Ternyata dia tak sibuk dengan Rakel dan Skreen, dia sedang sibuk mengerayangi perempuan lain, dia tak sibuk dengan cat warna-warni , dia hanya sibuk membuat satu warna , merah bahkan mungkin hampir biru, dia tak tenggelam diantara tumpukan kertas, dia tenggelam dalam pelukan perempuan itu,,, dan dia bukan Mbak Yolla, tangis Dina pecah saat itu perih sekali,,,. Dan dia tak peduli saat Nathan di pukuli seorang lelaki, yang ternyata pak dek teman kerja Dina di Tiara ternyata dialah yang memberi tahu Dina keberadaan Nathan di sini sekarang, Pak dek yang yang sering sekali memperingatkan Dina kalo Nathan tidak sebaik yang dia kira
Dina memalingkan wajah saat Nathan mendekat,teramat sangat sakit males harus melihat lagi.
“ Ini tidak seperti yang kau lihat,,,, Sayang ” Katanya memelas berusaha membela diri, tapi yang Dina lihat berbeda, bibir Nathan lecet dan menghitam tanda merah di leher membuat Dina faham Nathan melakukan kesalahan terbesar dalam cinta,dan perasaan terhianati itu sangat menyakitkan
“ Tuhan aku sudah di bodohi ,,,” Dina tak sanggup membendung tangisnya, Dina menampar Nathan dengan segenap tenaga yang masih tersisa,
Dan ini dia kisah lengkapnya....
Kereta yang ditumpangi Dina sudah sampai di Pasar turi,ketika dia turun sesosok tubuh tinggi besar menghampirinya, senyum Dina merekah, lelaki itu menyalaminya mesra dan mengecup keningnya
“ Sampai juga di Surabaya..., Selamat datang sayang. Terima kasih sudah mau kemari “ Katanya semeringah. Gadis itu hanya tersenyum Fikirannya masih belum terkumpul, Ini mimpi atau nyata. Benarkakah dia telah sampai di Surabaya, Dan mimpi kah dia saat tangannya di genggam Nathan, Lelaki yang sangat ingin dia temui
Nathan terus menggengam jemari Dina berkali –kali dia mengecup kening gadis itu seperti tak peduli kalo tatapan mata. Pejalan kaki lain memperhatikan mereka.” Aku masih berasa mimpi...” Kata Gadis berambut sebahu itu polos ”
“ Kamu tidak sedang bermimpi sayang..., kamu di Surabaya...,” Kata Nathan menatap lurus mata Dina” Kita makan dulu Setelah itu ku antar kamu ke Tiara.” Lanjutnya kemudian mengstater motornya keluar stasiun. Selesai makan dan istirahat sejenak, Seperti janjinya Nathan mengantarnya ke tempat kerja yang telah di siapkan untuk Dina’Tiara handycraft’,
Nathan sepertinya memang sudah sangat akrab dengan Pak Yuda dan Buk Titi. Mereka berbincang seperti orang tua dan anak. Nathan memang pernah bilang kalo Bapak dan Ibu pemilik home industry ini, lebih dekat dengannya lebih dari kedekatannya dengan orang tuanya sendiri
“ Aku pulang..., Nanti ku jenguk kamu setiap minggu..., Atau mungkin lebih sering dari itu, “ Katanya setelah memastikan Dina diterima dan barang bawaannya sudah tersimpan di kamar. Dina menganguk dan wajahnya harus merah padam saat Nathan mengecup keningnya di depan Pak Yuda
“ Ya...kalo lagi pacaran emang gitu,,,”,asem –asem manis...”Sindir Pak Yuda yang dengan terbuka menunjukan ketidak sukaannya pada sikap manis Nathan pada Dina
Dina melabaikan tangan saat pacarnya menoleh sebelum melarikan sepeda motornya kemudian dia masuk ke kamar berniat istirahat
“ Dari cirebon jam berapa Mbak....?” Tanya seorang gadis yang kemudian di kenal Dina dengan nama Ratna
“ Jam 9 malam,,,,.Jadwal sih jam 07 .Tapi ngaret,molor sampe 2 jam “
“ Sudah biasa Mbak apalagi, ini masih arus balik mbak H+10 ” Katanya, Ratna perempuan yang cukup cerdas enak di ajak bicara, dia banyak sekali cerita tentang kota Medan tempat kerjanya sebelum bergabung kemari, Dina bersyukur karena saat dia berada jauh di negeri asing, dia menemukan Ratna,
Ratna juga jeli menelisik hubungan Dina dan Nathan, Semua orang di Tiara tahu, kalau Dina melakukan perjalanan sejauh ini hanya karena Nathan tunangannya, Sebulan di Surabaya manis banget.. Nathan datang setiap hari sabtu, ceritanya ngapelin Dina, dia membawakan sekotak coklat. Kalau tidak dia akan membawa Vineeta
Tapi ada yang mengusik Dina, Pak Yuda dan Bu Titi sepertinya tidak terlalu suka kalo Nathan sedang bersamanya. Ketika Dina membicarakan hal ini pada Ratna, Gadis itu Cuma diam tapi tatapan matanya aneh sekali seperti merasa iba atau merahasiakan sesuatu, tapi Dina mengabaikan semua itu. baginya Nathan sayang padanya itu cukup orang lain bersikap seperti apa peduli amat yang dia mau tahu hanya Nathan kekasihnya
Senin sore buk Titi memanggil Dina,beliau memintanya bergabung dalam pelatihan yang di adakan dinas sosial dan Tiara sebagai tenaga pelatih, Awalnya Dina menolak untuk bergabung, karena dia tak punya kapasitas untuk melatih. Memberi pelatihan oh,,, no,karya kerajinannya saja masih sering tak lulus QUC Buk Titi. Tapi Ibu dan Pak Yuda bilang Dina punya kemampuan bicara, dan itu yang tak dimiliki orang lain, memang sebagai pengelola rumah belajar, untuk anak tk dan Sd.hal cukup mudah untuk bicara di depan orang banyak bagi Dina
