Rumah Kata

tempatnya cerita indah dan puisi romantis

  • Home
  • Business
    • Internet
    • Market
    • Stock
  • Parent Category
    • Child Category 1
      • Sub Child Category 1
      • Sub Child Category 2
      • Sub Child Category 3
    • Child Category 2
    • Child Category 3
    • Child Category 4
  • Featured
  • Health
    • Childcare
    • Doctors
  • Home
  • Business
    • Internet
    • Market
    • Stock
  • Downloads
    • Dvd
    • Games
    • Software
      • Office
  • Parent Category
    • Child Category 1
      • Sub Child Category 1
      • Sub Child Category 2
      • Sub Child Category 3
    • Child Category 2
    • Child Category 3
    • Child Category 4
  • Featured
  • Health
    • Childcare
    • Doctors
  • Uncategorized

Friday, October 25, 2019

Kisah Inspiratif, Cerita SuksesTallia,Memulai dengan Aksesoris Hingga Menjadi Vendor Wedding Indonesia

 cicih surya     5:42 AM     Kisah Inspiratif     No comments   


 Tallia Si Jenius, Memilih Bekerja Sesuai Pation Sukses dengan Bisnis Online Aksesoris

Hai Dear aku datang membawa kisah inspiratif lagi nih buat kita, mau dengar? Duduk manis siapkan cemilan dan bersiaplah membuka tirai pikiran. Semoga setelah ini moodmu yang lagi jongkok bisa langsung bersemangat dan siap berjuang lagi... Lanjut baca ya silakan masuk!

Christallia Maha Chandra  foto www.instagram.com/talliamc
Tokoh cerita kita adalah perempuan yang lahir di Blitar tanggal 25 November 1991. Namanya Christallia Maha Chandra, biar lebih familiar panggil saja Tallia. Menamatkan mendidikan SMA di SMAN 1 Blitar  tahun 2007.
Lalu tercatat sebagai mahasiswi  jurusan bisnis menajemen di Universitas Kristen Petra Surabaya Tahun 2009.
Jiwa bisnis Tallia tumbuh sejak dia masih bocah, Berjualan lolipop di kelas sempat membuat dirinya hampir di skore. Namun, kreatifitas Tallia mulai terasah saat dia masuk SMP dan membantu kakak sepupunya membuat  boneka gantungan kunci dari kain planel,  saat sekolah menengah pertama ini kemampuan Tallia di bidang seni terlihat menonjol dia berhasil menjuarai beberapa lomba lukis. Tallia juga adalah siswa yang jenius.
Kekuatan otak dan prestasinya di bidang seni mengantarkan perempuan yang jago banget mix and match warna ini ikut serta dalam kelas akselerasi, lebih hebat lagi karena dia adalah selama dua tahun itu dia selalu Rangking 1 di kelas unggulan itu, hebat bukan?

Tahun 2009 Tallia memutuskan pindah ke Surabaya, masuk sebagai mahasiswa bisnis manjemen di Universitas Kristen Petra. Padahal, saat itu dia diterima di fakultas ke dokteran Universitas Brawijaya malang, ketahuan khan kalau Tallia memilih berjuang sesuai dengan pationnya.

Di Surabaya inilah jiwa bisnis Tallia terasah dengan baik, dirinya menjadi sosok yang mandiri dan kreatif. Ini tak lepas dari bimbingan kakak sepupunya terus memberi dukungan dan motivasi dalam bisnis. Saat di Surabaya juga Tallia membantu mengelola toko di kawasan pasar Atom Surabaya.

Selain pendidikan Formal Tallia juga mengenyang pendidikan non Formal di bidang bisnis diataranya pada tahun 2001 Perempuan ini tercatat belajar di Young Enterpreneur Academy Bandung. Juga pernah menimba ilmu di China Guangzhou di SunYat Sen University (2012-2013)

Saat di China inilahTallia membantu sepupunya untuk Impor barang, mencari uang dengan mencari barang dan menjadi seorang translator dan guide saat Expo China berlangsung.
Hidup Tallia tak selamanya mulus saat sekolah di bandung untuk menyambung hidup dia harus berjualan es teh dan makanan kecil asongan di masjid, pasar dan Car free day.
Perjalanan bisnisnya juga tak selalu mulus, tapi segera bangkit dan terus berjuang. Sampai saat ini Tallia setidaknya mengelola 3 bisnis yang berjalan baik dan terus berkembang  bersama 5 karyawan dan beberapa Freelancer.
Bisnis-Bisnis yang di kelola Tallia adalah Bisnis Aksesoris pernikahan secara online yang bisa dilihat dan dipesan di https://www.aksesorispernikahan.com bisnis ini sukses dan berkembang dengan sangat cepat, dikenal oleh bridal dan desainer untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pada tahun 2015 Tallia membrading tokonya menjadi https://lenkaweddingshop.com yang juga melayani penjualan secara online melalui sosial mediahttps://www.instagram.com/lenkaweddingshop 
Buat kamu yang lagi nyari baju tidur seksi bisa cek kehttps://www.lamorebeautyhouse.com   atau bisa cek Instagramhttps://www.instagram.com/lamorebeautyhouse  

Menilik prestasinya di dunia bisnis berbasis online Tallia pernah menjadi narasumber di forum bisnis sebagai inspirasi bisnis online, juga pernah di undang di acara talkshow  bertajuk penjualan online melalui  Instagram Radio Smart FM Surabaya tahun 2019
Tahun 2017 Tallia menjadi topseller dengan penjualan tinggi tokopedia dan masuk artikel seller of the week edisi #35

Mau duduk bareng sama Tallia  masuk dan kepoin link-link di bawah ini siapa tahu kamu yang butuh inspirasi bisa punya semangat baru atau yang mau merid jadi nggak bingung nyari perlengkapan di mana
https://www.talliamc.com
https://www.facebook.com/talliamc
https://www.instagram.com/talliamc
atau chanel youtube dihttps://youtube.com/talliamc
 itu dia tokoh kita kali ini jadi buat kamu yang masih bingung memilih ikut tradisi sukses keluarga atau menjadi diri sendiri mengikuti kata hati. Tak ada salahnya untuk mengikuti kata hati asal dilakukan sepenuh hati pasti berbuah manis pada akhirnya.

Ok terima kasih untuk hari ini, See you Dear
    
    
Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Monday, October 21, 2019

Kisah Inspiratif, Cerita Sukses Anak Rantau

 cicih surya     12:01 AM     Kisah Inspiratif     No comments   


Inspiratif! Kisah Parker Casio, Anak Korban Kerusuhan Ambon yang Sukses Membangun Bisnis di Tanah rantau.

Parker Casio foto koleksi pribadi

Sukses adalah impian yang dimiliki setiap orang. Meskipun, setiap individu memiliki definisi sendiri untuk menilai dan mengartikan kesuksesan.

Untuk mencapai sukses banyak orang menyerah sebelum mencapai titik yang mereka tentukan sendiri. Kesulitan bangkit saat menghadapi rintangan dan mengalami kegagalan. Banyak jalan yang ditempuh untuk membangkitkan kembali semangat yang tertidur. Salah satunya membaca atau mendengar kisah sukses orang lain agar kita mampu mengambil pelajaran hingga akhirnya mampu bangkit dari keterpurukan.

Berikut ini aku tulis cerita sukses seorang entrepreneur, semoga menginspirasi ya...,

Pria Ambon bernama Parker Casio Patty adalah tokoh inspiratif kita kali ini. Lahir di Ambon tanggal 4 April 1990 sosok yang pantang menyerah dan kreatif sejak masih kanak-kanak. Di usia SD, Parker kecil sudah mencari tambahan uang jajan dengan membuat TTS yang ia jual kepada teman-temannya dengan keuntungan 100 %. Saat SMP kreatifitasnya semakin terasah dia mendesain kartu ucapan,  mendesain foto sesuai permitaan teman-temannya. Masa kecil yang kurang menyenangkan karena harus menyaksikan pertikaian sara di kotanya tidak membuat dia kehilangan semangat untuk maju. Setelah menamatkan pendidikannya di SMAN 1 Ambon pada tahun 2005 Parker muda merantau ke Surabaya untuk melanjutkan pendidikannya dia tercatat sebagai mahasiswa di Petra Christian University Surabaya pada tahun 2008. Petualangan bisnisnya dimulai disini. Saat dirinya harus berjuang untuk membiayai kuliah dan bertahan hidup di tanah rantau. Sang ayah yang memasuki masa pensiun kala itu. Jadi sesuatu yang tak mungkin jika harus mengandalkan kiriman orang tua untuk hidup dan pendidikannya.

Parker Casio mencoba peruntungan bisnis di berbagai bidang, dari berjualan pakaian bekas di pasar sampai dengan menjajakan dangangannya di sekolah-sekolah TK dan SD. Demi memenuhi kebutuhan kuliah. Dirinya harus mulai berjualan sejak jam 3 pagi sampai jam 7 sebelum dia mulai kuliah jam 8 pagi.
Dari hasil jualan Parker membuka bisnis pembuatan marchandise pada tahun 2011 namun gagal dan pada tahun 2012 parker lulus kuliah dan berkerja di Bank Danamon Indonesia sebagai relationship manager untuk landing wholesale di Bali dia mendapat gaji dan fasilitas yang menarik. Namun,  karena merasa pekerjaan di Bank bukan passionnya maka dia resign dan kembali ke Surabaya.

Pada tahun 2013 Parker memulai lagi untuk berbisnis dia membuka toko pakaian wanita tapi bisnis itu harus berakhir dengan kegagalan. Parker sempat menjadi waitress di sebuah cafe di Mall Surabaya. Namun dia tidak menyerah. Parker jeli melihat peluang dia mendirikan  https://drbrand.agency  sebagai salah satu digital marketing agency di Indonesia yang hingga detik ini sudah bekerja sama dengan lebih dari 300 bisnis di indonesia. Drbrand.agency sebagai Branding Agency di Indonesia yang akan membantu entreprener dan pelaku dunia usaha dalam membentuk image pasar dan mempromosikan produk mereka secara digital. Semua cerita tentang perjalanan bisnis Parker lebih lebih lengkap bisa dilihat di https://parkercasio.com

Petualangan Porker Casio dalam bisnis belum berakhir sukses sebagai pendiri  digital marketing agency di indonesia  tidak membuatnya berpuas diri sekalipun Dr Brand Sudah menjadi Branding Agency yang diperhitungkan di indonesia.

Parker membangun bisnis kuliner dengan membuka warung nasi kuning Khas Ambon dengan nama Nasi Kuning Mamanono bisnis ini berjalan baik hingga saat ini warung nasi kuning Mamanono sudah memiliki 2 cabang di Surabaya.https://www.nasikuningmamanono.com

Tahun 2015 Parker juga merambah bisnis kecantikan dengan  menjalankan bisnis parfum  costum yang dijual secara online dengan nama Doxa Perfume bisa dilihat dan dipesan di https://www.instagram.com/doxaperfume . Sampai saat ini setidaknya Parker sudah memiliki 3 bisnis dengan 15 karyawan
Bagi kamu yang ingin belajar banyak tentang bisnis atau mengenalnya secara pribadi silakan di link ini
https://www.facebook.com/parkercasio.official
https://www.instagram.com/parkercasio
https://www.twitter.com/parkercasio
https://www.linkedin.com/in/parkercasio

terima kasih sudah duduk bersamaku disini. Duduk bersama orang sukses akan membangkitkan semangat untuk menatap masa depan yang lebih cerah. Peluk hangat dan salam semangat, See you dear

  

Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Saturday, January 26, 2019

Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar bagian X

 cicih surya     9:24 PM     Novelet     No comments   

      Perjumpaan Kinar dengan ayahnya akhirnya menjadi nyata pertemuan yang merubah warna dunia Kinar. Lanjut yuk, masuk dan duduk manis jangan berisik, kalau mau bertengkar silakan berbisik biar tetap asyik
                                      A Beautiful Moment

