Aku punya cerita baru yang dijamin seru dan mengharu biru,,, ga percaya...ok bismilah pembawa berkah dan salam penebar damai...tirai dibuka masuklah dan duduk tenang
Ada Rindu Dimatamu
Di sebuah hutan yang tenang , hijau Gemericik air bening desau angin derit ranting beradu perlahan, Harmoni ketenangan. Singa jantan mengaung gaduh, meraung, menatap nanar matanya begitu liar aungannya penuh amarah, hingga hutan tak lagi terasa ramah semua hewan keluar dari sarangnya, Riuh mereka bertanya dengan sesamanya, sebagian mendekat bertanya sangat pelan diantara takut dan heran mengapa sang Raja hutan begitu garang
"Aku marah..., betina ku salah arah..., Dia bersama kucing liar di sana..." Kata Singa jantan penuh Amarah
" Tenangkanlah hatimu lihat lebih dulu..." Kata sang burung Pipit dengan manis
"Aku sudah melihatnya, Aku saksikan sendiri dia bercanda riang kesana kemari melayani kucing kecil dan singa lain yang mencoba merayunya, dia tertawa mengayunkan ekornya penuh pesona seolah memberi tanda kalo dia juga suka, kucing itu semakin dekat, malah kulihat semakin banyak aku mulai kalap..." Jawab Sang singa mulai bercerita sedikit tenang, Burung pipit menganguk mengerti dengan bijak, penghuni hutan mulai mengerubungi mendengarkan kata demi kata cerita demi cerita Singa jantan terus memamerkan kekesalanya yang lain mulai berani bicara menyapa dan manis berusaha mencuri hati. Tapi burung pipit gemericit penuh arti mengingatkan singa jantan untuk berhati -hati.
Singa betina mendekat perlahan, tapi sang jantan mengusirnya sangat kasar..." Pergilah aku malas melihatmu penghianat, Kau latnat keparat..." Ujarnya meraung keras membangunkan penghuni hutan
" Apa salahku...?"Tanya sang betina lembut.
" Kau masih bertanya begitu bodohkah kau sayangku yang penghianat. Kau bersama mereka saling merayu menjelajahi hutan bersama, dan kau masih tanyakan apa salahmu. Manis sekali!!!"Jawab sang Jantan Amarahnya seperti api yang menyala terus berkobar
" Sekarang dengarkan Aku..., Aku atau kau yang bodoh Aku memberitahu mu kemana aku pergi, hutan mana yang kujelajahi selebihnya aku ada di sarang menunggumu pulang. Tapi kau diam menjawab dengan aungan yang kadang sulit ku mengerti"
" Pergilah... tak perlu bicara lagi mulut penghianat sepertimu terlalu kotor untuk membela diri..." Usir sang jantan emosi, Betina pergi dengan sedih Sang jantan melihat kekasihnya menjauh dengan hati perih
Hutan kian gelap malam semakin merangkak, Bulan bergantung anggun dibalik awan menjadikan hutan bagai siluet raksasa alam raya, Singa jantan berjalan dengan lesu ada yang hilang dihatinya yang pernah biru, aungan manja betinanya yang dia suka, menggangu harinya hingga dia tak sanggup pejamkankan mata Caranya mengerakan ekor yang begitu anggun terbayang di depan mata
"Oh..., Betina kenapa kau begitu tega..., mengempaskan aku kembali ke jurang luka lara tidakkah kau tahu aku mencintaimu teramat sangat lebih dari yang dulu..." Desahnya sangat pahit tenggorokannya terasa terhimpit tangis yang begitu perih.
Sementara di tempat lain di waktu yang sama
Singa betina terdiam dalam duka Larut dalam perasaan tak berharga " mengapa kau tak bisa mendengarku, mempercayai aku Tahukah kau aku menempatkanmu ditempat yang paling tinggi, karena aku menghormatimu menyayangimu dan aku tak ingin Singa lain menggapaimu... karena kau milikku."Desisnya dalam rintih yang menyayat jiwa.