Di pelatihan Dina bergabung dengan 3 orang terlatih untuk keterampilan, dan seorang ponakan Pak Yuda bernama Mbak Yolla.Gadis cantik bermata sipit. Dengan kulit putih khas orang tionghoa, Yolla ramah,,,tapi entah lah Dina kembali menemukan sorot mata yang aneh dari Yolla. Dan dina merasa dirinya dinilai dan dihakimi dengan tatapan mata, Ga asik banget deh pokonya merasa jadi terd..akwa,,, tanpa dia tahu kesalahan dia itu apa. Memang selama pelatihan Yolla adalah patner kerja yang baik, tidak ingin menonjolkan diri dan menjatuhkan Dina dimata para peserta pelatihan dan orang-orang dinsos. Tapi entahlah hanya Dina yang bisa merasakan ketidak nyamanan Yolla padanya,
Seminggu sudah pelatihan dilaksanakan, Dina dan Yolla semakin akrab. Mereka berbincang santai, di halaman Tiara. Sampai saat teriakan Agra menghentikan pembicaraan, Agra adalah bocah laki-laki berumur 5 tahun dengan kulit putih pipi cubby yang gemesin banget deh
“ Mbak ...Dina,, kudaku ucul...,” Katanya sambil duduk dipangkuan Dina, Dina menatap Yolla. dia kurang faham dengan perkataan si tampan Agra Prana
“ Kabur...” Bisik Yolla pada dina
“ Dikejar dong tapi jangan sambil teriak-teriak ngejarnya,,,” Kata dina sambil memeluk gemas Agra
“ Kenapa...? ” Tanya Agra cepat, tatapan matanya menatap lurus ke mata Dina
“ Kalo ngejarnya sambil teriak , nanti kudanya makin jauh...” Jelas Dina sabar dan di balas Agra dengan anggukan,
“ Ade sayang..., Mbak Dina...” Kata si kecil sambil mencium pipi Dina
“ Ade ga sayang sama,,,Yolla? ”Tanya Yolla seolah iri dengan kedekatan Agra dan Dina
“ Ga..., Yolla marah sama Ade, padahal Ade sudah minta maaf,,,’ Kata Agra sedih seperti nya dia punya memori sedih tentang Yolla , Yolla diam tak mengatakan apapun, dia seperti nya merasa mati kutu
“ Kamu begitu dekat dengan Agra,,,? ”ko bisa yah..., padahal dia itu ngerepotin banget,,” Ungkap Yolla setelah Agra pergi
“ Aku menyukai Anak-Anak,,,. Dirumah Aku bermain dengan mereka sepanjang hari,,,. Mereka memberantakan kembali rumah, yang baru selesai ku kemasi...Tapi aku menikmatinya, pertanyaan cerewet mereka, tawanya semuanya deh,,,?” Kata Dina sambil menerawang jauh kerumah yang ditinggalkanya, Rumah belajar yang jadi dunianya. Direlakan terbengkalai hanya untuk satu alasan’Nathan’
“ Itu yang tak ku miliki...Dan membuat kamu yang dipilih Nathan ...” Ungkap Yolla mengejutkan sambil berlalu. Sejak saat itu Yolla tak pernah muncul berita yang diterima Dina Yolla pindah kuliah ke Malang tak lagi tinggal di Surabaya
Ketika Dina menceritakan soal Yolla, Ratna menguak fakta mengejutkan, bahwa Pak Yuda pernah berusaha menjodohkan Yolla dengan Nathan, Dina tersentak dia sama sekali tak tahu apa-apa soal ini, perjodohan Nathan dan Yolla. Kenapa Nathan ga pernah cerita. Selama dia tinggal di Surabaya Banyak hal yang mengejutkan memang. Nathan tak semanis di telpon, sikapnya tempramen , teman –teman sering ingatkan Dina untuk membuka mata dan telinga lebar-lebar termasuk Ratna, tapi cinta telah membutan mata dan telinga Dina
Sampai di minggu siang Ratna harus mengejar langkah cepat Dina. Dia juga harus terheran –heran saat dia dan Dina melewati pos satpam perumahan Sidosermo indah, Dina mengacuhkan sapaan Pak Satpam endut yang biasanya nyadain Dina dengan logat bahasa Madura, biasanya Dina sampai terpingkal- pingkal kalo Pak Endut bercerita, Ratna dan Dina memang punya kebiasaan nongrong di pos satpam perumahan selepas kerja, membuang kepenatan sejenak, kerja di home industry yang menjadi rumah sekaligus workshop memang ga asyik,,,. Ga bebas, bebas kerja harus bantuin Eyang siapin makan malam . Eyang sih memang ga minta tapi ya kita ngerti sendiri lah,,,. Padahal kita juga dah cape banget kejar target kerjaan seharian. Jadi kalo lagi pengen mangkir Ratna Dina ngobrol di pos nemenin Pak Satpam jaga
“ Kita mau kemana...? ” Tanya Ratna heran saat Dina naik line (sebutan warga surabaya untuk mobil 3\4)
“ Kenjeran,,,” Jawab Dina tanpa menoleh, Ratna mengurungkan niatnya untuk bertanya. Dia ngeri sendiri melihat raut wajah sahabatnya yang penuh amarah. Dina menunjukan Foto-foto yang ada di handponnya , Ratna terhenyak melihatnya.
“ Untuk apa kamu kesana, Din...? ”
“ Bukti...!!! ” Kata Dina pendek
“ Bukankah ini bukti,,,??” Selidik Ratna dengan cepat sembil mengeser pantatnya mendekat ke Dina karena ada penumpang lain yang naik,
“ Aku harus melihatnya sendiri..., Dengan mataku baru aku akan ambil keputusan” Katanya
Sampai di Kenjeran Dina menghubungi teman yang mengirimi nya pesan gambar, no baru yang tak dia kenal, orang itu mengarahkan Dina kesuatu tempat, Dina mengikuti begitu saja, sementara Ratna membebek di belakangnya berusaha memjejeri langkah cepat Dina, Dina tertegun menyaksikan pemandangan di hadapannya, Tak percaya,,,, tak mau mempercayai pandangannya. Sedih sekali, tapi saat dia ingat bagaimana perjuangannya untuk sampai di kota ini, apa yang dia tinggalkan apa yang telah terabaikan untuk Surabaya, Amarah menguasai hatinya, tubuhnya terasa panas Emosi nya memuncak , Dina melangkah cepat menghampiri tenda kecil itu dimana dia melihat Nathan memeluk perempuan itu mesra, makin dekat darahnya terasa mendidih,,,.
