Ku biarkan Dia menyaksikan Aku makan, nasi dan telor dadar menjadi menu makan siangku, tapi Aku menyegerakan makanku dan pamit pergi saat beliau mulai menanyakan Asal-usulku, Aku sudah menjawabnya tapi sepertinya beliau tidak begitu percaya, kalo Aku hanya seorang pemulung karena proyekku bangkrut Aku merugi, kisaran uang yang hilang milyaran , rumah dan aset-asetku disita bank, Aku sedang jatuh sejatuh-jatuhnya, apa Aku harus jujur tentang segalanya pada orang baru dan baru pertama bertemu.Itu tak mungkin bukandan aku tak nyaman di tanyai seperti seorang pesakitan

Pak tua itu mengantarku dengan tatapannya saat Ku pakai lagi baju pemulungku,dan pertemuan kami berakhir dengan ucapan salam,

Aku sengaja membiarkan ribuan tanya memenuhi fikirannya,
Siapa aku pria muda bernama Darma, dengan kulit putih bersih, menurutnya aku tak pantas jadi seorang pemulung.tanganku yang halus menandakan aku tak pernah bekerja kasar, jari lentik.... dan bacaan sholatku semuanya menunjukan hal yang berbeda, itu celotehnya yang terus terdengar menemaniku memulung hari ini. ” Tolong ibu doakan anakmu semoga semuanya berakhir baik ” Pintaku dalam hati         bersambung





Itulah persembahan dari rumah kata baru permulaan jadi hanya perkenalan jangan lupa simpan linknya kata kuncinya rumah kata untuk memudahkanmu mampir kemari dan membaca yang selanjutnya see u Assallammualaikum soudaraku
Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Saturday, August 19, 2017

Puisi Cinta pahlawan

 cicih surya     7:13 PM     puisi cinta     2 comments   

 Rintihan Pahlawan

Aku titipkan padamu
Tanah yang ku jaga
Dengan darah dan air mata

Aku titipkan padamu
Hutan yang kurebut
Dengan nyawaku

Aku menerjang peluru
Kepalaku terlepas
Darah memancar
Demi dia
Tanah yang kutukar

Nyawaku tergadai
Ragaku dibuang
Bahkan bangsa yang bela

Menghardik...
memekik  menjerit
menyebutku penghianat
Aku ikhlas

Tapi kini...
Di tanah yang kutaburi darah dan airmata
Aku melihat si tamak
Tikus berdasi sibuk sekali
Matanya binal
Mencari...
 Apalagi yang ku curi

Aku telah tinggalkan masa mudaku
Hangatnya berpeluk rindu
Aku tanggalkan ego diri
Untuk Ibu pertiwi

Ku titip padamu
Jagalah untukku
Berikan cucuku
Tanahku


Tak malukah kita menghianati kepercayaan  yang diberikan mereka menitipi bukan untuk dicuri, tapi di pelihara sampai anak cucunya kelak dewasa..., Jadilah pemberi anak negeri bukan pencuri
Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Puisi cinta Islami cantik

 cicih surya     6:42 PM     puisi cinta     No comments   

Assallammualaikum

Dia bukan hanya kata
Dia sebait doa
Dia peneguh
Pengundang berkah

Assallammualaikum
Keselamatan milikmu
Penjaga
Perisaimu saudara

Luka
Lara
Terlepas
Hempas

Peluk terhangat
Dari saudara
Yang menyatu karena ilmu
Terikat karna Iman
Assalammuallaikum cinta

Terhenti sang waktu
Terbelah suasana
Terlepas ikatan dunia
Kapan dimana dengan siapa
tetap elegan
Assallammualaikum warohmatulohi wabarokatuh 

Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Monday, August 14, 2017

Cerita mistis terbaru

 cicih surya     10:17 PM     cerita pendek     6 comments   

Beda


Angin dingin musim hujan menerpa, dedaunan bergoyang begitu anggun kadang sampai meranggas, mengering karena terik mentari, tapi tak protes mereka pasrah dengan alur takdir sang pemberi, titah suci untuk menghias hamparan bumi memberi Nafas untuk setiap mahluk yang dicipta dengan sayang dan kehendaknya.

Tidakkah kita malu dengan tanah yang tak marah meskipun berat beban menjadi tempat berpijak, tetap teguh menanggung, mencoba diam bersabar sampai saatnya tiba.

Perempuan muda menata rambutnya sebelum berhijab, subuh sudah lewat tapi duha belum waktunya, dia mematut diri dengan doa dalam hati semoga kali ini gusti alloh memberinya takdir yang baik.
Suaminya sudah bolak-balik tak sabar menantinya berdandan,

“ Mandi satu jam.... pake baju satu jam, ngaca lagi satu jam... cantiknya tetep segitu doang... ” " Rungutnya asal sembari mengambil perlengkapan yang akan dibawa, membenahinya dimotor, yang sejak tadi dipanasi. Perempuan berkerudung tosca dengan baju senada meninggalkan cermin lantas pamit pada Mimih yang menatapnya. Dengan mata tua yang penuh harap.

