Rumah Kata

tempatnya cerita indah dan puisi romantis

  • Home
  • Business
    • Internet
    • Market
    • Stock
  • Parent Category
    • Child Category 1
      • Sub Child Category 1
      • Sub Child Category 2
      • Sub Child Category 3
    • Child Category 2
    • Child Category 3
    • Child Category 4
  • Featured
  • Health
    • Childcare
    • Doctors
  • Home
  • Business
    • Internet
    • Market
    • Stock
  • Downloads
    • Dvd
    • Games
    • Software
      • Office
  • Parent Category
    • Child Category 1
      • Sub Child Category 1
      • Sub Child Category 2
      • Sub Child Category 3
    • Child Category 2
    • Child Category 3
    • Child Category 4
  • Featured
  • Health
    • Childcare
    • Doctors
  • Uncategorized

Friday, October 5, 2018

Cerita malam Hujan di pucuk senja

 cicih surya     8:53 AM     cerita pendek     No comments   

Hujan di pucuk senja


Seluruh tulang terasa remuk ,bukan karena angin mengamuk ,tapi karena kau diam bibirmu terus mengatup pipimu mendadak gemuk , Angin Selatan berubah sudah ,tugasnya usai kata Babah
Mesin waktu berjalan pelan namun pasti terus mendekat.

Ku naiki titian tangga atas nama takdir , Aku menunduk menerimanya. Seperti daun kering yang patuh jika waktu harus terjatuh.

Aku memang aku... bukan dia mereka atau siapa .Mata coklatku ,hidung tak mancung ,Kulit tak putih tapi aku tetap manis aku cantik dengan keadaanku , Karena Dia Adalah Maha sempurna yang menciptakan setiap hambanya dengan sebaik- baik bentuk

Panggilan kembali terdengar. Aku bergegas merapikan pakaian. Lalu keluar dengan wajah semeringah  Mungkin kali ini Pak kepsek akan luluh menandatangani surat  kelulusanku. Ku patut wajahku di depan cermin berhias tipis agar pantas berjumpa orang yang ku Hormati .
Bagiku berhias bukan untuk terlihat cantik , Tapi karena Buk kepsek mengatakan wanita berhias adalah tanda syukur pada Alloh bahwa kita  di takdirkan jadi seorang wanita. Dan agar kita tidak menyerupai laki-laki  Karena tidak di bolehkan perempuan menyerupai laki-laki , begitupun sebaliknya.
 Berhiaslah tapi sebaik-baiknya berhiasan adalah Iman dan takwa. yang melahirkan Ahlak mulia senyum tulus kata yang penuh nasehat kebaikan dan doa.

Ah..., semuanya mudah di katakan seperti pujangga yang mampu melahirkan ribuan puisi saat dia jatuh cinta  atau saat patah hati tapi pengamalannya sulit sekali saking sulitnya mungkin sepanjang hidup belajar hanya mampu untuk mengerti tapi tak sempat mengamalkan.

Aku bergegas menuju pintu berlari keluar dengan tak sabar. meniti anak tangga lebih dari seribu lalu berjalan terus menanjak berpegang seutas tali sebesar kelingking bayi, jembatan kawat yang merapuh di mana-mana adalah jalan yang harus ku lalui jika ingin bertemu Babah di puncak bukit .
Ku ucap basmalah menutup mata , kaki melangkah mengandalkan rasa hati. mengandalkan cahaya suci dari wahyu ilahi.
Tak ada daya dan kekuatan melebihi kehendak Mu ,Jika  Engkau menghendaki sesuatu jadi maka jadilah. Saat ku buka mata  pintu gerbang terbuka Senyum Babah di sana. berjalan menjejeri langkahku ,"Aku tak pernah percaya Hari ini aku harus melepaskanmu...., Aku mendidikmu sejak usiamu tujuh tahun, Saat itu kau tak tahu bahwa Alif itu berdiri dan ain di baca dengung. tapi kini kau mampu melakukan semuanya meninggalkan aku yang tua di pertapaan. Aku terdiam tersayat bathin mendengar tuturnya.  aku selalu ingin pergi tapi benarkah ini hari perpisahan???  aku baru tahu aku tak siap untuk melewati setiap perpisahan maka itu aku hanya tertunduk diam.

"Aku sudah pernah katakan Kau muridku tapi aku menyanyanyimu seperti putriku. Aku bahagia saat kau merengek manja minta keringanan pelajaranmu . kau tahu aku selalu mengajarimu dengan cara paling sulit dan paling berat tapi kau selalu selesai dengan waktu tercepat dan jawaban terbaik."Helaan napas berat terdengar aku makin terduduk dalam tangis yang pilu

"Sebenarnya kau sudah lulus sejak tiga tahun lalu saat ku buatkan kau jendela agar kau dapat melihat dunia dari atas menara. tapi aku masih takut bahwa kakimu tak mampu.... Maka aku menahan Izajahmu agar kau tetap duduk disini menunggu pagi menghitung bintang sampai hangat mentari di timur melambaikan tangan padamu untuk bersyukur" Ku peluk tubuh tuanya kali ini dia tidak mengelak dia diam dengan tubuh tergoncang pelan menahan isak yang memilukan
Sejurus kemudian sepasang tangan tua menyentuh kepalaku " Aku ingin menguncir rambutku...,seperti saat kau kecil dulu" Ungkap Biung sambil menghujaniku dengan tatapan berlinangan air mata .Kau perempuan dewasa sekarang Nak..., Kau tak cantik tapi penuh pesona .Kau bukan mawar bukan melati kau menyebut dirimu Anggrek gunung  tapi kau tahu kekasihmu menjulukimu Bunga matahari di Puncak bukit...
"Aku tidak tahu itu Biung..."
" Dia berdiam di kesunyian  menjaga bunga matahari yang terus mekar ,Katakan padanya hari sudah pagi bukan saatnya sembunyi..."

" Biung ... Boleh aku datang saat ku lelah dalam keramaian....,"
"Pelajaranmu usai Nak, tugasmu sudah tunai ... saat kau terbangun gerbang akan terkunci kau takkan bisa kemari lagi...,Kami ada di hatimu...,bersyukurlah saat senang...,bersabarlah dan bersandarlah hanya dengan Alloh saja...,"
Seketika gerakan tangan biung terhenti Beliau menyelidik rajah basmalah di tangan kananku  lalu berucap pelan namun berwibawa "Ini bukan rajahan Babahmu...,"
Iya... biung..., suatu hari aku menemukan sebuah rumah kecil dalam perjalanan. Karena lelah aku duduk di bangku bambu di berandanya. Rumah itu sederhana tapi ditata dengan baik bersih dan wangi. Aku suka . Hingga aku sering sekali datang hanya sekedar duduk , sampai saatnya pemilik rumah mempersilahkan aku masuk ,dan aku tak menampik ku ikuti langkahnya ,dan aku kaget saat itu Biung , jika di lihat dari luar rumah itu biasa saja ,jangan kan untuk duduk melirik pun ogah..., Tapi begitu masuk aku baru tahu setiap sudut indah..., Rumah itu tak lebih megah dari rumah Babah yang tukang sapunya saja harus 10, tapi cukup untuk membuat orang yang berkunjung berdecak kagum memuji perabotan mahal di sana ,Dia menunjukan padaku semuanya dia menyuruhku memilih apa saja yang ingin di bawa pulang, tapi aku tak melakukannya...!"
" Kenapa ...Nak...???"
" Aku ingat Babah..., Saat aku kecil sebelum Babah mengajariku apapun Babah bilang Kalo aku tidak boleh memiliki sesuatu hanya untuk di simpan dan dipamerkan ,Aku merasa tidak membutuhkan itu semua , jikapun aku membutuhkan sesuatu Babah akan memberikan nya untuku ,Aku belajar cukup dengan apa yang ku punya.
" Aku senang kau masih mengingat dan melakukannya..., Lalu... lanjutkan ceritamu Babah ingin dengar....,"
" dia mengajakku masuk keruang Pribadinya dimana tak seorangpun di izinkan untuk menginjakkan kaki disana selain dirinya sendiri.bahkan kucing kesayangannya tak pernah tahu ruangan itu ,Saat aku di sana  Hujan deras Babah.kami menikmati hujan dari balik jendela tanpa pembicaraan apapun  sangat lama  dari dhuha sampai lepas senja. Baru saat hujan reda dia bicara...,
" Apakah kau suka Hujan..., seperti aku?" Tanya nya padaku saat itu
" Tidak ..., Aku tidak suka hujan. Tapi aku suka menanti pelangi yang muncul setelahnya "
" Kau tahu  hujan itu dulu adalah kesedihan tapi sejak kau hadir Hujan adalah kerinduan ,aku suka melihatmu...,dirimu... senyum mu... kau indah... ,"
" Sudah saatnya aku pulang..." Pamitku menutup pembicaraan ,aku bergegas pulang tapi mataku tertumpu pada sebuah sudut meja sederhana ada di sana,dia punya pena banyak sekali beraneka warna dan rupa ,aku mendekati meja itu lalu berucap pelan
"Aku ingin penamu...."
" Untuk apa itu tak berharga ,bawalah yang lain saja, jika kau tak sanggup membawanya aku akan mengantarkannya kerumahmu...
" Sesuatu yang tak bernilai  di mata banyak orang...,mungkin itulah yang paling disayangi..."
" Apakah kau punya kebiasaan meminta sesuatu yang paling disayangi..."
"Aku tak ingin apapun selain penamu... dan waktu..."
"Pilihlah yang kau mau...,"
" yang mana saja yang ikhlas kau berikan..."
" kau tahu saat kau meminta tak akan ada yang sanggup penolaknya, ini pena kesayanganku bawalah...!!!" Katanya sembari menamit tanganku merajahkan kaligrafi basmalah disana...,tak pernah terhapus musim Babah..."
" Rajahan ini adalah tanda bahwa kau miliknya..., tak ada yang boleh menggangumu...,dia siap jadi pagar hidup untukmu.... jelas Babah sembari tersenyum, tugas Babah selesai sayang...,Pulanglah dia sudah menunggumu di ruang tamu..." Babah menyerahkan Izasah ku...,"Selamat Jalan Murid ku yang manja doaku menaungimu"
"Terima kasih guruku yang sabar dan baik hati  aku akan membawamu dalam setiap doaku" Balasku sambil menyalaminya menahan tangis yang tiba -tiba menyerang mataku tanpa ampun lalu ku palingkan diri pada biung 
" Biung ingin tanya berapa banyak gurumu ,,, Nak???"
"Aku tidak tahu jumlahnya ,Biung. Aku terlalu bodoh untuk menghitungnya...,yang jelas banyak sekali , karena meski aku hanya mengetuk satu pintu untuk satu bidang ilmu ,aku adalah anak kecil bodoh yang selalu mau tahu banyak hal jadi guru ku banyak tapi yang menentukan kelulusanku hanya Babah..."
" kau tahu ...,Nak ...,Balasan terbaik untuk seorang Guru adalah gunakan ilmunya untuk hal yang baik  agar ilmu itu menjadi tabungan jariah yang menolongnya kelak saat tak ada lagi penolong..." 
" Aku akan merindukanmu Biung....Perempuan cantik yang sari wajahnya sesejuk embun pagi..."
"Aku sayang padamu  Putri kecilku yang nakal dan manja , jika tersenyum bunga ditaman  seperti mekar karena bahagia...,cukuplah Alloh sebagai penolongmu maka dunia akan menunduk padamu..."Pesan Biung saat aku menyalaminya aku hanya sanggup mengangguk  lalu melangkah mundur meninggalkan mereka dengan tatapan berkaca-kaca ,ku ucap salam pelan di pintu gerbang..., setelah itu gerbang terkunci sendiri semua berubah gelap tertutup malam yang pekat.
di hati yang diselimuti takut satu tangan memengangiku kuat,Ikut denganku akan ku antar kau pulang..." orang yang sama yang merajahkan Basmalah di lenganku... 
"Masuklah ... sudah saatnya aku turun gunung karena tugasmu selesai kau tunaikan..." katanya sebelum berlalu 
" aku hanya mengganguk dan tersenyum... sebelum menutup pintu Selesai

