Rumah Kata

tempatnya cerita indah dan puisi romantis

  • Home
  • Business
    • Internet
    • Market
    • Stock
  • Parent Category
    • Child Category 1
      • Sub Child Category 1
      • Sub Child Category 2
      • Sub Child Category 3
    • Child Category 2
    • Child Category 3
    • Child Category 4
  • Featured
  • Health
    • Childcare
    • Doctors
  • Home
  • Business
    • Internet
    • Market
    • Stock
  • Downloads
    • Dvd
    • Games
    • Software
      • Office
  • Parent Category
    • Child Category 1
      • Sub Child Category 1
      • Sub Child Category 2
      • Sub Child Category 3
    • Child Category 2
    • Child Category 3
    • Child Category 4
  • Featured
  • Health
    • Childcare
    • Doctors
  • Uncategorized

Thursday, January 24, 2019

Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar.bagian lX

 cicih surya     3:20 PM     Novelet     No comments   

   Perjalanan hidup Kinar yang berliku memberikan pelajaran berharga bagi kita. Menyimak perjalanannya  membuat kita mengerti sisi lain dari hidup. Kinar mau nerusin ceritanya. Duduk yang manis siapkan cemilan dan tissue, ya, siapa tahu kamu terharu dan ikutan nangis, baper rangking satu . cus masuk yuk!
                         Pemilik Rindu yang Sama
   Dua bulan yang dijanjikan ternyata terlewat tanpa pertemuan dan perjalanan. Mengingat kesibukan dan terkendala masalah dana. Perjalanan dari Madura ke Jakarta cukup berat untuk mereka berdua. Risma sengaja memilih kota yang benar-benar jauh dari masa lalunya. Jakarta memang memberinya pengalaman gemilang. Namun kepahitan yang di goreskan Jakarta dihatinya membuatnya enggan menginjak kota itu lagi.
   Sampai  di Trenggalek juga bukan sengaja dilakukannya. Setiap putrinya minta pindah sekolah Risma selalu berpindah kota. Semakin lama, semakin jauh dari masa lalunya. Berusaha terus menjauh dari masa lalu yang menyakitkan itu adalah caranya untuk  melupakan setiap pahit yang di berikan yang berikan hidup padanya.
    Pagi yang dimulai dengan rasa syukur,karena masih diberi kesempatan menatap wajah manis Kinar putrinya. Sarapan pagi dengan teh tawar tawar hangat dan gorengan sudah  membuatnya siap mengisi hari dengan kegiatan yang bermanfaat. Lima pegawai datang lebih awal, bukan si bos yang meminta tapi karena mereka sudah merasa bertanggung jawab pada tugas masing-masing.
   Pelanggan tidak mau tahu pada apa pun kendala produksi, macet saat pengiriman, bukan urusan bagi mereka yang mereka tahu adalah bagaimana caranya komplen saat barang tidak datang di tanggal yang dijanjikan.
   “Cak, besok saya berangkat ke Jakarta, nggak lama paling tiga hari. Cak Giman urus semua urusan di sini ya.”
   “La dalah, kok aku, Dek.”
   “Cacak yang paling didengar sama anak-anak , selain saya dan Kinar. Biarpun Cacak bukan yang paling tua disini”
   “Baiklah, Insya allah jika memang kamu percaya, Dek. Ada apa toh ke Jakarta kalau aku boleh tahu?”Cak Giman mencoba tahu lebih banyak, Risma diam sejenak mencari jawaban yang baik tanpa harus membuka rahasianya.
   “Ngeliat pasar, Cak. Doakan saja supaya kita bisa masuk ke pasaran Jakarta” jawab Kinar yang keluar dari kamar dengan kaos hitam panjang dan rambut di kuncir kuda. Risma menarik napas lega dan tersenyum.
   “Pasti di doakan, Noni Kinar. Kalau ordernya makin banyak, kan jadi lebih banyak orang-orang putus sekolah yang bisa kerja. Jadi, nggak tergoda buat Ke kota, eh disananya jadi gadis cantik yang dipeluk om-om genit” celetuk seorang pegawai terdengar asal sambil tetap melakukan tugasnya buang benang.
   Kinar tersenyum senang, merasa bahagia karena sudah mejadi warna yang memberi perubahan besar untuk lingkungan tempat dia tinggal.
                                                                    **
    Dua perempuan sibuk dengan fikirannya masing-masing. Ada rindu yang membuncah dan gugup yang datang begitu saja, Perjalanan kereta  Surabaya- Jakarta. Menggoreskan warna sendiri menjadi saksi hati yang tak mau diam, merangkai kata paling indah yang akan diucap saat perjumpaan menyapa.
   Bertahun rindu ditabung hari ini menunggu waktu untuk meledak. Sabarlah rasa, tinggal beberapa detik saja kau akan berjumpa dengan pemilik rasa yang sama. Penabung rindu yang juga membiarkan janji jumpa sebagai penyemangat saat mentari pagi menyapa.