“ Amin....” Ucapnya saat putri dan menantunya meminta doa sebelum pamit berkendara bersama udara pagi yang masih hangat.

Ini bukan perjalanan mereka yang pertama, 2 tahun menikah.setahunnya dia lewati dalam keadaan sakit, bukan sakit fisik tapi kata orang dia terkena guna-guna mantan pacarnya, ah entahlah kita sudah ada di milenium ke tiga, masih gitu ada yang mau melakukan praktek jahiliyah, dipercaya ga punya bukti ga dipercaya dia sendiri yang merasa, hidupnya seperti diikuti, terus diawasi mimpi buruk hampir setiap hari,

Perjalanan sudah separuhnya, matahari kian meninggi, Dia sudah mengeluh pegal tapi Suaminya bilang perjalanan tinggal sebentar, dari tadi jawabanya sebentar dan sebentar tapi ko ga nyampe –nyampe bikin bete

Motornya berhenti di sebuah warung membeli air mineral sebotol besar, perempuan itu hanya diam meskipun tak mengerti, kemudian kembali jalan masuk ke mulut gang dan berhenti di sebuah rumah, memarkir di halaman kemudian mengucap salam perempuan yang sebaya dengannya tersenyum ramah sambil mempersilahkan masuk.

Makanan di meja masih banyak maklum mereka bertamu dua minggu setelah idul fitri

Mata perempuan itu memutar menatap setiap sudut. Tak ada yang aneh , ga ada bau menyan atau tempelan dinding berupa senjata ayat atau mantera-mantera, hanya jam dinding dan sebingkai foto keluarga. Pikiranya mulai jalan sendiri mungkin suaminya salah rumah mungkin dia akan diperkenakan dengan calon madunya, dia harus tahu diri perempuan yang sakit-sakitan sering kesurupan, bahkan orang yang mulutnya ditumbuhi cabe bilang dia mulai edan karena bisa melihat apa yang tidak dilihat orang.

“ Rukiahnya kita lakukan bada dzuhur ya..., sekarang tanggung kalian istirahat aza dulu. Ucap tuan rumah yang sibuk menyiapkan jamuan makan untuk kami, tatapan si sakit tertuju pada perempuan itu, jadi ini toh orangnya yang akan berusaha menyingkirkan sihir dari tubuhnya, ragu karena dia tak seperti” orang pinter” dandanan modis, nada bicaranya santai bahkan cenderung gaul , membuatnya tidak merasa sedang bicara dengan orang pinter, mulutnya tidak terlihat komat-kamit, tangannya tak sibuk menghitung butiran tasbih,

Maklumklah sejak sakit, setiap orang pintar yang direkomendasikan orang dia datangi, entah berapa kali dia dipayungi keris dimandikan air kembang atau di suruh mandi dimuara sungai dan tempat -tempat angker lainnya,

Rumah mereka juga biasanya terpencil bau menyan melati atau minyak wangi beraroma aneh yang katanya dibeli di Mekah Mesir atau Turki.tapi rumah ini baunya sama dengan rumahnya, bau pembersih lantai warna pink yang sangat disukainya, Acesorisnya juga berbeda, tak pakai cincin batu,atau gelang-gelang serupa tambang yang menakutkan, gayanya malah serupa dengan dia sendiri yang tak suka berhijab dengan banyak hiasan dan printilan pokoknya pas banget.

“ Teh... kok rumahnya ga di tempelin Ayat kursi...,  katanya Ayat kursi itu bagus buat penjagaan biar ga dimasukin jin...?” Tanya si sakit akhirnya rasa penasaran membuatnya memberanikan diri untuk bertanya

“Ga ah sayang temboknya rusak terlalu banyak paku...," Katanya mengejutkan, jawaban itu membuat kedua tamu terhenyak, jawaban yang jauh dari sangkaannya,

“Saya tidak membawa kembang teh sebab Adik saya bilang tidak perlu membawa apa –apa, cukup bawa air mineral, apa teteh sudah menyiapkannya, jadi kami harus membeli disini,,.?” Tanya sang lelaki juga penasaran maklumlah orang pinter biasanya meminta syarat kembang dan sesaji, yang kadang aneh dan susah dicari. Hari kedatangannya juga biasanya punya pantangan tapi dia santai kapan aza silahkan datang ,
“Tuan rumah tertawa ngakak mendengar pertanyaan- pertanyaan tamunya,kemudian menarik-Nafas berkali-kali sesekali bibirnya tersenyum lucu menatap dua tamunya bergantian lalu berucap santai.

“Ada lagi....?, saya jawab pertanyaan kalian seusai rukiah..., katanya sambil beranjak berwudhu, dan sholat dzuhur, tanpa membuka mukenanya dia menyuruh tamunya segera sholat,

Si kerudung tosca kembali tertegun saat perempuan yang katanya pinter siap merukiahnya seusai dzuhuran,suaminya diminta menemani katanya biar ada saksi,tak ada yang di siapkan dia hanya berpesan pasrahkan dirimu hanya pada alloh mintalah pertolongan alloh. Ikutilah bacaannya....

