Rumah Kata

tempatnya cerita indah dan puisi romantis

  • Home
  • Business
    • Internet
    • Market
    • Stock
  • Parent Category
    • Child Category 1
      • Sub Child Category 1
      • Sub Child Category 2
      • Sub Child Category 3
    • Child Category 2
    • Child Category 3
    • Child Category 4
  • Featured
  • Health
    • Childcare
    • Doctors
  • Home
  • Business
    • Internet
    • Market
    • Stock
  • Downloads
    • Dvd
    • Games
    • Software
      • Office
  • Parent Category
    • Child Category 1
      • Sub Child Category 1
      • Sub Child Category 2
      • Sub Child Category 3
    • Child Category 2
    • Child Category 3
    • Child Category 4
  • Featured
  • Health
    • Childcare
    • Doctors
  • Uncategorized

Wednesday, December 13, 2017

Dongeng sebelum tidur

 cicih surya     12:28 AM     cerita pendek     No comments   





Bernyanyilah...,
Menarilah...
Sambut matahari...
Tidak menyembah...
Tapi bersujud bersama
Bertasbih dengan semesta
Burung Pipit kecil

Di pohon rimbun , daun hijau menari tertiup angin manja membelai. Sejuk sore itu bersama semburat senja yang indah .Pohon kembali berpenghuni. Setiap ranting bergerak pelan karena dipunggungnya ada beban. Tarian pelepas lelah seharian berkelana menjelajah alam berpayung cakrawala biru yang cerah dan indah, terik yang membawa resah terasa hangat saat tembolok penuh dan bayangan indah tentang tidur yang nyaman karena perut kenyang.

Seekor induk pipit berpamitan pada alam pelan memasuki sarang saat gelap mulai berkuasa. Bertahta dengan congkaknya nyanyian sore sudah dilakukan maka semua titah telah terlaksana saatnya sandarkan lelah mengumpulkan tenaga baru untuk kembali bertugas esok hari.
Dia menengok sarangnya decitan manja menyapa nya
" Anakku sayang maaf Ibu terlambat ..." Katanya lembut ada rasa bersalah saat dia melihat Burung kecil dengan bulu yang belum tumbuh sempurna terlihat lemah dan lapar. Dengan segera dia menyuapi anaknya yang makan dengan lahap " Makanlah agar tubuhmu tak kedinginan..., supaya  bulumu segera sempurna..." Bujuknya saat sang anak menolak suapan selanjutnya ,Burung kecil menatap mata induknya  meski malas dia kembali membuka mulut suapan demi suapan terus berlanjut sampai perutnya beneran kenyang dan dia mengantuk. Sang induk membuka sayap agar si kecil aman dan nyaman dalam rengkuhnya
" Tidurlah..., Besok bangunlah lebih pagi..., belajar minum sendiri mengambil embun didaun jadi kau harus siap sebelum mentari mengeringkan embun di pohon ini...,jika kau tidak terlambat kau bisa mandi selagi embun masih sangat banyak. Belajar menyanyikan senandung pagi menyambut mentari" Ungkap sang Induk pelan Anaknya mendengar tapi hanya terdiam dia mendekatkan tubuhnya semakin merapat pada sang induk agar malam ini lebih hangat untuk dilewati.

Pagi ini anak burung membuka matanya dengan semangat. Dia ingat  perkataan induknya diantara sadar dan mimpi semalam 'Bangun lebih pagi' Dia melangkahkan kakinya pelan sekali melewati induknya nyaris tanpa bunyi, tak ingin membuat sang induk terjaga saat bermimpi indah. Mata kecilnya mencoba mengintip keluar sarang  tapi kemudian dia menggidik dan segera menjauh dari pintu "Gelap sekali" Fikirnya sembari menggidik ngeri. Tapi kemudian dia kembali mendekat kepintu mengintip diantara takut dan ingin tahu apakah yang menyinari embun hingga dia terlihat berkilau mataharikah itu...? tapi bukankah ibu bilang Matahari hanya bersinar di siang hari saat itulah  ibu akan meninggalkannya sendirian mencari biji-bijian dan dirinya menunggu dirumah untuk belajar mengepakan sayap dan berkicau dengan merdu. Hatinya kesal kenapa ibu tidak memberi tahunya apa yang  terjadi saat matahari sudah bersembunyi di balik gunung. Kelakuannya tetap sama kembali kepintu mengintip kemudian kembali menjauh sampai saatnya dia berani membuka pintu sarang menatap angkasa " Apa yang bersinar disana..., itukah yang membuat embun berkilau seperti mutiara..., Oh indahnya Alam raya...."Fikirnya penuh dengan kekanguman, Tapi baru sebentar dia menikmati dan mengagumi sinar sejuk yang bertengger di antara gelap tubuhnya menggigil dia mendekat pada induknya berusaha membuka sayap dan mencari kehangatan disana. Dia menyimpan pertanyaan dalam benaknya yang akan di bukanya saat matahari terbit sebelum induknya pergi

