“Ibunda menginginkan kamu belajar untuk menikmati posisimu sebagai seorang putri..., merawat diri... Menyiapkan segalanya untuk menggantikan kedudukan Ayahandamu menjadi papayung negri,,menjadi seorang ratu,,,” Jelas Ibunda sembari menatap lembut wajah anaknya namun tetap penuh wibawa
“ Baik Ibunda,,,.Segala titah Ibunda Nanda simpan sebagai perintah..., Nanda pasti lakukan titah Ibunda....,” Ucap sang anak takjim namun tegas, Ibunya tersenyum senang, demi mendengar kesediaan sang anak. ” Tapi sekarang Nanda pamit Bunda,, Eyang guru memanggil!!!” Lanjutnya sambil mencium punggung tangan sang Ibu dan dalam beberapa kedipan mata dia sudah hilang... tanpa jejak.
Mau tahu lanjutan nya simak bersama dalam cerita piksi yang berlatar abad ke XlV Pasti beda dan menyajikan hal yang unik dan dikemas ciamik...
Bangunan megah dengan tiang-tiang kokoh dari jati gelondongan, dinding berhias relief sasekerta berpadu apik dengan kaligrafi. Juga guci keramik yang menghias setiap sudut ruangan adalah gambaran sempurna Asimilasi budaya, Antara India Cina dan Arab tiga poros yang dianggap kiblat budaya
Adalah sebuah wilayah kerajaan yang mempunyai sebutan Gading Pakuan,,,, kerajaan kecil tatar pasundan ,yang layak mendapat sebutan “Gemah ripah loh jinawi” Tanah subur rakyat makmur karena negara mampu memberi rasa aman untuk setiap warganya
Kerajaan dipimpin seeorang raja bernama Gading Pananggungan,,Dan ratu yang jelita bernama ratu Ayu Sri Ageung Pangasih, sang raja mempunyai tiga orang putri yang mulai beranjak dewasa. Si sulung bernama Nyimas Gading Rahayu, yang kedua bernama Nyimas Gading Pangraket, dan si bungsu bernama Nyimas Gading Panimbang
Ketiga putri itu mempunyai paras rupa yang jelita , juga pamor wibawa yang membuat siapa pun tertunduk tak berani menatap wajah mereka pengaruh sima sang putri raja memang luar biasa. Jangankan beradu tatap hanya menatap langkah kakinya pun jarang yang berani,,, bukan karena mereka begis dan tinggi hati, mereka justru adalah putri yang lembut, tidak menunjukan sikap ojo dumeh, karena Ibunda mereka yang bergelar Ratu Ayu Ageung Pangasih akan membelala kan mata pada anak nya jika mereka menunjukan sikap meremehkan keberadaan orang lain. Ibunda selalu berpesan “ Jadilah kalian putri yang di segani karena keluhuran budi, bukan karna ketinggian hati, jadi kalian akan dihormati karena rasa sayang bukan di hormati karena rasa takut, sayang,,akan hasilkan penjagaan tapi takut akan menimbulkan kebencian yang kelak akan jadi duri untuk keselamatan kalian kelak ”
Sang raja yang tegas dan tidak tebang pilih dalam menjatuhkan hukuman, ,jika ada keluarganya, pejabat kerajaan abdi dalem atau rakyat yang melakukan kesalahan beliau akan bertindak sesuai dengan hukum yang seharusnya, sesuai kitab undang-undang yang telah digariskan lelulur nya secara turun temurun.
Di dampingi sang ratu yang lembut penuh kasih dan pandai mendinginkan situasi, Ratu Ayu adalah juru damai yang sangat piawai, beliau juga mempunyai kemampuan luar biasa dalam melakukan perjajian dagang antara kerajaan dengan pedangang dari Hujarat Cina dan Arab, Sehingga rakyatnya makmur sentosa, tanah subur, perdagangan lancar, dan keamanan yang ayeum tentrem membuahkan kerajaan yang Gemah ripah,repeh rapih.