    Gerbang LP sudah terlihat. Kinar menghentikan langkahnya cukup lama, seorang lelaki yang selama ini di panggil ayah. Akan dilihat, akankah ayah seperti yang ada di mimpinya, atau seperti yang di ceritakan teman-temannya waktu di sekolah.
   Risma mengamit pergelangan putrinya tanpa kata, semua prosudur di penuhi, jantung  berdekup semakin kencang layaknya ombak di musim barat.
Kinar duduk diam di ruang tunggu, dilihatnya wajah ibunya pun memerah pergelangan tangannya terasa panas saat di genggam. Seorang lelaki dengan rambut memutih  muncul diantar petugas. Langkah nya terhenti, seperti tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Risma bangkit begitu pun Kinar. Melangkah perlahan, tetapi saat jarak tinggal sedepa mereka mematung  seperti terhanyut di halusinasi sendiri.
   “Ki, Katanya pengen peluk ayah.” Risma berbisik di telinga putrinya. seperti terhipnotis Kinar menghambur memeluk ayahnya tanpa kata, hanya air mata yang menjadi  bahasa yang hanya dapat di mengerti pemilik rasa yang sama.
   “Kiki…!”hanya itu yang terdengar keluar dari mulut lelaki tua dengan kulit putih pucat. Air mata menghujani kepala putrinya. Sembari tetap memeluk sang putri, Lelaki penghuni bui itu melambai  pada istrinya agar mendekat, tiga nyawa yang mempunyai satu rasa, kini melebur dalam haru dan syukur tak berkesudahan
Tak ada tembang pujian yang lebih merdu dari syukur karena Tuhan yang pengasih dan penyayang telah menjaga orang yang paling di rindukannya.
   “Ayah, ternyata tidak setampan yang di ceritakan Ibu, Ayah jelek, tua,. Ayah jauh dari ekpektasi ku” celetuk Kinar sambil menatap wajah tua ayahnya. Sementara Risma membuka bungkusan makanan yang dibawanya. Iskandar terkekeh mendengar putrinya yang bicara asal. Dia merasa menemukan cermin dirinya dalam diri putri yang tak pernah dilihat dan dibelainya sekian puluh tahun.
Hari ini Tuhan sudah mengizinkan dia mengganti kenangan manis tentang putrinya,  gambar yang terlukis dalam kenangannya adalah bagaimana  tangis nakal baby Kiki yang memekakan telinganya, terus menangis  meski dia sudah di dekap ibunya dan di jejali susu. Sang ibu mulai kesal dan menyerah. Kiki Kecil yang baru belajar merangkak mendekat padanya, terlelap dalam dekapanya setelah ditimang hampir satu jam.
   "Kok, sambel udangnya beda ya, Din”kata Is pada suapan ke tiga.
Emangnya Ayah masih ingat rasa sambel udang buatan ibu, setelah puluhan tahun?” tanya Kinar takjub pada ayahnya.
   “Masih, Sayang.  Rasanya nempel di lidah seperti rasa ciuman pertama.” jawab ayahnya sambil menatap wajah istrinya, senyum Risma mengembang sempurna.
“Udangnya bukan aku yang buat, Ki yang masak katanya special untuk ayah” jawab Risma menjelaskan. Kinar menunduk malu, karena masakannya tidak seenak ibunya, dia takut ayahnya kecewa.
   “Makasih, Kiki. Ayah senang punya dua koki pribadi yang hebat saat pulang nanti, tiga bulan kok rasanya lama banget ya” celetuk Is
   “Ayah, tiga bulan lagi bebas bukanya masih satu tahun?”
   “Hitungan total memang masih satu tahun tapi kan belum dipotong ini dan itu jadi tinggal tiga bulan lagi. Ayah sudah siapkan kejutan untuk kalian. Maaf,  ya, Kiki. Karena ayah tak ada dimasa kecilmu. Sebenarnya ayah punya mimpi saat umurmu tujuh tahun, Ayah akan membawamu jalan-jalan ke Turki, Melihat indahnya kota Istambul sambil menaiki balon udara. Ayah akan mengajakmu mengenal peradaban Eropa dan budaya islam yang berpadu sempurna. Ayah berharap kamu bisa jadi seorang diplomat. Pandai bernegosiasi, terbuka melihat budaya orang lain tapi tetap bangga dan berpengang dengan budaya kita.  Tapi takdir Alloh menundukan setiap ambisi, dan rencana hanya menjadi  catatan usang yang mengendap di dasar rasa. Maafkan Ayah, Nak.”
   “Doa ayah sudah terkabul, Ki pandai menego orang” jawab Kinar disela rasa haru yang memenuhi dadanya, susah payah dia berusaha membentuk senyum di etalase wajahnya.
   “Masa?, Ayah kok ragu ya,”goda ayahnya mata tuanya berbinar gembira. Dia senang mendengar cara bicara Kinar yang cepat dan cadel.
   Risma lebih banyak diam menjadi pendengar, dia seperti membiarkan ayah dan anak mengukir kenangan pertama yang indah. Sampai saat perpisahan tiba tak ada air mata, hanya pesan untuk saling menjaga kesehatan. Agar perjumpaan,tiga bulan yang akan datang menjadi moment yang lebih manis lagi.
Bersambung

see you, Dear


   