Matahari bersinar hangat Sang induk melipat sayap bergegas keluar mandi dengan tetes embun  kicauan gembiranya tak berhenti. Dia kesal karena saat kembali kesarang Burung kecilnya masih mendengkur "Bangun Matahari semakin tinggi jika kau terus tertidur matahari sudah kembali menghisap embun  kau harus kehausan  sepanjang hari" Ujarnya sembari berusaha membangunkan si kecil, burung kecil membuka matanya dengan malas lalu berkata dengan nada menghakimi" Ibu kenapa Ibu tidak memberi tahuku tentang sesuatu yang bersinar diatas sana saat matahari tak ada..."
" Maksudnya.... Rembulan ?"
" Entahlah apa namanya..., tapi dia bersinar sejuk dan indah  menembus dedaunan membuat banyangan hutan terlihat lebih indah sekaligus menyeramkan..." Ungkap burung pipit kecil kicauannya masih sangat kesal. Induk burung mendekat lalu berucap lembut " Dengarkan Ibu..., Banyak hal di dunia  yang kadang tak harus kau tahu atau belum saatnya kau tahu semua ada waktunya..., itu alasan kenapa ibu tidak memberi tahumu tentang indahnya malam karena bersama keindahannya bahaya mengintaimu..., banyak ular mencari makan  burung  yang lebih buas  berburu karena lapar dan itu bahaya  untukmu...,Bulu-bulu kita tak cukup tebal untuk menentang angin malam  mata kita disiapkan untuk menatap sinar mentari bukan menembus kegelapan malam..." Jelas induk burung tenang anak nya terdiam mencoba untuk mengerti kakinya masih terasa beku karena angin semalam. "Mungkin aku harus menurut..." Fikir anak burung dalam diam
" Ibu harus pergi , keluarlah hangatkan tubuhmu...,reguklah sebanyak mungkin embun yang masih tersisa  agar kau punya tenaga untuk belajar mengepakkan sayap" Anak burung gemericit mengiyakan induk burung meninggalkan sarang mencari biji untuk memenuhi temboloknya menyampaikan salam pada alam raya  dengan kicauannya. Saat pulang dia membawa setangkai padi yang hampir menguning untuk anaknya yang lapar menunggu di dalam sarang. Tapi begitu sampai kesarang dia panik karena tak menemukan anaknya di pohon itu. dengan kecemasan dia gemericit memanggil lama tak ada sahutan sampai sayup dia mendengar cicitan anaknya di pohon sebelah
" Bagaimana kau melakukanya dengan sayap kecil yang masih sangat lemah sayang..." Tanya si Induk diantara bahagia yang membuncah
"Aku belajar mengepakkan sayapku terus dan terus aku melangkah pelan- pelan setelah ku ukur kemampuanku dan aku merasa mampu aku menggerakan sayap sekuat tenaga. Aku bisa terbang Bu, aku senang meski aku tidak setinggi Ibu  " Cerita si burung kecil sangat riang
" Kita pulang sudah waktunya kau makan... besok kau mungkin akan terbang lebih jauh lagi..."Ungkap Induk burung sambil meloncat dari dahan ke dahan menemani anaknya mereka kembali kesarang dengan nyanyian penuh syukur  The end




Tetap semangat ..... see you dear....AssalammualaikumWr Wb
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg
Email ThisBlogThis!Share to XShare to Facebook

Related Posts:

  • Cerita Manis sahabat Dear Mbak Devi Mbak Devi 10 tahun kita ga ketemu, Entah dimana keberadaanmu saat ini, di Jakarta atau pulang ke Padang. Kabar yang kudengar tera… Read More
  • Cerita Tragis Perempuan Dia tak tampan Bukan hartawan Dia hanya sopanDan itu yang istimewa Aku tertawan oleh senyumanTersesat tak bisa pulang Rahasia Bintang Sore itu dun… Read More
  • Pesan cinta mama Perintah tanpa alasan Argumen Atau sebuah penjelasan Yang dia tahu Hanya harus Tak punya frasa Tepat Agar kau percaya Cerita induk tikus dan 1… Read More
  • Pejantan Pilihan Sang pejantan Sore sudah lewat senja belum datang, tapi gelap gulita mungkin akan hujan, angin dari utara bertiup amat kencang, derit ranting kecil … Read More
  • Cerpen terbaru kunci sukses Mama Matahari ku Rara masih bersembunyi di balik selimutnya, padahal matahari mengelitiki matanya yang terasa perih saat harus di buka, sinarnya yang me… Read More
Newer Post Older Post Home