Perpaduan didikan Raja dan Ratu sempurna mewarnai peragai Putri mereka, Cantik berbudi luhur namun tegas dan teguh pendirian,,, ketegasan yang berbalut kelembutan, jadi di turuti tapi tetap di sayangi bukan ditakuti kemudian di hianati , Itulah 3 putri kerajaan Gading Pakuan yang mempunyai julukan sendiri bagi rakyatnya Si cikal punya julukan kuwung-kuwung Gading Pakuan, putri Gading pangraket di juluki bulan Gading Pakuan, dan si bungsu adalah panon poe Gading Pakuan
Bukan tanpa alasan mereka menjuluki anak-anak keraton dengan sebutan demikian. Julukan itu didasarkan pada karakter mereka, Gading Rahayu memang laksana pelangi perpaduan karakternya indah, dia bisa menjadi seorang putri yang lembut dan manja, di lain hari dia jadi sang petualang, yang tangguh dan berani, Dia sanggup menjadi murid yang taat namun kritis, Diapun di acungi jempol saat harus menjadi kakak yang membimbing dan mengayomi adik dan rakyatnya, sebagai calon ratu Ayah handa memang memberi tanggung jawab yang besar padanya lebih dari yang di bebankan kepada dua adiknya. Gading Pangraket adalah sosok penyayang yang menempatkan kepentingan orang lain diatas kepentingan pribadinya, dia juga piawai mencari penyelesaian atas sebuah pertentangan tanpa meninggalkan luka atau menimbulkan pertikaian baru. Dengan kata lain Gading Pangraket adalah sang juru damai baik. Dia seorang hakim ,mangkanya Ayahanda memberi kepercayaan penuh untuk permasalahan peradilan, Sementara si bungsu adalah si cantik yang pandai menghibur orang, memberi kecerian dan pandai menjadi pembangkit semangat bagi orang-orang yang terpuruk, Maka Gading Panimbang dijuluki matahari karna dia mampu membuat orang kembali memiliki harapan, selayaknya matahari yang tak pernah ingkar selalu membagi adil sinarnya setiap hari
Mata besarnya lincah melirik sekitar seperti elang yang mencari mangsa di malam hari, Dia seolah tak punya rasa risih melakukan perjalanan sendirian menyisir hutan Dia menghentikan kudanya matanya makin lincah menari apa yang di carinya entahlah, hanya dia yang faham,
Gesit dia meloncat dari kudanya lalu mendekat kepohon besar, akar-akar solornya yang sudah menjulur besar dan panjang memberi tahu kita kalo umur pohon itu sudah ‘sepuh’ mungkin seumur dengan kakek buyut Gending Rahayu sendiri, Gending makin memasang mata dan telinga sikap tangan dan kakinya adalah kuda- kuda Siaga
“ Bagus....,Rasamu sudah semakin telik Rahayu, Sekarang ikuti aki ke Tegal Mantri...” Kakek tua berjubah hijau tua dengan ikat kepala putih yang membentuk simpul seperti segitiga di bagian kening ,membuat Rahayu Tersenyum sejurus kemudian dua pendekar berlari sangat cepat , mungkin melebihi kecepatan angin
Sampai ke tempat yang di janjikan Aki Aji Panyipuh memasuki saung bambu Ditepi sebuah sungai, Abdaslah ..., Matahari sudah ada diatas kepala Sebentar kita Sholat setelah itu baru berlatih, Gading rahayu hanya mengangguk dia membersihkan dirinya dengan seksama, Dia ingat wejangan Aki Sempurnanya sholat di awali dengan sempurna nya thoharoh, ”tunggulah...belum masuk waktunya,,,.,” Tahan Aki saat muridnya berniat segera sembahyang,” Aki bukankah kita bisa sholat saat istirahat latihan nanti...,” Rahayu membuka pembicaraan, Aki Aji Panyipuh hanya terkekeh Dia faham murid cantiknya mulai tak sabar,
“ Lakukan yang wajib sebelum yang sunah,,,.”
“ Bukankah belajar juga sebuah kewajiban Aki,,,”
“ Iya Rahayu...., tapi Solat lebih penting dari mencari ilmu, Kau adalah calon Ratu papayung nagri pangolah nagara. Jika ingin mempunyai negri yang diberkahi Peliharalah sholatmu di awal waktu!!! ” maka negri yang kau rajai akan jadi negeri yang diberkahi, jika berkah sang maha Rohman sudah di turunkan pada sebuah negara, maka Nu dipusti ngajadi ...,nu Di angeun-ageun nyata karasa...,Babari kapetik hasilna ka ala buahna,,, Jadi diantara yang penting pilihlah mana yang paling penting, " Ujar Aki panjang lebar Sementara muridnya hanya diam mencatat setiap kata sang guru di sanubarinya. Aki menatap langit sekejap memperhatikan posisi sang Damar Siang, sudah masuk waktu kita sholat duhur, Rahayu menatap langit , matahari sudah tak lagi tepat di atas kepala posisinya sudah bergeser sedikit, Rahayu kembali membuka catatan hatinya dia sangat takut ada gerak gerik sang guru atau kata –kata beliau yang terlupa olehnya
Aki Aji Panyipuh memang tak banyak bicara, beliau hanya mengeluarkan kata-kata bila ada faedahnya, jadi sang murid harus pandai mengambil ilmu dari tingkah laku dan perangai beliau yang layak menjadi tauladan, dalam satu kesempatan beliau pernah berujar, ” Agama adalah pedoman bukan hiasan..., dia harus dilakukan bukan hanya dikatakan, dia menyatu dalam diri kita bukan hanya dipamerkan , ”
Itu yang membuat Rahayu makin teliti menelisik apapun yang dilakukan gurunya, Masalah apa,,, solusi apa...” Menjadikan Rahayu menjadi perempuan yang pandai menutup mulut, tapi membuka lebar mata dan telinganya,
Seusai menghadap sang kuasa, Raja yang singgasananya ada di langit dan di bumi, Yang kuasannya mengendalikan semesta dan seisinya tak ada daun yang jatuh tanpa izinNya Sang guru mulai memberi perintah,
” Meupeut rasa..., Istikomah raga,,, buka kunci diri sebut Asma Allah bersama aliran darahmu... Jangan melakukan apapun sampai ku bagunkan...!!! ”
Setelah itu suasana menjadi senyap. Gemericik air sungai lama –kelamaan semakin menghilang,,,. bersama tubuhnya yang terasa hangat dan sangat ringan, makin ringan Rahayu memasuki dirinya sendiri , makin tengelam –makin kedalam, Dia melihat seorang putri berpakaian putih yang sangat indah dia merasa itulah dirinya,,,Tapi benarkah dirinya karena biarpun dia adalah putri raja dia tak memiliki gaun gilang gemilang seindah itu, bahkan Ibunya yang seorang permaisuri tak memilikinya
Rumah indah penuh dengan lukisan lukisan dari negeri Cina, Dia melihat dirinya menaiki tangga lantai putih bening seperti kaca begitu dia sampai diatas gemericik air di liat jendela taman hijau tergatung begitu memanjakan matanya saat dia memasuki ruangan dia terpana menikmati indahnya, sejuk rasanya
Dia masuki ruangan lain ranjang sangat besar beralas kain halus berhias dari Hujarat, Ada lemari kayu berukir yang sering dia lihat di bawa pedagang arab dan Persia, Tak bisa tidak dia mendekat mengamati ukiran itu , ini bahkan lebih halus dari yang ada di istana, Dia tergoda untuk membuka lemari tersebut Rahayu kembali membelalak tak percaya dengan penglihata nya gaun –gaun indah dan perhiasan yang berkilau sungguh membuat dia enggan mengedipkan mata, Tapi dia harus memalingkan wajah saat tangannya di sentuh lembut
“ Ini semua milik ku,,, kamu menyukainya ,nyimas,,,? ” Ujarnya, sembari tersenyum Rahayu hanya sanggup mengangguk dan menunduk tak mampu membalas tatapannya dengan cepat dia menarik tangannya dan mundur beberapa langkah memasang sikap waspada
” Tak perlu seperti itu Nyimas...” Ucapnya bersahaja senyumnya tak lepas
“ Maaf karena saya lancang masuk kemari,,,” Katanya terbata.
