Dia tak tampan
Bukan hartawan
Dia hanya sopan
Dan itu yang istimewa
Dan itu yang istimewa
Aku tertawan oleh senyuman
Tersesat tak bisa pulang
Sore itu dunia sepertinya sedang berkabung langit mendung Awan berarak semakin gelap tapi Taufik tidak peduli pada angin dingin yang berusaha menumbangkan pertahanannya, matanya menatap satu arah hanya Dia yang tahu sedang menatap apa, detak jantungnya tak lagi teratur sejak seulas senyum mengacaukan semuanya. Dia jadi Asyik sendiri dengan dunianya, semakin senang menghabiskan waktu mengenang senyum itu, benarkah lukanya telah kering..., sungguhkah kepercayaannya pada perempuan telah kembali.
Sejak Dia hadir semuanya memang berubah, perempuan oh perempuan mahluk Aneh, kuntilanak..., tak bisa dipercaya ditinggal sebentar saja sudah mencari orang lain untuk menemaninya berbincang dan jalan- jalan.
Gadis itu menyebut dirinya Bintang, setidaknya itu yang Dia tahu.pertemuan pertama. yang tak terduga..., Anak baru yang langsung mau terlibat dalam kegiatan, sepertinya dia tak perlu waktu untuk menyesuaikan diri, pembawaannya luwes tutur katanya sopan, yah sebagai orang jawa yang kadang masih bicara dengan kromo injil, Taufik memang lebih senang pada perempuan yang sopan, bukan mereka yang acuh pada tatakrama.
Bintang sebut saja begitu, rambutnya sebahu membuatnya terlihat klasik dan simple, tingginya standar saja, kulit nya sedang, putih tidak hitampun bukan, Sebenarnya hati Taufik tertarik pada sosok Bintang saat pertama dia masuk ruang asismen, tatapan mata meradu saat sama-sama di gerbang, tapi Dia tak ingin salah langkah. Seperti saat memilih Dania..., Taufik mengalaminya juga, jatuh cinta pada pandangan pertama, Tapi apa kenyataannya dia terlempar hatinya remuk redam Akhirnya dia mengerti pahitnya patah hati,
Siang tadi tatapannya beradu lagi, Gadis itu memberinya seulas senyum, sebelum berlalu meninggalkan hatinya yang galau tanpa ujung, senyum yang minggu lalu belum pergi dari ingatan, lalu senyum yang ini, semakin mengikatkan Taufik padanya, disisi lain hati ada sakit yang belum kering,luka yang disayat Dania selalu mengingatkannya pada satu kata yang sering diabaikan orang “ hati-hati ”
Hari sabtu di ruang seni anak-anak berkumpul dengan Aktivitas yang mereka senangi karaoke, melukis, menulis, olahraga ,drama semuanya tumpah ruah. Taufik terlambat naik, bergegas Dia menaiki tangga tapi begitu sudah diatas ada wajah yang selama sebulan ini mencuri fokusnya, Bintang duduk sendiri di tangga memperhatikan aktifitas teman- temannya,
“Boleh ikut duduk...?” Tanya Taufik berhati –hati Dia tak ingin menjadi pengusik yang menyebalkan. Bintang menganguk dan menggeser tempat duduknya memberi ruang untuk Taufik,”Tak bergabung...dengan mereka , tak ada sesuatu yang kamu senangi...?” Tanya Taufik setelah sekian lama saling bungkam.
