Cinta akan selalu jadi cahaya yang mampu menerangi sisi paling gelap dari palung hati terdalam. lanjut lagi yuk bapernya ..., selamat meleleh !
Kau Cantik Hari Ini
Matahari pagi bersinar cerah menyemangati insan untuk segera bangun dari tempat tidur,"Bertebaran lah di muka bumi" katanya, tapi sayang kita teramat dungu untuk mengerti tentang pesan alam untuk penghuni bumi yang katanya berakal budi.
Kinar memulai hari dengan menyiapkan makan pagi, bubur ayam dengan kuah sop bening yang pedasnya berasal dari lada hitam menggoda perutnya yang sejak semalam keroncongan. Ibu duduk manis di bangku tua, melihat putrinya yang sibuk merajang seledri. Dia tersenyum tersenyum sambil matanya tak pernah melepas kan pandangan dari sosok Kinar. Kaos panjang merah marun, dan celana pendek sangat manis. dihatinya mengalun bait -bait puisi, menyanjung putrinya sendiri
kau jadi Inspirasiku
semangat hidup
dikala aku sedih
dikala aku senang
di saat sendiri dan kesepian
kau bintang di hatiku
(Lirik by BIP.Bintang hatiku)
"Ki, tak mampu ibu bayangkan jika ibu tidak memilikimu" ujarnya seperti pada dirinya sendiri
"Wah Ibu gombal, mau jalan-jalan, Bu. Setelah sarapan?"tawar Kinar" Tidak, Ibu ingin di rumah mencari kutu di kepalamu"
"Wah, Ibu. tak ada kutu yang betah di kepalaku, adanya cuma belalang, nanti kita goreng, Bu. Lumayan buat makan siang. Hemat duit kita, ya."
" Kamu, di kepalamu penuh dengan semut hitam saking manisnya anak Ibu...."
"Aku manis karena aku punya ibu terbaik."balas Kinar sambil tersenyum cerah, disodorkannya bubur yang masih mengepulkan asap tipis. mereka sarapan pagi bersama, hal yang cukup langka karena Kinar sibuk bekerja untuk mencari sesuap nasi, guna menyambung hidup mereka.
Seusai sarapan mereka menghabiskan waktu di teras rumah. Gang kecil yang tidak terlalu ramai membuat mereka merasa damai. Tak terlalu bising, ketenangan seperti itu yang diperlukan Bu Risma untuk mengembalikan kebugaran tubuhnya.
Virus memang tak akan hengkang dari tubuhnya, meskipun obat diminum dengan teratur tapi setidaknya perkembangannya dapat di tekan dan suasana yang tenang adalah pendukung utama agar dirinya dapat beristirahat cukup.
Tangan tuanya yang kurus terus menari, menyulam, membubuhkan berbagai tusuk hias di taplak meja. pesanan dari seorang pelanggan untuk menghias butiknya, orangnya rewel, maunya on time,tapi soal harga tidak masalah. nominal yang disebut Bu Risma, di iyakan tanpa banyak kata.
Ini adalah orderan pertamanya dan Bu Risma ingin memberikan yang terbaik yang dia bisa, dia cukup paham karakter orang kaya sekelas Bu Muthia. kalau tidak pelit setengah mati, ya royalnya luar biasa, jika puas, jalan rizkinya akan mengalir deras. tak mustahil sulamannya akan jadi salah satu yang di jual atau dia akan dapat orderan menyulam pakaian mahal.
Dengan begitu, beban Kinar tidak terlalu berat.Yah, minimal dia bisa memenuhi kebutuhan kamar mandi. bukan nominal tapi kemauan. Agar dia tak harus menjadi beban.
"Ibu, Ki pergi dengan Arda, boleh ya!" pinta Kinar seusai menyiapkan makan siang.
"Boleh, tapi tidak pulang malam"
"Iya,"
" Memang mau kemana?"
" Pembukaan cabang baru, Bu. Jadi Arda dan teamnya di daulat untuk mengurus cabang baru. dan jam 3 itu peresmiannya."
"Oh, pakailah pakaian yang pantas tapi harus tetap sopan" pesan sang Ibu. Kinar terdiam itu sebenarnya yang dia pikirkan dari tadi,"baju." Ibu Risma menatap anaknya sejenak,"Ada apa, Ki. Katakan?"
"Ki nggak punya dress, Bu" jawab kinar lesu"Ki, boleh beli baju ya, Bu?
"Tentu, tapi apa waktunya cukup ? ini sudah jam satu, beli baju buru-buru nggak puas milih, nanti kamu nyesel"
"trus, gimana?" Kinar menatap ibunya putus asa. Ibu Risma berpikir sejenak lalu tersenyum.
"Tunggu sebentar!" katanya sambil memasuki rumah setengah jam kemudian, dia memanggil putrinya dengan suara senang.
Kinar kaget pas masuk ke kamar, ranjang penuh dengan baju, di lantai juga berserakan sepertinya habis ada puting beliung.
"Ini mungkin pas untukmu, cobalah!" kata Bu Risma sembari menyodorkan dress hitam selutut pada Kinar, sementara kinar masih melongo dia tidak percaya ada harta karun seindah itu di lemari tua ibunya.
