Di episode yang lalu Faisal Darmawan menceritakan penyebab mendasar yang membuat dia membenci perempuan , dia berjumpa dengan perempuan bernama Zefara ,yang membuat hatinya melunak dan membiru karena rindu. meski cintanya mengantung tanpa jawab kepastian....,simak yang selanjutnya ok capcus...
Tolonglah Zee
Ada yang berubah dalam hidupku , perubahan itu laksana gunung. mengerucut di puncak tapi semakin turun semakin luas. Semua aspek berubah ,hidupku , pemikiranku, hatiku .tak sama lagi,meski harus ku akui tak ada hati yang sama untuk mencintai manusia yang berbeda. perlahan tapi pasti semua berganti .Zee sudah jadi bayangan ku kemana pun aku berlalu aku melihat senyumnya.
Ibu tersenyum sembari menatap lukisan yang masih ku kerjakan. kemudian memperhatikan raut wajahku seperti sedang mencari jawab dari pertanyaannya. Di waktu luangku aku memang senang melukis. kadang lukisan-lukisan itu jadi bonus .untuk orang atau instansi yang mempercayakan bagunannya ku tangani .Seorang teman menyarankan agar aku menjualnya ,menyelengarakan sebuah pameran misalnya sebagai ajang fublikasi ,tapi aku menolaknya. Bagiku itu hanya seniku idialismeku aku tidak berniat menjadikannya ladang uang. Yah mungkin aku bodoh , tapi aku memang tak peduli dengan tanggapan orang terhadapku toh hidupku sudah bergelimang kemewahan.
"Gadis cantik bergaun biru...,lebih anggun dari seorang ratu..."Komentar Ibu sembari tersenyum
" Iya...,Cantik sekali..."Balasku tanpa menoleh pada Ibu, Kuas terus menari
" Taukah kau Faisal...? "Tanya Ibu retoris" Hari ini Ibu bahagia..."Lanjutnya "Karena kau sudah jatuh cinta , terlepas dari dia membalas mu atau tidak, setidaknya hatimu tak lagi membeku ,dan itu yang penting untuk Ibu nak,,," Jelasnya beliau mengusap kepalaku sebelum berlalu meninggalkan aku dalam kesendirian. Sendiri adalah caraku untuk menjadi diriku yang utuh dan jujur. Meski harus ku akui kesendirianku sekarang berbeda tak lagi sepenuhnya sendiri. Karena ada bayangan Zee yang terus menari di pikiranku mengusik hati yang terbiasa dengan keheningan. kini terisi gaduh sekali.. obrolan dengannya terus terngiang di telinga aku gila aku lupa umurku berapa...,aku merasa baru kemarin lulus SMA. Aku kasmaran padamu Zefara.
Ampuni aku ya Alloh karena hati ini tak cuma mengeja asma Mu kini , mahluk indah Mu menguntit ku layaknya bodyguart ,bagaimana aku bisa tergoda mahluk genit yang mengelilingiku jika setiap aku mengedipkan mata raut wajah Zefara yang sederhana membayang ,bagiku ini wow luar biasa.
Sepuluh tahun perempuan bukanlah penggodaku ,aku membiarkan sepi memeluk diriku , aku mengusir sunyi dengan pekerjaan , aku hanya punya waktu tidur 2 jam itu pun kadang masih ku kurangi juga , sampai Zee membuat revolusi dalam hatiku , Merubah setiap sendi hidupku ,Dia Zefara Aisyah.
Tolonglah Zee...
Diamlah untuk ku
Aku tak minta banyak
Tidak satu jam
Atau seharian
Tolonglah Zee...
Diamlah untukku
Temani aku
menghabiskan sepiring Nasi
Zee...