“Kamu... kenapa tak bergabung...? ” Katanya balik bertanya,”Karena Aku lebih menarik dari kegiatan- –kegiatan itu?” Tanya nya serius matanya menatap tajam pada Taufik yang syok dengan kalimat yang keluar dari mulut Bintang,
“ Kalo aku bilang Iyya apa yang kau fikirkan? “ Balas Taufik lebih berani. Matanya menatap wajah Bintang tapi kemudian dia menunduk tak kuasa beradu tatap lama entahlah makin ga teratur saja jantungnya. Tapi sepertinya Gadis itu mati rasa atau Dia terlalu pandai bersembunyi dengan perasaannya, misterius, satu lagi kesan yang tersemat tentang Bintang,
“ Kamu tahu tentang perasaanku padamu Bintang...? ”Tanya Taufik kemudian
“ Yah sedikit....,? ” Katanya tenang senyumnya mengembang menyenangkan
“ Dari mana..., apa kamu punya indra ke tujuh?”selidik Taufik penasaran
“ Aku pernah belajar untuk membaca Raut wajah. Karena sebenarnya aku bukan siswa di sini aku psikiater, Aku sengaja bergabung menjadi siswa agar penelitianku lebih rill.” Jelas bintang lebih lagi,
“Lalu kenapa kamu terbuka padaku bukankah ini rahasia...? ”Kata Taufik tak percaya 5 Tahun menjadi guru disini baru sekarang menemukan kasus ajaib seperti ini.
“ Karena sore ini Aku akan pulang...” Katanya sambil memberikan selembar kartu nama pada Taufik,” Bagaimana Kamu bisa menyakinkan orang lain jika Kamu tidak bisa menyakinkan dirimu sendiri “Kata Bintang sembari tersenyum. Lalu turun hendak berkemas Taufik mengikutinya tapi Dia hilang di lorong. Taufik berusaha menghubungi nomor yang tertera di kartu nama, seminggu setelah kepulangan Bintang, yang menerima telpnya adalah seorang laki –laki, lelaki itu meminta Taufik untuk datang kerumahnya, Rumah sederhana dipinggiran kota menyambutnya dengan ramah beberapa pasang mata terlihat aneh saat Dia menyebut nama Bintang.langit seolah runtuh di kepalanya saat Pak Handoyo mengatakan kalo Bintang adalah putrinya yang koma selama satu bulan karena mengalami pemerkosaan dan pengeroyokan, dan hari yang sama saat Bintang pamit pulang adalah hari dimana Bintang dinyatakan meninggal oleh tim dokter, Pak Handoyo memberi Taufik sebuah buku diary kecil, disana tertulis bagaimana keseharian Bintang, tapi ada kalimat menarik yang tertulis, besar di halaman paling belakang yang menempel di kepalanya ”Perempuan adalah bunga, yang wewangiannya senyum dan tatakrama,, lelaki yang beruntung adalah dia yang memiliki wanita sholehah, dan perempuan paling beruntung adalah perempuan yang memiliki lelaki yang mampu membimbing dan menjaga juga berharta.
Bintang Kau tetap Bintang yang Berpijar terang meskipun sampai kini tak bisa Ku pahami apa yang Ku alami kenapa kau menemui Ku. Seorang lelaki yang takut untuk menatap dunia yang behati kerdil berhadapan dengan hidup, Aku terlalu bodoh bintang Selesai
Dunia adalah ladang peristiwa hidup adalah perjalanan yang harus di tapaki.... tetap semangat jalani hari.... see you
Tersesat tak bisa pulang
Rahasia Bintang
Sore itu dunia sepertinya sedang berkabung langit mendung Awan berarak semakin gelap tapi Taufik tidak peduli pada angin dingin yang berusaha menumbangkan pertahanannya, matanya menatap satu arah hanya Dia yang tahu sedang menatap apa, detak jantungnya tak lagi teratur sejak seulas senyum mengacaukan semuanya. Dia jadi Asyik sendiri dengan dunianya, semakin senang menghabiskan waktu mengenang senyum itu, benarkah lukanya telah kering..., sungguhkah kepercayaannya pada perempuan telah kembali.
Sejak Dia hadir semuanya memang berubah, perempuan oh perempuan mahluk Aneh, kuntilanak..., tak bisa dipercaya ditinggal sebentar saja sudah mencari orang lain untuk menemaninya berbincang dan jalan- jalan.