Setelah itu punggungnya mulai di sentuh dengan tangan yang di balut mukena, dia mulai membaca ,ayat-ayat yang mudah diikuti, tak ada mantra atau bacaan rahasia, semuanya dapat di dengar, kalo mau muntah jangan di tahan katanya disela- sela bacaannya yang tenang, tidak berlagu tapi nyaman didengar, sementara si sakit mulai bertarung dengan gejolak dalam dirinya, seperti meronta –ronta kakinya ingin berlari tapi dia melawannya, dua kekuatan dasyat beradu, tubuhnya terasa panas, tapi raganya menggigil seperti kedinginan, semakin lama semakin kuat, perempuan di belakangnya memeluk sambil terus membaca kadang pelan,kadang kuat kadang sayup,di sela nafasnya yang terengah-engah.tubuhnya serasa ringan tak berdaya, dia seperti digoncang begitu cepat, tak mampu mendengar apa yang baca terafisnya ,tapi hatinya reflek menjerit kiranya alloh menghancurkan kekuatan setan yang selama ini mengendalikan dirinya, sampai akhirnya dia mendengar ledakan bersama itu tubuhnya tumbang mulutnya menyemburkan isi perut, dengan bau yang sangat menjijikan, badannya terasa ringan hatinya plong tak ada ketakutan atau was-was yang selalu menguntitnya, reflek dia mengucap takbir sebagai ungkapan syukur, dia juga sebenarnya tak tahu apa yang di syukurinya, dia hanya merasa dirinya sudah bebas perlahan dia membuka mata, menatap sang terafis yang masih berbalut mukena keringat mengucur membasahi kening dan pipinya, diapun masih sibuk mengatur nafasnya, perlahan si tosca mengalihkan pandang pada suaminya, lelaki itu duduk bersila memejamkan mata, pipinya basah karena tangis, di gengamnya erat jemari hitam itu, tangan yang selama ini tangguh memeluknya, tetap ada untuknya walau banyak yang menyarankan padanya,isteri sakit-sakitan mending ceraikan saja toh anak juga belum punya belum ada yang memberatkan. Walau kadang mulutnya nyakitin ga disekolahin. Dia baru membuka mata saat teteh membagunkannya, dan menyuruhnya kerja bakti membersihkan kamarnya dari muntahan tadi, sementara istrinya berbaring di kasur menikmati kebebasanya.

Rukiah selesai kamar sudah kembali bersih mereka kembali duduk santai sembari menikmati cemilan yang tersaji,

“teh...,soal Ayat kursi...” tagih sang tamu penasaran keyakinannya pada perempuan ini sudah 1000 % sebab buktinya sudah dia rasakan sendiri.

“Masih harus kujelaskan....?” Tanyanya sambil tertawa nyeleneh santai.” Ayat itu dibaca ...dipelajari....,diamalkan dengan penuh keyakinan bukan ditempelin hanya jadi hiasan dinding,” jelasnya pelan tapi muka tamunya terasa tertampar, malu...sekali.
"Kalo soal kembang... dan jimat kalian tadi sudah lihat aku tak memakainya...," Kata teteh kemudian “kalo punya kembang mending dirangkai lumayan buat mengucapkan selamat kepada orang kaya, sebulan pasti balik modal...”lanjutnya diakhiri terkekeh tawanya ringan.

“yang harus kamu lakukan sekarang... adalah menjaga amalanmu perbaiki sholatmu..., jika itu semua dijaga alloh akan menjagamu....” pesannya sebelum mereka pamit pergi, dia menolak amplop yang disiapkan tamunya dengan nada canda...,” aku bukan penjual ayat alloh, alloh sudah mencukupkan rizkiku..., katanya serius membuat sang tamu tertegun dan memeluk haru, kekuasaan alloh tersaji indah di depan matanya, melalui seorang perempuan yang lebih cerdas ustadzah. Alloh mengbulkan doanya bukan karena keindahan bacaannya tapi karena keimanannya, kemulyaan tidak diukur dari pakaian tapi perangai yang menyenangkan...cermin dari keluhuran budi dan kemulyaan ahlak     selesai



cerita ini hanya fiksi, jadi tokohnya tak usah kalian cari cukup ambil saja hadiah kecil yang ku sajikan untuk bekal pulang, aku hanya penyuka kata yang ingin tersenyum pada kalian semua...,salam sayang untuk semuanya,,, Assalamualaikum
Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Thursday, August 10, 2017

Cerita Manis sahabat

 cicih surya     10:23 PM     cerita pendek     14 comments   

Dear Mbak Devi



Mbak Devi 10 tahun kita ga ketemu, Entah dimana keberadaanmu saat ini, di Jakarta atau pulang ke Padang. Kabar yang kudengar terakhir kali kamu tinggal di cipayung itu 5 tahun yang lalu, dan Aku belum punya keberanian untuk mengungkapkan ini padamu.