 



Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Tuesday, September 18, 2018

Cerita cinta Ilalang

 cicih surya     12:53 AM     cerita pendek     No comments   

Seikat Ilalang

Debu musim panas begitu ganas tak ada ampun menerpa wajah yang kian terpanggang ,Ricardo memacu kudanya  makin jauh ke utara, tak jelas apa tujuannya berburu atau sekedar patroli saja. kekacauan  terjadi di mana -mana, pemberontakan -demi pemberontakan membuat kepalanya pecah terbelah. Tak tahu entah karena sebab apa rakyat enggan penuhi kewajiban atas pajak .atau penguasa yang tak bisa mengayomi rakyatnya. Tak ada yang bisa menjawab pertayaan itu , karena semua merasa dirinya lah paling benar.

Ricardo semakin jauh menelusuri hutan  menyisir setiap penjuru , pepohonan makin lebat hingga dia merasakan angin sejuk  menerpa wajah yang kelelahan. Matahari siang harusnya membakar tapi mengapa dia merasa ini matahari pagi." perjalanan yang menyenangkan" Fikirnya dengan terlena sesaat beban di kepalanya sirna,

Ternyata disinilah obat paling mujarab berada ,Angin semilir dan hangat sang surya juga rimbun hijau yang menyejukan mata kebosanan dan bebannya sirna .
"Oh Tuhan betapa kecil semesta di banding kuasa-Mu ,yang meliputi langit bumi dan segala isi ,Kecil sekali aku..."Gumamnya pada diri sendiri.
Dengan segera dia turun dari punggung kuda. Bunga putih biru mengodanya untuk mendekat. Niat hati ingin sekali memetik tapi belum tangannya sampai sebuah suara  menghentikannya

" Jangan menyentuhnya dia milikku...!" Suara seorang perempuan membuatnya terhenyak dan diam. Tanpa kata Ricardo  mundur dua langkah menjauh ,dahi yang mengerjit menandakan dia masih mencerna larangan itu.
" Ini kebun bungaku...!" Perempuan bermata coklat gelap itu berusaha memberi penjelasan.
Ricardo mengnyipitkan matanya yang bulat besar.tapi dia diam dan mundur perlahan tak elok rasanya berdebat dengan seorang perempuan,dekil ,kumel pakaiannya lebih layak jadi lap di kandang kuda menemani si jose yang jago lari.

mundur beberapa langkah menatap punggung itu dari belakang kenapa dia merasa tak asing dengan gadis galak ini. seperti ada yang berbeda  entah apa teramat sulit mengungkapnya dengan kata , tapi rasa dan pemikirannya merasa kenal dan dekat itu yang membuat dia diam bertahan,telinganya mendengar gumaman kecil ,sederet nada ,dia juga kenal pernah mendengar tapi entah dimana siapa yang menyanyikan lagu itu sudah sangat lama, dia sudah lupa

" Kupikir kau sudah pergi..., kudamu sudah kenyang sudah berhenti makan...," Ungkap si pirang galak bernada mengusir
"Apa tanah yang ku injak juga kebunmu..Kufikir hanya orang bodoh yang tak bisa membedakan bunga liar dan bunga yang di jaga..."
" Maksudmu ...? kau menuduhku bicara bohong...??"
"Aku tidak mengatakan demikian aku hanya bicara tentang logika..." Ricardo berusaha membela diri
"Tidak semua yang kau lihat dapat kau uji dengan logika , bukankah tuhan kadang menyajikan skenario yang tidak logis untuk membuat kita berfikir..., menggali merenung sebelum kemudian bersyukur"
Ricardo terdiam.bathinya mulai memberikan penilaian perempuan yang bicara denganya saat ini. adalah seorang cendikia. Tapi mungkinkah...? bukankah sekolah hanya bisa dinikmati kalangan terbatas, Sekali lagi dia membagi pandang kesekeliling ada perempuan di tengah hutan, Dia memukul tangannya sendiri ,dan dia menjerit  lirih  kesakitan .,
Gadis pirang melirik cepat dengan waspada..., " Bangsawan bodoh..." Keluhnya kesal ,"Apa mungkin lelaki bodoh yang sangat polos masuk dunia politik yang  terlalu kejam..., penuh intrik berisi manusia-manusia munafik , dunia dimana kejujuran jadi sangat kerdil...,Kasihan...!!!"
" Aku hanya pemburu..., meski bukan pencari kayu...,Ayahku membuka kedai di pinggir kota..." Ricardo berdalih Dia berusaha menutup jati dirinya yang terbuka
" Aku tahu kau adalah Putra mahkota..., pemilik tahta yang sah jika baginda raja tak lagi sanggup memimpin...,"
Ricardo menatap gadis di hadapannya...," Kau kenal aku...,Kita pernah bertemu...??" Tanya Ricardo Polos ,Gadis itu tersenyum lucu seperti mendengar celotehan anak kecil yang bertanya pada ibunya tentang apa yang di lihat dan didengarnya. 
" Kau Putra mahkota, Yang mulya raja morgan dari Visby Castle di Barat , semua orang mengenalmu...,"
" Apakah baju penyamaranku tidak sempurna hingga sangat mudah kau tahu siapa aku...?" Tanya Ricardo semakin heran  , perjalanannya kali ini sudah sangat panjang kampung ,bukit gunung sungai setiap sudut kota di telanjangi berjumpa manusia berbagai rupa dan tabiat tapi tak ada yang mengenali jati dirinya , sebagai putra mahkota Visby .
" Aku Benedicta..., Aku tinggal di gubuk pinggir hutan ini. "
Sekilas dia melihat tanda yang ada di lengan kiri gadis itu...," Kau B Angel seorang penyanyi opera yang terkenal itu..., Ibuku teramat menyukaimu..., Bahkah saat sakit suaramu seperti sihir penyembuh untuknya "
" Apakah yang mulya Ratu sedang sakit...?"
" Sejak aku mulai bisa berfikir, Aku tahu Ibu menanggung beban yang sangat berat Kehilangan Almira Adalah pukulan telak baginya...,"
Almira...?" Siapa Dia...?" Kejar B angel 
" Aku tidak tahu siapa dia..., dia seperti sebuah cerita legenda yang ada dalam keluargaku , dulu aku sempat bertanya tentang kebenaran berita Almira Tapi Ayahku marah ,Ibuku menangis berhari -hari dan sakit ,sejak saat itu aku tidak pernah bertanya tentang Almira, aku hanya tahu kalo Almira  adalah kakakku yang meninggal karena menyakit aneh.
Cerita yang beredar di istana Almira kakakku yang gila. dia sering keraksukan roh leluhur. saat umurnya 5 tahun dia sering terjaga semalaman berbicara tentang apa saja yang tak masuk diakal  Ibu mengatakan kalo Almira putri yang sangat cerdas , tapi para penasehat istana mengatakan kalo Almira putri yang akan membawa petaka dia akan menjadi seorang pemberontak ,nasib tragis kemudian menimpa nya dia hilang . binatang buas memangsanya saat dia bermain di hutan sendirian. aku kadang berpikir apa mungkin seorang putri raja di biarkan ke hutan seorang diri..,Keragaman ceita itu membuatku bingung dan akhirnya aku sampai pada sebuah kesimpulan dan keputusan hanya waktu pengadilan paling baik untuk membuka tabir misteri tentang Almira. Pangeran Ricardo menyudahi ceritanya dengan hempasan nafas penuh beban. B Angel mempercepat langkahnya tanpa memberi tanggapan.,
" Berikan ini pada Yang mulya Ratu ,anggaplah tanda kasih seorang hamba pada ratunya" Kata B Angel sembari mengikat beberapa helai ilalang.
" Kenapa kau tidak berikan bunga unggu putih itu untuk Ibuku...?" Tanya Ricardo heran
" Kadang apa yang dianggap tidak bernilai di mata banyak orang , itulah yang istimewa .karena setiap orang punya nilai dan cara pandang yang berbeda.Orang yang Istimewa akan memberimu sesuatu yang istimewa dengan cara yang berbeda ".Setelah mengatakan hal itu B Angel lari secepat angin ,menghilang dalam sekejap.