   Gamelan ditabuh mengiringi prosesi adat, Kebaya berwarna putih tulang dikenakan pengantin perempuan. Akad sudah dilangsungkan, sungkeman di laksanakan. Saat putrinya  menangis haru dipangkuannya lelaki tua yang mengenakan ikat kepala khas Madura. Is merasa tubuhnya lemas, tulang terasa rapuh.
   Ingatanya berkelana pada setiap kepedihan, dikepingan-kepingan perjalanan panjang, yang memaksa  seperuh hidupnya dihabiskan dibalik tembok penjara.
   Bukan tak berani melawan, tapi, keselamatan sang putrilah yang jadi alasan. Maka saat kebebasan di tangan dan lawan politiknya kembali ke pangkuan  bumi. Musim sudah berganti, dia berusaha memulihkan nama baiknya melalui pengadilan. Bukan untuk dirinya tapi dia tak ingin suatu saat cucunya menanggung beban mempunyai seorang kakek seorang pembunuh.
   Zaman semakin canggih, peristiwa puluhan  tahun tersimpan dengan rapih, tak bisa ada rahasia karena setiap orang mengaksesnya dengan mudah.Saat namanya di ketik”Iskandar Muharam” maka peristiwa itu terpampang.
   Seorang Lelaki berambut putih menangis dalam tidurnya, sampai seorang teman satu sel yang dekat denganya mengguncang bahunya agak keras” Pak…,Pak…,Pak Is!”
   “Astagfirulloh aladzim” Is yang terbagun dari tidurnya mengusap wajah, napasnya tidak teratur seperti habis berlari dikejar anjing,”Sudah subuhkah ini, Ran?”
   “Belum, Pak.  Mungkin sebentar lagi.”jawab lelaki disampingnya sopan
   “Aku mimpi Kiki menikah, apakah itu pertanda buruk?”
Saya rasa, bukan Pak. Bapak hanya terpengaruh peristiwa tempo hari, saat ada seorang pemuda yang mengujungi bapak untuk meminang Kiki.
   “Mungkin ya, Ran? Aku memang kepikiran terus sama keberanian Yusup itu. Lucu juga mengingatnya melihat bagaimana dia berkeringat saat kutanya kesanggupannya Menjaga putriku. Aku jadi ingat pengalamanku sendiri, aku juga hampir pingsan saat calon mertuaku mengajakku duduk sambil main catur untuk pertama kalinya.
   “Semoga dia lelaki yang baik untuk putri Bapak”
   “Iya, Ran.semoga. Anakmu yang lebaran lalu kesini itu sekarang umur berapa, Ran?”
   “Kelas 3 SMP. tapi dia menyebutnya kelas sembilan. Sudah sangat lama kita terkurung tak tahu perkembangan ya, Pak. Saya cuma bisa mendengar saat dia bercerita, saya tak berani memberinya nasehat, karena saya merasa tak layak melakukanya.”
   “Bukan hanya kamu yang mengalaminya, saya juga merasakan hal yang sama terhadap Kiki”
   “Subuh sebentar lagi ada baiknya kita ke masjid sekarang agar hati lebih tenang.”ajak Pak Is pada rekanya.
   “Sebentar lagi bapak akan bebas, siapa yang mengajak saya ke masjid nanti, Pak. Jangan lupakan saya ya Pak. Saya akan selalu mengingat semua nasehat bapak pada saya”
   “Ran, Jika 3 tahun lagi kamu bebas dan bayangan masa lalu terus mengikutimu. Jangan ragu untuk datang kerumahku. Mulailah menata hidup dari sana, karena setiap keraguan bisa dijawab dengan pembuktian. yang penting hatimu sudah kuat. Buktikanlah jika seorang napi mampu menggapai cahaya ilahi.”
    “Terimakasih, Pak. Saya tenang sekarang.”
Dalan zikir-zikir panjang selepas subuh  pembicaraan dengan Yusup terus terngiang. Sehingga dia tak henti mengucap doa, untuk kebaikan putri semata wayangnya Safitri Kinara. Semoga Kiki bisa memiliki cinta sejati seperti dirinya dan Diani. Cinta yang tidak luntur karena kepedihan dan luka. Cinta yang teruji oleh perpisahan yang panjang. Cinta yang terus mengikat kuat tanpa menyakiti.
                           You look so beautiful in white
                           So beautiful in white

                           Tonight

                           And if a daughter’s
                           What our future holds 

                          I hope she has your eyes
                          Find love like you and I did,yeah
                         But when she fall in  love we ‘lllet her go
                        (Lirik Beautiful in White, By Shane Filan)

    “Anakku belum berhijab dia tidak faham agama, tak sepadan denganmu atau keluargamu” Is  menatap pemuda di hadapanya dengan tajam.
    “Saya tahu itu, Ayah saya mengajari saya, jika saya menyukai seorang perempuan maka jangan hanya mau terima beres yang penting dia punya budi pekerti yang baik. Tugas seorang lelaki menuntun istrinya” jawab Yusup pelan tapi tegas. Is menghela napas.
    “Bagaimana kamu yakin dengan Kiki sementara kamu baru melihatnya sekali?”
    “Saya percaya pada perasaan mama saya. Saat dia mengaguk mengizinkan saya meminang seorang gadis maka gadis itu sudah lulus ujian dari mama saya. Saat Kiki menginap dua hari di rumah saya, saya ketahuan mengintip Kiki saat duduk di ruang tamu bersama mama. Saya nggak bisa berkilah dari cecaran pertanyaan ayah saya. Saya menyukai  Kiki putri Om.  Sejak saat itu saya dilarang menemui Kiki. Ayah dan mama saya yang mengambil kendali, tapi, saya tetap mengintip saya suka melihatnya tersenyum saya suka melihat lehernya seperti leher bayi. Saya kecewa saat ingin kerumahnya tapi dia bilang temui dulu Om disini. Jika Om bilang iya. Silakan ke rumah tapi alamatnya tak di kasih malah suruh nanya google map ketik Hijab Jingga Noni Kinar. perempuan aneh.”jelas Yusup lebih tenang. kadang dia tersenyum sendiri, mengingat kekonyolan yang dilakukannya.
   “Kamu yakin putriku menyukai pria jelek sepertimu, seleranya tinggi”
   “Insya Alloh, mukanya merah jambu saat saya menatapnya agak lama di stasiun sebelum pulang, saya melanggar larangan ayah,saya bilang saya menyukainya saat itu.
    “Katakan pada Miranda, Jangan menyayangi Kiki sebagai ponakan lagi, dia harus belajar menyayangi Kiki sebagai Menantunya.”kata Is sambil menyalami Yusup. Pemuda itu tersenyum senang. Perjalanan jauh ke Jakarta tidak sia-sia pinangannya diterima, tinggal memenuhi persyaratan lain. Menemukan rumah Kinar tanpa alamat hanya berdasarkan peta di google map. Sementara, saat dia mengetik Hijab jingga Noni Kinar di sana, puluhan pilihan muncul membuat kepalanya cukup pusing.
    Hari kebebasan Is datang. Tapi, Kinar tidak datang menjemput,  yang datang adalah Tante Miranda, Yusup dan ayahnya, Om Satrio. Menurut adat,  pengantin perempuan tidak boleh melakukan perjalanan dia harus menjalani prosesi pingitan. Jadi, yang datang adalah keluarga Tante Miranda, orang cukup berjasa di masa kecil. Kinar, dia yang mengulurkan tangan mendekap saat seluruh dunia menghujat. Sekarang takdir menyatukan mereka dalam rangkaian takdir yang unik dimana cinta besemi tanpa banyak perjumpaan.
Kenyakinan menemukan rasa yang sama, berbingkai doa.
    Kebaikan memang tidak selalu berbalas kebaikan, tapi kebaikan yang terus dijaga, ibarat memelihara sebuah pohon. Dia akan berbuah dan berbunga memberi rindang bukan hanya untuk yang menamam tetapi juga untuk mereka yang sekedar berteduh karena lelah.
   Kinar mengikuti Yusup, Suaminya, pindah ke luar kota.Namun masih tetap bisa mengendalikan usaha yang di rintis bersama ibunya. Risma tinggal bersama cinta sejatinya Iskandar Muharam. Tenaga mereka  memang sudah tak mampu mengurus semua urusan konfeksi. Tapi Kinara bisa tenang meninggalkan mereka. karena di rumah ada Om Randi saudara yang yang di temukan Is di penjara.
Tamat
Terimakasih sudah mengikuti cerita ku, See u dear






Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Thursday, January 24, 2019

Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar.bagian lX

 cicih surya     3:20 PM     Novelet     No comments   

   Perjalanan hidup Kinar yang berliku memberikan pelajaran berharga bagi kita. Menyimak perjalanannya  membuat kita mengerti sisi lain dari hidup. Kinar mau nerusin ceritanya. Duduk yang manis siapkan cemilan dan tissue, ya, siapa tahu kamu terharu dan ikutan nangis, baper rangking satu . cus masuk yuk!
                         Pemilik Rindu yang Sama
   Dua bulan yang dijanjikan ternyata terlewat tanpa pertemuan dan perjalanan. Mengingat kesibukan dan terkendala masalah dana. Perjalanan dari Madura ke Jakarta cukup berat untuk mereka berdua. Risma sengaja memilih kota yang benar-benar jauh dari masa lalunya. Jakarta memang memberinya pengalaman gemilang. Namun kepahitan yang di goreskan Jakarta dihatinya membuatnya enggan menginjak kota itu lagi.
   Sampai  di Trenggalek juga bukan sengaja dilakukannya. Setiap putrinya minta pindah sekolah Risma selalu berpindah kota. Semakin lama, semakin jauh dari masa lalunya. Berusaha terus menjauh dari masa lalu yang menyakitkan itu adalah caranya untuk  melupakan setiap pahit yang di berikan yang berikan hidup padanya.
    Pagi yang dimulai dengan rasa syukur,karena masih diberi kesempatan menatap wajah manis Kinar putrinya. Sarapan pagi dengan teh tawar tawar hangat dan gorengan sudah  membuatnya siap mengisi hari dengan kegiatan yang bermanfaat. Lima pegawai datang lebih awal, bukan si bos yang meminta tapi karena mereka sudah merasa bertanggung jawab pada tugas masing-masing.
   Pelanggan tidak mau tahu pada apa pun kendala produksi, macet saat pengiriman, bukan urusan bagi mereka yang mereka tahu adalah bagaimana caranya komplen saat barang tidak datang di tanggal yang dijanjikan.
   “Cak, besok saya berangkat ke Jakarta, nggak lama paling tiga hari. Cak Giman urus semua urusan di sini ya.”
   “La dalah, kok aku, Dek.”
   “Cacak yang paling didengar sama anak-anak , selain saya dan Kinar. Biarpun Cacak bukan yang paling tua disini”
   “Baiklah, Insya allah jika memang kamu percaya, Dek. Ada apa toh ke Jakarta kalau aku boleh tahu?”Cak Giman mencoba tahu lebih banyak, Risma diam sejenak mencari jawaban yang baik tanpa harus membuka rahasianya.
   “Ngeliat pasar, Cak. Doakan saja supaya kita bisa masuk ke pasaran Jakarta” jawab Kinar yang keluar dari kamar dengan kaos hitam panjang dan rambut di kuncir kuda. Risma menarik napas lega dan tersenyum.
   “Pasti di doakan, Noni Kinar. Kalau ordernya makin banyak, kan jadi lebih banyak orang-orang putus sekolah yang bisa kerja. Jadi, nggak tergoda buat Ke kota, eh disananya jadi gadis cantik yang dipeluk om-om genit” celetuk seorang pegawai terdengar asal sambil tetap melakukan tugasnya buang benang.
   Kinar tersenyum senang, merasa bahagia karena sudah mejadi warna yang memberi perubahan besar untuk lingkungan tempat dia tinggal.
                                                                    **
    Dua perempuan sibuk dengan fikirannya masing-masing. Ada rindu yang membuncah dan gugup yang datang begitu saja, Perjalanan kereta  Surabaya- Jakarta. Menggoreskan warna sendiri menjadi saksi hati yang tak mau diam, merangkai kata paling indah yang akan diucap saat perjumpaan menyapa.
   Bertahun rindu ditabung hari ini menunggu waktu untuk meledak. Sabarlah rasa, tinggal beberapa detik saja kau akan berjumpa dengan pemilik rasa yang sama. Penabung rindu yang juga membiarkan janji jumpa sebagai penyemangat saat mentari pagi menyapa.
    Gerbang LP sudah terlihat. Kinar menghentikan langkahnya cukup lama, seorang lelaki yang selama ini di panggil ayah. Akan dilihat, akankah ayah seperti yang ada di mimpinya, atau seperti yang di ceritakan teman-temannya waktu di sekolah.
   Risma mengamit pergelangan putrinya tanpa kata, semua prosudur di penuhi, jantung  berdekup semakin kencang layaknya ombak di musim barat.
Kinar duduk diam di ruang tunggu, dilihatnya wajah ibunya pun memerah pergelangan tangannya terasa panas saat di genggam. Seorang lelaki dengan rambut memutih  muncul diantar petugas. Langkah nya terhenti, seperti tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Risma bangkit begitu pun Kinar. Melangkah perlahan, tetapi saat jarak tinggal sedepa mereka mematung  seperti terhanyut di halusinasi sendiri.
   “Ki, Katanya pengen peluk ayah.” Risma berbisik di telinga putrinya. seperti terhipnotis Kinar menghambur memeluk ayahnya tanpa kata, hanya air mata yang menjadi  bahasa yang hanya dapat di mengerti pemilik rasa yang sama.
   “Kiki…!”hanya itu yang terdengar keluar dari mulut lelaki tua dengan kulit putih pucat. Air mata menghujani kepala putrinya. Sembari tetap memeluk sang putri, Lelaki penghuni bui itu melambai  pada istrinya agar mendekat, tiga nyawa yang mempunyai satu rasa, kini melebur dalam haru dan syukur tak berkesudahan
Tak ada tembang pujian yang lebih merdu dari syukur karena Tuhan yang pengasih dan penyayang telah menjaga orang yang paling di rindukannya.
   “Ayah, ternyata tidak setampan yang di ceritakan Ibu, Ayah jelek, tua,. Ayah jauh dari ekpektasi ku” celetuk Kinar sambil menatap wajah tua ayahnya. Sementara Risma membuka bungkusan makanan yang dibawanya. Iskandar terkekeh mendengar putrinya yang bicara asal. Dia merasa menemukan cermin dirinya dalam diri putri yang tak pernah dilihat dan dibelainya sekian puluh tahun.
Hari ini Tuhan sudah mengizinkan dia mengganti kenangan manis tentang putrinya,  gambar yang terlukis dalam kenangannya adalah bagaimana  tangis nakal baby Kiki yang memekakan telinganya, terus menangis  meski dia sudah di dekap ibunya dan di jejali susu. Sang ibu mulai kesal dan menyerah. Kiki Kecil yang baru belajar merangkak mendekat padanya, terlelap dalam dekapanya setelah ditimang hampir satu jam.
   "Kok, sambel udangnya beda ya, Din”kata Is pada suapan ke tiga.
Emangnya Ayah masih ingat rasa sambel udang buatan ibu, setelah puluhan tahun?” tanya Kinar takjub pada ayahnya.
   “Masih, Sayang.  Rasanya nempel di lidah seperti rasa ciuman pertama.” jawab ayahnya sambil menatap wajah istrinya, senyum Risma mengembang sempurna.
“Udangnya bukan aku yang buat, Ki yang masak katanya special untuk ayah” jawab Risma menjelaskan. Kinar menunduk malu, karena masakannya tidak seenak ibunya, dia takut ayahnya kecewa.
   “Makasih, Kiki. Ayah senang punya dua koki pribadi yang hebat saat pulang nanti, tiga bulan kok rasanya lama banget ya” celetuk Is
   “Ayah, tiga bulan lagi bebas bukanya masih satu tahun?”
   “Hitungan total memang masih satu tahun tapi kan belum dipotong ini dan itu jadi tinggal tiga bulan lagi. Ayah sudah siapkan kejutan untuk kalian. Maaf,  ya, Kiki. Karena ayah tak ada dimasa kecilmu. Sebenarnya ayah punya mimpi saat umurmu tujuh tahun, Ayah akan membawamu jalan-jalan ke Turki, Melihat indahnya kota Istambul sambil menaiki balon udara. Ayah akan mengajakmu mengenal peradaban Eropa dan budaya islam yang berpadu sempurna. Ayah berharap kamu bisa jadi seorang diplomat. Pandai bernegosiasi, terbuka melihat budaya orang lain tapi tetap bangga dan berpengang dengan budaya kita.  Tapi takdir Alloh menundukan setiap ambisi, dan rencana hanya menjadi  catatan usang yang mengendap di dasar rasa. Maafkan Ayah, Nak.”
   “Doa ayah sudah terkabul, Ki pandai menego orang” jawab Kinar disela rasa haru yang memenuhi dadanya, susah payah dia berusaha membentuk senyum di etalase wajahnya.
   “Masa?, Ayah kok ragu ya,”goda ayahnya mata tuanya berbinar gembira. Dia senang mendengar cara bicara Kinar yang cepat dan cadel.
   Risma lebih banyak diam menjadi pendengar, dia seperti membiarkan ayah dan anak mengukir kenangan pertama yang indah. Sampai saat perpisahan tiba tak ada air mata, hanya pesan untuk saling menjaga kesehatan. Agar perjumpaan,tiga bulan yang akan datang menjadi moment yang lebih manis lagi.
Bersambung

see you, Dear


   


Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Tuesday, January 22, 2019

Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar bagian Vlll

 cicih surya     6:31 PM     Novelet     No comments   

Di kisah yang kemarin Kinar dan Ibunya mulai merintis usaha rumahan untuk memperbaiki kehidupan ekonomi mereka. Gimana lika-likunya, masuk yuk…
                             Rindu Sehangat Mentari Pagi
Oh, why you look so sad, the tears are in your eyes
Come on and come to me now, and don’t to me ashamed
Let me see you through couse I’ve seen the dark side too
When the nigh fall on you, you don’t know what to do
Nothing you confess could make me love you less
I’ll stand by you

I’ll stand by you, won’t let nobody hurt you
I’ll stand by you
Let me see you though, couse I’ve seen the dark side too
When the nigh fall on you, you don’t know what to do,
Nothing you confess could make me love you less
I’ll stand by you
I’ll stand by you, won’t let nobody hurt you
(Lirik I’ll stand by you – The Pretenders)

    Waktu semakin cepat belalu, tak terasa 6 bulan usaha rintisan Kinar dan Ibu Risma  makin di kenal, penjualannya di lakukan secara online, Kinar berhasil memiliki lebih dari sepuluh reseller yang tersebar di berbagai kota. Keunggulan produk, gencarnya promosi, dan keunikan desain membuat produknya segera merebut hati pelanggan.
    Malam itu saat tukang potong sudah pulang, tukang jahit yang membantu Ibu Risma juga berpamitan. Kinar mendekat pada Ibunya yang masih sibuk membereskan meja. Memeriksa hasil penjualan hari ini.
   “Bu, Permintaan makin banyak. Kita perlu suntikan modal deh, gimana kalau mengajukan pinjaman lunak ke bank?
   “Bank?”
   “Iya.”
   “Ibu tidak setuju jika kita berurusan dengan bank.  Untuk sementara kita habiskan dulu bahan yang ada, persediaan kita masih cukup untuk satu minggu.”
   “Kita perlu dana cukup besar jika ingin jadi besar” Keluh Kinar tidak sependapat.
   “Tenang, Sayang. Kita tunggu 2 minggu ke depan, reseller kita belum  transfer semua, bukan?”
   “Baik, Ibu. Tapi kalau  sampai mogok produksi aku marah pada Ibu”
   “Kalau sudah transfer semua bilang sama ibu, kapan janji mereka ?”
    “Dalam minggu ini, Bu.”
    “Apa rencana Ibu?”
    “Tidak ibu katakan sampai uangnya ada di tangan”
    “Ibu, Kebiasaan kalau sudah maen rahasia.”Kinar manyun menatap ibunya jenaka.
    “Tolong ambilkan obat ibu, Ki” seperti biasa Ibu Risma selalu pandai mengalihkan pembicaraan. Putrinya hanya menghela napas tak berdaya jika ibunya  sudah bersikap demikian.
“Sekarang Ibu sudah tidak mual ya, kalau minum obat?” tanya Kinar  sembari memperhatikan ibunya.
    “Masih, Ki. Cuma sekarang ibu  sudah berdamai dengan rasa mual dan pusing pengaruh obat  anti HIV. Jadi orang lain tak akan tahu kalau ibu sedang mual atau pusing yang parah. Paling kalau ibu tak tahan dengan sakitnya ya ibu tidur. Saat kita sudah bisa menerima keadaan maka tubuh akan menyesuaikan diri, Ki.”
   “Terus sehat, ya, Bu. Kita akan jemput ayah”
   “Ibu selalu berjuang. Ibu juga kangen Ayahmu. Dulu saat dia di vonis 25 tahun penjara. Ayahmu bilang bahwa kalau ibu ingin bercerai tidak apa, urus perceraianya nanti dia akan tanda tangan, dia Ikhlas asal mendapat suami lagi yang sayang padamu”
   “Trus ibu bilang apa?”
“ Ibu tidak mengatakan apa pun, Ibu hanya ingin menatap wajahnya lebih lama sebelum dia masuk penjara, tiga bulan kemudian ibu datang menjenguknya di sel. Saat itu keputusan ibu sudah bulat. Ibu akan selalu ada bersamanya  berdiri di sisinya saat dunia meninggalkannya. Ibu hanya ingin menjadi alasan untuk membuat ayahmu tersenyum. Saat dia berada di sisi tergelap dalam hidupnya.
   “Apa yang membuat Ibu kuat?”
Entahlah, Ki. yang pasti  ada rasa sakit, nyeri sekali saat ibu mencoba meninggalkannya. Lagi pula ibu tahu dia tidak melakukan perbuatan keji itu. Ibu bersamanya karena sayang bukan karena dia pria hebat.  Lagian kalau di depan ibu diatidak sehebat itu. Dia kentut sembarangan, pelupa jika ibu tak periksa  tas kerjanya pasti supir balik lagi barang penting ketinggalan.
    “Ayah pernah memberi Ibu bunga?”
   “Tidak, dia malahan lupa hari ulang tahun ibu, tanggal pernikahan kita, tapi dia selalu jadi orang pertama yang mengucapkan selamat saat ibu berhasil melalukan lompatan baru di hidup ibu, kita makan bersama. Jalan-jalan. Tak harus keluar kota, yang penting kita bisa menghabiskan waktu berdua dengan penuh kebahagian.
   “Ko begitu, Bu. Aku nih kalau temenku lupa mengucapkan selamat ulang tahun padaku, aku diemin bu seharian.”
Cinta itu di pupuk setiap hari, dijaga bersama-sama. Menciptakan moment seru bukan hanya pas ulang tahun atau semacamnya. Tapi saat kita menghabiskan waktu bersama. Saling menguatkan”
   “Jadi kapan kita ke Cipinang, Bu?”
   “Itu  kamu yang putuskan.”
2 Bulan lagi, ya, Bu. Saat kita sudah punya ongkos, Ajarin aku masak makanan favorit ayah, Bu. Biar ayah tahu aku sudah besar, selain cantik dan baik hati aku juga bisa masak. Padahal masuk dapur cuma bisa bikin telor dadar. itu juga masih keasinan” Kinar terkekeh ibunya tertawa lepas.
**
   Ibu memasuki toko bahan langganan , Kinar di sampingnya tanpa mengatakan apa pun hanya mendengar. Pembicaraannya cukup lama hampir satu jam. Hasilnya mereka diperbolehkan mengambil barang yang di butuhkan dengan sistim bon.
   “Satu negosiasi berhasil, Ki. Kita harus berusaha menjaga kepercayaan mereka. Agar kerjasamanya panjang, kualitas bahan di toko Pak Alim ini baik, motifnya update tapi harganya miring meskipun si bosnya jutek. itu tidak jadi soal, tugas kamu sekarang nego jasa pengiriman ya, kita akan kirim lebih banyak dari bulan kemarin, kalau kita berhasil mendapat diskon dari tukang paket , jadi harga barang kita bisa tetap sementara profit kita bertambah”
   “Mengapa  ibu memilih berhutang bahan, padahal kita masih punya uang seandainya dibayar semua juga cukup?”
   “Uang itu untuk jaga-jaga. Namanya dangang nggak selalu untung pasti ada rugi, kadang sepi. Sementara pegawai harus tetap kita kasih makan, gajinya harus di bayar. Jadi ibu memilih berhutang pada orang yang bermodal besar daripada nanti telat ngasih gaji. Kasian keluarga mereka nggak makan”
   “Gitu, ya, Bu.”
   “Pengusaha itu tak cuma butuh keberanian dan inovasi tapi juga harus penuh pertimbangan dan stategi, tiga kamu sudah punya tapi kesabaran dan pertimbangannya kamu harus belajar lagi, Ki.”
   “Ok, Bu bos, trus kapan saya di kasih makan perut saya udah dangdutan nagih setoran?”
   “Mau makan apa? hari ini kamu bebas milih agak mahal tak apa, sebagai bonus karena kamu marketing yang hebat” puji Bu Risma sambil menatap wajah putrinya yang berbinar  senang mendapat pujian.
   “Sea food ya, Bu.”
   “Boleh, mau di mana?”
   “Serius, Bu. Aku pilih tempatnya juga”
   “Iya, untuk hari ini kamu jadi ratu, bebas makan apa, tapi sampai rumah kamu pegawai ibu”
   “Ok, ok bu bos, aku akan makan sambal udang di restoran paling mahal di sini, agar nanti aku tahu sambel udang restoran rasanya seperti apa. Jadi, saat aku masak buat ayah aku punya bandingan. Aku tak sabar ingin ketemu ayah.”cerocos Kinar gembira matanya yang sipit itu terus mencari, tempat yang di tujunya sementara sang ibu hanya jadi pengikut sambil mengucap syukur dia bahagia melihat sinar cerah diwajah manis putrinya,sudah sangat lama rasanya dia tak pernah melihat Kinar sebahagia hari ini. 

Bersambung
See you next time, dear
 



Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Sunday, January 20, 2019

Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar, BagianVII

 cicih surya     5:23 AM     Novelet     2 comments   

Di cerita yang lalu, kisah cinta Arda dan Kinar kandas. Mereka bersepakatuntuk saling menjaga sebagai saudara, karena hukum mentadirkan mereka sebagai saudara. Meskisulit ddi terima tapi kinar berusaha belajar dari ibunya bagaimana menjalani beratnya kehidupan yang tertulis untuknya.
                                    Bidadari Dalam Sunyi

Wahai malam
Tuntun tangannya
Bawalah rasa bertemu
Rasa sama, rindu telanjang yang jelita
Menggapai asa yang sirna
Bersama gulita