Mbak..., masih ingatkah kau padaku?, kuharap masih, meskipun aku harus sadar mungkin Kau mengingatku sebagai mimpi buruk untukmu. Mimpi buruk yang begitu panjang. Setahun, bukan waktu yang sebentar Aku menyayat luka demi luka dihatimu, Aku membuatmu meneteskan segelas airmata setiap hari.

Oh... Ampuni aku Mbak Devi..., Aku sudah mencarimu, bertanya kesemua orang yang mungkin mengenalmu, kontakmu Akunmu. Semua tak ada, kau bagai menghilang di telan bumi. Dan Aku disini hidup dikejar perasaan bersalah padamu Mbak....

Umurku saat itu baru 18 tahun, cinta Aku tak tahu apa artinya, cemburu Aku juga tak faham bagaimana rasanya, Aku hanya tahu serunya berteman, bersahabat dan betapa menyenangkannya bermain dengan moodmu yang mudah berubah, Aku tahu apa yang mengendalikan moodmu Mbak, cowok pendek gendut dengan senyum yang selalu menghias bibirnya si peramah dan penyayang, dan punya hobi sama denganku yaitu menjahili moodmu Mbak...., Yatspri

Kamu tahu Mbak sekarang kalo aku ingat episode hidupku yang itu.Aku menangis sambil tertawa ,menangis jika aku membayangkan pahitnya luka menyayat yang ku buat di dasar perasaanmu, tersenyum karena setelah Ku jahili Aku juga yang akan berhasil membuat wajahmu merona lagi...,

Mbak..., ada satu yang paling ku ingat,Pagi itu aku duduk di tangga bersama Yats sipendek gendut itu, Novi juga bersama kami. Dia menasehatiku kalo aku harus bisa seperti ikan yang hidup di laut, dia tak ikut asin meskipun air tempat Dia hidup itu asin, yang tak takut mengarungi luasnya laut meskipun dia hanya berenang dengan siripnya yang kecil, Obrolan serius tapi santai jadi adengan film romantis begitu sudut mataku menangkap kehadiranmu di Tangga dengan langkah santai dan wajah yang berbinar sepertinya itu adalah pagi yang cerah untukmu, yah namanya juga mau ketemu pujaan hati,

“ Iya sayang..., pokoknya aku akan selalu ingat pesan –pesan cinta darimu..., ” Ucapku manja sebari menggenggam jemari Yats

“ Terima kasih sayang... Jadilah lentera untuk siapapun, buatlah setiap orang nyaman berada di sisimu, Jadilah gadis kecilku yang baik agar suatu saat kamu layak di cari seorang pria yang baik” balasnya sembari menatap lurus ke arah mataku sangat lembut. Kamu melintas begitu saja Mbak dengan wajah mendung dan langkah-langkah panjang yang sangat cepat, sejurus kemudian kami berdua tertawa keras hiburan pagi ini sangat menyenangkan, sementara Novi ngamuk-ngamuk dia menyalahkanku karena memancing ide jahil brother’s, sementara si endut Cuma nyengir mungkin dia sudah tahu kalo ini salah, tapi parahnya dia melanjutkan kesalahan itu dan menikmatinya, sementara Aku segera angkat kaki malas dengerin Novi yang terus ngoceh melakukan ceramah panjang yang lebih panjang dari khotbah jumat

3 hari Kamu tertidur,Mbak tanpa makan, minum, dan mandi, Novi mendatangi kamarku meminta pertanggung jawaban.tak ada yang bisa membagunkanmu pembinapun menyerah. Aku memutar otak, Aku ingat sebuah pepatah lama, bahwa obat sebuah penyakit mungkin tak jauh dari penyakit itu sendiri

Aku mendatangi kamarmu,menengok menyentuh keningmu,membagunkanmu dengan lembut, Aku harap tak ada sesuatu yang buruk denganmu,

“Loh kho mbak belum siap-siap katanya sore ini mau jalan sama Yats...,”Kataku heran dan amat serius,mendengar nama yang kusebut Kamu menatapku,

“Aku tidak ada janji dengan Dia...” katamu sambil memicingkan mata berusaha mengingat, ya jelas kamu ga bakal ingat orang itu bagian dari sekenarioku untuk membagunkanmu Mbak,

“Ya gimana Mbak inget sesuatu,Mbak amnesia,yang Mbak tahu Cuma kasur dan tidur. 3 hari ini” Lanjutku terdengar asal,tapi kamu tersenyum

“ Aku lapar..., ”Keluhmu manja Aku tersenyum senang stategiku berhasil. Aku sodorkan nasi yang diambil Novi untukmu pas makan siang. Kamu mulai makan sementara aku mulai memikirkan cara untuk membuat Kak yats mau keluar sekedar jalan denganmu, setelah perutmu terisi Kamu mulai mandi dengan wajah berseri-seri.