Pangeran Ricardo menyusuri lorong demi lorong rumahnya setelah melepas lelah dari perburuan panjang ,dan memakai pakaian yang layak dia berniat menemui yang mulya ratu Ibunya.
Mengapa semakin hari dia melihat Ibunya semakin lemah dan tua .Mungkinkah dua minggu  bisa terlihat sekurus itu lalu apa kerja pelayan dan tabib kerajaan.
" Ceritakan padaku apa yang kau tahu..., sekarang...,Anakku???" Tanya sang Ibu lembut , Ricardo memengangi jemari Ibunya sembari duduk bersimpuh disisi perempuan tua itu
" Yang ku tahu tak berubah , Ibu adalah malaikat yang dikirim tuhan dengan wajah paling kurindukan..." Jawab pangeran Ricardo sembari mengecup kening tua ibunya lembut ,Pelayan mundur menjauh membiarkan seorang anak bercerita dengan ibunya ,
" Seseorang menitipkan ini untuk Ibu dan berdoa semoga Ibu cepat sembuh..." Pangeran Ricardo memberikan seikat ilalang kering  ,dengan tatapan mata penuh keraguan ,dia takut Ibunya merasa terhina ,Sebagai ratu beliau terbiasa dengan buket-buket indah yang dirancang khusus untuk yang mulya Ratu. Demi Ibu Ratu tertegun begitu lama menatap seikat Ilalang di tangan Putranya . tangannya bergetar , tubuhnya tiba -tiba merasa lunglai seperti tak bertulang, Ingatannya sampai di peristiwa belasan tahun silam ,saat Gadis kecil berlari riang memamerkan tiara yang dia buat sendiri dari rangkaian bunga liar..." Ini untuk Ibu...,seikat ilalang  yang aku ambil di tepi tebing Buk...!!!" Maaf Ibu aku memberikan apa yang aku suka bukan apa yang ibu suka ..., Mungkin suatu hari ibu akan merindukannya..." Ungkap si kecil riang sembari menatap mata ibunya
" Ibu tidak akan merindukannya karena setiap hari kau akan memberikannya pada Ibu..."
" Jika itu menyenangkan hatimu... , aku akan melakukannya Buk...,meski pun untuk mengambilnya  aku harus terjatuh Buk...,Ungkap gadis kecil itu sambil tertawa. dia menunjukan pantatnya yang kotor ,
" Dasar...,Gadis nakal...!!!, Apa yang akan dilakukan Ayahmu jika tahu calon ratu Visby seperti ini..."
" Ibu Ku mohon  Jangan katakan ini pada Ayah..., Aku tidak mau di kurung Buk...,"
" Katakan pada Ibu , kenapa kau beri Ibu ilalang...,"
" Ilalang adalah kelembutan ,dia seperti penurut yang mau di bawa angin kemanapun bertiup, tumbuh di tebing curam ,,, dia adalah gambar dari kesulitan hidup ibu.Akarnya begitu kuat menahan batu agar tak hanyut..., aku ingin seperti ilalang Buk...,yang menunjukan kelembutan dan menyimpan kekuatan yang tak takut pada badai ..., Celoteh Gadis kecil itu menabjubkan sekerika Ibu Ratu memeluk Putrinya dan menangis...," Jika suatu hari ada yang menggangapmu gadis gila , kau tidak gila kau hanya terlalu cerdas dan banyak orang tidak siap dengan kecerdasanmu..., Jangan sembunyikan bintangmu sayang...,Akan selalu ada Ibu yang siap menjadi perisai penjagamu...,"
" Aku tidak akan menuruti siapa pun Buk ...,  Hanya Ibu..." 
" Ayahmu..., Kau tak mau mendengarkannya...?"
" Tidak Ibu...,aku hanya akan mendengar kata-kata Ayah saat apa yang di katakannya adalah benar keinginannya , bukan keinginan dari Sir Dominiqu yang meminjam lidah Ayah..., Ayah memang Raja tapi dia terlalu bodoh untuk jadi seorang Raja . Hati Ayah terlalu lembut untuk bercampur dengan intrik - intrik kekuasaan..., haruskah Ayah menanggung beban itu selamanya ?"
" Bagaimana kau membedakan itu titah Ayah atau perpanjangan tangan Sir Dominiqu..." Kejar Ibunya dengan tatapan mata kagum tapi bercampur kehawatiran.
" Ukurannya Ada pada hatiku Ibu..., Aku kenal Ayahku..., Aku menyayanginya Itu yang membuat perasaanku Peka dan dapat membedakannya..." Ucapnya Almira tandas di matanya terlintas wajah Ayahnya kesedihan mengelayut pelan pada kepolosannya. Sampai saat sang ratu menuntunnya pulang ke istana  gadis itu hanya diam.

" Putriku...., dia masih hidup...,Oh terima kasih tuhan kau sudah  mengabulkan keinginanku..." Terdengar lirih ucap syukur sang Ratu , Pangeran Bernardo seperti tersengat lebah mendengar nya tapi dia tak ingin langsung bertanya dia takut melukai perasaan ibunya ..., Dia akan tunggu sampai Ibunya mau bicara.

" Dimana kau bertemu gadis ini , Nando...?"
" Di hutan Pinus di Utara.., Dia menjual bunga yang kebanyakan dia dapat dari hutan di kedai pinggiran kota ,Tapi aku kesal karena dia Gadis miskin yang sangat kikir, dia memberi Ibu Ilalang..., tidak memberi Ibu rangkaian bunga yang di buatnya , " Ungkap Pangeran menyampaikan kekesalan hatinya.
" apakah kau membeli Bunga yang dia jual...?"
Tidak Ibu aku sangat kesal hingga aku malas melakukannya , aku merasa Gadis dusun itu menghina Ibu  karena memberikan Ibuku seikat ilalang..."
" Dia pasti memanggilmu lelaki bodoh..., karena dia Gadis hutan yang cerdas...,"
" Iya Buk dia tertawa meledekku..., Dia juga bercerita tentang sebuah tempat..., seperti ruang bawah tanah di Istana kita...,Meskipun dia tidak mengatakan bahwa tempat itu ada di Istana Visby, tapi dia ceritakan dengan sangat detail apa saja yang ada di sana tulisan apa...,gambar apa...,  dan tadi sebelum kemari aku menyusuri ruang bawah tanah ,semua tulisan masih ada ,gambar itu nyata. Bu...,ceritakan Padaku apa yang Ibu pikirkan..., Apakah Ibu ingin Aku mencarinya untuk berjumpa dengan Ibu...,
" Kembalilah berpetualang pastikan dia Baik-Baik saja..., sementara itu ibu akan membujuk Ayahmu untuk membawanya ke istana..."

Gadis itu Kakak mu Almira..., Mintalah dia menjadi penasehatmu saat kau naik tahta maka dengan begitu ibu yakin Visby akan sampai pada puncak ke jayaannya..."
" Ibu yakin...,Bahwa dia Almira...?" tanya sang pangeran mendesak dia berusaha menyakinkan dirinya dengan mendengar kepastian Ibunya .
" Hanya Ibu dan Almira yang punya tahu cerita tentang lima helai batang ilalang..., Kau tahu Nak ... saat jarak dan waktu memisahkan..., sebuah kenangan yang di buat bersama yang mampu menyatukan perasaan.
"Apa dia akan  bersedia Buk...???",
" Dia akan bersedia menjadi penasehatmu...,Karena cintanya pada visby  kerajaannya , karena sayangnya pada kau dan Ayahmu ,juga karena janjinya pada Ibu..., Meski Ibu tak yakin dia mau tinggal bersama kita karena rasa sakit yang dia pernah rasakan...,terusir dari rumahnya sendiri ,di asingkan keluarga untuk sebuah kesalahan yang dia sendiri tak tahu..."
" Baik Ibu..., Sekalipun dia tidak di Istana Aku akan pastikan kalo dia baik -baik saja . Aku akan membawanya kemari bukan sebagai hamba pada Ratunya...,tapi karena sudah saatnya pengembara kembali kerumahnya..." Janji pangeran Ricardo di sambut senyum cerah Sang Ratu....The end

Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Thursday, July 19, 2018

Puisi Rindu Romantis

 cicih surya     8:21 PM     puisi cinta     2 comments   

 Orang kangen  itu aneh  rembulan diajak ngomong...,angin di tantang berlari ya kalah
cinta itu kadang memang membalikan otak ada di mata kaki tapi rasa indahnya seperti candu yang di sajikan  di cawan sang bidadari , masuk yuk ada yang lagi kangen tuh  ikut baper yuk



Bisikan Rembulan

Pondok kecil di puncak bukit
Desir angin terdengar jelas
Kodok dan tikus hutan indah berkawan

Rembuln di balik pucuk tersenyum
Malu... namun tak mau berlalu
Kau merindu...

