Di episode yang lalu Kinar marah marah menghujat siapa saja yang membuatnya terluka. Dunia terasa tak adil padanya. tapi dia harus kuat untuk ibunya. penasaran dengan kisah selanjutnya silahkan masuk, ngantri ya,,,
Sahabat Saat Senja
Words have left us all alone
And somethings come between us
To turn the fire cold
Toughts than chase you in the night
Silently the storn
The life from in the eyes
And I remain alone, no matter who
May try and take your place
Oh no
(Lirik dari I’ll Remember You
Artis Atlantic Starr)
KAMAR bernuasa biru dengan desain minimalis menyimpan semua kegelisahan yang dirasakan lelaki muda yang senang memakai celana batik. Hari ini semua semakin kacau, apa yang dilakukan rasanya salah. Angin yang berhempus lembut saja tidak mampu menyejukan suasana hatinya yang gulana.
Arda lelaki berperawakan sedang, rambut yang dicat cokelat gelap. Melempar kasar handphone miliknya di atas kasur,”Hanya dibaca” gerutunya amat kesal, rambutnya diremas dan menjerit tertahan. Otaknya masih waras semarah apa pun dia tak harus membuat geger seisi rumah dengan menjerit- jerit seperti manusia kesetanan.Akhirnya dia hanya menghembuskan napasnya panjang dan berat. Memejamkan mata mencoba menenangkan hati meskipun sulit sekali. “Sampai kapan kamu akan diam, Sayang?” Katanya lirih diantara kesedihan dan kerinduan yang dalam. Keputusan akhirnya dia terduduk lesu di sudut ranjang, menatap senyum manis kekasihnya,dari foto hitam putih yang bertengger angkuh di meja kerja.
Kembali buntu, desainnya kacau,bayangan wajah Kiran yang menunduk sedih saat berlalu, sore itu terus mengganggunya selalu menari menghiasi setiap sudut, ke mana pun matanya memandang.
“Bagaimana aku tak marah, aku melihatmu menyentuh pipinya kalian begitu dekat.” Ungkap Kiran sangat marah dia berusaha mengatur napas tapi tetap saja amarahnya lebih besar. Api di dadanya tak padam begitu saja.
“Aku sudah katakan padamu dia sudah ku anggap seperti adikku, Sophia tak punya siapapun di kota ini selain aku, dia sedang sedih aku berusaha menghiburnya, itu saja!”
“Kau bijak sekali...,berusaha membuat gadis lain tersenyum dengan menyakitiku”
“Cemburu mu berlebihan. Itu persoalannya”
“Mungkin kau benar. Aku berlebihan karena cemburu pada orang yang ku sayangi dan adik perempuannya, Aku perempuan Beruang madu, Aku tahu sophia mencintaimu bukan sebagai adik memandang kakak lelakinya , tapi tatapan perempuan pada kekasihnya”
“Kau bahas itu lagi, Please berhentilah bermain dengan perasaanmu sendiri!”
“Aku sayang kamu.”
“Aku tak tahu Arda apakah aku harus percaya perasaanku atau membuka mata dan melihat kenyataan, Kau lebih sering menghabiskan waktumu dengan Sophia, ketika bersamaku kau masih sempat terus berbalas chat dengannya. Tertawa dengan lelucon Sophia yang sebenarnya basi” Air mata Kiran mulai jatuh semakin lama, semakin deras tak ada lagi kata yang di ucapnya. Dia mengelak saat Arda berusaha memeluknya dan memilih pergi tanpa pamit, Lelaki berkaos Army itu hanya mampu menatap punggung Kiran.
Hampir sepuluh hari sejak itu Kiran tak pernah membalas chat yang dia kirim, hanya di baca tanpa di balas. Batu jika sudah marah memang begitu, diam saja. Di cari ke tempat kerja tak ada, selalu saja ada alasan untuk menghindar, dinas luar lah , tugas lapanglah di rumah nya juga tak mau menemui.
“Ki, aku sudah berusaha jaga jarak dengan sophia, Maafkan aku ya” Arda kembali mengirim chat, dan dia harus kembali kecewa karena sampai keesokan harinya pesannya masih dianggurin sama Kiran. Arda menghela napas berat berkali-kali, makanan di piringnya sekoyong-konyong menjadi menjijikan. Perutnya kenyang karena kesal.
“Elu itu Profesional dong, deadline nih. Gua udah kena semprot Pak Satrio” Rama bicara dengan nada keras. “Gua udah kasih elu tenggang waktu, Sob. Pak Satrio Kan nyarinya Gua bukan elu. elu pikirin juga dong reputasi gua.”