Aku akui Kamu itu baik Mbak, setiap kali belanja Kamu pasti memberiku oleh –oleh, kalo Aku membutuhkan sesuatu Kamu adalah orang pertama yang menyiapkan tangan untuk menolongku. Lantas kenapa aku menjahilimu, Aku ingin Kamu bangkit dan kuat Mbak, mungkin caraku salah, tapi Tuhan yang tahu, Aku melakukannya karena Aku sayang padamu, maka itu Aku melakukannya padamu Ku acak-acak moodmu, Ku bangunkan lagi , setahun Aku pun lelah, karena sampai saat aku harus meninggalkanmu, Kamu masih tetap saja begitu, mungkin benar apa yang dikatakan orang bijak, kalo tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika kaum itu sendiri tidak mau merubahnya.

Tapi sekarang setelah 10 tahun berlalu, Aku merasa Aku berhutang maaf padamu. Terlepas dari salah atau benar tujuanku. Tapi cara yang kutempuh menyakitimu, dan sebait doa yang ku ucap dalam sujud panjangku, semoga tuhan memberiku kesempatan untuk bersua denganmu dan mengucap kata maaf itu, sekalipun hanya dalam mimpi kau memaafkan ku mungkin itu cukup bagiku....


dari yang selalu merindukanmu


Charisa

Selesai


terima kasih telah meluangkan waktu mampir kerumahku selamat melanjutkan perjalanan semoga selalu dalam lindungan yang maha kuasa,Assalammualaikum teman


Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Wednesday, August 2, 2017

Cerpen terbaru kunci sukses Mama

 cicih surya     9:55 PM     cerita pendek     12 comments   

Matahari ku

Rara masih bersembunyi di balik selimutnya, padahal matahari mengelitiki matanya yang terasa perih saat harus di buka, sinarnya yang menebus gordeng berwarna gading, membuatnya sangat cemburu, mengapa matahari tak pernah lelah dengan tugasnya, sekali pun musim hujan di sini tapi di belahan bumi lain Dia pasti riang berbinar, kami yang diam di daerah trofis menikmatinya sepanjang tahun, di wilayah dengan iklim sub trofis,memang rajin sembunyi tapi karena itulah Dia dirindukan.

Si cantik dengan piyama hijau muda, mendengus kesal saat telpon bernyanyi memperdengarkan musik R and B,bite-bitenya yang bersemangat, tak mampu membagunkan moodnya yang tertidur pulas, mungkin pingsan atau mati suri.

Sengaja dia merengek sama mama untuk menulis surat izin sakit kesekolah, jangankan belajar bangun tidur aza dia tak punya tenaga. Fisiknya tidak sakit tapi hatinya yang sedang terluka, beh begini pahitnya ternyata, terjatuh ke jurang Dia terbiasa untuk mendaki, tapi hari ini Dia patah hati. Karena itu kepalanya terasa amat berat badannya linu semua.

Patah hati iya benar, tapi bukan karena lelaki, presentasi pertama yang Dia siapkan berhari-hari. di tolak mentah-mentah tim seleksi.lukisan gaya baru dari sampah daur ulang yang Dia banggakan gagal menembus seleksi awal pameran seni rupa sekolah, sementara karya anak lain yang dia anggap kacangan bertengger manis di setiap sudut ruangan pameran.

Pahit sekali, susah payah dia menegakan badan, saat suara Mama menggelegar menyuruhnya mandi dan makan

“ Anak perawan..., bangun mandi dan makan...” Kata Mama sambil berdiri di muka pintu. Matanya menatap tajam penuh perintah. Rara beringsut turun dari kasur, melangkahkan kaki dengan malas, air yang menyiram tubuhnya terasa lebih dingin dari biasanya, Mama masih berdiri ditempatnya mengamati kamar yang berantakan, tapi tidak menyentuhnya. Mama baru turun saat anak perawannya menutup pintu berganti baju.

Rara turun meniti setiap anak tangga dengan langkah tanpa tenaga, lemesnya maksimal mungkin karena Dia juga belum makan, bau masakan mama menggoda iman. Padahal Cuma bacem tempe sambal dan lalapan. Tapi masakan Mama memang juara,itu mungkin kuncinya kenapa Kami sekeluarga jarang tergoda makanan diluar sana.

Tatapannya tetap penuh perintah memaksa Ku menarik kursi, memasukan sendok-demi sendok nasi. Memberikan hak pada cacing di perutku biar ga demo lagi.

“ Ra...,seberapa yakin sih kamu dengan lukisanmu?” Tanya Mama pada gadisnya yang santai dengan kaos putih, dan celana kolor kesayangannya rambutnya di kuncir kuda dandanan sederhana tapi indah di pandang mata.

“ Maksudnya...,?? ” kejar Rara belum faham arah pembicaraan Mamanya,

“ Maksudnya apa kamu yakin dengan bakat mu..., bahwa lukisan bisa menjadi tumpuan hidupmu ” jelas Mama sembari menatap lembut putrinya

“Aku belum begitu yakin Mah, karena banyaknya kegagalan yang ku lewati, tapi setiap Aku mundur tidak melukis lagi, selalu ada gejolak dalam diriku yang akan selalu berhasil menggiring Ku untuk berurusan dengan kanvas dan cat lagi, ” Ujar Rara sedih aroma kegagalan kembali, menyengat perasaannya

“ Mama yakin sih dengan bakat Mu ,kecintaan Mu, karya yang Kau hasilkan lebih bagus dari orang lain, Kamu punya cara yang khas, dalam menggoreskan kuas mu...”