Diapun begitu...
Sedetik yang lalu ku lihat  Ia
Menatapku berkaca
Memanggilmu dengan hati yang luluh
Rindu

Rembulan menemaniku
Menyulam malam
Menyambut Embun
Berharap malam segera lalu
Sampai senyum itu hadir
Di subuh yang Anggun
Ayatmu mengalun bak secawan anggur

Sebuah nama di balik doa
Kamu
Pemilik senja yang jingga
Sampai bunga putih mekar
Penuhi taman Firdaus  yang agung



Selamat menyulam rindu... jaga hatimu sebelum kau berniat menjaga orang yang kau rindu... see U

Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Sunday, May 27, 2018

Puisi Renungan diri

 cicih surya     10:59 PM     puisi cinta     No comments   

 MANUSIA EGOIS


Aku egois
Aku sedang ingin membuat grup sendiri
Satu hati, satu rasa, satu jiwa, satu jantung dan satu keinginan
Aku sedang ingin membuat grup sendiri 
Anggotanya semua jari dan badanku dari kepala sampai mata kaki

Akan ku suruh mereka diskusi
membuat panel mewah megah
merenung diam tanpa diksi
tak mencari beda ,bersama untuk satu kata

Saat tanya kelak menggelegar
Siapa dirimu ,siapa tuhanmu, apa kitab
Siapa panutan penuntunmu
Mereka akan jawab

Beda kata satu makna
Satu tuhan berjuta ciptaan
Esa dalam dzat  hujud dan tindakan
Tak jauh mengejar jawab
Sebab Akulah jawab

Aku sedang Egois 
Akan ku buat grup sendiri
Menyusun tujuan , merumuskan jalan 
Hingga saat pulang
Aku tak linglung mencari pintu
Aku sudah tahu




Terimakasih sudah menepi ,See you dear
Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Friday, May 18, 2018

Puisi Untuk Ibu Pertiwi

 cicih surya     10:01 PM     puisi cinta     No comments   

 Dunia tanpa koma


Dunia tanpa koma
Masa tak kenal jeda
berputar tak henti mungkin nafasmu
Kalah....
Lelah dan terhenti

Dunia bergerak
Ritme cepat
keras
bunyikan genderang perang

Waktu tak pernah mundur
mati tak pernah di undur 
Tenagamu makin hari makin kendur
Dipaksa umur keliang kubur

Belajarlah dari semar
Tak pernah merasa tinggi
Kakinya tetap di bumi
Langkah pelan dan hati -hati

Satu...,dua ... tiga.... 
Terhenti
Merenung diri
Satu... dua... tiga...
Intropeksi

Tapi saat negeri memanggil bakti
Langkahnya tegap penuh ambisi
Semangat kobar berapi-api 

Dunia tanpa koma
Negeri menangis kini
Ibu pertiwi berdiam diri 
Mata cantiknya berkabut mendung
Anaknya saling bertikai
Tertipu manis rayuan
Pepesan berisi surga
Ternyata arang belaka


Terima kasih sudah kemari see you
Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Wednesday, May 16, 2018

Cerita misteri, I am Indigo bagian I

 cicih surya     9:33 PM     cerbung     4 comments   

Menjadi sosok yang berbeda dari orang kebanyakan entah itu dengan kekurangan atau kelebihan , kadang membuat kita jadi tak nyaman tak jarang itu menjadi alasan untuk menarik diri dari kehidupan sosial dan berdiam diri dalam keterasingan

Mungkin itu yang terjadi dengan gadis berambut pirang dengan mata kelabu serta tatapan tajam yuk masuk👇👇👇

 Perang Dalam Darah

Daniela kembali dengan wajah cemberut hari itu pipi putih nya yang pucat tampak merah terbakar matahari yang cukup terik ,hari begitu panas mengapa tubuhnya dingin seperti berada di tumpukan salju.

Oh tidak ini tak boleh terjadi dia tak boleh tertidur di pinggir jalan ,langkahnya terasa semakin berat tapi dia berusaha menyeretnya cepat dan lebih cepat lagi. sebenarnya ingin berlari tapi kakinya seperti terikat rantai besi lebih dari sekkilo di setiap jari.

Mom selalu berpesan untuk mampu mengedalikan diri. belajar untuk mengontrol bisikan dan ajakan yang di didengar supaya tidak sesat dan membinggungkan yang akhirnya  mencelakai diri sendiri.

Seperti hari ini  di kelas dia selalu ingin marah emosinya mendidih entah karena apa , tak ada teman yang membuatnya marah ,guru pelajaran semua bisa di tangani tapi dadanya penuh dengan api hingga dia merasa gerah sendiri.

Dad mengajari untuk meditasi sederhana ,dia melakukannya sambil duduk di bangku mengatur nafas tanpa memejamkan mata ,tujuannya agar tak memancing perhatian kawan- kawan kemudian dia semakin dianggap gila dan dikucilkan  meski tanpa perudungan tapi duduk sendirian dibangku paling depan itu cukup menyakitkan.

Kesalahannya hanya satu dia sering bicara tanpa alasan ,mengatakan sesuatu  yang tak bisa dijelaskan ,melihat apa yang tidak bisa di lihat orang , ngocehin sesuatu tentang masa lalu dan masa depan ,marah tanpa sebab sedih tanpa persoalan. Dia sadar dia aneh dia berbeda dari sana dia belajar memahami siapa dirinya,
15 menit meditasi  ada perang dalam darahnya tubuhnya menggigil dan ngantuk tak tertahankan dengan ucapan terburu -buru dia pamit pada guru dan pulang tanpa merapikan buku tas sekolahnya diambil sembari berlari meninggalkan kelas sang guru  sempat teriak untuk berhati -hati .

Pihak sekolah sudah memahami perbedaan yang terjadi pada diri Daniela . Dad datang secara khusus untuk bercerita tentang putrinya tapi tidak demikian dengan para murid ,Cara pikir Daniela yang sangat dewasa juga kebiasaannya yang senang berdoa membuat teman-teman menuduh Daniela sebagai tukang sihir yang menakutkan. Karena itu dia di kucilkan meski tak ada  kata-kata perundungan.

" Oh Tuhanku selamatkan aku..., Izinkanlah aku sampai rumah saja...," Pinta hatinya sembari menyeret kakinya yang terasa makin berat kantuk semakin parah hingga matanya sulit terbuka . teras putih tulang,dan tembok biru cerah sebenarnya sudah kian dekat tak lebih dari sepuluh langkah dia ada dipintu .

Dengan nafas yang semakin sesak dia membuka pintu setelah itu dia tidak mengerti apa yang terjadi dengan dirinya badannya terasa lemas pandangan gelap terasa ada yang keluar dari tubuhnya lalu melayang...Bersambung




Apa yang akan terjadi dengan Daniela tunggu selanjutnya , terimakasih sudah mampir kemari See you
Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Friday, May 11, 2018

Kakek Milenial

 cicih surya     1:23 AM     cerita pendek     No comments   

 sayap kebebasan

Hari baru dimulai matahari merangkak setengah tiang , hangat yang memanjakan membuat setiap insan semangat membuka jendela ,membiarkan raja cahaya menembus sela-sela lubang jendela.

Begitu yang terjadi dengan Hernita.Tak ada yang tahu kalo ini adalah hari baru untuknya ,dia memulainya dengan senyum ceria .Mimpinya yang pernah mati kembali menggeliat seperti kuncup bunga yang merekah di sore hari ,sungguh tuhan maha tinggi mudah baginya membolak-balikan hati. Setiap nyawa ada di genggamNya, setiap hati ada di dalam kendali ,
Tak ada yang luput walau sejumput , tak ada yang lari sedetik atau lepas sekejam mata , kemana kita akan berlari , jika bumi langit alam, Rahim dan alam gaib juga dalam kendaliNya. Keinginan adalah milik kita namun takdir ada di tanganNya ,

3 minggu yang lalu Hernita menyesali keberadaannya , tak berarti , tak di hargai, tak ada yang mendengar atau mau menemaninya di titik terbaik dalam hidupnya.
Dia merasa terasing dalam rumahnya sendiri , tak terlihat diantara keluarga yang harusnya mengenalnya . Sebait kata bijak berkelebat tanpa pamit di otaknya " Ada saat kita tak harus berfikir apa, kenapa dan bagaimana .kita hanya harus menjalaninya ,Sampai Tuhan membuka misterinya "

Pagi ini dia sudah putuskan dia akan memulai hari baru , tanpa ada yang tahu jiwanya sudah berganti baju .yang sudah terjadi tak harus disesali  , dia membenahi rambutnya di cermin mungkin gaya rambut baru akan membuatnya terlihat lebih segar dan tak kuyu . Mulai memilih baju membuat Imej baru sepertinya juga bukan pilihan yang salah .membubuhkan syal sebagai pelengkap gaya ,warna lipstik yang cerah perona pipi dengan warna serupa itu sudah cukup membuatnya segar dan berbeda.
Dia berkomitment dengan dirinya sendiri. hidup dengan hidupnya dengan gayanya  dengan caranya selama baik jalani saja .