Aku tak akan mengulur waktu
Janji
Aku hanya akan
Menguyah nasi 32 kali
Itu cukup untukku
Menahan mu Disini
Zee...,Oh Zee
Zefara bagiku Adalah Matahari pesan cintanya menghangatkan hatiku,,, Dia adalah pelangi senyum dan tawanya mewarnai hariku ,Ucapan selamat tidur darinya adalah gerbang menuju mimpi indah yang hanya dimiliki sepasang kekasih
Meski baginya cintaku itu Abstrak...,tanpa kata tanpa rupa tapi kita berjumpa lewat bait -bait doa. Namanya terbersit setiap ku baca Ayat suci...,Tuhan bimbinglah hati kami..., dari bius cinta akhir zaman , masukan kami kedalam golongan orang -orang yang kau selamatkan dan kau jaga dalam kemulyaan. Tenangkanlah Hatinya selama ku selesaikan kemelut dalam hatiku sendiri.
Air mata meleleh tanpa sadar ,aku merindunya,,,.Tunggu aku Zee...,tunggu Aku sebentar lagi saja. ku pejamkan mata ku baca doa tidur sebelum terlelap lelah bersama angin malam dan embun yang mulai turun.
Siang yang mendung aku menatap mata Zee . Binar begitu teduh yang kurindu . kulit putih pucatnya di bubuhi bedak tipis bibirnya dipoles lipstik merah jambu tak ada riasan mata ,tapi itu pun sudah cukup membuatku terpesona. hatiku tak henti mengangumi mulutku menganga tanpa sadar luar biasa.
"Zee diam dulu ya 5 menit...,"Kataku setelah dia duduk tenang di depanku
"Kenapa..., Ada yang salah....,?
" Tidak..., aku hanya ingin memandang wajahmu ...,"Kataku serius sambil tersenyum. Dia tertawa lepas " Gombal...."Itu katanya
" Cewek cantik wajar dong di gombalin...,"Ucapku Asal dan jawaban Zee mengejutkan ,dia diam menunduk menyebunyikan senyum. Hatiku begitu sejuk melihatnya seperti inikah Bidadari Akhir zaman Tuhan.
Halaman belakang rumah Abik. Menjadi saksi begitu lama kami terpenjara dalam hening saling menunggu siapa yang membuka pembicaraan setelah sekian lama dipisahkan .Abik memintaku menjaga subuh 40 hari tapi aku kembali datang setelah 3 bulan.
Abik menerima dengan tangan terbuka kedatanganku..., awalnya aku berniat mengajak Zee pergi tapi Abik tidak memberi izin , Beliau berujar dengan tenang " ini lepas dari percaya atau tidak padaku..., Tapi inilah cara beliau menjaga anak perempuan .
Aku tersenyum dan merasa berunntung sekaligus minder itu artinya Zee adalah perempuan yang terpelihara sementara aku..., aku hanya lelaki bajingan yang pernah begitu bangga jadi seorang pezina...,berkawan dengan alkohol dan obat kenyataan yang miris layaknya bumi dan langit, itu juga yang membuatku segan untuk datang.
Tapi ibu selalu menguatkan ku bahwa mantan bajingan lebih mulia...,dari seorang berbaju kiai yang pekerjaannya mencuri , bangga dengan titel dan popularitas duniawi dia lupa bahwa tugasnya menjaga umat bukan mengeruk materi.
Dengan mengucap bismilah...,dan tarikan nafas yang tenang ku buka pembicaraan. obrolan-obrolan santai kesana kemari...,senyum tawa kadang gombalan ku membuat wajahnya merah jambu dan aku sangat suka itu .