Gadis itu menyebut dirinya Bintang, setidaknya itu yang Dia tahu.pertemuan pertama. yang tak terduga..., Anak baru yang langsung mau terlibat dalam kegiatan, sepertinya dia tak perlu waktu untuk menyesuaikan diri, pembawaannya luwes tutur katanya sopan, yah sebagai orang jawa yang kadang masih bicara dengan kromo injil, Taufik memang lebih senang pada perempuan yang sopan, bukan mereka yang acuh pada tatakrama.
Bintang sebut saja begitu, rambutnya sebahu membuatnya terlihat klasik dan simple, tingginya standar saja, kulit nya sedang, putih tidak hitampun bukan, Sebenarnya hati Taufik tertarik pada sosok Bintang saat pertama dia masuk ruang asismen, tatapan mata meradu saat sama-sama di gerbang, tapi Dia tak ingin salah langkah. Seperti saat memilih Dania..., Taufik mengalaminya juga, jatuh cinta pada pandangan pertama, Tapi apa kenyataannya dia terlempar hatinya remuk redam Akhirnya dia mengerti pahitnya patah hati,
Siang tadi tatapannya beradu lagi, Gadis itu memberinya seulas senyum, sebelum berlalu meninggalkan hatinya yang galau tanpa ujung, senyum yang minggu lalu belum pergi dari ingatan, lalu senyum yang ini, semakin mengikatkan Taufik padanya, disisi lain hati ada sakit yang belum kering,luka yang disayat Dania selalu mengingatkannya pada satu kata yang sering diabaikan orang “ hati-hati ”
Hari sabtu di ruang seni anak-anak berkumpul dengan Aktivitas yang mereka senangi karaoke, melukis, menulis, olahraga ,drama semuanya tumpah ruah. Taufik terlambat naik, bergegas Dia menaiki tangga tapi begitu sudah diatas ada wajah yang selama sebulan ini mencuri fokusnya, Bintang duduk sendiri di tangga memperhatikan aktifitas teman- temannya,
“Boleh ikut duduk...?” Tanya Taufik berhati –hati Dia tak ingin menjadi pengusik yang menyebalkan. Bintang menganguk dan menggeser tempat duduknya memberi ruang untuk Taufik,”Tak bergabung...dengan mereka , tak ada sesuatu yang kamu senangi...?” Tanya Taufik setelah sekian lama saling bungkam.
“Kamu... kenapa tak bergabung...? ” Katanya balik bertanya,”Karena Aku lebih menarik dari kegiatan- –kegiatan itu?” Tanya nya serius matanya menatap tajam pada Taufik yang syok dengan kalimat yang keluar dari mulut Bintang,
“ Kalo aku bilang Iyya apa yang kau fikirkan? “ Balas Taufik lebih berani. Matanya menatap wajah Bintang tapi kemudian dia menunduk tak kuasa beradu tatap lama entahlah makin ga teratur saja jantungnya. Tapi sepertinya Gadis itu mati rasa atau Dia terlalu pandai bersembunyi dengan perasaannya, misterius, satu lagi kesan yang tersemat tentang Bintang,
“ Kamu tahu tentang perasaanku padamu Bintang...? ”Tanya Taufik kemudian
“ Yah sedikit....,? ” Katanya tenang senyumnya mengembang menyenangkan
“ Dari mana..., apa kamu punya indra ke tujuh?”selidik Taufik penasaran
“ Aku pernah belajar untuk membaca Raut wajah. Karena sebenarnya aku bukan siswa di sini aku psikiater, Aku sengaja bergabung menjadi siswa agar penelitianku lebih rill.” Jelas bintang lebih lagi,
“Lalu kenapa kamu terbuka padaku bukankah ini rahasia...? ”Kata Taufik tak percaya 5 Tahun menjadi guru disini baru sekarang menemukan kasus ajaib seperti ini.