     Risma sangat sibuk dengan jarum dan benang sulam. Namun jemarinya sengaja dibungkus agar tak terluka. Pantangan utama penderita HIV adalah luka. Maka itu dia berusaha bekerja seaman mungkin agar tidak tertusuk dan luka, sebagai bentuk tanggung jawab sosial supaya tidak ada lagi yang tertular penyakit latnat itu hanya karena kecerobohannya.
    Orderan yang mengalir lancar meski dalam partai kecil sudah sangat disyukurinya. Dia tak harus bingung saat harus membeli keperluan dapur di tanggal genting dan gaji Kinar tak mencukupi sekalipun dirinya sudah sangat berhemat dan anak semata wayangnya itu sudah memberikan seluruh gajinya untuk keperluan sehari-hari.
      Wajahnya semakin cerah saat mendengar suara Kinar mengucap salam. Ini bukan tanggal gajian tapi Kinar membawa jinjingan besar. Risma mengerutkan kening mana kala Kinar  membuka belanjaannya.Namun, sebelum sempat Kinar bercerita banyak, sang ibu menempelkan jemarinya di bibir
    ”Sholatlah dulu, Ki. Waktu asyar hampir habis” katanya lembut
    “Baik, Bu”  balas putrinya tanpa menentang. Setelah tahu sedikit perjuangan ibu dalam menjalani hidup membuat Kinar berjanji dia tidak akan pernah menentang apapun keinginan ibunya.
Perjumpaan dengan Tante Mirna membuatnya faham tentang kepahitan yang terjadi dimasa lalu. Membalik dunia adalah kekuatan takdir dari sang pemilik hidup. Kuasanya yang melingkupi langit dan bumi sudah mengantar ibunya jadi wanita yang hidup dalam kekurangan uang dan sanjung puja. Namun, bermandi cahaya karena kenyakinan hatinya. Keindahan pribadinya. Cita-citanya hanya satu berdiri pada kakinya sendiri.
     Kinar duduk sambil tersenyum pada Ibunya. Ditangannya membawa teh hangat tawar. Bercerita tentang alat gambar yang dibawanya.
    “Tadi, Ki. Menjual kalung, Besok ada mesin jahit datang. Ki membeli mesin bekas tapi masih layak pakai”
    “Untuk apa semua itu?”
   “Sudah saatnya ibu kembali. Jika ibu tak ingin memakai nama ibu. Ki yang ada di depan!”
   “Ki, Ibu tak bisa, Sayang.”
   “Bu, coba ibu pikirkan,dua tahun lagi ayah bebas. Apa ibu mau ayah melihat kita hidup  dalam keadaan seperti sekarang. Betapa sedihnya ayah, Bu” Kinar bicara sembari menatap mata ibunya. Mendung tiba-tiba menggelayut begitu saja.”Apa rencanamu,Ki?”
   “Kita akan bangkit, merintis kembali usaha yang pernah ibu jalani. Kita akan maen di baju anak.”
   “Fashion anak?”
   “Iya, Bu. Siapapun orang tuanya akan memberikan busana terbaik untuk anak-anaknya. Desainnya harus lucu sehingga menggelitik setiap ibu untuk membeli. Aku akan jadi marketing yang hebat, aku juga akan belajar desain dan teknik jahitnya.”
   “Kau yakin, Ki?”
   “Sangat!”
   “Kenapa?”
   “Karena, Kunci sukses butik ibu dimasa lalu, bisa kita terapkan sekarang. Hanya sedikit merubah strategi market saja,”
    “Baiklah, Nak.”
    “Ki, belum membeli kain. Nanti kalau ibu sudah sempat kita belanja. Ini sisa uang menjualan kalung, Bu.”
    “Bismilah ya, Ki. Semoga kalungmu segera terganti, sayang “
   “ Inilah Ibuku,  My Wonder mom!”
    Senyum optimis sore itu memulai lembaran baru yang lebih baik. Memang belum terlihat seperti apa hasilnya. Akan tetapi, keberanian untuk memulai adalah hal yang menjadi pondasi utama untuk memulai sebuah usaha.
    Waktu senggang mereka berdua dihabiskan dengan belajar.Risma mengajari putinya tentang desain,kain, teknik jahit, dan segala hal yang dia tahu tentang bisnis pashion. Pemikiran Kinar yang terus menciptakan  kreasi baru yang membuat produksi desain mereka berbeda.
Sambil belajar Kinar menanyakan sesuatu pada ibunya. Sekalipun dia tidak berani berharap banyak bahwa ibunya akan mau menjawab dengan jujur.
    “Bu, Kenapa Ibu tak pernah cerita, Kalau ibu adalah orang hebat. Ayah seorang politikus yang kehadirannya selalu diperhitungkan?” tatapan mata Kinar memohon kejujuran, membuat sang ibu tak berdaya. Hembusan napas berat berkali-kali menjadi pertanda jika Risma sebenarnya  tak ingin menjawab pertanyaan Kinar.
   “Kau siap mendengarnya?”
   “Iya, Bu”
   “Baiklah, Ibu akan jawab. Dengarlah! Ibu tidak pernah bercerita padamu karena ibu menghawatirkan keselamatanmu. Ibu takut jika kau tahu jati diri ibu dan ayahmu. Saat kau sedang marah karena di bully teman-temanmu. Kau akan memberi tahu semua orang bahwa ibu adalah Diani. Sang pemilik butik langganan para pejabat dan konglomerat pada zamannya. Ibu takut hal itu  akan menjadi pedang yang kemudian membunuh dirimu. Sebenarnya musuh politik ayahmu sampai sekarang masih terus mencari ibu. Dia masih ketakutan karena ibu disangka memiliki dokumen rahasia yang akan menyeretnya ke penjara, Nak. Ayahmu yang meminta ibu untuk merahasiakan tentang ini darimu, dia bilang ibu hanya boleh memberitahumu saat kau akan menikah karena memang membutuhkan izinya sebagai seorang wali” Risma  berbicara panjang lebar. Meski sesekali terhenti untuk menarik napas dan menyeka air matanya. Kembali menceritakan hal ini seperti membuka kisah pahit yang berusaha dia lupakan. Bagaimana pengadilan menjatuhkan Vonis pada suaminya. Bagaimana dia diculik dan disuntik darah yang terinfeksi Virus HIV karena berusaha menyampaikan fakta dipersidangan. Sang penculik mengancam jika dia bicara lagi maka putri kecilnya yang saat itu berusia tujuh bulan akan mengalami hal yang mengerikan. Tangis yang berusaha ditahan selama puluhan tahun pecah saat itu. Kinar segera memutar lagu dari Hpnya agar suara tangis ibunya tak sampai terdengar ke tetangga. Kinar memeluk ibunya menghujani rambut putih yang penuh ketombe itu dengan air mata haru. Ternyata apa yang dia lakukan selama ini tidak akan sebanding dengan pengorbanan dan derita ibunya selama puluhan tahun memendam luka itu seorang diri.
    “Ki, janji tidak akan bertanya lagi tentang Ayah ataupun Ibu”
    “Tak apa, Ki. Sudah waktunya kamu tahu tentang hal ini, tapi janji kamu tidak bercerita pada siapapun. Ibu tahu lawan politik ayahmu sekarang memang sudah tidak berdaya. Tapi biarkan ibu memenuhi janji ibu pada ayahmu, bahwa kita akan baik-baik saja saat ayah menjalani hukuman” pinta ibunya mengiba setelah berhasil menguasai dirinya. Kinar mengangguk mantap
    “Sekarang kamu juga harus jujur, kamu punya teman dekat sekarang, Nak. Bukan pacar tapi setidaknya ada pria yang menarik perhatianmu, Nak?” Risma membalik senjata Kinar terdiam.
       “Yang medekat ada beberapa, Bu. Tapi entahlah Ki merasa belum ada yang srek aza”
       “Kau belum bisa melupakan, Arda?”
       “Bukan itu, Bu. Terlalu sulit jika standarnya adalah Arda. Dia pria terbaik yang pernah ku dapatkan”
   “Ibu mengerti, tak harus terburu-buru, tapi tak baik menunda jika memang sudah ada.”
   “Iya, Bu.”
   "Ibu tahu tidak, ada seorang temanku yang mengirimiku  kantun wanita cantik  menyendiri dengan satu Jar kunang-kunang di tangannya, katanya itu adalah aku di matanya.”
    “Dia menyukaimu, kau suka padanya?”
   “Biasa saja, Bu. Aku sekarang ingin memperbaiki hidup kita. Agar saat ayah bebas dia tak harus bekerja terlalu keras. Itu saja. Ayah tak harus tahu kalau kita kesulitan mencari makan setiap hari. Ayah harus tahunya kita hidup sederhana tapi setidaknya cukup makan.
   “Baiklah kita akan berusaha menghujudkan mimpi itu, Sayang. Berani bekerja keras.?”
    “Siap, Bu.”
   “Kita jenguk ayah ya, Bu. Kalau sudah ada dana.Ki ingin makan bersama Ayah”
    “Iya,. Tapi janji tidak mengeluh saat ibu memintamu bekerja lebih keras ya,”
    “Pasti!”

Bersambung

Jika ingin sebuah rahasia tetap menjadi rahasia, maka jangan biarkan dia keluar dari kerongkonganmu. See you dear!



Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Friday, January 18, 2019

Novelet Remaja Hijab Jingga Kinar. Bagian Vl

 cicih surya     10:42 PM     Novelet     No comments   

Di perjalanan cerita yang lalu, ada tokoh baru bernama Mirna dan Iskandar. Mirna mebahas soal Iskandar siapa dia? Lanjut yuk, perjalanan baru separuh belum sampai ke penghujung… brangkat!

                                            DERMAGA CINTA


          Matahari cerah hari indah
          Tak ku harap awan berpindah
         Mendung bertamu
         Apa dayaku?

           Siapa aku?
          Hambamu
           Mauku?
          Ridhomu
          Ajari bersyukur lagi
          Bersabar lagi

   Tante Mirna menatap sahabatnya sangat lama. Lalu pandangannya beralih pada Kinar yang duduk diam tak sabar menunggu jawaban dari pertanyaannya.
   “Apa yang terjadi saat aku mengurusi Iskandar dan Kinar berada dalam asuhanmu?” pertanyaan Risma adalah kode kalau dia tidak mengizinkan putrinya tahu tentang Iskandar.
   “Kau itu Risma terlalu pandai berkilah.”keluh Tante Mirna” Maap Kinar tante tak di izinkan bercerita padamu” tambahnya lagi pada Kinar. Gadis itu hanya menghela napas dia pun sudah faham bagaimana ibunya.
   “Dia baik-baik saja saat berada dalam pengawasanku. Aku menyayanginya seperti halnya pada Arda putraku.”
   “Lalu?”
   “Justru rasa sayang itulah yang sekarang menjadi bumerang”
   “Bicaralah langsung pada intinya, jika kau ingin mematahkan hati anakku jangan menggantungnya dengan berbicara bertele-tele” Ibu Risma mulai kesal
   “Baiklah, Arda dan Kinar saudara sepersusuan mereka haram  untuk menikah. Ini bukan kehendakku,akan tetapi hukum Alqur’an yang melarangnya”jelas tante Mirna Lesu
   “Apa itu saudara persusuan?”
    “Saudara sepersusuan, Mirna. Artinya saudara yang pernah di mengisap air susu dari ibu yang sama. Dulu, saat kau sibuk mengurusi suamimu berminggu-minggu. Kinar menyusu  padaku. Saat itu aku tidak tahu tentang hukum aku cuma melakukannya karena rasa sayang, Seorang ibu pasti tidak akan tega membiarkan anak kecil kelaparan.”Tante Mirna menghela napas, Arda menatap Kinar dengan raut wajah  sedih. Kejamnya cerita Tuhan atas dirinya. Mengapa dia harus mencintai adiknya Sendiri. Tak salah jika naluri seorang ibu merangkul dan menyayangi anak lain seoerti putrinya. Apakah ketidaktahuannya juga harus jadi terdakwa? Arda yang faham agama tak mampu lagi membuka mulut mendung yang menggelayut menghalangi pandangannya.

Akhirnya dia pamit meninggalkan obrolan tak kuat mendengar semuanya. Langkahnya yang lesu menggambarkan  betapa hancur perasaannya layaknya kaca yang dilempar di atas batu karang. Berkeping-keping.

Langit terasa runtuh menimpa kepalanya, Kenangan manis bersama Kinar berkelebat bergantian seperti vidio yang terus diputar tanpa henti. Kenyataan ini memilukan, setelah dia berhasil menyakinkan hati atas Kinar.Takdir merampasnya tanpa belas kasihan.

Sementara Kinar terus mencoba kuat duduk mendengarkan obrolan. Hatinya pun tak kalah berantakan, ribuan jarum racum menusuk ulu jantung. Pandangan terasa gelap.akhirnya dia berlari ke kamar membiarkan tangis pecah di sana.

Sementara Tante Mirna terus menjelaskan apa itu saudara sepersusuan sesuai dengan apa yang diketahuinya. Sampai pada titik akhir dua orang sahabat yang tidak pernah berjumpa lebih dari dua puluh tahun berangkulan dan menangis pilu. Tak kuasa membayangkan bagaimana takdir merenggut cinta yang mekar di hati anak mereka.
   “Apa keseharianmu sekarang, Risma. Kau crafter ya?” tanya tante Mirna sambil membagi pandang keseluruh ruangan.
   “Aku baru mencoba belajar menyulam. Sebuah butik menyukai sulamanku dan dihargai cukup tinggi.”
   “Wah bagus itu, tangan kreatifmu akhirnya menemukan muara. Kenapa kau tak coba membangun butikmu lagi, sudah dua puluh tahun, Risma. Orang pasti juga sudah lupa dengan tragedi itu. Aku saja tidak mengenalimu saat anakku menyebut nama calon mertuanya adalah Risma. Kau tidak di kenal sebagai Diani sang desainer”
   “Entahlah, aku masih merasa ngeri membayangkan bagaimana butikku dijarah, aku di suntik dengan darah yang positif terkena HIV, suamiku dipenjara. Aku takut jika aku muncul kepermukaan putriku akan celaka.” Keluh Ibu Risma. Pikirannya kembali memutar kaset usang masa lalu bagaimana dunianya terbalik dalam sekejap.
Konspirasi politik telah mengirim Iskandar ke penjara atas tuduhan yang sama sekali tidak dilakukan, bagaimana mungkin suaminya menjadi seorang pembunuh jika saat kejadian berlangsung. Mereka sedang berbincang berdua di ruang tamu? Masih bercerita tentang mimpi  bagaimana seandainya Kinar besar nanti.

Kejadian pembunuhan sore hari, sementara sepanjang hari itu sampai malam tiba Iskandar, suaminya. Asyik menghabiskan waktu bersama putrinya, Bahkan dia yang berhasil meninabobokan Kinar sampai terlelap. Seandainya Kinar tahu bagaimana ayahnya sayang padanya dia akan bicara pada seluruh dunia jika ayahnya adalah ayah terbaik di bumi.

   “Percaya padaku putrimu akan baik-baik saja,”Mirna menggenggam tangan sabahatnya. Aku adalah bukti kalau waktu telah menghapus ingatan kelam itu, aku tidak mengenalimu. Aku tidak tahu bahwa Kinar adalah putrimu.” Mirna berusaha menyakinkan sahabatnya. Jujur dia merasa iba melihat keadaan Mirna sekarang. Meskipun mereka tidak berbicara tentang finansial karena itu terlalu rentan. Tetapi dari penampakan rumah itu telah bercerita banyak. Cat yang terkelupas, barang-barang tua, Perabotan seadanya.  Seandainya bukan Risma yang menjalani mungkin sudah memilih gantung diri, atau menenggak racun serangga.

Risma yang pernah berada di bawah sinar mentari, tiba- tiba ada di dasar jurang. Batu cadas dan ular berbisa mengancam memangsanya kapan saja.

Pembicaraan terus berlanjut, mereka tak sadar jika di dalam kamar ada yang menguping pembicaraan mereka diantara sedihnya patah hati. Air mata tak mau berhenti menjalari pipi. Kinar merasa jadi dirinya terungkap, dia bahagia mengetahui bahwa dirinya bukan anak haram seperti yang dituduhkan teman-temannya.

Sekarang dia tahu bahwa dia terlahir atas mana cinta, legal, tercatat hanya saja untuk alasan menjaga ibunya membiarkan dirinya terus menerima setiap cercaan.