Aku juga heran kapan aku belajar merayu...,tapi sudahlah itu mungkin Naluri
"Zee..., bisakah kau menunggu lagi... ?"Tanyaku ragu dia mengangkat wajah dan menatapku lama sekali." Bukan maksudku mengulur waktu..., aku juga tahu kebaikan harus di segerakan..., tapi ada hal lain dalam diriku...," aku berhenti berucap menarik nafas berkali -kali , mengumpulkan keberanian untuk mengatakan aib ini. Tapi tatap mata Zee yang tenang membuatku membulatkan hati untuk jujur hari ini. "Aku pernah cerita padamu tentang Aku Siska dan penghianatannya. Luka itu terlalu dalam Zee," Aku sengaja berhenti bicara dan menatap wajah kekasihku , aku ingin tahu adakah perubahan disana, Tapi wajah itu tetap tenang dan menungguku bercerita."Aku membenci perempuan sampai ke ubun-ubunku ,dulu aku tak bisa makan jika aku duduk satu meja dengan seorang perempuan , benci itu membuatku merasa mual apalagi jika mereka genit dan berusaha mencuri perhatianku..., kalo sudah begitu aku pasti ke toilet dan muntah di sana "Zee terhenyak kaget raut wajahnya begitu murung.
"Tapi kau datang laksana gerimis..., Zee..., mencuci otakku dengan cara yang sangat manis. Kau mengajari aku kembali menyukai perempuan seperti bayi yang diajari Ibunya mengunyah makanan ,Aku mulai duduk nyaman saat bersamamu. tenang menikmati setiap pembicaraan kau kembali mengajariku indahnya merindu..."Ujarku panjang lebar aku terhenti menikmati senyumnya yang tersungging manis sekali. Aku suka bicara denganmu dadaku berdebar begitu kencang setiap membaca pesanmu..., kau tahu Zee aku hanya bisa memejamkan mata saat mendengar suaramu di telpon itu sebabnya aku tidak membalas pesanmu aku tidak bicara padamu karena aku sibuk menikmati perubahan pada hatiku Zee" Zee...,kau marah....? Maap kan aku Zee" Kataku melemah aku merasa sangat bersalah.
" Kamu jahat..., aku kesal sekali..., aku ingin sekali marah...,tapi setiap aku uring- uringan aku ingat tatapanmu , ketenanganmu...,amarahku pelan- pelan Reda...,"Balas Zee sambil tersenyum aku kembali melayang bahagia mendengarnya. Zee sayang padaku..., Dia jatuh cinta padaku seperti aku Mencintai dan menyayanginya bisik hatiku dalam diam, aku kembali menarik nafas mengumpulkan kekuatan untuk melanjutkan ceritaku .Zee juga sudah kembali tenang dan siap mendengarkan kelanjutannya" Tapi Zee saat aku membayangkan kebersamaan lebih dari pembicaraan, dan kita dekat tanpa pembatas kapala ku pusing Zee....aku masih merasa mual meski tak sampai muntah .Tapi itu pasti akan sangat mengganggu jika tidak ku beres kan dulu . Ibu mengajakku konsultasi untuk menyembuhkannya...,tapi aku menolak Zee..., kufikir aku akan membiarkan cinta yang terus tumbuh menjadi obatnya..., Tapi aku pasrah Zee..., keputusan kini ada padamu..., "Kataku pasrah Zee beranjak dari tempat duduknya , melihat itu aku sudah menyiapkan diriku untuk patah hati."Aku akan diam untukmu...., Sudah Asyar bersiaplah jadi Pak Imam ,Abik sudah menunggu. "Katanya sambil memberi jalan padaku agar berjalan di muka
Bada Asyar aku pamit pulang, "Jika Zee sudah setuju jagalah hatimu..., jika ada waktu datanglah lagi Abik ingin bicara hal penting mengenai Zee yang hanya boleh di ketahui Calon suaminya...,"Kata Abik saat menyalamiku aku mengangguk meski dalam hati ribuan tanya berkecamuk...,tapi aku tak ingin grasak -grusuk Abik Adalah orang tua yang bijak itu yang ku tahu dan membuatku merasa tenang Bersambung
Wah....,ada apa dengan Zee penasaran ????? Tunggu selanjutnya Ok dear See you
0 komentar:
Post a Comment
Komentarmu adalah cermin kepribadianmu.terima kasih sudah mengunjungi blog saya