“Jadi ini yang kamu lakukan,,,.” Tanya dina mengusik ketenangan Nathan, lelaki itu terkejut terpana menatap Dina.Segera Dina memalingkan tubuh hendak pergi..., Eunek dia Ngeliat Nathan. Dia sangat berharap dia sedang bermimpi dan akan segera bangun
Dina ingat apa yang dikatakan Nathan,saat membatalkan janji untuk datang tadi pagi,
“ Aku sibuk sayang, Ada order yang harus siap antar malam ini..., maaf ya sayang aku kangen kamu...,muach diakhiri emoticon peluk dan cium ”
Dan dengan kepercayaan penuh Dina membalas “ Iya ga papa...”dina menyematkan emoticon peluk cium juga, meski pun hatinya kecewa setengah mati
Ternyata dia tak sibuk dengan Rakel dan skreen, dia sedang sibuk mengerayangi perempuan lain, dia tak sibuk dengan cat warna-warni , dia hanya sibuk membuat satu warna ,merah bahkan mungkin hampir biru, dia tak tenggelam diantara tumpukan kertas, dia tenggelam dalam pelukan perempuan itu. Dan dia bukan Mbak Yolla,Tangis Dina pecah saat itu perih sekali,,,. Dan dia tak peduli saat Nathan di pukuli seorang lelaki, yang ternyata Pak Dek teman kerja Dina di Tiara ternyata dialah yang memberi tahu Dina keberadaan Nathan di sini sekarang, Pak Dek yang yang sering sekali memperingatkan dina kalo Nathan tidak sebaik yang dia kira
Dina memalingkan wajah saat Nathan mendekat, Teramat sangat sakit males harus melihat lagi.
“ Ini tidak seperti yang kau lihat,,,, Sayang” Katanya memelas berusaha membela diri, tapi yang Dina lihat berbeda, bibir Nathan lecet dan menghitam tanda merah di leher membuat Dina faham Nathan melakukan kesalahan terbesar dalam cinta, dan perasaan terhianati itu sangat menyakitkan
“ Tuhan aku sudah di bodohi ,,,” Dina tak sanggup membendung tangisnya. Dina menampar Nathan dengan segenap tenaga yang masih tersisa, perempuan yang tadi terlena di pelukan Nathan sudah eling dari linglungnya perenpuan itu menghampiri Dina dan adu mulut pun tak dapat terhidarkan ”Kalo kamu mau lelaki bejat ini ambil...!!! kantongin ...!!!. ikat dia baik baik...!!!” Balas Dina tak kalah keras dan nanar, saat perempuan rivalnya mengeluarkan kata – kata kotor untuk Dina, Dina berniat pergi tapi langkahnya tertahan, karena Nathan memegangi tangannya
“ Please...jangan tinggalkan aku hon,,,hon,,, “ Katanya sambil berusaha menarik dina dalam peluknya
“ Lepas tanganku,,, Nathan , apa masih mungkin aku percaya padamu. Malu aku pernah begitu bangga memiliki kamu...sia –sia aku bersabar denganmu,,, kamu jahat bejat...!!!” Tangis Dina pecah lagi, dalam tangis Dina berusaha menghindari Nathan. Dan ku masih bisa mendengar jelas sumpah serapah perempuan sialan yang kini diamankan Pak Dek,,
“ Hon-hon aku inginkan itu dari kamu... ,tapi untuk alasan prinsif itu kamu selalu mengelak....!!!” Bisik Nathan di telinga Dina saat berhasil menguci Dina dalam peluknya, Dinna merasa pelukan Nathan menjadi begitu mengerikan menakutkan seperti singa lapar,, sekuat tenaga dia berusaha melepaskan diri dari Nathan, sementara Ratna dan Pak Dek menjauhkan perempuan’ jablay ‘dari arena
Jadi inilah jawab dari tanya yang selalu mengelilingi hidupnya, kenapa Pak Dek selalu menyuruh nya membuka mata,,,” Kanapa Ratna sering memintanya untuk tidak terlalu percaya pada Nathan. Dan Rian yang merupakan saudara sepupu Nathan, pernah bilang pada Dina kalo Dina memang tidak lebih cantik tapi pasti lebih baik, Rian adalah rekan kerja dina di Tiara,
Ternyata pangeran ‘Wiliam’nya tak seindah yang Dina banggakan Kepercayaannya terluka, hancur bagai kaca yang dibanting,tak ada yang terselamatkan
Tangis kembali menjalari pipi coklat Dina , perih semakin menyayat,
Dan Ratna yang selalu ada memeluknya, untuk menguatkan nya , Di bahu Ratna dia menumpahkan segala tangis yang berusaha di redam nya selama berhari-hari, Dan hari ini Dina tak mampu memendam nya lagi
“ Rat..., aku jelek ya kalo nangis..,? ” Tanya Dina setelah puas membasahi bahu Ratna dengan air mata, dia Cuma menganguk pelan dan berusaha tersenyum. Dina berusaha menghapus air mata di pipinya, padahal Dina belum sanggup menghentikan tangisnya
“ Pak Dek pasti nyariin kamu... Jamaah nya kurang satu...” Kata ratna sembari menghapus air mata sahabatnya dengan punggung tangannya
“ Aku mau rujak cingur...” Kata Dina tanpa memperdulikan apa yang di katakan Ratna temannya, Dina melangkahkan kaki dengan cepat ke pangkalan rujak cingur yang berada tak jauh dari taman tempat mereka berada sekarang. Setelah makan Dina dan Ratna melangkahkan kaki ke mesjid komplek untuk dzuhuran,
Hati Dina yang kecewa seolah melemahkan tubuhnya. Dia terhuyung memasuki masjid, jauh dari barat sampai ke timur, Dia ingin dekat dengan Nathan tunangannya, tapi kenyataannya yang dia dapat bukan Emas tapi batu kali ,,, Naas!!!