0 komentar:

Post a Comment

Komentarmu adalah cermin kepribadianmu.terima kasih sudah mengunjungi blog saya

Followers

Translate

Popular Posts

  • Cerbung:bismilah,Pelarian terbaik bag II
    Di cerita yang lalu kita berkenalan dengan seorang anak muda unik yang bekerja sebagai pemulung... dan sekarang kita akan simak kelanjutany...
  • Puisi Nasehat pernikahan dari Ayah untuk Putrinya
    Menikah adalah sesuatu yang sakral dan mengharukan bukan hanya untuk anak tapi juga untuk orang tua. Biasanya mereka menitipkan pesan yang ...
  • Pesan cinta mama
    Perintah tanpa alasan Argumen Atau sebuah penjelasan Yang dia tahu Hanya harus Tak punya frasa Tepat Agar kau percaya Cerita ind...
  • Pejantan Pilihan
    Sang pejantan Sore sudah lewat senja belum datang, tapi gelap gulita mungkin akan hujan, angin dari utara bertiup amat kencang, derit ran...
  • cerbung: Perjalanan cinta Hijabers Nikendy V
    Memiliki aku itu mudah, yang sulit adalah mendapatkan hatiku,,,, masuk kedalam yukk cus ah...! Akhir sebuah pencarian Angin pagi yang me...
  • Cerita Manis sahabat
    Dear Mbak Devi Mbak Devi 10 tahun kita ga ketemu, Entah dimana keberadaanmu saat ini, di Jakarta atau pulang ke Padang. Kabar yang ku...
  • Cerita Tragis Perempuan
    Dia tak tampan Bukan hartawan Dia hanya sopan Dan itu yang istimewa Aku tertawan oleh senyuman Tersesat tak bisa pulang Rahasia Bint...
  • Puisi romantis kasih tak sampai
    Kekasihku yang indah yang diam di ruang sunyi sendiri...begumul dengan rindu,sibuk dengan dunianya tak peduli padaku Karena aku hanya lelaki...
  • Cerita Tentang Seorang Nenek
    Nasehatnya... Peluknya... Bau tubuhnya Manjanya tak ada yang lebih indah Dari senyum tanpa gigi Milik Embah Masuk yuk kita bernostalgia t...
  • cerbung:bismilah,pelarian terbaik
    Ini adalah cerita bersambung baru tentang seorang manusia yang mencari arti hidup dan jati diri Persinggahan Terbaik Di terik yang memb...

Recent Posts

Categories

  • cerbung
  • cerita pendek
  • Kisah Inspiratif
  • Motivasi
  • Novelet
  • puisi cinta
  • ucapan di hari special

Unordered List

Pages

  • Beranda

Text Widget

Blog Archive

  • ►  2019 (12)
    • ►  October (2)
    • ►  January (10)
  • ►  2018 (30)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  July (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (7)
  • ▼  2017 (68)
    • ▼  December (2)
      • Dongeng sebelum tidur
      • Cerbung: Bismilah, pelarian terbaik bag III
    • ►  November (5)
    • ►  October (7)
    • ►  September (3)
    • ►  August (8)
    • ►  July (7)
    • ►  June (7)
    • ►  May (5)
    • ►  April (8)
    • ►  March (16)

Blog Archive

  • ►  2019 (12)
    • ►  October (2)
    • ►  January (10)
  • ►  2018 (30)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  July (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (7)
  • ▼  2017 (68)
    • ▼  December (2)
      • Dongeng sebelum tidur
      • Cerbung: Bismilah, pelarian terbaik bag III
    • ►  November (5)
    • ►  October (7)
    • ►  September (3)
    • ►  August (8)
    • ►  July (7)
    • ►  June (7)
    • ►  May (5)
    • ►  April (8)
    • ►  March (16)
Powered by Blogger.

Find Us On Facebook

Labels

  • cerbung
  • cerita pendek
  • Kisah Inspiratif
  • Motivasi
  • Novelet
  • puisi cinta
  • ucapan di hari special

Flickr Images

Labels

  • cerbung
  • cerita pendek
  • Kisah Inspiratif
  • Motivasi
  • Novelet
  • puisi cinta
  • ucapan di hari special

Download

Sample Text

Copyright © 2025 Rumah Kata | Powered by Blogger
Design by Hardeep Asrani | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Distributed By Gooyaabi Templates