“ Tidak mengapa Nyimas..., milikku adalah milikmu...” Katanya lagi ,Rahayu menatap heran, tapi dia diam,,sebelum dia sanggup membuka mulutnya dia mendengar bacaan yang disebut Aki Aji Panyipuh sebagai Iqomat,,,
“ Maaf saya harus pulang..., Permios... Assalamuallaikum...” Katanya buru-buru
“ Allaikum salam... ”
Setelah mendengar jawaban itu dia mendengar suara Aki menyuruh nya membuka mata, perlahan dia membuka mata dan tersenyum “ Sudah Ashar,,, berdirilah!!!”
Bada Ashar Aki meminta Rahayu menceritakan pengalaman batinnya,Nyimas Gading rahayu menceritakan semua pengalamannya satu demi satu tak satupun terlewat
“ Apa yang ku Alami Aki...” Tanya Gading Rahayu seusai menceritakan semua pengalaman nya “
“ Mecah sukma.... dan mendar sukma..., itu dapat dilakukan dengan keseimbangan Enegi diri yang berasal dari kepasrahan dan kehusuan kau lulus dalam ujian ini, perbaiki dirimu ajari sukmamu,,,”
“ Maksudnya...? ”
“ Mulai sekarang kau harus lebih hati-hati dalam melangkah jika kau ingin pergi , tanyalah, pergi kemana untuk apa apa faedahnya, jika tak ber paedah maka diamlah,,seperti aku pernah menyuruhmu untuk membersihkan mulutmu dari dusta dan kata-kata kotor Agar bisikan hatimu juga jujur dan tidak menyesatkanmu..” Sang guru diam sejenak menatap kepala anak muridnya lantas kembali berujar ” Jadi Ajari sukma mu untuk pergi saat diperlukan saja..., Pulanglah!!!” Ucap sang guru kemudian pendek dan tegas hal itu segera di fahami Gading Rahayu, Putri raja Gading Pakuan itu segera menyatukan dua telapak tangannya di depan dada dan mengucap salam. Setelah mendengar jawaban salam gurunya Gadis itu pergi mengunakan ajian kidang kancana yang sempurna, Hatinya guligah karena dia mulai menapaki ilmu bathin bukan lagi ilmu kanuragan
Dengan latihan dan keiklasan akhirnya Gading Rahayu berhasil menyesaikan olah bathinnya,
Gading Rahayu diam mendengar setiap ucapan Ibunya, di hatinya berkecamuk jawaban apa yang sanggup dia berikan... tak ada yang bisa dia sampaikan alasan apa yang akan ia utarakan sampai saat ini dia tak memilikinya. Atau lebih tepat tak ingin mengutarakannya
“ Kalau kau terus berkeras begini bicaralah dengan Ayahandamu Ibunda tak bisa lagi menolongmu...!!!” Kata-kata terakhir sang Ibu membuat Gading Rahayu tersentak, sebelum Ibunya berlalu dia memeluk kaki ibunya bersuiud memohon ampun “ Ibunya luluh beliau mengusap kepala sang anak dengan lembut
“ Ibu ingin kau belajar menjadi seorang putri, menjadi seorang perempuan bangsawan bersolek mengikuti kegiatan para bangsawan sampai akhirnya kau akan bertemu dengan seseorang pemuda yang layak mendampingimu anakku. Ingat Rahayu umurmu sudah 20 tahun sudah terlalu tua untuk terus melajang”
“ Saya akan bicara dengan ayahanda...,ba’da jumat besok...” Ujar si sulung akhirnya
“ Ibunda harap ibu mendengar berita yang menggembirakan...” Harap Ibu ratu menyiratkan kecemasan Gading Rahayu terdiam dan menggela nafas mendengar perkataan tersebut
Diam di istana dan jadi seorang putri, permintaan yang tidak terlalu berlebihan dari seorang ratu untuk putri mahkota tapi itu amat berat dijalankan oleh Gading Rahayu yang terlanjur jatuh cinta pada nyanyian alam , kicauan burung desau angin gemericik air sungai , semua itu menenangkan hatinya, penyejuk jiwa, saat dia bisa bercengkrama dengan rakyatnya medengar keluh mereka tentang hama padi, harga palawija, dan palakitri yang tak menentu ,Natau hanya melihat si gembala yang memadikan kerbau nya di sore hari sebelum pulang ke kandang
Harus mengikuti tata pergaulan istana yang menurutnya tak berguna. Memenuhi undangan pesta. Bertemu para putri yang hanya tahu cara menghabiskan uang, para pangeran yang hanya mampu memamerkan kemampuan kanuragan dan tenaga dalam, sementara isi bathinnya kosong, mereka congkak hatinya sekeras batu . Tak punya sifat welas asih mengangap rakyat hanya sebagai syarat berdirinya sebuah kerjaan saja, harga mereka hanya sebagai alas kaki