Setelah salam dina kembali tersedu diatas sajadah ,mengingat semuanya sedih rasanya. Tanpa Dina sadari seorang Bapak yang tadi sembahyang di depan Dina, sudah ada di sisinya, sekilas dia mengamati wajah Dina lalu berucap sesuatu yang membawa keajaiban untuk Dina, sepertinya dia punya super insting untuk tahu apa yang berkecamuk di hati ,gadis sunda berkulit coklat
“ Allah tidak memberi yang kita mau,,,. Tapi mengirim apa yang kita butuhkan ,,,,Bersabarlah, Nak,,,!” Katanya sebelum mengucap salam dan keluar dari masjid.kalimat yang di ucapkan bapak-bapak setengah baya tadi , seperti mengandung magic untuk Dina. Masuk kedalam hati semakin lama semakin jelas hingga akhirnya saat bertemu Ratna Dina tersenyum lebar, Ratna pun menunjukan ekspresi heran pada perubahan drastis, yang terjadi pada Dina , jangan-jangan kesambet ni anak fikir Ratna
“ Kamu dapat ilham harus kemana untuk dapat cowok baru...,?” Canda Ratna Ringan
Yang jelas kita harus segera kembali kerja sekarang...” Jawab Dina lebih santai dan senyumnya makin manis
“ Kamu ga konslet khan ? ” Ratna makin heran dia menatap dina dengan lekat
“Aku akan pulang ke Cirebon secepatnya...” Kata Dina sambil jalan
“ Diiin...? ”
“ Rat..., Allah sayang padaku, Dia akan kirim seseorang yang terbaik buat aku, meski mungkin dia terlihat tidak begitu memukau seperti Nathan , Tapi mulai sekarang aku akan belajar untuk bilang.” Ya Allah tuhan ku siapapun yang terbaik untukku aku terima...” bukan lagi tuhan aku mau si pulan dan si pulan untuk aku...” Kata Dina mantap “ Aku tak mau lagi mendikte takdir ....Sayang” Lanjutnya dengan senyum cerah
Seminggu setelah itu Dina pulang dari Surabaya, tetap diantar Nathan ke stasiun karena meskipun Dina berkeras menolak Nathan tetap memaksa, Dia berusaha meminta kesempatan kedua pada dina tapi Dina hanya diam sampai saat dina menunjukan notifikasi pemesanan tiket, dari handphonenya pada petugas dina menutup mulutnya rapat
Sebelum Dina memasuki peron pemberangkatan dia menatap Nathan lalu berucap pelan tanpa ekspresi “ Saat aku memasuki kereta , tak ada lagi, kamu dan aku, tak ada lagi kita, kita putus...!!!” Dina menyerahkan cincin tanda cinta dari Nathan dengan cepat dia masuk keruang tunggu dan Nathan teriak teriak minta Maaf, karena petugas KAI khan hanya mengizinkan penumpang yang boleh masuk ruang tunggu
Kurang dari setengah jam kereta datang, dina bergegas masuk mencari bangkunya Begitu dia menempelkan pantatnya perih kambali menghujam hatinya, Dia akan pulang dengan tangan kosong,,, seorang penumpang di hadapannya menatapnya lekat dia meletakan setumpuk novel di meja begitu duduk, roti bantal besar yang akan kenyang dimakan 3 orang sampai jakarta, Tangis Dina terhenti sendiri menjelang tengah malam dia meminjam novel yang tergeletak di meja
“ Bacalah aku sudah selesai yang itu, saat perjalanan dari Pontianak ke Surabaya, dia dalam perjalanan dari pontianak ke Surabaya dengan perjalanan laut lalu dari Surabaya Jakarta naik kereta, pembicaraan berlanjut terus sampai dina sampai di stasiun parujakan, Cirebon ragu –ragu dia menutup bukunya bacaannya tanggung belum selesai
“ Bawalah... anggap saja hadiah kecil dari teman seperjalan” Katanya serius Dina menatap lelaki itu dengan heran’tapi karena dia sudah harus turun Dina hanya bisa mengucap terima kasih
Seorang anak berusia sekitar lima tahunan membuyarkan lamunan nya dengan manja dia memeluk Dina
“ Bunda kenapa nangis..., aku janji aku ga nakal Bunda,,,”
“ Kamu ga nakal,,,. Bunda juga ga nangis mata Bunda perih mungkin kemasukan debu” Kilah Dina sembari memeluk putri kecilnya,
“ Kamu bau acem kita mandi..., sebentar lagi Ayah pulang,kalo kamu ga mandi....Gimana dong?” Lanjutnya
Sambil tersenyum menggoda pada putrinya
“ Mandi yuu..., bunda, biar Ayah mau meluk Ade”katanya sambil menarik lengan ibunya kekamar mandi,
“ Buka bajunya di kamar mandi cantik..., malu...? ” Tahan Dina saat putrinya membuka pakaian di depan kamar mandi
“ Lupa,,,,. Bunda!!!” Katanya sambil menepuk jidat nya dan berjalan cepat ke jamban
“Ayah bunda tadi nangis, ayah marahin bunda yah..???.”, Tanya Gadis kecil itu saat berada di pelukan ayahnya
Rahman menatap Dina sekilas tapi tajam”, Ayah tidak marah dengan siapapun tidak dengan Bunda atau dengan Ade” katanya menggeleng lembut dan tersenyum
“ Bang.., kamu konfirmasi Kiriman pertemanan Nathan yah...,?” Tanya Dina saat dia Dan Rahman berdua dan Lea putri mereka sudah tidur , Rahman menatap istrinya menyelidik
”,Ada masalah...,” Katanya kemudian
“ Jelas iyya Bang..., Aku sangat membencinya, Kamu menyakitiku Dengan menghadirkannya kembali,” Abang tahu kenapa aku mau akun baru aku mau Benar-benar terputus dari masa lalu, dari Nathan, Saat dia hadir kirimkan pertemanan aku segaja biarkan di hapus tidak, di terima pun tidak... kau benar-benar konjeh Bang,,,!!!! Dina meluapkan marahnya pada rahman suaminya, lelaki yang di temuinya dikereta sepulang dari Surabaya’’’’’ ternyata benar Alloh memberinya pengganti yang jauh lebih baik ‘Rahman tersenyum Dan mencium jemari istrinya
“Maafkan Abang sayang..., Awalnya Abang hanya mau tahu perasaanmu,,, dan sekarang Abang tahu kamu milikku,,,sepenuhnya.... Dina diam membiarkan suaminya menatapnya dengan lembut sambil membelai rambutnya,,
Selesai
ruang kecilku,
16 maret 2017,00,06
Makasih banget udah mampir kemari , pulangnya hati-hati yah,,, see you next time...