Kinar masih ingat dulu setiap dirinya mengeluh tak nyaman di sekolah. Ibunya tak bicara apapun kecuali memeluknya dan bilang.”Kalau ingin pindah bilang saja, Ibu akan turuti”  diawal sekolah setiap merasa tak nyaman dia akan meminta pindah pada ibunya. Ibu tidak meminta tenggang waktu dengan segera dia akan mencari sekolah baru, bahkan pindah ke kota yang baru. Setelah semakin besar Kinar memilih bertahan. Membiarkan setiap bulian mengendap di dasar jiwanya. Mengajarimya untuk kukuh dan tak jatuh. Sampai akhirnya dia melewati masa SMU hanya di satu sekolah. Dia berhasil melawan setiap pandangan nista hanya dengan diam. Dia bentengi dirinya dengan baju angkuh. Dikuatkannya hati bahwa dia tak butuh senyum siapapun kecuali senyum ibunya.

Tante Mirna pulang sore hari saat Arda kembali datang menjemputnya, Keadaanya sudah lebih baik meski masih saja seperti bunga layu
***
     Hari itu matahari  mulai meninggi hangatnya menyapa setiap jiwa. Memberi waktu untuk bersyukur karena jantung masih berdetak.

Dua tangan saling bertaut. Dunia memang sudah menentang tapi rasa tak bisa begitu saja tercabut. Kenyakinan tak bisa sirna dalam sesaat bahwa gadis di sampingnya minggu kemarin masih calon ibu bagi anaknya.

Sekarang perasaan itu harus berubah menjadi perasaan seorang kakak pada adiknya. Itu mustahil!

Perahu di dermaga  semakin banyak yang tertambat, pulang melaut dengan hasil yang cukup bagus membuat para nelayan ceria. Cuaca sedang mendukung laut sedang hangat sehingga banyak ikan yang datang. Apalagi saat anak anak mereka berteriak memanggil menyambutnya dengan ember-ember kecil siap menolong mereka membawa ikan hasil tangkapan ke tengkulak atau dibawa kepada ibu mereka untuk diawetkan. Diasap mungkin atau diasinkan yang penting ikan bisa tahan untuk disimpan berbulan- bulan sebagai cadangansaat musim barat datang.

   “Kau yakin aku adikmu?” Kinar bicara sabil memperhatikan anak melayan yang begitu ceria memilah ikan sembari bercanda dengan kawannya.
   “ Hukum yang mengatakan itu, Kinar. Meski perasaanku belum berubah.Tapi hukum Alloh tak boleh diperdebatkan. Dia harus dilihat menggunakan kacamata iman.”jelas Arda tanpa menoleh, hembusan napas berat bercerita tetang hatinya yang juga terluka” Jangankan berminggu- minggu sehari saja kau menyusu pada ibuku kau sudah jadi adikku.”
   “Apakah kau akan mendekat kembali pada Sophia?”
   “Tidak” jawab Arda tegas
   “ Dia cantik, lelaki manapun pasti bangga bersamanya.”
   “Wajahnya memang cantik, tapi dia kasar, ambisinya menakutkan  dia akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya”
   “Bukankah lelaki tertarik pada perempuan yang berambisi?”
   “Perempuan tak baik memiliki ambisi, tapi dia terlihat sexi saat mau berjuang untuk hidupnya, memberjuangkan haknya tanpa meninggalkan kodratnya sebagai perempuan. Dia pekerja keras tapi tetap bisa lembut. Saat berhadapan dengan hal-hal nyang menuntutnya menjadi seorang ibu”
   “Aku akan kesulitan mencari lelaki sepertimu...”
   “ Iyalah karena aku tak punya saudara kembar” celetuk Arda asal dia sengaja mengalihkan pembicaraan dari hal yang sentimentil dan menguras emosi.
   “Kau...,” Kinar kesal berusaha memukul Arda tapi lelaki itu sudah berlari kearah kerumunan anak nelayan, sengaja berlindung diantara mereka, dia paham Kinar tak akan marah dihadapan anak kecil.

bersambung


Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Wednesday, January 16, 2019

Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar bagian V

 cicih surya     6:30 AM     Novelet     No comments   

 Kejutan Terindah


Di episode yang lalu, Kinar dan Arda berhasil membuat para penggemar cerita ini baper, mereka mengghabiskan waktu berdua dengan makan malam romantis.
Lanjut, Yuk terusin bacanya

Setiap perjalanan terhenti di tujuan
Ombak tenang di bibir pantai
Burung pulang ke sangkar
Rasa berjumpa sang pencinta
Kekasih tenang dekat kekasihnya.

Matahari yang timbul dan tenggelam mengajari kita tentang cobaan dan harapan. Malam adalah kehampaan dan pagi adalah hangat harapan, bermimpilah saat sepi dan sendiri, hujudkan semuanya di pagi hari. Mungkin tak mudah karena setiap jalan adalah ujian. Mahluk hanya wajib berusaha maksimal biarkan sang Khalik yang memberi imbalan.

3 bulan berselang, setelah acara makan malam. Ibu Risma sibuk dengan sulaman-sulamannya. Memang tak banyak karena promosinya hanya dari mulut ke mulut. Tapi itu sudah membuatnya terlihat  lebih segar. Semangatnya tumbuh, rasa percaya dirinya juga semakin tinggi.
Dirinyaa merasa berguna, bukan lagi benalu yang membebani pundak Kinar.
Hari ini bukan minggu, tapi Kinar berada di rumah menemani ibunya, dia senang melihat jemari Bu Risma yang lincah dan semakin cepat.

“Bu, kapan sih sebenarnya Ibu belajar menyulam, setahu Ki, Ibu dulu tak bisa menyulam?”
“Ibu baru belajar, melihat you tube dari HP kamu saat kamu masih tidur.”
“Kapan, Itu?”
“Setiap kamu shif malam, habis subuhan tidur. Saat itu Ibu menonton you tube. Terus berulang-ulang sampai ibu mengingatnya di luar kepala. Lalu berusaha mencari membeli bahan dengan sisa uang belanja. Aktifitas ibu setelah itu adalah latihan,latihan, dan latihan.”
“Ibu tidak beristirahat berarti?”
“Ibu tetap disiplin  minum obat dan istirahat, Ibu takut di marahin kamu, kalau sampe sakit”
“Aaaah, Ibu. Memang kapan aku marah?” Kinar tersenyum
“ Saat kamu diam saja dan bicara seperlunya, itu marahmu,Ki.
“Habisnya Ibu nakal, nggak bisa di bilangin.”
“Ibu sekarang, baik ya, Ki?”
Ibu baik, cantik lagi, sekarang wajah Ibu segar efek makan buah ya, Bu.Maap ya Bu, Ki tidak mampu membelikan Ibu buah.” Suara Kinar mengiba. Mata Ibu Risma berkabut mendung. Dipeluknya gadis cantik sangat erat. Ada haru yang menyelinap ke lubuk hatinya” Ibu tak minta lebih banyak sayang apa yang kamu lakukan untuk kita sudah lebih dari cukup, Ki”
“Sungguh, Ibu?”
“Iya,sayang. Kau lebih dari yang ibu mau”
“Bu, Ki bantu jual ya sulamannya.”
“Kamu nggak kerja?”
“Tetap kerja, Bu, Ki jualin nya secara online.”
“Maksudnya? Ibu kok nggak ngerti, Ki?”
“Ah, Ibu.Tahu youtube, tapi nggak faham jualan online. Masih kudet berarti, nanti kalau Ki tidur ibu cari di Google apa itu jualan online. Jika Ibu sudah faham Ki, akan berusaha membelikan Ibu HP baru.”
“Serius. Hp itu mahal lo, Ki.”
Kinar mengangguk mantap sambil tersenyum , dia seperti melihat matahari terbit, dan kemudian menembus dedaunan di hutan, menghangatkan tanah di bawahnya yang selama ini ditumbuhi lumut.
Beban tak lagi seberat dulu, senyum ibu sudah membuat hatinya terasa hangat

Restaurant yang tak mewah tapi nyaman untuk berbincang, Kinar menikmati jus jambu yang di pesannya sambil menunggu. Berulang kali di lihatnya HP. Satu jam duduk sendiri  tapi Arda yang ditunggunya tak ada kabar, biasanya lelaki itu tak begini meski singkat apapun chatnya pasti di jawab. Sedangkan ini di baca tanpa di jawab. Kinar menarik napas berat karena kesal. Ada perasaan khawatir juga yang hinggap di hatinya. Tapi yang lebih menyiksa adalah perasaan curiga yang hadir begitu saja. Sophia yang bermata besar selalu berhasil membuat moodnya jadi tak baik.
Jus tinggal sedikit, makanan kecil di piring juga tinggal sisa. Kiran hampir saja berdiri dan pergi.tapi niatnya batal.Arda yang ditunggunya memasuki restaurant bersama seorang perempuan. Gaun cokelat muda dan rambut nya yang sengaja di tata.

“maap membuatmu lama menunggu. Mama dandan lama sekali, katanya mau ketemu calon mantu jadi harus rapi” kata arda tersenyum meredakan amarah kekasihnya yang kesal. Perempuan yang bersama Arda tersenyum lalu menjabat tangan Kinar dengan hangat. Lalu mereka duduk santai bertiga memesan makanan yang mereka suka.
Saat makan Tante Mirna terus  memperhatikan pergelangan tangan Kinar seperti mengingat sesuatu. Lalu dia bertanya dengan lembut
    “Kinar, tante boleh tahu nama lengkapmu?”
    “Safitri Kinara,Tante”
    “Ibumu…?”
    Risma Diani.Kenapa, tante?” Kinar tak mampu menyembunyikan keherananya, detak jantungnya sangat cepat.
    “Kamu sama Arda itu pacaran atau hanya teman?”lanjut tante Mirna tanpa melepaskan pandangannya dari wajah Kinar.Wajah gadis itu terasa panas dia menunduk malu menjawabnya dia sangat berharap Arda membantunya menjawab.
    “Kami berniat menikah ,Mah?” jawab Arda tegas. Kinar menarik napas lega.
    “Boleh tante bertemu Ibumu sekarang, Kinar?”
    “Sekarang ,tante?”
    “Iya “
    “Mah, Kita nggak bawa apa-apa.”sergah Arda sambil memandang wajah Kinar yang tiba-tiba pucat.
    “Sudahlah, Nak ikuti Mama saja. Untuk buah tangan kita mampir di toko kue di depan, kamu tidak keberatan bukan jika tante datang,ke rumahmu sekarang, Kinar?”
    “Iya tante tidak mengapa” jawab Kinar pasrah.

Sepanjang perjalanan menuju rumah Kinar  mereka sibuk dengan pikiran masing- masing, Arda berpikir Ibunya bertindak terlalu cepat jika ingin melamar Kinar. Sementara Kinar bermain dengan kecurigaan bahwa tante mirna tahu kalau ibunya pengidap HIV dan berniat memastikan jadi saat ini dirinya harus menyiapkan hati untuk kecewa.
Sementara tante Mirna, dihantui pertanyaan-pertanyaan terkait asal-usul kinar adakah hubunganya dengan masa lalu? Atau hanya kebetulan  bekas luka yang sama. Oh Tuhan semoga ini bukan bagian dari masa lalunya.

Pintu rumah terbuka, membuat Kinar lega berarti ibunya ada di rumah, tidak pergi ke butik tante Muthia. Dia bergegas menuju rumahnya. Memberi tahu ibunya bahwa ada tamu penting hari ini.
Ibu Risma bergegas menuju teras. Tante Mirna tertegun di depan mereka. Dua mata berbicara mulut mereka bergetar hendak mengeluarkan kata-kata. Tapi, semua tertahan di kerongkongan sehingga dua perempuan setengah baya itu hannya bisa menelan ludah saja.

“Mirna…”desis Bu Risma. Tatapan yang sedari tadi terhalang mendung.kini tak sanggup di tahan. air mata kerinduan pada sahabat lama. Mereka tenggelam dalam nostalgia 20 tahun yang lalu. Saat mereka berdua masih muda. sedetik kemudian mereka berangkulan tanpa kata-kata. Disaksikan sepasang kekasih yang juga terharu. Menyaksikan perjumpaan dua sahabat.
“Kau tak tahu kalau Arda putraku, Risma?”
“Aku tidak berpikir sampai kesana, Mirna.”
“Aku juga tidak menyangka jika kekasih putraku adalah anakmu, ya Tuhan permainan apakah ini”
“Apa masalahnya?”
“Bukankah baik jika mereka menikah jadi persaudaran kita akan abadi”
“Masalahnya tidak sesederhana itu,Risma.
“Maksudmu?”
“kau ingat kau sering memintaku untuk menjaga Kinar saat kau sibuk menggurusi urusan  Iskandar?”
“Siapa Iskandar,tante?” tanya Kinar penasaran.
“Kau Tidak beritahu putrimu soal ini, Risma?”
“Tidak”
“Ya ampun Risma, kau menyimpannya lebih dari dua puluh tahun?”
“Aku hanya menaati keinginan suamiku, Mirna.”
Tapi ini sudah dua puluh tahun putrimu sudah dewasa, dia berhak tahu.” Tante Mirna seolah tidak setuju dengan apa yang dilakukan sahabatnya.
Bersambung


Sahabat adalah dia yang mengrti kamu meski tanpa kata. Kalian akan bersama dalam doa

See u Dear










Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Monday, January 14, 2019

Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar, Bagian lV

 cicih surya     6:16 AM     Novelet     No comments   

Kinar berhasil menerbitkan kembali semangat Ibunya, cinta memang punya kekuatan yang sangat luar biasa untuk menjadi sumber kekuatan terbesar.untuk melakukan hal yang mustahil sekalipun.
Cinta akan selalu jadi cahaya yang mampu menerangi sisi paling gelap dari palung hati terdalam. lanjut lagi yuk bapernya ..., selamat meleleh !

Kau Cantik Hari Ini

Matahari pagi bersinar cerah menyemangati insan untuk segera bangun dari tempat tidur,"Bertebaran lah di muka bumi" katanya, tapi sayang kita teramat dungu untuk mengerti tentang pesan alam untuk penghuni bumi yang katanya berakal budi.