Bada jumat di taman kaputren istana Raja Ratu dan 3 anaknya berkumpul
“ Apa...yang ingin kau katakan pada Ayahanda Rahayu...? ” Tanya Ayahnya tanpa buang waktu
“ Nanda...,bersedia melaksanakan pertemuan dengan para pangeran yang Ayahanda pilih setelah Nanda mendengar perkataan Aki Aji Panyipuh”
“ Baiklah..., suruh pengawal menjemput Eyang...!!! ” Ucap raja kemudian, yang direspon dengan cepat oleh pengawal kepercayaan sang raja segera menjemput Aki Aji Panyipuh di Tegal Panyipuhan, sore sebelum gelap sang pengawal sudah datang membawa pesan dari sepuh linuhung itu bahwa beliau akan datang seusai witir di ba’da isya
Sang guru datang disambut takjim seluruh penghuni keraton, meskipun beliau datang diam- diam, tetap saja kehadirannya menghadirkan hawa sejuk yang berbeda, sehingga inohong karaton yang berilmu mumpuni dapat merasakan kehadirannya dan berusaha menyambut Guru dari para raja dan calon raja itu di tepas karaton
Demi terdakwa nya Gading Rahayu menatap kosong keluar jendela berjumpa dengan para pangeran sesuatu yang amat berat untuknya, Entahlah dari mana dia harus ceritakan Dia sendiri ragu dengan apa yang dilihat dan dirasakan, Nyatakah benarkah atau hanya sebatas mimpi jika yang terlihat dan terasa olehnya belum mampu di raba Pada siapa dia harus bicara Ayahanda hanya akan menganggapnya sebagai orang sakit jiwa
Sampai saat dia dipanggil karena sang guru telah hadir. Dia hanya menggela nafas dan mengikuti pelayan dengan langkah gontai dia menolak saat pelayan memintanya berjalan di muka
Dia menyatukan tangannya di depan dada mengucap salam dan tersenyum ramah untuk sang Guru, Aki Aji Panyipuh mendekat sambil menjawab salam sang murid mengusap rambut sang putri lembut beliau sudah faham beban yang di rasakan muridnya
”,Ikuti hatimu Tapaki setiap jalannya dengan tenang dan sabar... Nikmati perjalanan takdir yang berlaku dalam hidupmu..., Ilmu Allah sangat luas. Dan kadang perjalanannya diluar akal manusia...!!!” Gading Rahayu mengangguk mengerti Setelah kanjeng ratu menceritakan permintaan putri sulungnya Sang Guru dengan tenang berucap
” Jalan kan rencana kalian jika Gading Rahayu menginginkan senyembara tanpa kekerasan undanglah mereka untuk makan di Istana.... barang siapa yang sanggup membuat Gading rahayu tidak beranjak dari tempatnya sampai tamu pamit maka dialah sang juara sanyembara,,,.!!! ”
“ Hanya itu syarat nya...??? ” Tanya sang Raja terheran-heran “ Apa tidak terlalu mudah...?? ”
Aji Panyipuh menyunggingkan senyum Beliau faham apa inti pertanyaan sang raja
" Tentu saja tidak ,,,. Karena para ksatria itu pasti faham arti pertemuan ini bagi mereka, bukan duduk tenang sekedar makan tapi adu pangaweruh . Adu sima dengan putri kalian. Jadi siapa yang sanggup membuat Gading Rahayu menurut.dia adalah lelaki yang akan sanggup bersama nya apapun tantangan nya” Jelas sang sepuh tenang “ Dan kalian semua tak boleh mengganggu atau berkomentar atas apapun yang di perbuat Gading Rahayu selama menghandiri jamuan” Tambahnya.di balas dengan anggukan oleh keluarga raja
“ Jadi kapan kami dapat memulai sayembara...??? ”Tanya sang raja Takjim
“ Seminggu dari sekarang di hari rabu...” Jawab Aji Panyipuh setelah terdiam sejenak
“ Lalu apa yang harus dilakukan oleh putri ku Gading Rahayu..., Aki,? karena saya menginginkan yang terbaik untuk putri saya?” Tanya Ibu Ratu sang guru menatap murid cantiknya Gading Rahayu lalu berujar pelan “ Istiqomah waktu tempat dan raga sebut nama Alloh di pagi dan petang,,, Waktunya sudah diketahui oleh anakmu Karena aku meminta Nyimas Gading Rahayu memelihara amalan tersebut ...?”