Dina memalingkan wajah saat Nathan mendekat,teramat sangat sakit males harus melihat lagi.
“ Ini tidak seperti yang kau lihat,,,, Sayang ” Katanya memelas berusaha membela diri, tapi yang Dina lihat berbeda, bibir Nathan lecet dan menghitam tanda merah di leher membuat Dina faham Nathan melakukan kesalahan terbesar dalam cinta,dan perasaan terhianati itu sangat menyakitkan
“ Tuhan aku sudah di bodohi ,,,” Dina tak sanggup membendung tangisnya, Dina menampar Nathan dengan segenap tenaga yang masih tersisa,
Dan ini dia kisah lengkapnya....
SEPARUH MUSIM DI SURABAYA
Dina terdiam menatap layar kecil di tangannya, sepenggal cerita kembali tergambar jelas dan detail, sangat detail setiap moment semuanya lengkap tersaji seperti dia sedang menyasikan rekaman vidio di chanel youtube, dia menghela nafas. Tak terasa air mata meleleh begitu saja bagai air sungai yang menerjang tanggul dan jebol, tak terbendung. Dina menangis pilu,,, dia kembali merasakan perih itu.Kereta yang ditumpangi Dina sudah sampai di Pasar turi,ketika dia turun sesosok tubuh tinggi besar menghampirinya, senyum Dina merekah, lelaki itu menyalaminya mesra dan mengecup keningnya
“ Sampai juga di Surabaya..., Selamat datang sayang. Terima kasih sudah mau kemari “ Katanya semeringah. Gadis itu hanya tersenyum Fikirannya masih belum terkumpul, Ini mimpi atau nyata. Benarkakah dia telah sampai di Surabaya, Dan mimpi kah dia saat tangannya di genggam Nathan, Lelaki yang sangat ingin dia temui
Nathan terus menggengam jemari Dina berkali –kali dia mengecup kening gadis itu seperti tak peduli kalo tatapan mata. Pejalan kaki lain memperhatikan mereka.” Aku masih berasa mimpi...” Kata Gadis berambut sebahu itu polos ”
“ Kamu tidak sedang bermimpi sayang..., kamu di Surabaya...,” Kata Nathan menatap lurus mata Dina” Kita makan dulu Setelah itu ku antar kamu ke Tiara.” Lanjutnya kemudian mengstater motornya keluar stasiun. Selesai makan dan istirahat sejenak, Seperti janjinya Nathan mengantarnya ke tempat kerja yang telah di siapkan untuk Dina’Tiara handycraft’,
Nathan sepertinya memang sudah sangat akrab dengan Pak Yuda dan Buk Titi. Mereka berbincang seperti orang tua dan anak. Nathan memang pernah bilang kalo Bapak dan Ibu pemilik home industry ini, lebih dekat dengannya lebih dari kedekatannya dengan orang tuanya sendiri
“ Aku pulang..., Nanti ku jenguk kamu setiap minggu..., Atau mungkin lebih sering dari itu, “ Katanya setelah memastikan Dina diterima dan barang bawaannya sudah tersimpan di kamar. Dina menganguk dan wajahnya harus merah padam saat Nathan mengecup keningnya di depan Pak Yuda
“ Ya...kalo lagi pacaran emang gitu,,,”,asem –asem manis...”Sindir Pak Yuda yang dengan terbuka menunjukan ketidak sukaannya pada sikap manis Nathan pada Dina
Dina melabaikan tangan saat pacarnya menoleh sebelum melarikan sepeda motornya kemudian dia masuk ke kamar berniat istirahat
“ Dari cirebon jam berapa Mbak....?” Tanya seorang gadis yang kemudian di kenal Dina dengan nama Ratna
“ Jam 9 malam,,,,.Jadwal sih jam 07 .Tapi ngaret,molor sampe 2 jam “
“ Sudah biasa Mbak apalagi, ini masih arus balik mbak H+10 ” Katanya, Ratna perempuan yang cukup cerdas enak di ajak bicara, dia banyak sekali cerita tentang kota Medan tempat kerjanya sebelum bergabung kemari, Dina bersyukur karena saat dia berada jauh di negeri asing, dia menemukan Ratna,
Ratna juga jeli menelisik hubungan Dina dan Nathan, Semua orang di Tiara tahu, kalau Dina melakukan perjalanan sejauh ini hanya karena Nathan tunangannya, Sebulan di Surabaya manis banget.. Nathan datang setiap hari sabtu, ceritanya ngapelin Dina, dia membawakan sekotak coklat. Kalau tidak dia akan membawa Vineeta
Tapi ada yang mengusik Dina, Pak Yuda dan Bu Titi sepertinya tidak terlalu suka kalo Nathan sedang bersamanya. Ketika Dina membicarakan hal ini pada Ratna, Gadis itu Cuma diam tapi tatapan matanya aneh sekali seperti merasa iba atau merahasiakan sesuatu, tapi Dina mengabaikan semua itu. baginya Nathan sayang padanya itu cukup orang lain bersikap seperti apa peduli amat yang dia mau tahu hanya Nathan kekasihnya
Senin sore buk Titi memanggil Dina,beliau memintanya bergabung dalam pelatihan yang di adakan dinas sosial dan Tiara sebagai tenaga pelatih, Awalnya Dina menolak untuk bergabung, karena dia tak punya kapasitas untuk melatih. Memberi pelatihan oh,,, no,karya kerajinannya saja masih sering tak lulus QUC Buk Titi. Tapi Ibu dan Pak Yuda bilang Dina punya kemampuan bicara, dan itu yang tak dimiliki orang lain, memang sebagai pengelola rumah belajar, untuk anak tk dan Sd.hal cukup mudah untuk bicara di depan orang banyak bagi Dina