Bersitegang  dengan Ibu dan Ayah yang sama sekali tak mengenal siapa anaknya, tak tahu apa maunya , dimana pasion dan cita -citanya mereka hanya sibuk dengan dunia masing -masing ,rumah bukan lagi jadi rumah dimana kebersamaan terjalin di sana.
Rumah ini seperti kuburan saja baginya tak ada senyum dan tawa .Tak ada tangis saat dia kecewa ,Tapi tak guna terus menuntut percuma hanya membuat patah hati saja.

Snikers putih jadi pelengkap gayanya ,camera di sandangnya dia menelusuri joging trek menatap taman bunga di kiri dan kanannya , indah tapi tak membuatnya membidikan camera kesayangannya ," terlalu biasa..., " bisik bathinnya ,"Artistikya dimana...?" lanjutnya sok idialis,
Hernita masih sibuk berdialog dengan dirinya sendiri sembari meniti jalan pelan melihat kekanan dan kiri ,dia tertegun menatap bangku taman sesosok lelaki tua menarik bola matanya untuk singgah sangat lama dan tak bisa berpaling lagi ,Reflek dia mengambil beberapa foto melihat hasilnya tersenyum lalu kembali mengambil posisi tepat agar hasilnya artistik tanpa editan ,dia duduk di batu pembatas taman menatap gambar di kameranya dia tersenyum puas. Hari yang terbaik memang tuhan sembunyikan sebagai misteri agar kita tidak menunggu untuk merusaha melakukan yang terbaik setiap hari hingga tanpa di sadari kita menemukan hari terbaik yang tuhan janjikan untuk setiap hambanya. 

Matanya kembali tertambat pada sosok tua berjas coklat ,kilatan cahaya dari kaca Arlojinya menyorot pada wajah Hernita ,dia menarik nafas bangkit dan memberanikan diri untuk mendekat , langkahnya pelan dia berusaha mengamati apa yang sedang dilakukan dengan kacamata  tebal di depan komputer jinjing yang juga berkaca lebar ,tangannya sibuk sekali Hernita mulai mengambil kesimpulan Kakek adalah seorang penulis buku.tapi itu hanya kesimpulan yang diambil dari tangkapan indra tanpa bertanya ,dia tak berani membenarkan 100 % karena sering kali yang terlihat tidak seperti kenyataannya.

Berapa menit dia berdiri si kakek mulai menyadari keberadaannya ,
" Duduk lah kalau kamu mau duduk sama Aki-Aki...," Katanya sambil menggere
ser sedikit pantatnya ,sebagai tanda kalo dia tak keberataan Hernita ada di sisinya, Gadis dengan rambut sebahu dengan riasan minimalis yang membuatnya muda dan segar. Senyum Hernita mengembang Tipis saja ,dia duduk tanpa membuka mulut.takut mengganggu fikirnya.tapi Hernita yang penasaran mengintip sedikit kelayar dia ingin apa gerangan yang membuatnya terlihat begitu bahagia,

Hernita terhenyak fikirannya mulai berkomentar sendiri Kakek buka IG dan bercengrama dengan seorang gadis muda seusia dirinya .Bulu kuduknya merinding tapi dia tidak beranjak pergi .dengan tenang  lelaki tua itu meneguk jus yang sedari tadi menemani dengan setia.

Menutup IG membuka FB ,kecurigaan Hernita trus bertambah saat tahu kakek itu memasukan kata sandi 
" Tak perlu takut duduklah disini nanti ku jelaskan..." Katanya  sembari tersenyum pada Hernita, hati gadis itu kembali dibanjiri pertanyaan " si Kakek punya super insting apa yah...???," 

" Apa yang membawamu duduk disini...?, padahal disana banyak pemuda yang akan sangat bahagia jika di temani gadis cantik sepertimu..."
Kata Nya sambil tersenyum bijak.
Hernita tertawa lucu  lalu menunjukan hasil bidikannya " Cobalah atur fokusnya kembali ,hasilnya pasti lebih baik...," Lanjutnya kemudian .
" Maaf saya mengambil foto opah tanpa izin..." Saya melihat sisi unik saja ,seorang kakek dengan keriput memenuhi wajah duduk si taman menghadapi komputer jinjing dibawah pohon rindang seperti patung penjaga taman yang terkenal di negeri paman sam sana cuma Opah adalah persi 3 dimensi ... " Jawab hernita sembari nyengir dia tak mau memikirkan sebuah alibi saat bicara dengan orang tua, mending jujur saja.

"Rasa senimu cukup bagus ..., Terus belajar tambahlah pengalaman. Bakat memang tuhan sematkan tapi kita perlu mengasahnya agar mahir dan berbinar..." Nasehatnya keluar begitu saja membuat mata Hernita berkaca -kaca baru kali ini dia mendengar sebuah petuah yang menguatkan hatinya.dia mendapatkannya dari seorang di jalan .
Satu jam menunggu Si kakek menutup perangkatnya lalu menatap mata Henita
," tunggu sebentar di sini yah..." pintanya kemudian sebelum dia beranjak dan kembali datang dengan aneka cemilam cukup untuk mereka makan lebih dari 3 jam.

Tak ada kata yang terucap lagi saat mereka membuka dan menghabiskan masing masing satu bungkus Snack, Jus yang di bagi dengan gelas air mineral , Hernita baru bersama Kakek kurang dari satu jam tapi pembicaraan yang santai dan hangat membuatnya merasa aman. Sesekali hernita menatap lelaki tua yang membiarkan giginya ompong tanpa gigi palsu padahal kalo liat tongkrongannya hal yang sangat mudah baginya memasang gigi palsu.

" Apa yang Opah lakukan..., mengelola olshop....?" Tanya Hernita menyelidik tatapannya yang setajam elang seperti hendak memasuki ruang -ruang rahasia lawan bicaranya. bilik-bilik halus yang tersimpan di dasar rasa terkoyak begitu saja dan lelaki tua di hadapannya bukan mahluk bodoh yang tidak mampu mencium aroma curiga tapi dia hanya tersenyum , 

" Umurku 83 tahun sudah terlalu tua untuk menggoda seorang gadis remaja sepertimu. Kalo aku masih melakukannya aku adalah lelaki yang tak bisa mengukur diri. ,Idealnya Mahluk tua renta sepertiku sudah menghitung mundur mengumpulkan amal menyongsong kematian...,Jadi tenanglah aku tidak gila meskipun alam dan mahluk-mahluknya sudah gila...," Jelasnya sambil tertawa geli menyaksikan Hernita melongo bego.

" Opah punya indra ke enam...?" Selidik Hernita sedikit takut dan hati-hati
" Maksudnya...?"
" Sebuah kemampuan untuk membaca fikiran orang misalnya..."
" Bukan itu...,hal yang sangat mudah membaca pikiranmu dari ekspresi wajah yang kau tunjukan...,mikro ekspersi  ,pernah dengar...? itu yang ku pakai  bukan sesuatu yang klenik karena semua bisa dipelajari, .sering berjumpa dengan orang dengan begitu kau akan faham pelan -pelan. gadis manis dengan bandu merah jambu menganguk mengerti .Otaknya kembali menganalisis dan menganbil kesimpulan kalo orang tua ini tak bisa di remahkan, kalo secara pisik dia akan jatuh jika ditempa sepoy angin . tapi isi otaknya . cara pandangnya penuh kejutan.mungkin pantas jika dia disebut opah-opah milenial

" Opah menemani cucu-cucu opah..., mendidik seorang anak juga harus menyesuaikan dengan zamannya..., kita tidak bisa menyamakan pola dengan zaman opah kecil atau saat ayah mereka remaja. Opah hanya berusaha menari dengan zaman , meskipun prisipnya sama agama dan tatakrama yang harus tertamam kuat sejak semula ." Opah punya 10 akun sosmed semuanya punya ,tapi Opah tidak bisa menggunakan handphone layar hape terlalu kecil untuk mata tua Opah. Jadi ini komputer portable pilihannya..." Jelas pak tua sambil tertawa kali ini Hernita benar-benar menganga belum selesai kejutannya  Opah kembali bicara " dan cucu Opah ga tahu kalo Opah ngitilin mereka..., mereka tahunya opah hanya lelaki tua opah mereka yang punya kemampuan spiritual seperti yang kau sangka tadi ..., padahal Opah tahu dari postingan mereka ,hahaha" Kakek tersenyum mengenang kelucuan petualangannya dulu Ayah mereka juga begitu rajin sekali mengirim Atensi ke Radio kakek juga mengikutinya..., .Opah baru buka rahasia saat dia menikah dan berhenti berkirim atensi karena memang sedah tak buming lagi...'