“ Mama menghiburku...., makasih Mah ” tanggap Rara sembari menyunggingkan bibirnya membentuk senyuman

“ Mama bukan penghibur karena Mama bukan badut, Mamah serius sebagai pemain baru yang tidak mengeyang pendidikan Formal seni lukis karyamu sudah sangat luar biasa, ” Balas Mamanya serius “ hujud kan mimpimu karena zaman sekarang untuk sukses kita tak harus jadi pegawai, Asal mau mampu dan konsisten, suatu saat pasti berbuah manis ”lanjutnya lagi lebih melecut semangat putrinya

“ Makasih Mah...” kata Rara matanya kini mulai berbinar dengan api semangat baru, yang berkobar

“ Tapi Ra..., mulai saat ini Mama tidak akan lagi kompromi dengan Kamu, tak ada lagi alasan untuk bolos sekolah, bangun telat, atau tampil keluar tanpa mandi.Mama mengghela nafas begitu pun Rara. Kamu harus mulai menata waktumu, hingga semua tugas berjalan seperti seharusnya, Kamu harus bekerja dan belajar lebih keras dari orang lain, karena Kamu punya mimpi yang lebih besar, dari orang lain jadi Kamu harus menempa dirimu untuk jadi lebih kuat dan lebih hebat,....”Mama menggela nafas menatap putrinya lembut namun menyakinkan. Rara diam memasukan kata –kata ibunya kerelung hatinya yang akan dia ambil sebagai kalimat ajaib dikala semangatnya mati suri.

“ Trus Mah kenapa Aku tidak boleh keluar tanpa mandi...? ” Tanya Rara syarat yang satu itu mmenggelitiknya, apa hubunganya hobi melukisnya dengan mandi,

“ Kamu harus jadi seniman hebat yang tetap modis dan cantik, Rubahlah satu pandangan bahwa seniman itu acak –acakan dan urakan ” Penjelasan Mama membuat Rara menganguk mengerti ” Satu lagi yang harus kamu pahami, Jangan gunakan Narkoba dengan alasan mencari inspirasi, karena Narkoba justru akan membuat otakmu mati” Kata mamanya sambil tangannya tetap sibuk menyabuni perabot sisa masak dan makan tadi, Rara merapikan meja makan, kemudian Naik kekamarnya mengemasi kasur yang sudah hampir seminggu Dia tiduri tanpa di tata kembali. Matahari di hatinya sudah terbit, dia akan menata ulang waktunya dan siap berjuang untuk sebuah mimpi.pelukis ternama yang cantik dan baik hati, Dia akan mengukir Namanya dalam sejarah seni rupa Indonesia dan dunia. Hai para penari kuas bunyikan tanda bahaya, kompetitormu utamamu sudah bangun...         Selesai



Salam sayang dan sukses untuk para pejuang mimpi, milikilah tangan yang kuat untuk dirimu sendiri
simpan link ku digadgetmu biar kamu bisa langsung kemari nantinya..., Assalammuaalaikum,,,
Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Tuesday, August 1, 2017

Pejantan Pilihan

 cicih surya     3:36 AM     cerita pendek     21 comments   

Sang pejantan


Sore sudah lewat senja belum datang, tapi gelap gulita mungkin akan hujan, angin dari utara bertiup amat kencang, derit ranting kecil mencoba bertahan dari Hempasan badai, Oh ya Tuhan yang maha Rahman kiranya sudi menunda waktu hujan sebentar saja, desah sang betina sambil keluar dari sarang, gelisah membuatnya tak mampu hanya berdiam diri saja.

Dia terbang mengitari sarang kemudian menjauh beberapa ratus meter saja, awan kembali menyebar, dia tenang. Tuhan memang penyayang telah mendengar jerit hambanya yang berdoa, tapi baru Dia ber nafas lega cahaya petir membelah langit, disusul gelegarnya yang memekakan telinga.

Betina memasuki sarangnya, tapi dia tak mampu diam, dia memeriksa kembali persedian nektar, membersihkan sarang dan melakukan apa saja untuk menenangkan dirinya pejantan belum kembali kesarang, Mungkinkah ia terjebak badai, angin utara yang begitu kencang mungkinkah pejantanya terhalang hujan salju.

Sementara di tempat yang berbeda, di sebuah taman bunga

Lebah jantan sibuk menghisap madu dari bunga-bunga yang sedang merekah, hinggap di mahhotanya yang beraneka warna. Kaki-kakinya membawa benang sari, untuk diletakkan di kepala putik, dengan begitu mungkin akan ada buah beberapa bulan mendatang, tak cukup sampai disana Dia memeriksa kantong madunya, belum penuh baru lewat setengahnya. Arah terbangnya mulai kacau waktunya pulang, tapi Nektar belum penuh Dia dapatkan, akan cukupkah betinanya makan sementara larva memerlukan madu juga. Sang jantan menatap langit berbicara dengannya barang sesaat, semangatnya terlecut teringat janji tadi pagi, Dia akan pulang dengan kantong penuh madu dan Nektar, menukik dia berpacu dengan waktu. kantongnya harus terisi dan pulang sebelum gelap.