“Iya,Ram so sorry ok, Gua beresin sebelum jam pulang.”
“Jam pulang,” rungutnya “Jam 02 di Meja gua.” balas Rama tak ramah.
“Ok..., jam satu ada di meja elu, Bos” kata Arda tertantang.
“Gua suka gaya lo! Itulah temen gua, on fire, setahu gua desain cetek kayak gini elu bisa beresin setengah jam,ini satu minggu belum kelar.” goda Rama berusaha membangkitkan api semangat sahabatnya.
“Berisik luh...!”
“Kinar, Kau sukses membuat temanku gila” seloroh Rama sambil berlalu meninggalkan Arda yang sibuk memainkan mousenya. dan hanya mampu menyunggingkan senyum hambar” Kinar” bisiknya lembut pada dirinya sendiri.
Kemudian tangannya menari lincah menghasilkan desain yang diminta. Sesekali dia menghentikan gerakan tangan dan menatap hasil kerjanya. Bergerak lagi di tatap lagi sampai akhirnya dia tersenyum. Setelah 3 kali melihat hasil print out. Arda tersenyum puas kemudian melihat handfhone, "20’. “New recort!”
“Wow...,Elu jenius, Sob!”komentar Rama antusias, melihat hasil kerja sahabat karibnya
“Udah sana setorin, posisi lu bahaya kalau telat, Pak Satrio itu klien potensial buat kita, rugi gede kita kalau dia minggat. Susah gua nyicil rumah...”
“Ok Bro doain lolos acc”
“Yups, so pasti!”
***
Tanpa Kinar hidupnya tak lengkap seperti sepasang penari yang kehilangan patner saat kompetisi penting. Bayang-bayang Kinar menghias langit-langit kamar membuatnya tak mampu memejamkan mata meski hari hampir pagi.
“I ll’ remember you. Kinar” dikirimnya chat jam 02 pagi
“Aku sudah memaapkan mu tapi masih malas bicara denganmu” balas Kinar beberapa menit ber selang. Senyum Arda mengembang sempurna, beban berat yang menindih jiwanya sirna seketika. Bayangan awan hitam berganti pelangi di setiap sisi.
“Mimpi indah ,Sayang”
“Tidurlah Masih malam, besok kamu kerja”
Arda membalas dengan emoticon cium. Tapi balasannya hanya kesunyian. Rasa kantuk kemudian bertamu menyerang matanya begitu kuat, hingga HP yang dipengangnya jatuh di atas kasur.
Hari ini aku pahami
Rindu Itu jahat
Tak sanggup aku tidur
Aku tak kuat
Kinar
Bukan Sophia yang cantik jelita yang membuatnya bahagia, Kehilangan perhatian manis Sophia tidak membuatnya acak-acakan. Yang dirindukannya adalah kemanjaan Kinar, galaknya aduh beneran nggak kuat deh, benar ternyata apa yang di katakan Rama sahabatnya. Kinar punya daya tarik yang berbeda bukan karena dia cantik, tapi karena kepribadiannya yang menarik. Mampu membuat siapapun yang mengenalnya jatuh cinta.
Ah Kinar seandainya kamu mengerti kehilangan perhatian kamu itu bencana terbesar dalam hidupku. Rasa rindu membuatku tak mampu menjauh dari kamu, kau sudah menggenggam hatiku.
Aku tak membutuhkan seseorang yang lebih cantik atau lebih cerdas, kau sudah cukup Kinar. Sungguh kau cukup untukku, Kamu saja sayang.
Saat usia semakin menua kala cinta birahi sudah tak ada, biarkan aku menggenggam tanganmu sebagai dua orang sahabat yang saling berbagi, mengerti dan terus menghujanimu dengan kasih sayang yang tak pernah habis meski musim berganti.
Kinar, bukan si cantik atau si upik abu dia perempuan biasa yang membuat dunianya berubah.
Tak ada ambisi untuk menaklukan sang primadona lagi, tatapan mata Kinar yang teduh menyimpan ribuan luka tlah menundukan egonya, biar saja dunia menilainya bodoh karena memilih Kinar. Diantara banyaknya pilihan terbaik yang bisa dia dapatkan.
Dia sudah memutuskan hatinya fokus untuk seorang dara bernama,Safitri Kinara.
Bersambung
Teman sejati adalah dia yang bisa mengetahui apa yang kau rasa meski kamu tidak bercerita.
dia melihat hatimu hanya melalui pandangan mata
See u My Dear
0 komentar:
Post a Comment
Komentarmu adalah cermin kepribadianmu.terima kasih sudah mengunjungi blog saya