“ Kalo saya boleh tahu..., apa faedah menjaga amalan tersebut Aki...? ” Gading Pangraket yang dari tadi diam mendengarkan paguneman tersebut ikut bertanya. Karena dia heran saat kakaknya tak bisa diganggu di pagi dan petang
“ Amalan itu akan menjaga kita dari pengaruh sihir tenung dan ajian pangasihan ...” Jelas Aki sembari tersenyum ramah pada si bijak,, sementara itu sang adik bungsu menganguk mantap lalu membuka mulutnya bertanya
“ Lalu Aki Amalan apa yang harus dilakukan Agar sinar wajah ku makin terpancar ? ”
“ Pelihara wudhu dan perbanyak membaca sholawat nabi niscaya wajah mu akan bagus dan awet muda ”
“ Saya bisa makin cantik, Aki...? ”
“ Bukan makin cantik Tapi air wajah mu akan sangat menyenangkan tak bosan kala dipandang ,”
“ Ridoi saya mengamalkannya Aki....” Ucap si bungsu santun
“ Iya ...Amalkanlah ... ,”
“ Apakah boleh saya membagi amalan ini dengan orang lain...Aki? ”
“ Tentu..., setelah kau bisa istiqomah menjalankannya, dan merasakan manis nya ,manfaatnya,,,. Biasakanlah membicarakan sesuatu yang sudah kalian lakukan dan rasakan jadi pembicaraanya akan berisi bukan hanya pepesan bodong..., Amalan itu dilakukan bukan di bicarakan “ Jelas Aki sebelum pamit permisi pulang ke tegal Panyipuhan
Ibu Ratu Sri Ageung Pangasih sedang bersama 3 putrinya. Menikmati bunga-bunga semerbak , desau angin yang membelai , menerpa wajah cantik mereka
“ Bunda bolehkah..., kami mengetahui sesuatu...?? ” Tanya si bungsu manja
“ Apa itu...? ”
“ Bagaimana Ibunda berjumpa Ayahanda,,,. Apakah melalui sayembara seperti yang akan kita lakukan untuk teteh Gading Rahayu...? ”
“ Iya ... Tentu saja!!! “
“ Jadi Ayahanda Adalah pemenang sayembara...Bunda...? ” Tanya Gading Pangraket ,antusias ,sementara si cikal hanya diam dia seperti sibuk dengan dunianya sendiri
“ Benar...,Ayahanda adalah jawara sayembara...,!!, Ayahmu mengalahkan Ibu dalam berkuda dan keterampilan pedang.
“ Maksudnya , Ibunda sendiri yang jadi jago sayembara...?” Tanya Gading Pangraket lagi kritis
“ Benar,, Ibunda minta pada Rama Prabu untuk menghadapi para peserta sayembara sendiri. Bukan hanya karena Ibu merasa mampu, tapi juga karena Ibu ingin mengenal karakter mereka , karena , dari ayunan pedang, Dari besutan anak panah , lemparan tumbak, atau cara mereka berkuda dan berenang, kita bisa tahu seperti apa lelaki yang kita hadapi, karena itu Ibu memilih untuk menghadapi mereka secara langsung..
“ Teteh,,,? ” Lelaki seperti apa..., yang teteh Idamkan? ” Kejar si bungsu kemudian membuyarkan lamunan Gading Rahayu. Semua pandangan kini tertuju pada Gading Rahayu yang tersenyum malu ketahuan melamun
“ Yang berakal dan berilmu beriman dan Bagus rupa..” Jawabnya singkat Ibunya hanya tersenyum adik adik nya terdiam
“ Apakah kau sudah menemukan cara,, Untuk bertemu dengan pemuda yang mempunyai kesempurnaan yang demikian, tanpa pertumpahan darah seperti yang kau inginkan...? "Tanya Ibunda menyelidik .putri sulungnya hanya menganguk mantap. 2 adik nya berusaha mencari tahu, tapi Gading Rahayu hanya tersenyum dan mengatakan kalo semuanya akan dikatakan di depan Ayahanda
“ Kangkalung jejer saratus Ing dadi pamageur diri panjaga rasa...” Pemuda yang mengetahui maknanya datanglah ke istana” Itulah sanyebaranya Ayahanda, setelah mereka memberi tahu saya makna kata –kata itu baru saya mau berbincang dengan mereka seperti yang di katakan Aki Guru...! ”
“ Baiklah...”