Kinar memulai hari dengan menyiapkan makan pagi, bubur ayam dengan kuah sop bening yang pedasnya berasal dari lada hitam menggoda perutnya yang sejak semalam keroncongan. Ibu duduk manis di bangku tua, melihat putrinya yang sibuk merajang seledri. Dia tersenyum tersenyum sambil matanya tak pernah melepas kan pandangan dari sosok Kinar. Kaos panjang merah marun, dan celana pendek sangat manis. dihatinya mengalun bait -bait puisi, menyanjung putrinya sendiri

  kau jadi Inspirasiku
semangat hidup
dikala aku sedih
dikala aku senang
di saat sendiri dan kesepian
kau bintang di hatiku
(Lirik by BIP.Bintang hatiku)
  
 "Ki, tak mampu ibu bayangkan jika ibu tidak memilikimu" ujarnya seperti pada dirinya sendiri 
   "Wah Ibu gombal, mau jalan-jalan, Bu. Setelah sarapan?"tawar Kinar
   " Tidak, Ibu ingin di rumah  mencari kutu di kepalamu"
   "Wah, Ibu. tak ada kutu yang betah di kepalaku, adanya cuma belalang, nanti kita goreng, Bu. Lumayan  buat makan siang. Hemat duit kita, ya."
   " Kamu, di kepalamu penuh dengan semut hitam saking manisnya anak Ibu...."
   "Aku manis karena aku punya ibu terbaik."balas Kinar sambil tersenyum cerah, disodorkannya bubur yang masih mengepulkan asap tipis. mereka sarapan pagi bersama, hal yang cukup langka karena Kinar sibuk bekerja untuk mencari sesuap nasi, guna menyambung hidup mereka.

Seusai sarapan mereka menghabiskan waktu di teras rumah. Gang kecil yang tidak terlalu ramai  membuat mereka merasa damai. Tak terlalu bising, ketenangan seperti itu yang diperlukan Bu Risma untuk  mengembalikan kebugaran tubuhnya.

Virus memang tak akan hengkang dari tubuhnya, meskipun obat diminum dengan teratur tapi setidaknya perkembangannya dapat di tekan dan suasana yang tenang adalah pendukung utama agar dirinya dapat beristirahat cukup.

Tangan tuanya yang kurus terus menari, menyulam, membubuhkan berbagai tusuk hias di taplak meja. pesanan dari seorang pelanggan untuk menghias butiknya, orangnya rewel, maunya on time,tapi soal harga tidak masalah. nominal yang disebut Bu Risma, di iyakan tanpa banyak kata.

Ini adalah orderan pertamanya dan Bu Risma ingin memberikan yang terbaik yang dia bisa, dia cukup paham karakter orang kaya sekelas Bu Muthia. kalau tidak pelit setengah mati, ya royalnya  luar biasa, jika puas, jalan rizkinya akan mengalir deras. tak mustahil sulamannya akan jadi salah satu yang di jual atau dia akan dapat orderan menyulam pakaian mahal.

Dengan begitu, beban Kinar tidak terlalu berat.Yah, minimal dia bisa memenuhi kebutuhan kamar mandi. bukan nominal tapi kemauan. Agar dia tak harus menjadi beban.

   "Ibu, Ki pergi dengan Arda, boleh ya!" pinta Kinar seusai menyiapkan makan siang.
   "Boleh, tapi tidak pulang malam"
   "Iya,"
   " Memang mau kemana?"
   " Pembukaan cabang baru, Bu. Jadi Arda dan teamnya di daulat untuk mengurus cabang baru. dan jam 3 itu peresmiannya."
   "Oh, pakailah pakaian yang pantas tapi harus tetap sopan" pesan sang Ibu. Kinar terdiam itu sebenarnya yang dia pikirkan dari tadi,"baju." Ibu Risma menatap anaknya sejenak,"Ada apa, Ki. Katakan?"
   "Ki nggak punya dress, Bu" jawab kinar lesu"Ki, boleh beli baju ya, Bu?
   "Tentu, tapi apa waktunya cukup ? ini sudah jam satu, beli baju buru-buru nggak puas milih, nanti kamu nyesel"
   "trus, gimana?" Kinar menatap ibunya putus asa. Ibu Risma berpikir sejenak lalu tersenyum.
   "Tunggu sebentar!" katanya sambil memasuki rumah setengah jam kemudian, dia memanggil putrinya dengan suara senang.

Kinar kaget pas masuk ke kamar, ranjang penuh dengan baju, di lantai juga berserakan sepertinya habis ada puting beliung.
   "Ini mungkin pas untukmu, cobalah!" kata Bu  Risma sembari menyodorkan dress hitam selutut pada Kinar, sementara kinar masih melongo dia tidak percaya ada harta karun seindah itu di lemari tua ibunya.
   "Punya siapa, Bu?" tanya Kinar terdengar bodoh, Ibu Risma tertawa terkekeh
   " Milik ibu saat ibu seumur kamu.
   "Ko bisa update modelnya, Bu?"
   "Karena mode itu berputar, Ki, model pakaian yang sekarang dianggap paling baru, itu sesunggunya model yang juga pernah ada. sepuluh ,dua puluh, atau tiga puluh tahun yang lalu. Dan perbedaannya paling penambahan sedikit aksen.sementara, cutting dasarnya pasti sama."jelas Bu Risma panjang lebar sementara mata Kinar membagi pandang antara gaun di tangannya dengan  wajah tua ibunya. jika sekarang dia harus membelinya. Gajinya sebulan takkan cukup, mungkin dia harus menabung setengah tahun agar bisa membeli baju ini dan bisa makan.
   "Pakailah Ibu mau lihat!" perintah ibunya halus. Kinar menurut tanpa kata. Dipakainya baju itu didepan ibunya. Kinar tersenyum manis di depan cermin, menatap bayangannya sendiri tanpa berkedip, merasa cantik adalah kenikmatan tersendiri. Saat ini Kinar sedang menikmati perasaan tersebut.
   "Pas sekali, cuma terlihat kosong bukalah dulu, biar ibu tambah sedikit sulaman  agar terlihat kekinian!"Ibu Risma kembali meminta baju masa mudanya. Kinar menurut, matanya kembali tak berkedip menyaksikan ketelatenan ibunya membentuk bunga-bunga kecil sebagai hiasan gaun yang akan dipakainya.
   "Ibu hebat, nanti ajari aku nyulam, ya Bu. sentuhannya hanya sedikit tapi dress ini jadi terlihat elegan"puji Kinar bahagia.
   "Tambahan aksesori yang pas membuat apa yang kita kenakan menjadi berkelas, Nak. Mandilah sana agar tidak terlambat"
   "Ok bos" Kinar berlari ke kamar mandi, pertanyaan baru kembali muncul. Siapa Ibu sebenarnya mengapa dia seperti menutup rapat.tentang hal itu.
***
 Acara gunting pita selesai. Arda mengajak gadis cantiknya untuk singgah sejenak merayakan kebahagiannya dengan makan malam.
   "Kau cantik malam ini."puji Arda sambil menarik kursi untuk Kinar. Perempuanya hanya tersenyum."Sepertinya aku harus bertemu ibu untuk melamarmu, daripada aku ketakutan terus setiap malam"
   "Takut kenapa?"
   "Takut kamu sadar kalau kamu cantik, kemudian meninggalkan aku."
   " Aku yang takut kehilanganmu, Arda"
   "Kenapa?"
   "Karena aku tak sepadan denganmu, aku hanya perempuan hina yang tak punya ayah, pendidikanku rendah. ibuku pengidap HIV. Virus yang dianggap azab, anak dari dosa.. Hingga kami harus berjuang  melawan cibiran dan  tatapan jijik masarakat sekitar." Kinar berbicara dengan raut wajah datar tatapannya terus tertuju pada mata Arda seperti ingin melihat kejujurannya.

Arda diam helaan napasnya berat, berkali dia mencoba untuk menegakan duduknya.
    "Entahlah Kinar, aku juga tak tahu harus berkata apa? yang aku mengerti, saat aku mencoba meninggalkanmu. hatiku rasanya sakit sekali, kala aku mencoba mendekati gadis lain, dimataku meraka buruk sekali, aku tetap merindukan matamu, kecerewetanmu. Aku sayang padamu, Kinar"
    "Bagaimana jika aku ternyata positip HIV?"
     "Tidak apa, kita jalani, aku akan jadi alarm hidup yaang mengingatkanmu minum obat seumur hidup."
   "Kau Gila, Arda"
   "Mungkin, tapi setahuku, HIV tidak menular begitu saja, berkembangan virusnya bisa ditekan asal kita displin minum obat, dengan begitu anak yang lahir dari ibu yang HIV bisa negatip"
   "Kau tahu sebanyak itu?
   "Aku tanya dokter, aku bergabung dengan komunitas OHIDA, semua aku lakukan karena kamu, Kinar."
   "Kau sudah periksa?"
   "Sudah, Dokter maya  selalu menelponku untuk tes HIV berkala setiap 3 bulan. Karena  aku termasuk berisiko, karena hidup bersama OHIDA. Hasilnya negatip. Ibu selalu memintaku menjauh saat dia terluka"
   "Kinar, apapun kamu. baik dan buruk dirimu, aku tidak akan meninggalkanmu. bukan untukmu, tapi untukku karena aku tak bisa hidup tanpamu.Kau adalah bintang hatiku"
   "Aku sayang kamu, Arda." Balas Kinar sembari tersenyum. Alunan Musik terdengar begitu indah bagi sepasang anak manusia yang sedang di mabuk cinta, Lagu milik BIP  berjudul bintang hatiku didendangkan apik diiringi gitar akutik .Bersambung



  






Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Saturday, January 12, 2019

Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar Bagian lll

 cicih surya     5:54 AM     Novelet     No comments   

Diperjalanan kemarin Kinar berbaikan dengan Arda kekasihnya, bagaimana perjalanan selanjutnya? lanjutin baca yuk, Silahkan masuk

Mencari Arah Mentari

Seorang perempuan setengah baya berbaring sendiri di ranjangnya.Wajahnya semakin pucat, rambutnya yang memutih berminyak dan berhias ketombe besar-besar tubuhnya menggigil hebat, bibirnya membiru.
“Ki..., Cepat pulang sayang ibu sakit” rintihnya lemah, tangannya menggapai meja kecil di sudut kamar, tapi gelas diletakan di sisi seberang meja. Perempuan itu berusaha keras mengambil gelasnya. Hingga tak sadar tubuhnya sudah ada di bibir ranjang, Gubrak! sejurus kemudian dia mengerang kesakitan badannya yang renta dan lemah membentur lantai. Setelah itu dia tak tahu lagi apa yang terjadi.

Lorong rumah sakit terasa gelap dan sepi, Kinar duduk seorang diri di bangku panjang bar cat Abu. Matanya yang agak sipit menatap kosong ke depan membayangkan hal yang mengerikan, seandainya hal yang sangat buruk terjadi ibunya tertidur dan lupa menghirup udara pagi.

Betapa mengerikan membayangkan dia kehilangan ibunya. Tangan siapa yang harus di genggam saat dia ragu dan membutuhkan kekuatan menghadapi kehidupan “Tidak, kumohon Tuhan jangan ambil Ibu sekarang” jeritnya tanpa sadar,air mata mengalir deras. Tubuhnya berguncang. Hari ini menghadapi situasi sepahit ini. Ternyata hanya Tuhan yang mampu menenangkannya. Gadis itu mulai mengatur napas menyatukan diri dengan kesunyian malam yang beranjak pagi. Terhayut dalam doa-doa panjang mencoba merayu Sang Maha untuk kesembuhan ibunya. Tanpa sadar dia tertidur duduk bersandar tembok dingin rumah sakit

Dia berjalan sendiri menyusururi jalan kecil terjal berbatu, di kiri dan kanan ditumbuhi pepohonan yang tidak terlalu tinggi. Batu yang terhampar juga ditumbuhi lumut tanda jarang dilalui. Matahari sepertinya malas membagi sinarnya ke sini.

“Bu...,Ibu..., Ki takut Ibu...,”matanya melihat sekeliling, dia menggidik ngeri. Lalu menunduk dan berjalan cepat sembari mengepalkan tangan mengumpulkan kekuatan dan keberanian. Tekatnya bulat dia harus menemukan arah timur. mencari sinar mentari dari sanalah dia bisa menemukan arah pulang.

Langkahnya diteruskan meski lelah. Kakinya terasa patah entah kenapa, dia mematahkan batang pohon untuk memapah dan menguatkan tubuhnya. Sesekali terhenti mengambil napas panjang dan mengumpulkan sisa tenaga. Batang pohon yang dijadikan tongkat menyandung batu hingga dia kehilangan keseimbangan dan terjatuh.

Tangisnya pecah putus asa mendera, sangat lelah. Tak ingin berdiri rasanya. Biarlah hari ini aku terhenti,atau jika saat ini aku mati biarlah, daripada hidup terus menanggung beban sendirian. Tapi saat matanya terpejam dia melihat senyum ibunya yang menyejukan. Diangkat kepalanya ditatap langit sejenak, berusaha bangkit meski sulit sekali. Setelah berdiri kembali tarikan napas panjang memberi aba-aba kalau dia sudah siap melangkah. Payah sekali kakinya diseret pelan, sampai akhirnya dia mampu berjalan cepat dan berlari
.
Dilihatnya matahari, “Alhamdulilah” bisiknya mengucap syukur tapi belum dia meninggalkan hutan bahunya disentuh lembut.

“Masa kritis Ibu Risma sudah lewat. Sekarang ada di ruang isolasi kamar melati.”Suster itu berkata dengan lembut.

“Kenapa saya tidak dibangunkan, Sus?”

“Dokter Maya melarang saya,tadi Mbak Kiran tertidur lelap” suster berbaju hijau muda itu menjawab ramah lalu pergi. Selepas itu Kinar bergegas mencari ibunya di ruang perawatan. Impus dan oksigen terpasang. Kinar menarik napas lega melihat senyum tersungging di bibir Ibu. Dihampirinya setengah berlari ditatapnya tanpa kata, setiap kerutan di wajah perempuan tua itu menyimpan cerita rahasia yang belum mampu tersibak seluruhnya.