"Opah adalah orang tua paling hebat yang saya tahu..." Puji Hernita tulus
" Opah tidak sehebat itu... Opah melakukannya karena rasa sayang yang terlalu besar untuk mereka...,hanya saja opah tidak ingin memotong sayap -sayap mereka dengan aturan ,pelaturan yang terlalu kakuk justru akan menimbulkan pelanggaran berat dan fatal. jadilah teman buatlah nyaman maka kau akan di dengar..." Kata Opah sembari tersenyum bijak.
" Opah bolehkah saya temani Opah lagi besok..." Tanya Hernita penuh harap
" Tentu dengan senang hati ....,sebaiknya sekarang kita pulang sudah terlalu panas untuk kau berada di luar...,Opah tidak mau kamu hitam...
Hernita hanya tertawa dia senang ada yang mengerti ketakutannya kulit gosong dan hitam ga banget lah yaw ... selesai


Terima kasih sudah menepi selamat pagi




Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Friday, April 20, 2018

Ibu Kita Kartini Dalam Puisi

 cicih surya     8:45 PM     puisi cinta     No comments   

Perempuan di Gunung

Aku tak mengerti tentang hari besar
Apa alasan kenapa hari ini harus Karnaval
Aku tak tahu banyak ilmu
Ini itu dulu sekarang dan masa depan

Dan aku tak harus tahu
tak ingin ku pikir terlalu jauh
Itu bukan bagianku
Biarkan mereka yang pandai itu berdebat
Aku hanya harus sehat dan kuat
Tak harus selalu terlihat

Aku hanya perempuan gunung
yang tak mengerti apapun
Aku hanya tahu cara
Menyiapkan sarapan untuk mereka
Suami , anak ,ayah ,ibu , dan mertua
Mengajari putra-putriku
Sopan santun dan tatakkrama

Aku hanya perempuan gunung
Yang bangga saat Anakku baik dan santun
Aku tak bisa mengajari mereka
Ilmu segunung
Harta segudang
Sebab...
Yang kutahu hanya menanak nasi
mencuci lalu berkebun ikut suami

Aku tak faham cara berbedak
Memakai sanggul atau berhias konde
Kepalaku terbiasa dengan caping diatasnya
Maafkan Ibu ,Nak
Jika aku tak cantik putih bak tuan putri
Atau berbaju gaun seperti mereka itu
Ibumu bukan ibu kartini dalam puisi
Yang cerdas tangkas penuh mimpi dan Ambisi
Yang merubah dunia dengan penanya
Karena ibu hanya perempuan desa
Yang selalu berdoa semoga kau bahagia





Ini buat Emak Wonder women yang luar biasa  See you
Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Tuesday, April 17, 2018

Puisi Rindu

 cicih surya     11:22 PM     puisi cinta     No comments   


Tentang Dia

Dia 
Melambai di jendela
Tersenyum dan menyapa

Dia
terduduk manja
Dibalkon tanpa kaca

Matanya mengerjap
Lebih indah
Dari permata dan kejora

Dia 
Membawa rasaku serta
Mengikuti tanpa henti

Langkahnya terkadang gontai
Mungkin kaki mungilnya 
Lelah berlari

Dia
Saat rindu Bertamu tanpa mengetuk pintu
Tawa ceria yang ramaikan rasa

Ini tentang dia
Tentang rindu
Tentang seribu kata
Tak terkata
Dia



Aduh yang punya dia... salam sayang untuk semua...See You💖
Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Saturday, April 14, 2018

Cerita Islami , Doa Anak Sholeh

 cicih surya     4:03 AM     cerita pendek     2 comments   


 Sebait doa untuk Mama

 Hari masih pagi ,gelayut embun masih manja diatas daun , Tetap berani meski tahu sebentar lagi matahari akan bertasbih dengan hangatnya menjadi lampu alam yang perkasa .Dunia akan benderang dengan sinarnya  seperti senyum tulus yang kau tanam di hati setiap jiwa. Semua menunduk patuh pada sabda pemilik alam yang tahtanya berada di bumi dan langit, keindahan terhampar di ngarai dan bukit lukisan sang Maestro Raden Saleh tak ada tak ada apa-apanya . hijau yang menyejukan mata , Alunan Nada dari burung-burung pagi , semberat senja menyilaukan mata meski sejenak , Atau mungkin senandung kodok yang gemuruh ribut memanggil hujan.

Rintik gerimis  menghayutkan hati yang romantis .membuat air mata  kerinduan menerobos memaksa sangat pelan  tapi berlinangan  di pipi halus milik Gunawan , Seraut wajah membuatnya menunduk kesedihan hanya dia yang dapat merasakannya. Membayangkan teman-teman nya pulang di jemput Mama dengan senyum tulus yang hangat . bercerita mereka tentang makanan kesukaan yang di masa dengan bias cinta.

Jangankan makan atau menjemput pulang ,Raut wajahnya saja lupa -lupa ingat jika harus di lukiskan , seorang perempuan yang dipanggilnya ibu tak pernah lagi datang menjenguk. Terakhir Ibunya datang saat dirinya masuk SD , Ibu membawakan tas sekolah ,dan perintilanny.a,  pensil , penghapus , pensil warna ada gantungan kunci singa yang sekarang baru di fahaminya sebagai oleh- oleh khas dari Singapura.

Saat itu Ibu memakai pakaian serba hitam panjang tapi lebih mirif baju senam , Ibu mungkin malu dengan Abah dan Ami Mangkanya Ibu memakai pakaian yang menurutnya tertutup. Ibu diantar mobil bagus berwarna hitam, kita sempat jalan-jalan dan makan direstoran ayam goreng . itu adalah gambaran  lukisan Gunawan tentang Ibu . Hanya itu , dan sekarang  Dia sudah kelas  kelas 5 SD  Ibu tak pernah lagi menjenguk, jangankan datang suratpun tak ada.

Dulu dia masih menangis jika rindu ,tapi kini hatinya telah membatu meskipun perih menggigit tapi tak pernah ada air mata. Ibu dihatinya hanya patung perunggu , si cantik molek yang tak punya rasa ,seperti itukah Ibu yang di dalam cerita selalu di gambarkan sebagai sosok halus lembut dan penuh kasih sayang.

Tapi Abah selalu berusaha menghaluskan hatinya dengan  nasihat-nasehatnya. Sampai pada suatu saat Abah membawanya  pada kajian agama, dimana beliau hadir jadi seorang pembicara ,Gunawan berjumpa dengan seorang Perempuan di kursi roda .Dan beliau bercerita tentang asal-asal dia menjadi lumpuh. Ada insiden yang tak diinginkan saat melahirkan putra ketiganya, dokter bilang ada syaraf yang terpotong hingga dia tak sanggup untuk menegakan badannya. hati Gunawan kembali terbuka seperti ruang gelap yang kembali menemukan cahaya.

Itu juga mungkin yang dialami Ibunya saat melahirkan dia , Abah selalu bilang " Surga ada di telapak kaki ibu ,bukan karena dia baik atau dia jahat , tapi karena seorang Ibu sudah sudah bertaruh bersusah payah mengandung anaknya perang sabil melahirkan anaknya.

Gunawan menangis dalam diamnya menatap langit-langit kamar. selentingan dan nalurinya sebagai seorang anak yang mulai mengerti hidup dia tahu siapa Ibunya
Ibu adalah penjaja syahwat , pemuas nafsu Om-Om senang banyak uang . keperihan menyayat membuatnya begitu lemah.

Apa yang terjadi dengan Ibu dimasa tuanya ,saat kecantikan membudar dan dia ditinggalkan dengan wajah pucat pasi. Mungkin dia akan jadi pengemis. dengan bau menyengat terjangkit IMS sedang cantik saja di cibir dan di hinakan apalagi kalo sudah memiliki fisik yang menjijikan.

Kasih sayangnya terbit tanpa permisi , hatinya berbisik tanpa henti membuatnya sulit tidur dan kesusahan menelan makanan

"Abah... ,apa benar jika doa anak sholeh di kabulkan tanpa penghalang...?"
" Iyya..., keterangan yang Abah baca mengatakan demikian ,doa serang anak yang sholeh tidak akan terputus sampai hari kiamat ,itu sebabnya anak sholeh adalah tabungan terbaik bagi setiap orang tua , karena dia akan menjadi penolong. semasa hidup anak yang sholeh juga akan jadi penyejuk penerang hati cahaya mata dengan ahlak yang baik dan doa-doanya..."
"Apakah aku bisa menolong ibuku jika aku menjadi anak yang sholeh Abah...?"

"Tentu saja ,Gun ... bukan hanya menolong ibumu tapi juga menolong Abah dan Ami ,bahkan kau bisa menyelamatkan orang di sekitarmu, kehadiran anak yang sholeh akan menjadi sebab di tunda atau dibatalkannya sebuah bencana, baik bencana di dunia ataupun di akhirat.
" Tapi Ibuku gundik dia penggundal dalam hidup..., Dia perempuan kotor yang dengan sengaja  berjina untuk tumpukan rupiah "
" Gun..., Kemarilah..." Pinta Abah . Gunawan menurut dia mendekat pada Abah , Lelaki setengah baya yang sejak bayi memeliharanya dengan segenap kasih sayangnya ,Abah berbagi rumah dengan 5 anak yatim yang di peliharanya bermain bersama dengan 3 anaknya, Abah menolak kehadiran donatur karena menurutnya dengan kehadiran donatur akan membuatnya terjebak tamak memakan harta anak yatim. Abah memilih untuk tidak menambah anak asuhnya beliau  mengukur kemampuan finansialnya .
" Dosa seorang hamba seperti buih di lautan... , tapi ampunan Alloh seluas langit dan bumi..., Gun , Adalah dosa berputus asa dari Ampunan Alloh ,Anakku..., Katakan pada Abah jalan mana yang akan kau pilih untuk menjadi anak sholeh ,Nak...,? Ujar Abah  sembari merengkuh anaknya dengan lembut .