Betina berjalan pelan merajut rindu kian membatu menelusuri hutan sendirian sampai saat malam patah di pertengahan tatapannya terpaku pada sosok membeku didepanya membisu, dia mendekat pelan sampai langkahnya nyaris tak terdengar
" Bolehkah aku menemanimu...?" Sapa sang betina sedikit takut dan segan. Singa jantan menoleh pelan tatapanya masih nanar, sang betina diam menunduk sedih tapi tak pergi dia memaku diri. perlahan tatapan sang jantan melunak dia mendekat.
" Kenapa sendirian..., kenapa tak ajak pejantan muda itu sayang...? "
" Aku tak mau, lebih baik aku sendiri jika tidak denganmu. Bisakah kita tak membicarakan dia atau siapapun aku rindu bau tubuhmu diamlah..."
"Jangan coba merayuku... hatiku tertutup untukmu..."
" Benarkah...?, tapi mengapa apa yang ku dengar dan ku dengar berbeda
" Maksudmu...? "
" Aku mendengar penolakan dari mulutmu, tapi aku melihat rindu dimatamu"
"Sok tahu..." Pergilah bukankah sudah ada pejantan muda yang merindukanmu aku bisa mengerti jika kau memilih nya aku harus tahu diri aku hanya singa tua jelek yang mengemis padamu. Pejantan itu masih muda lebih pantas dan sepadan denganmu." Ujar Singa jantan pasrah dia menatap bintang di atas sana sangat sedih,
" Lihat aku...",Sang betina pindah berhadapan dengan jantannya,
" Aku tahu pejantan muda pasti lebih berenergi saat berlari, lebih sepadan jika berjalan, lebih berkilau saat harus dipamerkan, tapi mereka biasa saja untukku tak ada yang membuatku Angkat topi lebih dari kamu..."
" Bukankah kau juga punya singa yang aungannya lebih merdu dari aku..."
" Benar... , banyak malah..., tapi yang bisa menudukan kepalaku hanya kamu "
Singa jantan menggerakan kaki depannya mencakar tanah dia diam sangat lama, batina pun diam menikmati malam yang semakin dingin hari beranjak pagi semakin sepi.
" Tapi aku tak punya waktu banyak untuk menemani mu..., Kau akan tersiksa jika tidak ku lepas aku sibuk berburu "
" Aku tak minta banyak darimu satu helaan Nafas cukup untukku, Aku terbiasa berjalan seorang diri aku bersahabat dengan sepi, aku terlatih menyendiri di sarangku aku hanya pergi jika aku harus melangkahkan kaki, jika aku harus berburu seorang diri tentu aku akan jalani. Aku hanya minta jangan diam lagi"
" Bagaimana aku percaya padamu..., sementara pejantan lain mengelilingimu?
" Mudah..."
"Mendekatlah apa kau mencium air seni singa lain di tubuhku., apakah kau lupa bahwa kau memandikan aku dengan air seni yang banyak hari itu, itu cukup untuk menjagaku agar tak diganggu saat berburu salama kau tak disampingku. jika itu tak cukup menyakinkan untukmu periksa punggungku apakah kau menemukan cakaran singa lain disana. Kau pasti ingat..., aku mudah kau sapa tapi tak mudah kau sentuh..., Aku mengaung manja pada semua penghuni hutan. tapi tak semua semua bisa berjalan menemaniku menyusuri hutan, Hanya yang kupercayai saja sayang
" Beri aku waktu untuk percaya padamu..."
" Tentu aku akan menunggu.. "
" Kau merindukanku..."
" Sangat..."
" apa yang kau mau dariku...."
" Cakaranmu..."
"Aku akan mencakarimu... sampai tak mampu mengaung lagi...."
"Lakukan jika kau mampu..." Tantang Sang betina sambil berlari menjauh sang jantan mengejar dangan gemas Raungan manja sapasang singa menjadi penghias malam bersama embun yang mulai turun sang jantan kembali memandikan betinanya dengan air seni,menandai tubuh betinanya dengan cakaran yang banyak sekali. Dia memenuhi janjinya membuat betianya tak mampu meraung lagi THE END
Setia adalah saat kau mampu diam untuk dia yang menitipi mu hati dan kau dikelilingi orang yang yang terlihat menggiurkan. Hanya yang sejati yang siap bertahan dan menjadi pemenang karena setia itu berat sekali
0 komentar:
Post a Comment
Komentarmu adalah cermin kepribadianmu.terima kasih sudah mengunjungi blog saya