“ Karena sore ini Aku akan pulang...” Katanya sambil memberikan selembar kartu nama pada Taufik,” Bagaimana Kamu bisa menyakinkan orang lain jika Kamu tidak bisa menyakinkan dirimu sendiri “Kata Bintang sembari tersenyum. Lalu turun hendak berkemas Taufik mengikutinya tapi Dia hilang di lorong. Taufik berusaha menghubungi nomor yang tertera di kartu nama, seminggu setelah kepulangan Bintang, yang menerima telpnya adalah seorang laki –laki, lelaki itu meminta Taufik untuk datang kerumahnya, Rumah sederhana dipinggiran kota menyambutnya dengan ramah beberapa pasang mata terlihat aneh saat Dia menyebut nama Bintang.langit seolah runtuh di kepalanya saat Pak Handoyo mengatakan kalo Bintang adalah putrinya yang koma selama satu bulan karena mengalami pemerkosaan dan pengeroyokan, dan hari yang sama saat Bintang pamit pulang adalah hari dimana Bintang dinyatakan meninggal oleh tim dokter, Pak Handoyo memberi Taufik sebuah buku diary kecil, disana tertulis bagaimana keseharian Bintang, tapi ada kalimat menarik yang tertulis, besar di halaman paling belakang yang menempel di kepalanya ”Perempuan adalah bunga, yang wewangiannya senyum dan tatakrama,, lelaki yang beruntung adalah dia yang memiliki wanita sholehah, dan perempuan paling beruntung adalah perempuan yang memiliki lelaki yang mampu membimbing dan menjaga juga berharta.
Bintang Kau tetap Bintang yang Berpijar terang meskipun sampai kini tak bisa Ku pahami apa yang Ku alami kenapa kau menemui Ku. Seorang lelaki yang takut untuk menatap dunia yang behati kerdil berhadapan dengan hidup, Aku terlalu bodoh bintang Selesai
Dunia adalah ladang peristiwa hidup adalah perjalanan yang harus di tapaki.... tetap semangat jalani hari.... see you
Request bu . Bikin cerita anak2 seh hehe
ReplyDeleteinsya alloh yaa
DeleteMantap ceritanya
ReplyDeletealhamdulilah... makasih
DeleteCerita yang bagus :)
ReplyDeletethanks you ika Savoy
ReplyDeletemantap ceritanya
ReplyDeletemakasih goi
Deletedi buat novel aja nih
ReplyDeleteterima kasih idenya saat menulis saya hanya mengikuti apa yang ada di fikiran saya,mungkin nanti saya kembangkan jadi novel
DeleteSedih bacanya
ReplyDeletejangan nangis di sini mas sigit tisu aku abis...hahaha
DeleteBisa aja
DeleteJujur saja, cerita ini terlalu tell. Opening yang membosankan karena dibuka oleh cuaca. Hindari pembukaan yang berkaitan dengan cuaca dan tempat. Dan juga, tulisannya masih berantakan, aturan penggunaan titik, koma, tanda tanya, tanda seru, tanda petik dilabrak terus. EYD-nya masih harus diperbaiki lagi. Dan, seperti yang aku jelaskan, jangan tell, tapi show. Dan juga, jangan gunakan judul yang membongkar ending. Hanya dari judul saja aku sudah paham kalau endingnya bakal tragis. Lalu, di mana asyiknya ending jika tak ada kejutan? Saran saya, show, tunjukkan, not tell. Maaf jika kurang berkenan.
ReplyDeleteterima kasih bos untuk kritiknya...saya akan perbaiki
Deletecalon novelis nih :D
ReplyDeletebisa saja mas Ami abdul jabar
DeleteNice store, i like it
ReplyDeleteso thanks fren
DeleteWanita pandai menyimpan rahasianya terutama kesusahannya. Tetap menjadi yang terbaik
ReplyDeletewanita yang baik menyimpan keluh dalam simpul senyum...
Deleteapa ini curahan hati sampean ?
ReplyDeleteih mau tahu aza deh... itu rahasia author cak ujaey bob
Delete