" Menjadi anak sholeh adalah proses, pembelajaran panjang yang konsisten tak boleh terputus ,Anak sholeh bukan predikat  tapi buah dari kerja keras untuk istiqomah."
" Lantas..., apa itu istiqomah Abah ?"
" Istiqomah itu konsistensi bagaimana kita berjuang  melawan malas , menyempatkan waktu saat sibuk ,sakit dan berbagai tantangan lainnya intinya kita belajar sabar terus melangkah menuju ridho Alloh " Jelas Abah sembari menatap anaknya dengan tatapan takjub ,dia seperti melihat ke ajaiban bagaimana caranya anak sekarang berusia 11 tahun bisa mengatakan hal demikian yang bahkan anak 20 tahun pun belum memikirkan  bagaimana cara terbaik  untuk menolong orang tuanya.

" Abah..., saya akan menjadi penjaga alqur'an ,karena dia adalah sumber kebaikan dasar ilmu pengetahuan , saya mau jadi hafish Qur'an ,semoga dengan itu suatu saat saya bisa  menolong  Ibu saya memiliki kemulyaan di masa tua ,Alloh ridhoin ibu mendapat hidayah dan berhenti dari kehinaannya" Balas Gunawan pandangan nya menerawang jauh berkaca-kaca ,suaranya tersedak menahan tangis .
" Insya Alloh ,Nak..., Kuatkan hatimu Abah akan berusaha semampunya untuk menghujudkan keinginanmu , kau cukup belajar dengan baik , soal uang biar Abah Ami dan dan Abang Hibar yang yang memikirkannya " Kata-kata Abah detik ini mengalir begitu merdu wajahnya menari-nari senyumnya  membayang bagai lukisan 3 dimensi yang tersenyum padanya . Ruang biru putih Kabel demi kabel menempel di tubuhnya kurusnya  sudah satu bulan dia berteman dengan kesunyian hanya bunyi dari monitor yang menemaninya dokter bilang hanya keajaiban yang dapat menyelamatkannya .
Abah divonis mengidap kanker hati, penyakit yang sejak lama di pendam sendiri di rahasiakan agar tidak membuat risau keluarga ..

Hari kamis bersama kumandang adhan magrib Alloh memanggil Abah dalam ketenangan ,menuju rumah keabadian, jika waktu boleh diundur masa bisa bisa ditunda ,bolehlah mundur sehari saja karena besok di hari jum'at Gunawan menerima sertifikat hafish Qur'an

Dia sekarang dia punya tugas untuk menjadi penolong dengan mendoakan Abah mudah dalam hisabnya  The end




Semoga ada mutiara yang terserak dari hamparan kata
Terimakasih telah menepi See You





Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Monday, April 9, 2018

Puisi cinta , Hari bersamanya

 cicih surya     7:44 PM     puisi cinta     No comments   


Telaga Cinta

Bulan sabit seperti melengkungkan senyuman sang kekasih.
Embun pagi  bicara tentang kesejukan matanya
Nyanyian burung seperti bisikan lembut memanja di bangun subuh
Aku milikmu pagi itu
Bersamanya di senja jingga
Berkali menatap mentari
Panasnya membakar
Tapi tetap menikmati
 
 
Rengkuh aku dalam peluk pelangi
Ganti bajuku bersama kilatan hujan
Aku milikmu hari itu
Jaga aku dengan doa
Dengan bacaan alunan syurga
Bermusik beduk bertalu
 Dentingan piring kala berbuka
Aku milikmu selamanya.
 
Pengang tanganku saat menuruni tangga 
Meniti  terjal berbatu 
Licinnya lumut  lumpur dan dingin salju
peluk aku dengan mantra-mantra cinta
Dengan syair -syair rindu
bersamamu bersyujud melawan dingin
di patahan malam 
masuki pertigaannya 
 
 
 
 
I Miss You Dear,,, terima kasih sudah menepi

Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Friday, April 6, 2018

Indonesia milik kita

 cicih surya     10:11 PM     cerita pendek     No comments   

Hari terbaik Darin

Langit biru cerah saat mereka tiba di perkampungan itu , bagi aku, anak lelaki berkulit hitam legam  , Ini bukan kampung tapi ini lebih mirif tempat pengasingan , Bukit -bukit terjal yang ku turuni sejak tadi , diakhiri hutan lebat yang juga harus ku taklukan sementara  keringat mengucur membasahi wajahnya persis orang yang habis cuci muka lupa di lap .

Perjalanan ini terlalu jauh bahkan untuk seorang anak yang terbiasa lari maraton seperti diriku  kadang aku merasa ini adalah cerita fiksi bukan hidup yang ku alami. Mungkin ini adalah Halu kata teman -temannya , Ayahnya warga Amerika seorang dokter bedah kenamaan di sana, salah satu orang yang di cari saat seseorang menginginkan sebuah lisence saat membuka clinic kecantikan atau spesialis ortopedi ayahku capable untuk dua hal itu , sama -sama pembedahan tapi semuanya berjauhan yang satu untuk kecantikan satunya perbaikan tulang dan ayahku satu orang yang punya dua kemampuan langka itu.

Amerika ,Eropa , Australia , Adalah cakupan pekerjaan Ayahku sebelum ini , Ayah juga sang penakluk Dia pendaki yang hebat. Rangkaian pegunungan Everest yang terbentang antara Neval dan Tibet sukses di telusuri , katanya ada kepuasan tersendiri saat mampu menginjakan kaki di puncak-puncak tertinggi melawan ganasnya alam , yang ekstrimnya membuatnya bertaruh antara hidup dan mati , menurut Ayah begitulah kehidupan  tak semudah yang di harapkan ,tapi bukan mustahil untuk di taklukkan yang penting kita mau berjuang dan tak menyerah pada keadaan Tuhan selalu menghadirkan dua kemungkinan itu alasan kita kita dianugerahi pikiran ,Hati ,dan intuisi  itu adalah bekal agar kita keluar menjadi pemenang .

Menurutku Ayah harusnya jadi seorang motivator bukan seorang dokter ,  karena pemikiran yang brilian yang kadang tidak terpikirkan orang Dia mampu ' Meracuni ' orang dengan  kata-katanya . Kalo saja Ayah mau melakukannya ada kemungkinan Ayahku jadi orang yang kata-katanya di dengar dan difikirkan manusia di seantero jagad raya ,tapi dari Ayah aku belajar bahwa setiap orang punya sisi lemah dan sisi yang kuat ,untuk itulah kita hidup bermasyarakat untuk saling menguatkan dan saling melengkapi.

Ayahku si bule  tampan yang sekarang memilih tinggal di hutan ,adalah manusia yang ternyata tak bisa berbicara di hadapan orang banyak itu sebab kenapa beliau menolak menjadi pembicara sebuah simposium  atau dosen tamu di manapun katanya kalo berbicara di hadapan banyak orang tiba-tiba lututnya gemetar badan rasanya tak bertulang , Ilmu dari hasil penelitian dan pengalamannya sebagai dokter ahli tertuang dalam buku buku tebal yang menjadi reperensi pembelajaran dan penelitian .

Pesawat pribadi adalah tumpangannya sehari -hari , bukan berniat bermegah tapi itulah tuntutan profesi , dia berpacu dengan waktu jarak tempuh dan kesibukan. menjadikan kendaraan mewah itu sesuatu yang sangat dibutuhkan Tapi hidupnya berubah total  sekarang ,sepuluh tahun yang lalu dia mencoba menaklukan puncak trikora di Papua takdir berkata lain di sana  . Ayah mengalami kecelakaan ,Tangannya tertindih batu besar. Kala itu keputusan besar yang mengerikan hampir saja dia lakukan memotong tangannya sendiri untuk menyelamatkan diri , tetapi saat dia masih berusaha membulatkan hati sekelompok manusia Primitif datang .Ketakutan Ayah memuncak  Dia bukan hanya akan kehilangan satu tangan tapi dia akan mengalami kematian dengan cara yang paling mengerikan tubuhnya akan di cincang orang di jadikan santapan lezat pengganjal perut pas makan siang itulah yang terlintas dalam benaknya ,Seketika itu ketakutan menyergapnya . nyalinya ciut tak ada yang dia ingat lagi . memorinya menghadirkan sebuah pemandangan ketika Dad and momnya, mengajarkannya berdoa sebelum makan . Hatinya yang  tercekam takut seperti tangan lemah yang kembali menemukan tali saat harus memanjat tebing tinggi. " Ya Tuhanku..., Jika kau selamatkanku aku akan jadi hambamu dengan sebaik-baiknya taat..." satu koloni manusia dengan mudah mengangkat batu sebesar badan kerbau , kemudian membawa Ayah ke gua mereka , Memberi Ayah minum dengan gelas tulang hewan , mengapa air terasa begitu manis , mungkin karena seminggu perut tak terisi apapun . Selama seminggu Ayah melewati siang dan malam  seperti menghitung langkah mendekat pada gerbang kematian ,Tim sar mungkin mencarinya karena dia terpisah dari rombongan dan terjatuh tersembunyi di balik tebing.