Namun Kinar tak ingin bertanya, mengapa dia tak punya ayah seperti teman-temannya. Sudah menjadi keputusanya bahwa apapun yang terjadi di masa lalu. Tak akan melukai dan mengubah penilaiannya tentang Ibu. Begitu pun dengan cibiran masyarakat atas sakitnya, dia tak ingin mendengar. yang dia tahu ibu adalah perempuan yang mengajarinya tentang kekuatan yang berbalut kelembutan dan cinta kasih
.
“Maap, Ki. Ibu yang salah Ibu malas minum obat salama kamu lembur Ibu membuang obatnya di bawah ranjang.” ujar ibunya terbata, seperti anak kecil yang melakukan pengakuan dosa pada ibunya. Kinar membelalakan matanya yang sebenarnya tak bisa melotot ”Jangan marah,Ki. Ibu kan sudah minta maap, Nak” Risma mengiba sembari menggengam jemari putrinya. Kinar membuang pandangannya kesalnya tak mampu disembunyikan. Kemudian duduk lesu di kursi kecil di sisi ranjang ibunya dia diam tanpa sepatah kata.

Sepekan Risma harus menginap di rumah sakit, selama itu juga Kinar setia bersamanya meski bicaranya masih seperlunya karena rasa kesalnya belum hilang.

Apalagi jika dia ingat percakapannya dengan Dokter Maya, kesedihan menderanya semakin dalam. Dan dia memilih diam dengan ibunya. Tak ingin mengatakan apapun, Kinar takut saat dia bicara dia akan meneteskan airmata di hadapan sang Ibu. sampai detik ini seberat apapun beban yang ditanggungnya dia tak ingin ibu melihatnya menangis.

“Virus berkembang pesat sekarang organ ginjalnya bermasalah, sepertinya Ibu Risma berhenti minum obat untuk waktu yang agak lama sehingga kekebalan tubuhnya menurun dan membahayakan beberapa organ dalamnya.”

“Saya yang salah...,Pulang kerja langsung tidur. Saya melihat obat ibu sudah berkurang saya pikir ya diminum, Dok”

“ Bersabarlah, jika Ibu Risma kembali disiplin minum obat kondisinya akan membaik. Jadi lebih teliti lagi, Ibu Risma beruntung memiliki putri sepertimu, Kinar.”Ujaran Dokter Maya Membuat Kinar kembali optimis.

“Terimakasih, Dokter. Dokter sudah sangat baik pada saya dan Ibu saya”

“Kinar, Saya hanya melakukan tugas saya sebagai dokter, dulu dokter senior saya pernah berpesan di hari terakhir saya menjadi coas, bahwa obat semua penyakit sesungguhnya adalah keinginan dari diri sendiri untuk sembuh. Jadi selain saya menuliskan resep saya juga sebisa mungkin menghibur dan membangkitkansemangat dari pasien-pasien saya”

“Jika ada Nominasi dokter terbaik, saya akan menjadi pendukung utama yang merekomentasikan Dokter Maya”

“Kamu itu ada-ada saja, Kinar” balas Dokter Maya sambil tertawa lepas sebelum kemudian meninggalkan Kinar dan berbelok ke ruangan nya.

Di ranjang yang sebenarnya sempit dua orang perempuan beda generasi berbaring bersama.
“Bu, Janji ya,jangan buat Ki takut lagi.”Pinta si gadis lirih, ibunya mengerutkan kening belum dapat menebak kemana arah pembicaraan putrinya.

“Ibu tidak tahu kalau ada sesuatu yang kau takuti, Ki” balas sang ibu sembari menatap lekat wajah anak semata wayangnya.

“Ki takut, Bu. Jika suatu hari, Ki pulang kerja mendapati Ibu tak lagi bernapas. Ki tidak berani hidup seorang diri tanpa Ibu”

“Kamu tidak akan sendirian jika Ibu pergi. Pejamkan matamu, selama udara masih bisa kau hirup selama itu pula, Alloh menjagamu. Akan selalu ada cinta jika kita mau menebarkannya. Akan selalu ada saudara baru, teman-teman baru yang menolongmu selama kamu membuka mata hatimu untuk melihat cahaya kebaikan dari mereka” balas ibunya sambil mencium kening putrinya lembut.”Ki Arda tahu ibu sakit?”

“Tentu, Bu. Dia datang tiga kali kerumah sakit menemani aku, tapi entah kebetulan atau gimana ibu selalu sedang tidur. Dia yang menebus obat di apotik saat persediaan di dalam habis, Bu. Sepertinya dia lebih sayang sama Ibu dari pada aku”

“Masa?”

“Iya, setiap telp yang ditanya kabar ibu, aku sedang apa dia tidak peduli, Bu”

“Ibu punya fans baru...”

“Ibu,janji Ibu akan sembuh. Ibu mau merasakan nikmatnya menggendong cucu.” Kata ibu
 bersemangat, Kinar memeluk ibunya dengan sorot mata berbinar. Bahagia! Bersambung

Terima kasih sudah datang, See u dear







Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Thursday, January 10, 2019

Novelet Remaja :Hijab Jingga Kinar bagian II

 cicih surya     7:39 AM     Novelet     No comments   

Di episode yang lalu  Kinar marah marah menghujat siapa saja yang membuatnya terluka. Dunia terasa tak adil padanya. tapi dia harus kuat untuk ibunya. penasaran dengan kisah selanjutnya silahkan masuk, ngantri ya,,,
Sahabat Saat Senja

Words have left us all alone
And somethings come between us
To turn the fire cold
Toughts than chase you in the night
Silently the storn
The life from in the eyes
And I remain alone, no matter who
May try and take your place
Oh no
(Lirik dari I’ll Remember You
Artis Atlantic Starr)


 KAMAR bernuasa biru dengan desain minimalis menyimpan semua kegelisahan yang dirasakan lelaki muda yang senang memakai celana batik. Hari ini semua semakin kacau, apa yang dilakukan rasanya salah. Angin yang berhempus lembut saja tidak mampu menyejukan suasana hatinya yang gulana.
Arda lelaki berperawakan sedang, rambut yang dicat cokelat gelap. Melempar kasar handphone miliknya di atas kasur,”Hanya dibaca” gerutunya amat kesal, rambutnya diremas dan menjerit tertahan. Otaknya masih waras semarah apa pun dia tak harus membuat geger seisi rumah dengan menjerit- jerit seperti manusia kesetanan.

Akhirnya dia hanya menghembuskan napasnya panjang dan berat.  Memejamkan mata mencoba menenangkan hati meskipun sulit sekali. “Sampai kapan kamu akan diam, Sayang?” Katanya lirih diantara kesedihan dan kerinduan yang  dalam. Keputusan akhirnya dia terduduk lesu di sudut ranjang, menatap senyum manis kekasihnya,dari foto hitam putih yang bertengger angkuh di meja kerja.

Kembali buntu, desainnya kacau,bayangan wajah Kiran yang menunduk sedih saat berlalu, sore itu terus mengganggunya selalu menari menghiasi setiap sudut, ke mana pun matanya memandang.

    “Bagaimana aku tak marah, aku melihatmu menyentuh pipinya kalian begitu dekat.” Ungkap Kiran sangat marah dia berusaha mengatur napas tapi tetap saja amarahnya lebih besar. Api di dadanya tak padam begitu saja.
   “Aku sudah katakan padamu dia sudah ku anggap seperti adikku, Sophia tak punya siapapun di kota ini selain aku, dia sedang sedih aku berusaha menghiburnya, itu saja!”
  “Kau bijak sekali...,berusaha membuat gadis lain tersenyum dengan menyakitiku”
  “Cemburu mu berlebihan. Itu persoalannya”
 “Mungkin kau benar. Aku berlebihan karena cemburu pada orang yang ku sayangi dan adik perempuannya, Aku perempuan Beruang madu, Aku tahu sophia mencintaimu bukan sebagai adik memandang kakak lelakinya , tapi tatapan perempuan pada kekasihnya”
 “Kau bahas itu lagi, Please berhentilah bermain dengan perasaanmu sendiri!”
 “Aku sayang kamu.”
 “Aku tak tahu Arda apakah aku harus percaya perasaanku atau membuka mata dan melihat kenyataan, Kau lebih sering menghabiskan waktumu dengan Sophia, ketika bersamaku kau masih sempat terus berbalas chat dengannya. Tertawa dengan lelucon Sophia yang sebenarnya basi” Air mata Kiran mulai jatuh semakin lama, semakin deras tak ada lagi kata yang di ucapnya. Dia mengelak saat Arda berusaha memeluknya dan memilih pergi tanpa pamit, Lelaki berkaos Army itu hanya mampu menatap punggung Kiran.

Hampir sepuluh hari sejak itu Kiran tak pernah membalas chat yang dia kirim, hanya di baca tanpa di balas. Batu jika sudah marah memang begitu, diam saja. Di cari ke tempat kerja tak ada, selalu saja ada alasan untuk menghindar, dinas luar lah , tugas lapanglah di rumah nya juga tak mau menemui.

“Ki, aku  sudah berusaha jaga jarak dengan sophia, Maafkan aku ya” Arda kembali mengirim chat, dan dia harus kembali kecewa karena sampai keesokan harinya pesannya masih dianggurin sama Kiran. Arda menghela napas berat berkali-kali, makanan di piringnya sekoyong-konyong menjadi menjijikan. Perutnya kenyang karena kesal.

 “Elu itu Profesional dong, deadline nih. Gua udah kena semprot Pak Satrio” Rama bicara dengan nada keras. “Gua udah kasih elu tenggang waktu, Sob. Pak Satrio Kan nyarinya Gua bukan elu. elu pikirin juga dong reputasi gua.”
 “Iya,Ram so sorry ok, Gua beresin sebelum jam pulang.”
 “Jam pulang,” rungutnya “Jam 02 di Meja gua.” balas Rama tak ramah.
 “Ok...,  jam satu ada di meja elu, Bos” kata Arda tertantang.
 “Gua suka gaya lo! Itulah temen gua, on fire, setahu gua desain cetek kayak gini elu bisa beresin setengah jam,ini satu minggu belum kelar.” goda Rama berusaha membangkitkan api semangat sahabatnya.
“Berisik luh...!”
 “Kinar, Kau sukses membuat temanku gila” seloroh Rama sambil berlalu meninggalkan Arda yang sibuk memainkan mousenya. dan hanya mampu menyunggingkan senyum hambar” Kinar” bisiknya lembut pada dirinya sendiri.

Kemudian tangannya menari lincah menghasilkan desain yang diminta. Sesekali  dia menghentikan gerakan tangan dan menatap hasil kerjanya. Bergerak lagi di tatap lagi sampai akhirnya  dia tersenyum. Setelah 3 kali melihat hasil print out. Arda tersenyum puas kemudian melihat handfhone, "20’. “New recort!”
 “Wow...,Elu jenius, Sob!”komentar Rama antusias, melihat hasil kerja sahabat karibnya
 “Udah sana setorin, posisi lu bahaya kalau telat, Pak Satrio itu klien potensial buat kita, rugi gede kita kalau dia minggat. Susah gua nyicil rumah...”
 “Ok Bro doain lolos acc”
 “Yups, so pasti!”

***
Tanpa Kinar hidupnya tak lengkap seperti sepasang penari yang kehilangan patner saat kompetisi penting. Bayang-bayang Kinar menghias langit-langit kamar membuatnya tak mampu memejamkan mata meski hari hampir pagi.

“I ll’ remember you. Kinar” dikirimnya chat jam 02 pagi
 “Aku sudah memaapkan mu tapi masih malas bicara denganmu” balas Kinar beberapa menit ber selang. Senyum Arda mengembang sempurna, beban berat yang menindih jiwanya sirna seketika. Bayangan awan hitam berganti pelangi di setiap sisi.
 “Mimpi indah ,Sayang”
 “Tidurlah Masih malam, besok kamu kerja”
 Arda membalas dengan emoticon cium. Tapi balasannya hanya kesunyian. Rasa kantuk kemudian bertamu menyerang matanya begitu kuat, hingga HP yang dipengangnya jatuh di atas kasur.

Hari ini aku pahami
Rindu Itu jahat
Tak sanggup aku tidur
Aku tak kuat
Kinar 

Bukan Sophia yang cantik jelita yang membuatnya bahagia, Kehilangan perhatian manis Sophia tidak  membuatnya acak-acakan. Yang dirindukannya adalah kemanjaan Kinar, galaknya  aduh beneran nggak kuat deh, benar ternyata apa yang di katakan Rama sahabatnya. Kinar punya daya tarik yang berbeda  bukan karena dia cantik, tapi karena kepribadiannya yang menarik. Mampu membuat siapapun yang mengenalnya jatuh cinta.

Ah Kinar seandainya kamu mengerti kehilangan perhatian kamu itu bencana terbesar dalam hidupku. Rasa rindu membuatku tak mampu menjauh dari kamu, kau sudah menggenggam hatiku.
Aku tak membutuhkan seseorang yang lebih cantik atau lebih cerdas, kau sudah cukup Kinar. Sungguh kau cukup untukku, Kamu saja sayang.

Saat usia semakin menua kala cinta birahi sudah tak ada, biarkan aku menggenggam tanganmu sebagai dua orang sahabat yang saling berbagi, mengerti dan terus menghujanimu dengan kasih sayang yang tak pernah habis meski musim berganti.

Kinar, bukan si cantik atau si upik abu dia perempuan biasa yang membuat dunianya berubah.
Tak ada ambisi untuk menaklukan sang primadona lagi, tatapan mata Kinar yang teduh menyimpan ribuan luka tlah menundukan egonya, biar saja dunia menilainya bodoh karena memilih Kinar. Diantara banyaknya pilihan terbaik yang bisa dia dapatkan.
    Dia sudah memutuskan hatinya fokus untuk seorang dara bernama,Safitri Kinara.
 Bersambung

 Teman sejati adalah dia yang bisa mengetahui apa yang kau rasa meski kamu tidak bercerita.
dia melihat hatimu hanya melalui pandangan mata

See u My Dear



    

Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg

Tuesday, January 8, 2019

Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar Bagian I

 cicih surya     12:46 PM     Novelet     No comments   



 Purnama Terbaik


Aku tak diajari untuk membenci.