Setelah itu disebarlah pengumuman sayembara keseluruh penjuru negeri . Beritanya membuat Semua pemuda berusaha keras mencari jawaban , ada yang bertanya kepada ahli nujum , ahli bahasa. Bahkan ada yang bersemedi di tempat –tempat keramat mencari wangsit
Keesokan harinya di tepas istana sudah penuh dengan pemuda yang akan mengikuti sayembara mereka datang dari penjuru negeri sampai negeri-negeri tetangga, mereka semua berharap jawaban yang mereka siapkan sesuai dengan jawaban yang diminta putri Gading Rahayu
Tapi tak mudah untuk bertemu sang putri mereka harus mampu melewati 5 lapis penjagaan sebelum bertemu sang primadona Lapis pertama para pemuda harus beradu sima sama ponggawa pinilih, lapis kedua mereka menghadapi tatapan tajam hulu balang, lapis ketiga mereka beradu tatap dengan si bungsu Gading Paninbang ,selanjutnya mereka beradu pengaruh dengan Gading Pangraket, lalu berjumpa dengan kanjeng Ratu Sri Ageung Pangasih ,
Di hari pertama tak ada yang sanggup sampai pada Nyimas Gading Panimbang. Kebayakan mereka kembali pulang saat beradu tatap dengan para hulu balang
Hari kedua ada yang sampai pada Gading panimbang tapi begitu bertatapan dengan si bungsu mereka terjatuh kaki mereka gemetar hebat, jangankan bicara bernafas saja sulit sekali
Hari berikutnya pun sama seperti itu, sampai pada hari ke 15 ada yang sampai pada Gading Rahayu. Ibu Ratu sudah bahagia akhirnya ada pemuda yang mampu bersitatap dengan putrinya tapi baru saja pemuda itu duduk Gading rahayu merasa tubuhnya sangat dingin .hingga di menggigil dan pamit untuk beristirahat
Hari ke 16 ada dua orang pemuda sebrang yang sampai di hadapan gadis sayembara, saat penghadapi pemuda yang pertama sang putri merasa tubuhnya gatal- gatal wajahnya merah padam hingga dia tak bisa meneruskan pembicaraan , menghadapi pemuda yang kedua di hari itu Nyimas Gading Rahayu merasa tubuhnya kepanasan hingga keringat mengucur di keningnya seperti tengah melakkukan perjalanan di tengah hari yang terik, Gading Rahayu beranjak dari tempat duduknya beberapa saat sebelum pemuda itu pamitan
Sang Ratu yang mulai gelisah terdiam menghadapi putrinya yang juga menunduk ,” Saya harus bagaimana Ibunda. Ibunda tentu faham kalau saya tidak pernah akan meninggalkan tamu jika tidak karena keadaan terpaksa,
Sang ibu mengelus kepala putrinya,” Apa kau sakit...? ”
“ Aku baik –baik saja Ibunda...!!” Kilah gadisnya lemah
“ Diamlah biar ku panggilkan tabib ...” Ucap Ibunya sambil memerintah pada pelayan untuk memanggil tabib istana
“ Sebaiknya sayembara di tunda kau kurang sehat...” Ujar Sang Raja Saat menjenguk putri sulungnya
“ Tidak Ayah sayembara tetap berlanjut, aku sehat...” Katanya sambil berusaha bangkit dari tempat tidurnya tapi terhuyung dan jatuh kembali ke ranjang, Adik –adiknya cemas Raja dan Ratu gelisah, pengawal hulu balang dan para pelayan murung
Gading Rahayu diam merasakan tulangnya yang terasa hancur seperti hendak lepas dari tubuhnya. Dia teringat gurunya pada suatu senja sambil menyaksikan burung jalak yang pulang membentuk cakra ” pangartimu belum sempurna kecuali jika kau sudah punya kangkalung jejer saratus pamilang asmana gusti... Atau kau menikahi seorang pemuda yang memiliki pakakas itu dalam dirinya,”
Haruskah aku meninggalkan istana untuk mencari pakakas tersebut yang kata Aki tersimpan di sumur diri yang sangat sulit di temui
Matahari sudah memancarkan sinarnya, melaksanakan mandat sang kuasa sampai akhir usia bumi .Menjadi penanda waktu bagi manusia yang peduli. Dan di hari ke 17 seusai subuh Putri Gading rahayu sudah duduk menunggu peserta sayembara tapi sampai sore tak ada yang sampai pada Ibunya, sampai ba’da ashar seorang pemuda duduk berhadapan dengan Ratu dan kemudian diantar ke hadapan sang putri,
Pemuda itu menunduk takjim di hadapan Gading Rahayu, hanya matanya saja memperhatikan jemari putri lantas melirik wajahnya tersenyum tipis namun kemudian tertunduk lagi
Sang putri dan pemuda itu terlibat pembicaraan seperti yang putri lakukan dengan pemuda lainnya sampai akhirnya sampai pada pembicaraan inti
“ lalu apa jawabamu...” Tanya putri setelah memanggil Ayahandanya untuk mendengarkan jawaban peserta sayembara seperti biasa
“ Kangkalung jejer saratus ing dadi papageur diri panjaga rasa. Adalah ini...” Kata sang pemuda sambil menyerahkan sebuah benda pada sang raja, Sang putri tersenyum melihat benda yang di genggam Ayahandanya
Benda ini adalah cambuk pengingat yang akan membuat pemiliknya mengingat sang pemiliknya, jika seorang hamba senantiasa menyebut nama tuhannya maka darinya akan terjaga dari perbuatan- perbuatan tercela.