Mungkin inilah pembuktian Tuhan pada hambanya yang sombong dan merasa kuat .tak ada yang tak mungkin jika Tuhan berkehendak ,Kehadiran Suku primitif dan terbelakang sebagai jalan kehidupan .Laksana malaikat penyelamat .
 Ayah di obati dengan ramuan daun -daunan ,Tulangnya juga di perbaiki dengan  metode yang membuat dia membelakakan mata,   sebagai ahli tulang dia sangat faham kalo cidera dipunggungnya akan menimbulkan kelumpuhan tangan dan kaki harus diamputasi agar tidak membusuk . Tapi dia sadar analisisnya ga fungsi melawan takdir. luka parah di sekujur tubuh hilang tanpa bekas hanya dengan daun- daunan di gipson dengan kulit kayu dan akar rotan ,dalam 3 bulan dia berjalan tegak.

Dia pulang ke negeri Big Apel menjalani rutinitas keseharian ,tapi segalanya berubah sekarang hati tetap hampa meski dikelilingi gelimang kemewahan , setahun kemudian dia kembali ke puncak trikora menemui penolong-penolongnya ,di sana dia menemukan hidupnya kebahagiaan  yang sederhana meski hanya makan hewan buruan daun dan buah yang disediakan hutan kesyukuran yang mereka tunjukan dengan senyum dan kebersamaan , hidup mereka tak tersentuh peradaban dan agama  ,namun ternyata mereka mampu memanusiakan manusia menjaga keselarasan hubungan dengan alam.

Hutang budi dan rasa memiliki mengusik sisi lain hati untuk mengabdi , rasa miris melihat  anak- anak kesulitan sekolah , sakit tak ada dokter. turun ke kota mati dijalan karena kesulitan akses nya .saat makan mereka tak sempat berpikir soal gizi untuk kenyang saja kessusahan.

Ayah mendonasikan hartanya untuk membagun sekolah, clinic dan menyekolahkan anak-anak ke kota, agar mereka mampu menjadi cahaya.

Arken...,itu nama ibuku perempuan Papua ,yang tak berhasil menamatkan sekolah dasar .hanya sampai kelas 3 saja karena semenjak Pak guru pulang tak ada yang mau mengajar di sekolah tempatnya belajar. Setelah itu satu tahun kemudian mengajar menjadi rutinitasnya seusai berladang meski pengetahuannya hanya membaca menulis dan berhitung seadanya. yang ibu pikirkan hanya satu jika suatu ketika ada anak dari kampungnya kekota  ,mereka tidak tersesat karena bisa membaca petunjuk arah , saat harus jual beli mereka tak di bodohi karena bisa menghitung sendiri. Saat itulah Ayah menemukan sisi lain seorang perempuan dan jatuh cinta. Maka lahir lah aku Darin kata Ayah artinya hadiah dari Indonesia.

Dan hari ini Ayah memintaku untuk datang .Meminta izin untuk tidak sekolah ,Ibuku dengan mudah memberikannya ,Ini adalah hari istimewa buat Ayah dia berhasil membangun sekolah di setiap distrik ,sekolah ke sepuluhnya di resmikan minggu lalu , klinic juga demikian.
Sekarang menjelang sore Ayah mendapatkan undangan pesta adat , kepala suku memakaikan koteka padanya juga menyematkan hiasan kepala terdapat bulu burung cendrawasih di dalam.. Sesuatu yang sakral dan tak di berikan pada sembarang orang. Saat itulah untuk pertama kalinya aku melihat air mata di pipi Ayah sekaligus senyum tersemat di bibir.

Ayah memperkenalkan aku pada kepala suku ,sang kepala suku juga menyuapiku dengan dengan papeda berkuah ikan  makanan yang hanya ada saat pesta.

Ayah bahagia karena hari itu dia diakui sebagai bagian dari Papua , meskipun pengajuan sebagai WNI masih belum di terima setelah 5 kali pengajuan. Melihat senyum Ayah yang lepas itulah hari terbaik dalam hidup ku Darin Alexander
The End



Sejengkal tanah harus di jaga.
budaya adalah darah kira
Agama tetap terpatri di setiap hati anak negeri
Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg
Newer Posts Older Posts Home

Followers

Translate

Popular Posts

  • Pesan cinta mama
    Perintah tanpa alasan Argumen Atau sebuah penjelasan Yang dia tahu Hanya harus Tak punya frasa Tepat Agar kau percaya Cerita ind...
  • Cerbung:bismilah,Pelarian terbaik bag II
    Di cerita yang lalu kita berkenalan dengan seorang anak muda unik yang bekerja sebagai pemulung... dan sekarang kita akan simak kelanjutany...
  • Cerita Tragis Perempuan
    Dia tak tampan Bukan hartawan Dia hanya sopan Dan itu yang istimewa Aku tertawan oleh senyuman Tersesat tak bisa pulang Rahasia Bint...
  • Pejantan Pilihan
    Sang pejantan Sore sudah lewat senja belum datang, tapi gelap gulita mungkin akan hujan, angin dari utara bertiup amat kencang, derit ran...
  • cerbung: Perjalanan cinta Hijabers Nikendy V
    Memiliki aku itu mudah, yang sulit adalah mendapatkan hatiku,,,, masuk kedalam yukk cus ah...! Akhir sebuah pencarian Angin pagi yang me...
  • Puisi Nasehat pernikahan dari Ayah untuk Putrinya
    Menikah adalah sesuatu yang sakral dan mengharukan bukan hanya untuk anak tapi juga untuk orang tua. Biasanya mereka menitipkan pesan yang ...
  • Cerita Manis sahabat
    Dear Mbak Devi Mbak Devi 10 tahun kita ga ketemu, Entah dimana keberadaanmu saat ini, di Jakarta atau pulang ke Padang. Kabar yang ku...
  • Cerita Tentang Seorang Nenek
    Nasehatnya... Peluknya... Bau tubuhnya Manjanya tak ada yang lebih indah Dari senyum tanpa gigi Milik Embah Masuk yuk kita bernostalgia t...
  • Cerpen terbaru kunci sukses Mama
    Matahari ku Rara masih bersembunyi di balik selimutnya, padahal matahari mengelitiki matanya yang terasa perih saat harus di buka, sinar...
  • Puisi romantis kasih tak sampai
    Kekasihku yang indah yang diam di ruang sunyi sendiri...begumul dengan rindu,sibuk dengan dunianya tak peduli padaku Karena aku hanya lelaki...

Recent Posts

Categories

  • cerbung
  • cerita pendek
  • Kisah Inspiratif
  • Motivasi
  • Novelet
  • puisi cinta
  • ucapan di hari special

Unordered List

Pages

  • Beranda

Text Widget

Blog Archive

  • ►  2019 (12)
    • ►  October (2)
    • ►  January (10)
  • ▼  2018 (30)
    • ▼  October (1)
      • Cerita malam Hujan di pucuk senja
    • ►  September (1)
      • Cerita cinta Ilalang
    • ►  July (1)
      • Puisi Rindu Romantis
    • ►  May (4)
      • Puisi Renungan diri
      • Puisi Untuk Ibu Pertiwi
      • Cerita misteri, I am Indigo bagian I
      • Kakek Milenial
    • ►  April (7)
      • Ibu Kita Kartini Dalam Puisi
      • Puisi Rindu
      • Cerita Islami , Doa Anak Sholeh
      • Puisi cinta , Hari bersamanya
      • Indonesia milik kita
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (7)
  • ►  2017 (68)
    • ►  December (2)
    • ►  November (5)
    • ►  October (7)
    • ►  September (3)
    • ►  August (8)
    • ►  July (7)
    • ►  June (7)
    • ►  May (5)
    • ►  April (8)
    • ►  March (16)

Blog Archive

  • ►  2019 (12)
    • ►  October (2)
    • ►  January (10)
  • ▼  2018 (30)
    • ▼  October (1)
      • Cerita malam Hujan di pucuk senja
    • ►  September (1)
      • Cerita cinta Ilalang
    • ►  July (1)
      • Puisi Rindu Romantis
    • ►  May (4)
      • Puisi Renungan diri
      • Puisi Untuk Ibu Pertiwi
      • Cerita misteri, I am Indigo bagian I
      • Kakek Milenial
    • ►  April (7)
      • Ibu Kita Kartini Dalam Puisi
      • Puisi Rindu
      • Cerita Islami , Doa Anak Sholeh
      • Puisi cinta , Hari bersamanya
      • Indonesia milik kita
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (7)
  • ►  2017 (68)
    • ►  December (2)
    • ►  November (5)
    • ►  October (7)
    • ►  September (3)
    • ►  August (8)
    • ►  July (7)
    • ►  June (7)
    • ►  May (5)
    • ►  April (8)
    • ►  March (16)
Powered by Blogger.

Find Us On Facebook

Labels

  • cerbung
  • cerita pendek
  • Kisah Inspiratif
  • Motivasi
  • Novelet
  • puisi cinta
  • ucapan di hari special

Flickr Images

Labels

  • cerbung
  • cerita pendek
  • Kisah Inspiratif
  • Motivasi
  • Novelet
  • puisi cinta
  • ucapan di hari special

Download

Sample Text

Copyright © Rumah Kata | Powered by Blogger
Design by Hardeep Asrani | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Distributed By Gooyaabi Templates