Tangisan Inessia
Dia adalah Inessia, tinggi kurus dengan mata sipit dan kulit putih merona. Berjalan menunduk dengan tenang.Rok merah diatas lutut membuatnya bagai Kuncup mawar, bukan Mawar ditepi jalan, tapi dia adalah Mawar hutan sebab wajah ayunya bersih dari polesan, tapi cantik tetaplah cantik meskipun tanpa riasan dan perhiasan.
Inessia..., tak ada senyum apalagi tawa, mata mendungnya cukup untuk bercerita tentang Gundah yang dia rasa, kenapa...?, Entahlah.
Mungkin angin mengerti tentang ketakutannya jika Bastian pergi, meninggalkannya sendirian dibumi. Mimpi buruk yang mengerikan lebih menakutkan daripada bertemu zombie.
Inessia menarik nafas yang sangat berat, dia duduk disamping pusara, bertulis nama Kamila Azizah, Ibunya. Sebait doa dia baca. sembari menyiramkan air diatas makam diapun menyematkan lily putih, sambil sekuat tenaga menahan air matanya. Ibu tak harus tahu luka yang menghimpitnya. Perutnya terasa nyeri dia ingat tak ada makanan yang masuk sejak kemarin pagi.
Ketakutan kehilangan Bastian membuatnya hilang selera. Makan tak suka minum tak mau mata pun seperti kompromi malas mengatup meski semenit. Jalan kecil berbatu memaksanya untuk konsentarasi. jika tidak dia akan terlepar kejurang dan mati. Tidak....Dia tak mau mati Dia harus hidup untuk Bastian terkasih.
Sore itu Bastian pulang... Tanpa kabar alasannya ingin memberi kejutan. Seperti biasa Bastian bercerita tentang pekerjaannya. hidupnya dan kesalnya pada Dina juga Yudistira, yang masih belum berubah hanya bisa menghabiskan uang Ayah. Ayah sudah tua Harusnya dia sudah dapatkan dana pensiun dari anaknya, bukan menanggung hidup 5 anak mantu dan cucu-cucu. bastian bilang Ayah sudah mulai sakit-sakitan, memang tidak parah hanya Flu dan masuk angin saja, tapi sering sekali. Dan itu membuatnya khawatir.
Inessia hanya mendengarkan, membenarkan,karena dia juga kesal dengan Dina yang sering sekali menghardik dan memerintahnya. Dia itu tak punya malu..., makan dari uang Ayah,,, Tapi menyia-nyiakan Inessia sebagai anaknya. benar Perempuan bermuka Badak dia itu.
Tapi mau gimana lagi..., tak ada pilihan dia harus mau tinggal sama si Badak, dia tak mau membebani fikiran ayahnya.Kata Ayah lebih baik Iness sekolah dikampung saja biar ada yang menjaga kalo ikut di kota bersama Beliau dan Bastian nanti tak ada yang mengawasi.Mengawasi dari hongkong menjaga di Italia jauh sekali panggang dari api, jangankan untuk menjaga orang lain Ngurus dirinya aza keteteran. Maunya makan enak tidur nyenyak dan leha –leha, Gayanya selangit sok seleb hedonis hiiiih nyebelin sekali.
Saat Inessia Pulang Bastian masih bersembunyi di balik selimut, Makanan yang disiapkan tak disentuh, Gadis itu membagunkan bastian dengan lembut, memeriksa suhu badanya tapi semua baik.
“Kenapa belum makan?” Selidik Iness pelan
“Ga papa...,Cuma malas makan sendirian?”Jawab sang Kakak jujur.”Aku juga belum melihatmu makan dari kemarin, kenapa...?”Kali ini Gantian Bastian yang menyapu wajah Adik nya lembut. “Kamu sakit?”
Inessia menggeleng lalu terdiam. Aku sedang takut Bastian..”Katanya mencoba untuk membuka semua gundahnya. Bastian mengerutkan dahi tapi dia diam menunggu Adiknya bicara. Jika kamu dengan Emilia menikah kamu pasti melupakan aku”Ungkapnya terbata –bata dia takut kata-katanya menyakiti perasaan Bastian.Tapi Bastian tersenyum mengacak-ngacak rambut adiknya.
“Semua pasti berubah Iness...,”Mungkin aku akan lebih memperhatikan Emilia dibandingkan kamu. Aku tidak menjanjikan sesuatu yang muluk bahwa aku akan selalu ada buat kamu, Hidup itu realita sayang bukan dongeng. Tapi Iness Kamu tahu kenapa aku memilih Emilia...?”Tanya Bastian retoris, Iness menarik nafas berat mendengar setiap kalimat Kakaknya.”Karena Emilia serupa denganmu.Dia moody tapi baik.dia terlihat tak ramah bukan karena dia sombong tapi itu adalah caranya berhati-hati dan menjaga diri. tapi begitu kenal dia kamu sendiri yang bilang kalo Emilia perempuan yang menyenangkan. Kamu bisa cerita.mengeluh terbuka dan tetap apa adanya...”Lanjut Bastian panjang lebar dan jelas”Aku melihat dia sebagai teman yang cocok untukmu..., Jika aku tak lagi ada seutuhnya untukmu, ada Emilia Iness lagi pula Lagi pula tahun depan kamu mulai kuliah kamu pun akan menikah, menemukan cinta yang mungkin sekarang masih disembunyikan takdir karena menunggu saat yang tepat untuk berjumpa.Jangan takut Inessia kamu kuat...,kamu bisa...,Karena kamu Inessiaku Perempuan yang terlihat manja tapi dewasa, Atau kamu adalah perempuan dewasa yang bersembunyi dalam sikap kekanak-kanakan yang menggemaskan.”Kata Egi dia menyanjung dengan cara yang berbeda Inessia tersenyum hatinya tenang lapar perutnya tak tertahankan
“Ayo kita makan aku hampir pingsan...”Rengek Inessia manja sambil menarik lengan Bastian memaksanya keluar kamar Bastian menurut dia mengikuti langkah Adiknya keruang makan.
Kehilangan adalah rangkaian takdir...pertemuan jodoh rezeki semua tersusun rapi dalam skenario Illahi sang pemilik setiap diri kita hanya tinggal menjalani... terima kasih sudah kemari see u teman// Assalammualaikum
Cerita yang bagus min
ReplyDeleteTerima kasih sudah main kemari
DeleteShare di kaskus sist :)
ReplyDeleteLagi ada pencarian thread starter berbakat :)