“ Kau yakin itu jawaban yang diminta Putriku...” Tanya Raja dengan tatapan tajam
“ Insya Alloh...!!! ”
Raja diam tatapannya kini tertuju pada Gading Rahayu. Sementara yang di tatap hanya tersenyum sampai sang pemuda undur diri Gading Rahayu diam di tempatnya. Mematung seperti batu hanya tatapanya saja mengikuti punggung pemuda itu Saat sang pemuda pamit di gerbang si bungsu sang Raja berteriak
“ Tahan dia..., pemuda itu pemenang sayembara...!!! ”
Si bungsu meloncat bahagia dan menghalangi langkah sang pemuda.” Kau harus kembali menghadap Ayahanda...” Tahannya sopan sembari menyatukan tangannya di depan dada dan mengucap salam
Si pemuda tersenyum lalu menuruti permintaan Gading Paninbang
Pangeran Mustapa Ali dari Bagdad itulah nama yang dia sebut saat ditanya pancakaki, semua tercengang tak terkecuali sang Raja . Apalagi saat Pangeran Mustafa mengatakan bahwa putri Gading Rahayulah yang memintanya datang, saat mereka sama- sama dalam perjalanan gencar sukma. Sementara putri Gading rahayu menjawab malu – malu saat di tanya Adiknya Gading Pangraket perihal ketampanan sang pangeran
Pangeran Mustafa mengutus pengawal nya pulang ke Bagdad untuk menjemput orang tuanya dan melaksanakan pernikahan
Selesai
Ih seneng deh kalo dengerin cerita yang happy ending, semoga membuat kalian yang sudah berkunjung kerumahku terhibur deh... Alhamdulilah kalo bisa jadi iktibar tinggi sekali deh permintaan ku
Leresan 08 meret 2017
Ruangku jam14 57
“ Baik Ibunda,,,.Segala titah Ibunda Nanda simpan sebagai perintah..., Nanda pasti lakukan titah Ibunda....,” Ucap sang anak takjim namun tegas, Ibunya tersenyum senang, demi mendengar kesediaan sang anak. ” Tapi sekarang Nanda pamit Bunda,, Eyang guru memanggil!!!” Lanjutnya sambil mencium punggung tangan sang Ibu dan dalam beberapa kedipan mata dia sudah hilang... tanpa jejak.
Mau tahu lanjutan nya simak bersama dalam cerita piksi yang berlatar abad ke XlV Pasti beda dan menyajikan hal yang unik dan dikemas ciamik...
GAMELAN GADING PAKUAN
I
Bangunan megah dengan tiang-tiang kokoh dari jati gelondongan, dinding berhias relief sasekerta berpadu apik dengan kaligrafi. Juga guci keramik yang menghias setiap sudut ruangan adalah gambaran sempurna Asimilasi budaya, Antara India Cina dan Arab tiga poros yang dianggap kiblat budaya
Adalah sebuah wilayah kerajaan yang mempunyai sebutan Gading Pakuan,,,, kerajaan kecil tatar pasundan ,yang layak mendapat sebutan “Gemah ripah loh jinawi” Tanah subur rakyat makmur karena negara mampu memberi rasa aman untuk setiap warganya
Kerajaan dipimpin seeorang raja bernama Gading Pananggungan,,Dan ratu yang jelita bernama ratu Ayu Sri Ageung Pangasih, sang raja mempunyai tiga orang putri yang mulai beranjak dewasa. Si sulung bernama Nyimas Gading Rahayu, yang kedua bernama Nyimas Gading Pangraket, dan si bungsu bernama Nyimas Gading Panimbang
Ketiga putri itu mempunyai paras rupa yang jelita , juga pamor wibawa yang membuat siapa pun tertunduk tak berani menatap wajah mereka pengaruh sima sang putri raja memang luar biasa. Jangankan beradu tatap hanya menatap langkah kakinya pun jarang yang berani,,, bukan karena mereka begis dan tinggi hati, mereka justru adalah putri yang lembut, tidak menunjukan sikap ojo dumeh, karena Ibunda mereka yang bergelar Ratu Ayu Ageung Pangasih akan membelala kan mata pada anak nya jika mereka menunjukan sikap meremehkan keberadaan orang lain. Ibunda selalu berpesan “ Jadilah kalian putri yang di segani karena keluhuran budi, bukan karna ketinggian hati, jadi kalian akan dihormati karena rasa sayang bukan di hormati karena rasa takut, sayang,,akan hasilkan penjagaan tapi takut akan menimbulkan kebencian yang kelak akan jadi duri untuk keselamatan kalian kelak ”
Sang raja yang tegas dan tidak tebang pilih dalam menjatuhkan hukuman, ,jika ada keluarganya, pejabat kerajaan abdi dalem atau rakyat yang melakukan kesalahan beliau akan bertindak sesuai dengan hukum yang seharusnya, sesuai kitab undang-undang yang telah digariskan lelulur nya secara turun temurun.
Di dampingi sang ratu yang lembut penuh kasih dan pandai mendinginkan situasi, Ratu Ayu adalah juru damai yang sangat piawai, beliau juga mempunyai kemampuan luar biasa dalam melakukan perjajian dagang antara kerajaan dengan pedangang dari Hujarat Cina dan Arab, Sehingga rakyatnya makmur sentosa, tanah subur, perdagangan lancar, dan keamanan yang ayeum tentrem membuahkan kerajaan yang Gemah ripah,repeh rapih.