"Punya siapa, Bu?" tanya Kinar terdengar bodoh, Ibu Risma tertawa terkekeh
" Milik ibu saat ibu seumur kamu.
"Ko bisa update modelnya, Bu?"
"Karena mode itu berputar, Ki, model pakaian yang sekarang dianggap paling baru, itu sesunggunya model yang juga pernah ada. sepuluh ,dua puluh, atau tiga puluh tahun yang lalu. Dan perbedaannya paling penambahan sedikit aksen.sementara, cutting dasarnya pasti sama."jelas Bu Risma panjang lebar sementara mata Kinar membagi pandang antara gaun di tangannya dengan wajah tua ibunya. jika sekarang dia harus membelinya. Gajinya sebulan takkan cukup, mungkin dia harus menabung setengah tahun agar bisa membeli baju ini dan bisa makan.
"Pakailah Ibu mau lihat!" perintah ibunya halus. Kinar menurut tanpa kata. Dipakainya baju itu didepan ibunya. Kinar tersenyum manis di depan cermin, menatap bayangannya sendiri tanpa berkedip, merasa cantik adalah kenikmatan tersendiri. Saat ini Kinar sedang menikmati perasaan tersebut.
"Pas sekali, cuma terlihat kosong bukalah dulu, biar ibu tambah sedikit sulaman agar terlihat kekinian!"Ibu Risma kembali meminta baju masa mudanya. Kinar menurut, matanya kembali tak berkedip menyaksikan ketelatenan ibunya membentuk bunga-bunga kecil sebagai hiasan gaun yang akan dipakainya.
"Ibu hebat, nanti ajari aku nyulam, ya Bu. sentuhannya hanya sedikit tapi dress ini jadi terlihat elegan"puji Kinar bahagia.
"Tambahan aksesori yang pas membuat apa yang kita kenakan menjadi berkelas, Nak. Mandilah sana agar tidak terlambat"
"Ok bos" Kinar berlari ke kamar mandi, pertanyaan baru kembali muncul. Siapa Ibu sebenarnya mengapa dia seperti menutup rapat.tentang hal itu.
***
Acara gunting pita selesai. Arda mengajak gadis cantiknya untuk singgah sejenak merayakan kebahagiannya dengan makan malam."Kau cantik malam ini."puji Arda sambil menarik kursi untuk Kinar. Perempuanya hanya tersenyum."Sepertinya aku harus bertemu ibu untuk melamarmu, daripada aku ketakutan terus setiap malam"
"Takut kenapa?"
"Takut kamu sadar kalau kamu cantik, kemudian meninggalkan aku."
" Aku yang takut kehilanganmu, Arda"
"Kenapa?"
"Karena aku tak sepadan denganmu, aku hanya perempuan hina yang tak punya ayah, pendidikanku rendah. ibuku pengidap HIV. Virus yang dianggap azab, anak dari dosa.. Hingga kami harus berjuang melawan cibiran dan tatapan jijik masarakat sekitar." Kinar berbicara dengan raut wajah datar tatapannya terus tertuju pada mata Arda seperti ingin melihat kejujurannya.
Arda diam helaan napasnya berat, berkali dia mencoba untuk menegakan duduknya.
"Entahlah Kinar, aku juga tak tahu harus berkata apa? yang aku mengerti, saat aku mencoba meninggalkanmu. hatiku rasanya sakit sekali, kala aku mencoba mendekati gadis lain, dimataku meraka buruk sekali, aku tetap merindukan matamu, kecerewetanmu. Aku sayang padamu, Kinar"
"Bagaimana jika aku ternyata positip HIV?"
"Tidak apa, kita jalani, aku akan jadi alarm hidup yaang mengingatkanmu minum obat seumur hidup."
"Kau Gila, Arda"
"Mungkin, tapi setahuku, HIV tidak menular begitu saja, berkembangan virusnya bisa ditekan asal kita displin minum obat, dengan begitu anak yang lahir dari ibu yang HIV bisa negatip"
"Kau tahu sebanyak itu?
"Aku tanya dokter, aku bergabung dengan komunitas OHIDA, semua aku lakukan karena kamu, Kinar."
"Kau sudah periksa?"
"Sudah, Dokter maya selalu menelponku untuk tes HIV berkala setiap 3 bulan. Karena aku termasuk berisiko, karena hidup bersama OHIDA. Hasilnya negatip. Ibu selalu memintaku menjauh saat dia terluka"
"Kinar, apapun kamu. baik dan buruk dirimu, aku tidak akan meninggalkanmu. bukan untukmu, tapi untukku karena aku tak bisa hidup tanpamu.Kau adalah bintang hatiku"
"Aku sayang kamu, Arda." Balas Kinar sembari tersenyum. Alunan Musik terdengar begitu indah bagi sepasang anak manusia yang sedang di mabuk cinta, Lagu milik BIP berjudul bintang hatiku didendangkan apik diiringi gitar akutik .Bersambung
0 komentar:
Post a Comment
Komentarmu adalah cermin kepribadianmu.terima kasih sudah mengunjungi blog saya