Layaknya lembayung senja

Tak marah digantikan malam

Seperti laut yang tenang menjadi muara segala nista dan cahaya

Beri aku luka untuk berkaca

Sahaya sang mahadaya

Pemilik semesta

Bisakah hamba

Wahai Raja?
               

 Dunia adalah tempat gelap dan terang, siang dan malam menjadi gambar. Mampukah membaca makhluk tuhan berakal? Jika tidak, belajarlah untuk mencerna, agar tak hanya bisa mencela tapi mampu menjadi cahaya. Jika itu kau tak mampu diam adalah permata.
                Malam ini semilir angin terasa sunyi seperti langkah gontai tanpa tenaga, Kinar gadis itu biasa disapa, rambutnya hitam berobak sebatas bahu biasanya dikuncir kuda tapi malam ini di biarkan tergerai beitu saja.
Dilemparnya kerikil ketengah laut yang tenang tanpa ombak. Purnama diatasnya diam saja enggan menjadi teman bicara. Sudut mata mulai alirkan anak sungai perih rasanya.
“Apa dosaku? Apakah bisa seorang anak memilih siapa yang menjadi orang tuanya” desisnya diantara perih yang menghujam jantungnya. Tangisnya membahana memecah kesunyian laut yang seolah mati suri, purnama semakin terang laut tenang kepedihan menghujam hingga kakinya terasa lemah tak kuat menahan beban berat badannya.
Menjerit –jerit menghujat siapa saja yang menyakiti. Arda, tante Miranda, Ibu, juga Sophia. Puas rasanya meskipun mereka tidak mendengarnya, tapi beban berat di dada rasanya sirna, dihapusnya air mata dengan punggung tangan, menarik nafas perlahan mengambil kembali ketenangan.
Melirik handfhone melihat jam, 22.57 angka yang ditunjukan gaway nya, menggela napas sejenak lalu berjalan cepat menuju parkiran. Motor meticnya setia menanti. Wajah ibu terus membayang membuat Kinar menjalankan motor seperti kesurupan.
Ibu menanti di teras rumah menanti putrinya dengan gelisah, pesannya dari tadi tak dibalas. Niat nelp pulsanya sekarat akhirnya perempuan paruh baya dengan daster hijau bermotif bunga itu hanya mengumpat.
Vario hitam metalik berhenti tepat di depannya, Kinar membuka helm dan segera mengajak ibu masuk “Harusnya ibu tidak menunggu di luar.”ujarnya iba melihat wajah ibu yang kurus dan pucat.
“Dari mana saja, ibu sudah bilang kalau terlambat pulang ,kabari.”
“Maap, Bu.  Pulsa Ki habis, Ki cuma punya quota” kilahnya  sembari menerima teh hangat yang diberikan ibunya.
“Makanlah, sayurnya sudah ibu hangatkan”
“Iya” jawab Kinar menurut, sambil berjalan menuju dapur.
Di meja tua Kinar makan ditemani ibunya. Sop sayuran tanpa danging cukup untuk mengganjal perutnya malam ini. Tak sampai sepuluh menit Kinar menghabiskan nasi di piringnya.
“Ki..., ada yang menggangumu lagi?” tanya wanita itu sambil menyentuh lembut jemari putrinya
“Dari mana Ibu tahu?”
“Aku Ibumu, Kedipan matamu bercerita semuanya padaku, Nak”
“Bu, bolehkah Ki tidak mengatakan pada Ibu?”
“Baiklah kau sudah besar ya...? mulai punya rahasia.” Balas sang ibu mencoba tersenyum meskipun hatinya gelisah melihat raut sedih sang putri.
“Peluk Ki saja” Kinar tersenyum dan mengelayut manja pada bahu kurus ibunya.
“Katanya punya pacar, tapi tidur masih harus dikelonin ibu.”Goda ibu sambil mencubit hidung mancung gadis cantiknya yang manja.
Sebelum tertidur Kinar seperti teringat sesuatu, setengah meloncat dia turun dari ranjang dan berlari mencari sesuatu di dekat rak tivi.
“Ibu lupa minum obat, minum dulu!” katanya dengan nada memaksa. Sang ibu menatapnya minta pengampunan. Kinar menggelengkan kepala.”Bu, lakukan untukku”
“Ibu bosan, Ki”
“Bu”
“Ki, malam ini saja, Ibu tidur tanpa obat” rengek ibunya manja. Kinar menggeleng lagi.
“Kuku ibu sudah berjamur, ketombe ibu besar-besar. Ibu harus disiplin minum obat.
“Ibu malas dengan mual dan muntahnya, Ibu bosan harus terus minum obat, setiap hari Ki “
“Besok Ki libur kita jalan-jalan, jadi kondisi ibu harus vit” rayu si cantik sambil tersenyum. Perempuan dengan rambut keriting dan ditumbuhi uban menyerah, diambilnya obat dari telapak tangan putrinya dan menelannya. Kinar tersenyum senang diciumnya kening Ibunya.”Hiduplah untukku ,Bu!” bisiknya sebelum kembali menyimpan gelas ke dapur. Sementara ibu menatap punggung putrinya sedih.
Meminum obat setiap hari, kondisinya tetap sakit sakitan. Terkena panas terlalu lama badannya demam,  menantang angin flu bertamu. Selalu ada saja yang membuatnya merasa tidak sehat. Sebenarnya semua sakit di badan sanggup diatanggung. Karena ada yang lebih sakit dari itu. Saat Risma harus berjuang supaya Kinar bisa diterima di sekolah, mulai dari TK sampai lulus SMU, masuk sekolah baru adalah perjuangan yang amat melelahkan, bukan karena biaya tapi karena Kinar tak memiliki Akta kelahiran. Entah nama siapa yang harus tercantum disana.
Pihak sekolah kemudian memang merahasiakan identitas Kinar sebagai anak yang terlahir tanpa terikat dengan pernikahan yang sah, tapi seperti menyimpan seonggok bangkai, bersama waktu selalu saja ada yang tahu jika Kinar tak mengetahui siapa dan seperti apa ayahnya.
Tatap mata menghina lebih menyakitkan dibanding seribu hinaan, dan tikaman jutaan pedang, Risma menangis menyesali diri setiap kali, Kinar meminta pindah sekaloh karena tak tahan dengan bullyng.
Hidup berpindah –pindah kota sudah jadi hal biasa untuk Risma dan Kinar, seorang sahabat baik meledeknya sambil bercanda
”Seperti diplomat saja setiap enam bulan harus pindah kota. Jika aku kaya akan ku buat sekolah khusus untuk Kinar. Kau Ibu yang hebat Risma.”
“ Aku hanya hidup untuk Kinar, dia tidak akan membuka mulut jika masih sanggup menghadapinya. Jadi jika dia sudah minta pindah artinya sudah sampai di level bahaya”
“Jaga dirimu, kabari aku jika kau butuh sesuatu”
“Kau akan jadi orang pertama yang tahu kabar kami”
“Kinar, Simpan ini. Kau akan membutuhkannya di tempat baru.”
“Terimakasih Tante Mira”
“ iya”
Penggalan-penggalan hidup selalu membayang saat rasa sakit mendera ,dan Risma harus terbaring seorang diri karena Kinar putrinya harus bekerja mencari nafkah untuk menyambung hidup mereka. Obatnya memang gratis, tapi beras dan lauk-pauk tetap harus di dapat dengan berjuang.
Pemimpin berganti era berubah tapi baginya tak ada yang berbeda, sama saja ,beban hidup semakin hari semakin berat, harga melambung, macet dimana-mana pekerjaan dengan upah layak sepertinya hanya mimpi indah, layaknya dongeng peri ajaib yang diceritakan pada anak sebelum tidur.
Dusta adalah sesuatu yang dianggap lumrah karena sudah terbiasa” Semoga Kinar tetap kau jaga dari para pendusta dan segala mara bahaya ya Rob. Meski aku perempuan yang berlumur dosa, Kabulkanlah doaku sebagai doa seorang ibu yang  yang kau janjikan dijawab tanpa ditangguhkan” rintih Risma lirih dalam sujud terakhir selepas senja.
Kinar adalah purnama yang menyejukan mata lelahnya, menjadi alasan mengapa dia harus tersenyum dan berjuang untuk sembuh dari sakit yang menggerogotinya.  Mengalahkan musuh terbesarnya saat ini yaitu kebosanan, kebosanan, dan kebosanan.
Berjuang melawan mual dan muntah, pusing seharian setelah meminum obat. Dokter yang merawatnya selalu berpesan disiplin jika ingin terus hidup. Kalahkan Rasa sakit agar mampu menyambut matahari esok hari. Bersambung

 Sakit apa sih Bu Risma sampe segitunya banget ? 
penasaran kan tunggu besok ya, datang lagi Kesini

Hidup tak pernah ada yang mulus sebab dunia adalah tempat manusia melalui ujian. Miliki hati yang kuat untuk melewati setiap jalan.

See you dear         

Read More
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg
Newer Posts Older Posts Home

Followers

Translate

Popular Posts

  • Puisi Nasehat pernikahan dari Ayah untuk Putrinya
    Menikah adalah sesuatu yang sakral dan mengharukan bukan hanya untuk anak tapi juga untuk orang tua. Biasanya mereka menitipkan pesan yang ...
  • Pesan cinta mama
    Perintah tanpa alasan Argumen Atau sebuah penjelasan Yang dia tahu Hanya harus Tak punya frasa Tepat Agar kau percaya Cerita ind...
  • Cerbung:bismilah,Pelarian terbaik bag II
    Di cerita yang lalu kita berkenalan dengan seorang anak muda unik yang bekerja sebagai pemulung... dan sekarang kita akan simak kelanjutany...
  • Pejantan Pilihan
    Sang pejantan Sore sudah lewat senja belum datang, tapi gelap gulita mungkin akan hujan, angin dari utara bertiup amat kencang, derit ran...
  • cerbung: Perjalanan cinta Hijabers Nikendy V
    Memiliki aku itu mudah, yang sulit adalah mendapatkan hatiku,,,, masuk kedalam yukk cus ah...! Akhir sebuah pencarian Angin pagi yang me...
  • Cerita Manis sahabat
    Dear Mbak Devi Mbak Devi 10 tahun kita ga ketemu, Entah dimana keberadaanmu saat ini, di Jakarta atau pulang ke Padang. Kabar yang ku...
  • Cerita Tragis Perempuan
    Dia tak tampan Bukan hartawan Dia hanya sopan Dan itu yang istimewa Aku tertawan oleh senyuman Tersesat tak bisa pulang Rahasia Bint...
  • Puisi romantis kasih tak sampai
    Kekasihku yang indah yang diam di ruang sunyi sendiri...begumul dengan rindu,sibuk dengan dunianya tak peduli padaku Karena aku hanya lelaki...
  • Cerita sang pejantan
    Singa adalah raja hutan yang garang dan menakutkan...tapi dia setia.memberi perlindungan yang indah nyaman untuk pasangannya...,mau buktinya...
  • Untukmu Kekasih
    Palestina tanah yang disucikan rumah para hafish dan mujahid. mereka berjuang untuk milik mereka yang dirampas .mereka berjuang tak kenal l...

Recent Posts

Categories

  • cerbung
  • cerita pendek
  • Kisah Inspiratif
  • Motivasi
  • Novelet
  • puisi cinta
  • ucapan di hari special

Unordered List

Pages

  • Beranda

Text Widget

Blog Archive

  • ▼  2019 (12)
    • ▼  October (2)
      • Kisah Inspiratif, Cerita SuksesTallia,Memulai deng...
      • Kisah Inspiratif, Cerita Sukses Anak Rantau
    • ►  January (10)
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar bagian X
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar.bagian lX
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar bagian Vlll
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar, BagianVII
      • Novelet Remaja Hijab Jingga Kinar. Bagian Vl
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar bagian V
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar, Bagian lV
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar Bagian lll
      • Novelet Remaja :Hijab Jingga Kinar bagian II
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar Bagian I
  • ►  2018 (30)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  July (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (7)
  • ►  2017 (68)
    • ►  December (2)
    • ►  November (5)
    • ►  October (7)
    • ►  September (3)
    • ►  August (8)
    • ►  July (7)
    • ►  June (7)
    • ►  May (5)
    • ►  April (8)
    • ►  March (16)

Blog Archive

  • ▼  2019 (12)
    • ▼  October (2)
      • Kisah Inspiratif, Cerita SuksesTallia,Memulai deng...
      • Kisah Inspiratif, Cerita Sukses Anak Rantau
    • ►  January (10)
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar bagian X
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar.bagian lX
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar bagian Vlll
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar, BagianVII
      • Novelet Remaja Hijab Jingga Kinar. Bagian Vl
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar bagian V
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar, Bagian lV
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar Bagian lll
      • Novelet Remaja :Hijab Jingga Kinar bagian II
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar Bagian I
  • ►  2018 (30)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  July (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (7)
  • ►  2017 (68)
    • ►  December (2)
    • ►  November (5)
    • ►  October (7)
    • ►  September (3)
    • ►  August (8)
    • ►  July (7)
    • ►  June (7)
    • ►  May (5)
    • ►  April (8)
    • ►  March (16)
Powered by Blogger.

Find Us On Facebook

Labels

  • cerbung
  • cerita pendek
  • Kisah Inspiratif
  • Motivasi
  • Novelet
  • puisi cinta
  • ucapan di hari special

Flickr Images

Labels

  • cerbung
  • cerita pendek
  • Kisah Inspiratif
  • Motivasi
  • Novelet
  • puisi cinta
  • ucapan di hari special

Download

Sample Text

Copyright © Rumah Kata | Powered by Blogger
Design by Hardeep Asrani | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Distributed By Gooyaabi Templates