  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg
Email ThisBlogThis!Share to XShare to Facebook
Newer Post Older Post Home

0 komentar:

Post a Comment

Komentarmu adalah cermin kepribadianmu.terima kasih sudah mengunjungi blog saya

Followers

Translate

Popular Posts

  • Puisi Nasehat pernikahan dari Ayah untuk Putrinya
    Menikah adalah sesuatu yang sakral dan mengharukan bukan hanya untuk anak tapi juga untuk orang tua. Biasanya mereka menitipkan pesan yang ...
  • Pesan cinta mama
    Perintah tanpa alasan Argumen Atau sebuah penjelasan Yang dia tahu Hanya harus Tak punya frasa Tepat Agar kau percaya Cerita ind...
  • Cerbung:bismilah,Pelarian terbaik bag II
    Di cerita yang lalu kita berkenalan dengan seorang anak muda unik yang bekerja sebagai pemulung... dan sekarang kita akan simak kelanjutany...
  • Pejantan Pilihan
    Sang pejantan Sore sudah lewat senja belum datang, tapi gelap gulita mungkin akan hujan, angin dari utara bertiup amat kencang, derit ran...
  • cerbung: Perjalanan cinta Hijabers Nikendy V
    Memiliki aku itu mudah, yang sulit adalah mendapatkan hatiku,,,, masuk kedalam yukk cus ah...! Akhir sebuah pencarian Angin pagi yang me...
  • Cerita Manis sahabat
    Dear Mbak Devi Mbak Devi 10 tahun kita ga ketemu, Entah dimana keberadaanmu saat ini, di Jakarta atau pulang ke Padang. Kabar yang ku...
  • Cerita Tragis Perempuan
    Dia tak tampan Bukan hartawan Dia hanya sopan Dan itu yang istimewa Aku tertawan oleh senyuman Tersesat tak bisa pulang Rahasia Bint...
  • Puisi romantis kasih tak sampai
    Kekasihku yang indah yang diam di ruang sunyi sendiri...begumul dengan rindu,sibuk dengan dunianya tak peduli padaku Karena aku hanya lelaki...
  • Cerita sang pejantan
    Singa adalah raja hutan yang garang dan menakutkan...tapi dia setia.memberi perlindungan yang indah nyaman untuk pasangannya...,mau buktinya...
  • Untukmu Kekasih
    Palestina tanah yang disucikan rumah para hafish dan mujahid. mereka berjuang untuk milik mereka yang dirampas .mereka berjuang tak kenal l...

Recent Posts

Categories

  • cerbung
  • cerita pendek
  • Kisah Inspiratif
  • Motivasi
  • Novelet
  • puisi cinta
  • ucapan di hari special

Unordered List

Pages

  • Beranda

Text Widget

Blog Archive

  • ▼  2019 (12)
    • ►  October (2)
    • ▼  January (10)
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar bagian X
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar.bagian lX
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar bagian Vlll
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar, BagianVII
      • Novelet Remaja Hijab Jingga Kinar. Bagian Vl
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar bagian V
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar, Bagian lV
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar Bagian lll
      • Novelet Remaja :Hijab Jingga Kinar bagian II
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar Bagian I
  • ►  2018 (30)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  July (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (7)
  • ►  2017 (68)
    • ►  December (2)
    • ►  November (5)
    • ►  October (7)
    • ►  September (3)
    • ►  August (8)
    • ►  July (7)
    • ►  June (7)
    • ►  May (5)
    • ►  April (8)
    • ►  March (16)

Blog Archive

  • ▼  2019 (12)
    • ►  October (2)
    • ▼  January (10)
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar bagian X
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar.bagian lX
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar bagian Vlll
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar, BagianVII
      • Novelet Remaja Hijab Jingga Kinar. Bagian Vl
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar bagian V
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar, Bagian lV
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar Bagian lll
      • Novelet Remaja :Hijab Jingga Kinar bagian II
      • Novelet Remaja: Hijab Jingga Kinar Bagian I
  • ►  2018 (30)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  July (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (7)
  • ►  2017 (68)
    • ►  December (2)
    • ►  November (5)
    • ►  October (7)
    • ►  September (3)
    • ►  August (8)
    • ►  July (7)
    • ►  June (7)
    • ►  May (5)
    • ►  April (8)
    • ►  March (16)
Powered by Blogger.

Find Us On Facebook

Labels

  • cerbung
  • cerita pendek
  • Kisah Inspiratif
  • Motivasi
  • Novelet
  • puisi cinta
  • ucapan di hari special

Flickr Images

Labels

  • cerbung
  • cerita pendek
  • Kisah Inspiratif
  • Motivasi
  • Novelet
  • puisi cinta
  • ucapan di hari special

Download

Sample Text

Copyright © Rumah Kata | Powered by Blogger
Design by Hardeep Asrani | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Distributed By Gooyaabi Templates