Kantongnya penuh sekarang, dengan kecepatan maksimal Dia terbang, tapi apa daya badai salju menghalangnya,Dia berusaha terbang tapi sayapnya kedinginan melemah jika dipaksa mungkin akan patah. Akhirnya dia berteduh di ranting pohon daunnya yang rimbun melindunginya dari butiran es itu.menunduk sedih Dia menanti kiranya tuhan berbaik hati, menghentikan badai semenit saja, itu cukup untuk mengantarnya sampai kesarang. Sang penyayang kini berkenan langit tetap gelap tapi saljunya seolah di tangguhkan, lebah jantan mengeluarkan jurus andalan terbang melebihi kecepatan angin yang membawanya, rupanya yang maha pengasih menolongnya lagi, angin bertiup selaras dengan arah terbangnya,hingga dia hanya tinggal menggerakan sayap mengikutinya.

Disarang betina yang gusar tersenyum senang melihat sang jantan pulang dengan kantong penuh makanan ini cukup untuk 3 hari kedepan sebab hari ini Dia sudah siapkan Nektar simpanan untuk makan malam. Biarlah yang sekarang disimpan untuk cadangan.

Lebah jantan kecil menghampiri menceritakan kegelisahan induknya, Sang betina yang malu terbang mengitari mereka, bercanda dengan jantannya yang bahagia mendapat sambutan penuh cinta, Dia lupa dengan badai yang hampir saja mematahkan sayapnya membekukan darahnya. Lebah jantan kecil hinggap di kepala Ayahnya, bercerita bahwa dia sudah sanggup menjadi penjaga sarang mereka.

Sarang hangat, selalu bersih dan makanan yang tersimpan cukup untuk 3sampai 4hari kedepan melegakan Lebah jantan yang sibuk menggerakan kaki-kakinya yang lelah, entah berapa ratus bunga yang Dia singgahi hari ini, puluhan ribu kilo meter jarak yang di tempuhnya. Lebah jantan kecil yang terbang riang kesana kemari sambil menunggunya bercerita tentang pengalaman hari ini.

Menjadi saksi keindahan alam melewati padang rumput gunung bukit dan ngarai. Kadang dia juga melintasi birunya laut, samudra dengan ombak yang ganas.itu adalah cerita yang mungkin hanya berupa pengulangan, tapi selalu membuat putranya riang dan setidaknya punya bayangan tentang kehidupan yang kelak harus dilaluinya

“ Ayah tadi hampir pulang terlambat, karena Ayah terlalu senang membantu bunga-bunga melakukan penyerbukan, Lantas Ayah terbang dengan kecepatan penuh, tapi kesabaran Ayah diuji Ayah terhalang badai salju, Anakku,bersyukurlah karena kita masih diberi kesempatan berkumpul malam ini” Ujar lebah jantan mengawali ceritanya, anaknya mendengar dan takjub, sementara betinanya menatap mata sang jantan dengan sedih

“ Lalu bagaimana Ayah bisa pulang jauh lebih cepat dari perkiraan, sebab kata Ibu di utara sedang ada badai salju?” Tanya sang anak sambil mengisap royal jelly yang tersaji

“ Tuhan yang maha penyayang membantu Ayah, tiupan angin searah dengan arah pulang Ayah maka bisa pulang lebih cepat dari perkiraan Itulah Alloh dan Ilmunya jika berkehendak tak ada yang dapat menduga bagaimana caranya” Ujar lebah jantan sambil menatap mata anaknya. Pejantan kecil menganguk mengerti. ”Benarkah kau sanggup menjaga sarang, Nak?” Pertanyaan yang membuat lebah kecil bersemangat

“Iyya benar Ayah, seharian aku menjaga sarang, bersama dengan teman –teman koloni kita, aku bersiaga bekerja sama”  Kata yang kecil Ingin dipuji

“Bagus..., Terus belajar jadilah penjaga yang hebat, petarung tangguh jadilah pejantan pilihan, penerbang dengan kecepatan sempurna, bukan untuk mengalahkan yang lain melainkan Untuk bertahan dari kerasnya alam. Mungkin diperjalanan kau akan terhalang badai, bertemu dengan lebah liar yang garang, berhati-hatilah dengan bunga beracun. Mungkin keindahannya membuatmu celaka, Aromanya merusak radarmu hingga lupa arah pulang, Tetaplah tenang badai itu menakutkan tapi ketenangan menaklukannya, tidurlah Anakku besok kau masih harus belajar tentang kehidupan...? ” Ucap sang pejantan mengakhiri ceritanya, pejantan kecil berbaring di sisi Ayahnya tertidur dalam mimpi indah saat dia memenuhi semua harapan Ayahnya.