Di pelatihan Dina bergabung dengan 3 orang terlatih untuk keterampilan, dan seorang ponakan Pak Yuda bernama Mbak Yolla.Gadis cantik bermata sipit. Dengan kulit putih khas orang tionghoa, Yolla ramah,,,tapi entah lah Dina kembali menemukan sorot mata yang aneh dari Yolla. Dan dina merasa dirinya dinilai dan dihakimi dengan tatapan mata, Ga asik banget deh pokonya merasa jadi terd..akwa,,, tanpa dia tahu kesalahan dia itu apa. Memang selama pelatihan Yolla adalah patner kerja yang baik, tidak ingin menonjolkan diri dan menjatuhkan Dina dimata para peserta pelatihan dan orang-orang dinsos. Tapi entahlah hanya Dina yang bisa merasakan ketidak nyamanan Yolla padanya,
Seminggu sudah pelatihan dilaksanakan, Dina dan Yolla semakin akrab. Mereka berbincang santai, di halaman Tiara. Sampai saat teriakan Agra menghentikan pembicaraan, Agra adalah bocah laki-laki berumur 5 tahun dengan kulit putih pipi cubby yang gemesin banget deh
“ Mbak ...Dina,, kudaku ucul...,” Katanya sambil duduk dipangkuan Dina, Dina menatap Yolla. dia kurang faham dengan perkataan si tampan Agra Prana
“ Kabur...” Bisik Yolla pada dina
“ Dikejar dong tapi jangan sambil teriak-teriak ngejarnya,,,” Kata dina sambil memeluk gemas Agra
“ Kenapa...? ” Tanya Agra cepat, tatapan matanya menatap lurus ke mata Dina
“ Kalo ngejarnya sambil teriak , nanti kudanya makin jauh...” Jelas Dina sabar dan di balas Agra dengan anggukan,
“ Ade sayang..., Mbak Dina...” Kata si kecil sambil mencium pipi Dina
“ Ade ga sayang sama,,,Yolla? ”Tanya Yolla seolah iri dengan kedekatan Agra dan Dina
“ Ga..., Yolla marah sama Ade, padahal Ade sudah minta maaf,,,’ Kata Agra sedih seperti nya dia punya memori sedih tentang Yolla , Yolla diam tak mengatakan apapun, dia seperti nya merasa mati kutu
“ Kamu begitu dekat dengan Agra,,,? ”ko bisa yah..., padahal dia itu ngerepotin banget,,” Ungkap Yolla setelah Agra pergi
“ Aku menyukai Anak-Anak,,,. Dirumah Aku bermain dengan mereka sepanjang hari,,,. Mereka memberantakan kembali rumah, yang baru selesai ku kemasi...Tapi aku menikmatinya, pertanyaan cerewet mereka, tawanya semuanya deh,,,?” Kata Dina sambil menerawang jauh kerumah yang ditinggalkanya, Rumah belajar yang jadi dunianya. Direlakan terbengkalai hanya untuk satu alasan’Nathan’
“ Itu yang tak ku miliki...Dan membuat kamu yang dipilih Nathan ...” Ungkap Yolla mengejutkan sambil berlalu. Sejak saat itu Yolla tak pernah muncul berita yang diterima Dina Yolla pindah kuliah ke Malang tak lagi tinggal di Surabaya
Ketika Dina menceritakan soal Yolla, Ratna menguak fakta mengejutkan, bahwa Pak Yuda pernah berusaha menjodohkan Yolla dengan Nathan, Dina tersentak dia sama sekali tak tahu apa-apa soal ini, perjodohan Nathan dan Yolla. Kenapa Nathan ga pernah cerita. Selama dia tinggal di Surabaya Banyak hal yang mengejutkan memang. Nathan tak semanis di telpon, sikapnya tempramen , teman –teman sering ingatkan Dina untuk membuka mata dan telinga lebar-lebar termasuk Ratna, tapi cinta telah membutan mata dan telinga Dina
Sampai di minggu siang Ratna harus mengejar langkah cepat Dina. Dia juga harus terheran –heran saat dia dan Dina melewati pos satpam perumahan Sidosermo indah, Dina mengacuhkan sapaan Pak Satpam endut yang biasanya nyadain Dina dengan logat bahasa Madura, biasanya Dina sampai terpingkal- pingkal kalo Pak Endut bercerita, Ratna dan Dina memang punya kebiasaan nongrong di pos satpam perumahan selepas kerja, membuang kepenatan sejenak, kerja di home industry yang menjadi rumah sekaligus workshop memang ga asyik,,,. Ga bebas, bebas kerja harus bantuin Eyang siapin makan malam . Eyang sih memang ga minta tapi ya kita ngerti sendiri lah,,,. Padahal kita juga dah cape banget kejar target kerjaan seharian. Jadi kalo lagi pengen mangkir Ratna Dina ngobrol di pos nemenin Pak Satpam jaga
“ Kita mau kemana...? ” Tanya Ratna heran saat Dina naik line (sebutan warga surabaya untuk mobil 3\4)
“ Kenjeran,,,” Jawab Dina tanpa menoleh, Ratna mengurungkan niatnya untuk bertanya. Dia ngeri sendiri melihat raut wajah sahabatnya yang penuh amarah. Dina menunjukan Foto-foto yang ada di handponnya , Ratna terhenyak melihatnya.
“ Untuk apa kamu kesana, Din...? ”
“ Bukti...!!! ” Kata Dina pendek
“ Bukankah ini bukti,,,??” Selidik Ratna dengan cepat sembil mengeser pantatnya mendekat ke Dina karena ada penumpang lain yang naik,
“ Aku harus melihatnya sendiri..., Dengan mataku baru aku akan ambil keputusan” Katanya
Sampai di Kenjeran Dina menghubungi teman yang mengirimi nya pesan gambar, no baru yang tak dia kenal, orang itu mengarahkan Dina kesuatu tempat, Dina mengikuti begitu saja, sementara Ratna membebek di belakangnya berusaha memjejeri langkah cepat Dina, Dina tertegun menyaksikan pemandangan di hadapannya, Tak percaya,,,, tak mau mempercayai pandangannya. Sedih sekali, tapi saat dia ingat bagaimana perjuangannya untuk sampai di kota ini, apa yang dia tinggalkan apa yang telah terabaikan untuk Surabaya, Amarah menguasai hatinya, tubuhnya terasa panas Emosi nya memuncak , Dina melangkah cepat menghampiri tenda kecil itu dimana dia melihat Nathan memeluk perempuan itu mesra, makin dekat darahnya terasa mendidih,,,.
“Jadi ini yang kamu lakukan,,,.” Tanya dina mengusik ketenangan Nathan, lelaki itu terkejut terpana menatap Dina.Segera Dina memalingkan tubuh hendak pergi..., Eunek dia Ngeliat Nathan. Dia sangat berharap dia sedang bermimpi dan akan segera bangun
Dina ingat apa yang dikatakan Nathan,saat membatalkan janji untuk datang tadi pagi,
“ Aku sibuk sayang, Ada order yang harus siap antar malam ini..., maaf ya sayang aku kangen kamu...,muach diakhiri emoticon peluk dan cium ”
Dan dengan kepercayaan penuh Dina membalas “ Iya ga papa...”dina menyematkan emoticon peluk cium juga, meski pun hatinya kecewa setengah mati
Ternyata dia tak sibuk dengan Rakel dan skreen, dia sedang sibuk mengerayangi perempuan lain, dia tak sibuk dengan cat warna-warni , dia hanya sibuk membuat satu warna ,merah bahkan mungkin hampir biru, dia tak tenggelam diantara tumpukan kertas, dia tenggelam dalam pelukan perempuan itu. Dan dia bukan Mbak Yolla,Tangis Dina pecah saat itu perih sekali,,,. Dan dia tak peduli saat Nathan di pukuli seorang lelaki, yang ternyata Pak Dek teman kerja Dina di Tiara ternyata dialah yang memberi tahu Dina keberadaan Nathan di sini sekarang, Pak Dek yang yang sering sekali memperingatkan dina kalo Nathan tidak sebaik yang dia kira
Dina memalingkan wajah saat Nathan mendekat, Teramat sangat sakit males harus melihat lagi.
“ Ini tidak seperti yang kau lihat,,,, Sayang” Katanya memelas berusaha membela diri, tapi yang Dina lihat berbeda, bibir Nathan lecet dan menghitam tanda merah di leher membuat Dina faham Nathan melakukan kesalahan terbesar dalam cinta, dan perasaan terhianati itu sangat menyakitkan
“ Tuhan aku sudah di bodohi ,,,” Dina tak sanggup membendung tangisnya. Dina menampar Nathan dengan segenap tenaga yang masih tersisa, perempuan yang tadi terlena di pelukan Nathan sudah eling dari linglungnya perenpuan itu menghampiri Dina dan adu mulut pun tak dapat terhidarkan ”Kalo kamu mau lelaki bejat ini ambil...!!! kantongin ...!!!. ikat dia baik baik...!!!” Balas Dina tak kalah keras dan nanar, saat perempuan rivalnya mengeluarkan kata – kata kotor untuk Dina, Dina berniat pergi tapi langkahnya tertahan, karena Nathan memegangi tangannya
“ Please...jangan tinggalkan aku hon,,,hon,,, “ Katanya sambil berusaha menarik dina dalam peluknya
“ Lepas tanganku,,, Nathan , apa masih mungkin aku percaya padamu. Malu aku pernah begitu bangga memiliki kamu...sia –sia aku bersabar denganmu,,, kamu jahat bejat...!!!” Tangis Dina pecah lagi, dalam tangis Dina berusaha menghindari Nathan. Dan ku masih bisa mendengar jelas sumpah serapah perempuan sialan yang kini diamankan Pak Dek,,
“ Hon-hon aku inginkan itu dari kamu... ,tapi untuk alasan prinsif itu kamu selalu mengelak....!!!” Bisik Nathan di telinga Dina saat berhasil menguci Dina dalam peluknya, Dinna merasa pelukan Nathan menjadi begitu mengerikan menakutkan seperti singa lapar,, sekuat tenaga dia berusaha melepaskan diri dari Nathan, sementara Ratna dan Pak Dek menjauhkan perempuan’ jablay ‘dari arena
Jadi inilah jawab dari tanya yang selalu mengelilingi hidupnya, kenapa Pak Dek selalu menyuruh nya membuka mata,,,” Kanapa Ratna sering memintanya untuk tidak terlalu percaya pada Nathan. Dan Rian yang merupakan saudara sepupu Nathan, pernah bilang pada Dina kalo Dina memang tidak lebih cantik tapi pasti lebih baik, Rian adalah rekan kerja dina di Tiara,
Ternyata pangeran ‘Wiliam’nya tak seindah yang Dina banggakan Kepercayaannya terluka, hancur bagai kaca yang dibanting,tak ada yang terselamatkan
Tangis kembali menjalari pipi coklat Dina , perih semakin menyayat,
Dan Ratna yang selalu ada memeluknya, untuk menguatkan nya , Di bahu Ratna dia menumpahkan segala tangis yang berusaha di redam nya selama berhari-hari, Dan hari ini Dina tak mampu memendam nya lagi
“ Rat..., aku jelek ya kalo nangis..,? ” Tanya Dina setelah puas membasahi bahu Ratna dengan air mata, dia Cuma menganguk pelan dan berusaha tersenyum. Dina berusaha menghapus air mata di pipinya, padahal Dina belum sanggup menghentikan tangisnya
“ Pak Dek pasti nyariin kamu... Jamaah nya kurang satu...” Kata ratna sembari menghapus air mata sahabatnya dengan punggung tangannya
“ Aku mau rujak cingur...” Kata Dina tanpa memperdulikan apa yang di katakan Ratna temannya, Dina melangkahkan kaki dengan cepat ke pangkalan rujak cingur yang berada tak jauh dari taman tempat mereka berada sekarang. Setelah makan Dina dan Ratna melangkahkan kaki ke mesjid komplek untuk dzuhuran,
Hati Dina yang kecewa seolah melemahkan tubuhnya. Dia terhuyung memasuki masjid, jauh dari barat sampai ke timur, Dia ingin dekat dengan Nathan tunangannya, tapi kenyataannya yang dia dapat bukan Emas tapi batu kali ,,, Naas!!!