Selamat tidur alam raya, kau hanya harus tahu cerita Awalku,indahnya ceritaku saat berada di puncak, sulitnya,pahit ketir perjalanan yang ku lewati biarlah aku sendiri yang menelannya   Selesai




Belajarlah dari lebah mencari makan di taman bunga, dia penerbang yang luar biasa, membangun sarang begitu indah, petarung tangguh jika haknya dicuri, madu yang dihasilkanya adalah obat luar biasa



Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg
Newer Posts Older Posts Home

Followers

Translate

Popular Posts

  • Puisi Nasehat pernikahan dari Ayah untuk Putrinya
    Menikah adalah sesuatu yang sakral dan mengharukan bukan hanya untuk anak tapi juga untuk orang tua. Biasanya mereka menitipkan pesan yang ...
  • Pesan cinta mama
    Perintah tanpa alasan Argumen Atau sebuah penjelasan Yang dia tahu Hanya harus Tak punya frasa Tepat Agar kau percaya Cerita ind...
  • Cerbung:bismilah,Pelarian terbaik bag II
    Di cerita yang lalu kita berkenalan dengan seorang anak muda unik yang bekerja sebagai pemulung... dan sekarang kita akan simak kelanjutany...
  • Pejantan Pilihan
    Sang pejantan Sore sudah lewat senja belum datang, tapi gelap gulita mungkin akan hujan, angin dari utara bertiup amat kencang, derit ran...
  • cerbung: Perjalanan cinta Hijabers Nikendy V
    Memiliki aku itu mudah, yang sulit adalah mendapatkan hatiku,,,, masuk kedalam yukk cus ah...! Akhir sebuah pencarian Angin pagi yang me...
  • Cerita Manis sahabat
    Dear Mbak Devi Mbak Devi 10 tahun kita ga ketemu, Entah dimana keberadaanmu saat ini, di Jakarta atau pulang ke Padang. Kabar yang ku...
  • Cerita Tragis Perempuan
    Dia tak tampan Bukan hartawan Dia hanya sopan Dan itu yang istimewa Aku tertawan oleh senyuman Tersesat tak bisa pulang Rahasia Bint...
  • Puisi romantis kasih tak sampai
    Kekasihku yang indah yang diam di ruang sunyi sendiri...begumul dengan rindu,sibuk dengan dunianya tak peduli padaku Karena aku hanya lelaki...
  • Cerita sang pejantan
    Singa adalah raja hutan yang garang dan menakutkan...tapi dia setia.memberi perlindungan yang indah nyaman untuk pasangannya...,mau buktinya...
  • Untukmu Kekasih
    Palestina tanah yang disucikan rumah para hafish dan mujahid. mereka berjuang untuk milik mereka yang dirampas .mereka berjuang tak kenal l...

Recent Posts

Categories

  • cerbung
  • cerita pendek
  • Kisah Inspiratif
  • Motivasi
  • Novelet
  • puisi cinta
  • ucapan di hari special

Unordered List

Pages

  • Beranda

Text Widget

Blog Archive

  • ►  2019 (12)
    • ►  October (2)
    • ►  January (10)
  • ►  2018 (30)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  July (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (7)
  • ▼  2017 (68)
    • ►  December (2)
    • ►  November (5)
    • ►  October (7)
    • ►  September (3)
    • ▼  August (8)
      • Pesan cinta sang malam
      • cerbung:bismilah,pelarian terbaik
      • Puisi Cinta pahlawan
      • Puisi cinta Islami cantik
      • Cerita mistis terbaru
      • Cerita Manis sahabat
      • Cerpen terbaru kunci sukses Mama
      • Pejantan Pilihan
    • ►  July (7)
    • ►  June (7)
    • ►  May (5)
    • ►  April (8)
    • ►  March (16)

Blog Archive

  • ►  2019 (12)
    • ►  October (2)
    • ►  January (10)
  • ►  2018 (30)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  July (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (7)
  • ▼  2017 (68)
    • ►  December (2)
    • ►  November (5)
    • ►  October (7)
    • ►  September (3)
    • ▼  August (8)
      • Pesan cinta sang malam
      • cerbung:bismilah,pelarian terbaik
      • Puisi Cinta pahlawan
      • Puisi cinta Islami cantik
      • Cerita mistis terbaru
      • Cerita Manis sahabat
      • Cerpen terbaru kunci sukses Mama
      • Pejantan Pilihan
    • ►  July (7)
    • ►  June (7)
    • ►  May (5)
    • ►  April (8)
    • ►  March (16)
Powered by Blogger.

Find Us On Facebook

Labels

  • cerbung
  • cerita pendek
  • Kisah Inspiratif
  • Motivasi
  • Novelet
  • puisi cinta
  • ucapan di hari special

Flickr Images

Labels

  • cerbung
  • cerita pendek
  • Kisah Inspiratif
  • Motivasi
  • Novelet
  • puisi cinta
  • ucapan di hari special

Download

Sample Text

Copyright © Rumah Kata | Powered by Blogger
Design by Hardeep Asrani | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Distributed By Gooyaabi Templates