Setelah salam dina kembali tersedu diatas sajadah ,mengingat semuanya sedih rasanya. Tanpa Dina sadari seorang Bapak yang tadi sembahyang di depan Dina, sudah ada di sisinya, sekilas dia mengamati wajah Dina lalu berucap sesuatu yang membawa keajaiban untuk Dina, sepertinya dia punya super insting untuk tahu apa yang berkecamuk di hati ,gadis sunda berkulit coklat
“ Allah tidak memberi yang kita mau,,,. Tapi mengirim apa yang kita butuhkan ,,,,Bersabarlah, Nak,,,!” Katanya sebelum mengucap salam dan keluar dari masjid.kalimat yang di ucapkan bapak-bapak setengah baya tadi , seperti mengandung magic untuk Dina. Masuk kedalam hati semakin lama semakin jelas hingga akhirnya saat bertemu Ratna Dina tersenyum lebar, Ratna pun menunjukan ekspresi heran pada perubahan drastis, yang terjadi pada Dina , jangan-jangan kesambet ni anak fikir Ratna
“ Kamu dapat ilham harus kemana untuk dapat cowok baru...,?” Canda Ratna Ringan
Yang jelas kita harus segera kembali kerja sekarang...” Jawab Dina lebih santai dan senyumnya makin manis
“ Kamu ga konslet khan ? ” Ratna makin heran dia menatap dina dengan lekat
“Aku akan pulang ke Cirebon secepatnya...” Kata Dina sambil jalan
“ Diiin...? ”
“ Rat..., Allah sayang padaku, Dia akan kirim seseorang yang terbaik buat aku, meski mungkin dia terlihat tidak begitu memukau seperti Nathan , Tapi mulai sekarang aku akan belajar untuk bilang.” Ya Allah tuhan ku siapapun yang terbaik untukku aku terima...” bukan lagi tuhan aku mau si pulan dan si pulan untuk aku...” Kata Dina mantap “ Aku tak mau lagi mendikte takdir ....Sayang” Lanjutnya dengan senyum cerah
Seminggu setelah itu Dina pulang dari Surabaya, tetap diantar Nathan ke stasiun karena meskipun Dina berkeras menolak Nathan tetap memaksa, Dia berusaha meminta kesempatan kedua pada dina tapi Dina hanya diam sampai saat dina menunjukan notifikasi pemesanan tiket, dari handphonenya pada petugas dina menutup mulutnya rapat
Sebelum Dina memasuki peron pemberangkatan dia menatap Nathan lalu berucap pelan tanpa ekspresi “ Saat aku memasuki kereta , tak ada lagi, kamu dan aku, tak ada lagi kita, kita putus...!!!” Dina menyerahkan cincin tanda cinta dari Nathan dengan cepat dia masuk keruang tunggu dan Nathan teriak teriak minta Maaf, karena petugas KAI khan hanya mengizinkan penumpang yang boleh masuk ruang tunggu
Kurang dari setengah jam kereta datang, dina bergegas masuk mencari bangkunya Begitu dia menempelkan pantatnya perih kambali menghujam hatinya, Dia akan pulang dengan tangan kosong,,, seorang penumpang di hadapannya menatapnya lekat dia meletakan setumpuk novel di meja begitu duduk, roti bantal besar yang akan kenyang dimakan 3 orang sampai jakarta, Tangis Dina terhenti sendiri menjelang tengah malam dia meminjam novel yang tergeletak di meja
“ Bacalah aku sudah selesai yang itu, saat perjalanan dari Pontianak ke Surabaya, dia dalam perjalanan dari pontianak ke Surabaya dengan perjalanan laut lalu dari Surabaya Jakarta naik kereta, pembicaraan berlanjut terus sampai dina sampai di stasiun parujakan, Cirebon ragu –ragu dia menutup bukunya bacaannya tanggung belum selesai
“ Bawalah... anggap saja hadiah kecil dari teman seperjalan” Katanya serius Dina menatap lelaki itu dengan heran’tapi karena dia sudah harus turun Dina hanya bisa mengucap terima kasih
Seorang anak berusia sekitar lima tahunan membuyarkan lamunan nya dengan manja dia memeluk Dina
“ Bunda kenapa nangis..., aku janji aku ga nakal Bunda,,,”
“ Kamu ga nakal,,,. Bunda juga ga nangis mata Bunda perih mungkin kemasukan debu” Kilah Dina sembari memeluk putri kecilnya,
“ Kamu bau acem kita mandi..., sebentar lagi Ayah pulang,kalo kamu ga mandi....Gimana dong?” Lanjutnya
Sambil tersenyum menggoda pada putrinya
“ Mandi yuu..., bunda, biar Ayah mau meluk Ade”katanya sambil menarik lengan ibunya kekamar mandi,
“ Buka bajunya di kamar mandi cantik..., malu...? ” Tahan Dina saat putrinya membuka pakaian di depan kamar mandi
“ Lupa,,,,. Bunda!!!” Katanya sambil menepuk jidat nya dan berjalan cepat ke jamban
“Ayah bunda tadi nangis, ayah marahin bunda yah..???.”, Tanya Gadis kecil itu saat berada di pelukan ayahnya
Rahman menatap Dina sekilas tapi tajam”, Ayah tidak marah dengan siapapun tidak dengan Bunda atau dengan Ade” katanya menggeleng lembut dan tersenyum
“ Bang.., kamu konfirmasi Kiriman pertemanan Nathan yah...,?” Tanya Dina saat dia Dan Rahman berdua dan Lea putri mereka sudah tidur , Rahman menatap istrinya menyelidik
”,Ada masalah...,” Katanya kemudian
“ Jelas iyya Bang..., Aku sangat membencinya, Kamu menyakitiku Dengan menghadirkannya kembali,” Abang tahu kenapa aku mau akun baru aku mau Benar-benar terputus dari masa lalu, dari Nathan, Saat dia hadir kirimkan pertemanan aku segaja biarkan di hapus tidak, di terima pun tidak... kau benar-benar konjeh Bang,,,!!!! Dina meluapkan marahnya pada rahman suaminya, lelaki yang di temuinya dikereta sepulang dari Surabaya’’’’’ ternyata benar Alloh memberinya pengganti yang jauh lebih baik ‘Rahman tersenyum Dan mencium jemari istrinya
“Maafkan Abang sayang..., Awalnya Abang hanya mau tahu perasaanmu,,, dan sekarang Abang tahu kamu milikku,,,sepenuhnya.... Dina diam membiarkan suaminya menatapnya dengan lembut sambil membelai rambutnya,,
Selesai
ruang kecilku,
16 maret 2017,00,06
Makasih banget udah mampir kemari , pulangnya hati-hati yah,,, see you next time...
0 komentar:
Post a Comment
Komentarmu adalah cermin kepribadianmu.terima kasih sudah mengunjungi blog saya