Perpaduan didikan Raja dan Ratu sempurna mewarnai peragai Putri mereka, Cantik berbudi luhur namun tegas dan teguh pendirian,,, ketegasan yang berbalut kelembutan, jadi di turuti tapi tetap di sayangi bukan ditakuti kemudian di hianati , Itulah 3 putri kerajaan Gading Pakuan yang mempunyai julukan sendiri bagi rakyatnya Si cikal punya julukan kuwung-kuwung Gading Pakuan, putri Gading pangraket di juluki bulan Gading Pakuan, dan si bungsu adalah panon poe Gading Pakuan
Bukan tanpa alasan mereka menjuluki anak-anak keraton dengan sebutan demikian. Julukan itu didasarkan pada karakter mereka, Gading Rahayu memang laksana pelangi perpaduan karakternya indah, dia bisa menjadi seorang putri yang lembut dan manja, di lain hari dia jadi sang petualang, yang tangguh dan berani, Dia sanggup menjadi murid yang taat namun kritis, Diapun di acungi jempol saat harus menjadi kakak yang membimbing dan mengayomi adik dan rakyatnya, sebagai calon ratu Ayah handa memang memberi tanggung jawab yang besar padanya lebih dari yang di bebankan kepada dua adiknya. Gading Pangraket adalah sosok penyayang yang menempatkan kepentingan orang lain diatas kepentingan pribadinya, dia juga piawai mencari penyelesaian atas sebuah pertentangan tanpa meninggalkan luka atau menimbulkan pertikaian baru. Dengan kata lain Gading Pangraket adalah sang juru damai baik. Dia seorang hakim ,mangkanya Ayahanda memberi kepercayaan penuh untuk permasalahan peradilan, Sementara si bungsu adalah si cantik yang pandai menghibur orang, memberi kecerian dan pandai menjadi pembangkit semangat bagi orang-orang yang terpuruk, Maka Gading Panimbang dijuluki matahari karna dia mampu membuat orang kembali memiliki harapan, selayaknya matahari yang tak pernah ingkar selalu membagi adil sinarnya setiap hari
II
Gading Rahayu memacu kencang kudanya melewati hutan lebat, menelusuri jalan setapak, yang berdebu dan berbatu, Rambut panjangnya melambai di belai sang bayu Dia menikmati debu yang menerpa wajahnya. Telinganya senang mendengar bunyi tapok kuda yang bersahutan menghasilkan harmoni alam yang mendamaikan hatinya.Mata besarnya lincah melirik sekitar seperti elang yang mencari mangsa di malam hari, Dia seolah tak punya rasa risih melakukan perjalanan sendirian menyisir hutan Dia menghentikan kudanya matanya makin lincah menari apa yang di carinya entahlah, hanya dia yang faham,
Gesit dia meloncat dari kudanya lalu mendekat kepohon besar, akar-akar solornya yang sudah menjulur besar dan panjang memberi tahu kita kalo umur pohon itu sudah ‘sepuh’ mungkin seumur dengan kakek buyut Gending Rahayu sendiri, Gending makin memasang mata dan telinga sikap tangan dan kakinya adalah kuda- kuda Siaga
“ Bagus....,Rasamu sudah semakin telik Rahayu, Sekarang ikuti aki ke Tegal Mantri...” Kakek tua berjubah hijau tua dengan ikat kepala putih yang membentuk simpul seperti segitiga di bagian kening ,membuat Rahayu Tersenyum sejurus kemudian dua pendekar berlari sangat cepat , mungkin melebihi kecepatan angin
Sampai ke tempat yang di janjikan Aki Aji Panyipuh memasuki saung bambu Ditepi sebuah sungai, Abdaslah ..., Matahari sudah ada diatas kepala Sebentar kita Sholat setelah itu baru berlatih, Gading rahayu hanya mengangguk dia membersihkan dirinya dengan seksama, Dia ingat wejangan Aki Sempurnanya sholat di awali dengan sempurna nya thoharoh, ”tunggulah...belum masuk waktunya,,,.,” Tahan Aki saat muridnya berniat segera sembahyang,” Aki bukankah kita bisa sholat saat istirahat latihan nanti...,” Rahayu membuka pembicaraan, Aki Aji Panyipuh hanya terkekeh Dia faham murid cantiknya mulai tak sabar,
“ Lakukan yang wajib sebelum yang sunah,,,.”
“ Bukankah belajar juga sebuah kewajiban Aki,,,”
“ Iya Rahayu...., tapi Solat lebih penting dari mencari ilmu, Kau adalah calon Ratu papayung nagri pangolah nagara. Jika ingin mempunyai negri yang diberkahi Peliharalah sholatmu di awal waktu!!! ” maka negri yang kau rajai akan jadi negeri yang diberkahi, jika berkah sang maha Rohman sudah di turunkan pada sebuah negara, maka Nu dipusti ngajadi ...,nu Di angeun-ageun nyata karasa...,Babari kapetik hasilna ka ala buahna,,, Jadi diantara yang penting pilihlah mana yang paling penting, " Ujar Aki panjang lebar Sementara muridnya hanya diam mencatat setiap kata sang guru di sanubarinya. Aki menatap langit sekejap memperhatikan posisi sang Damar Siang, sudah masuk waktu kita sholat duhur, Rahayu menatap langit , matahari sudah tak lagi tepat di atas kepala posisinya sudah bergeser sedikit, Rahayu kembali membuka catatan hatinya dia sangat takut ada gerak gerik sang guru atau kata –kata beliau yang terlupa olehnya
Aki Aji Panyipuh memang tak banyak bicara, beliau hanya mengeluarkan kata-kata bila ada faedahnya, jadi sang murid harus pandai mengambil ilmu dari tingkah laku dan perangai beliau yang layak menjadi tauladan, dalam satu kesempatan beliau pernah berujar, ” Agama adalah pedoman bukan hiasan..., dia harus dilakukan bukan hanya dikatakan, dia menyatu dalam diri kita bukan hanya dipamerkan , ”
Itu yang membuat Rahayu makin teliti menelisik apapun yang dilakukan gurunya, Masalah apa,,, solusi apa...” Menjadikan Rahayu menjadi perempuan yang pandai menutup mulut, tapi membuka lebar mata dan telinganya,
Seusai menghadap sang kuasa, Raja yang singgasananya ada di langit dan di bumi, Yang kuasannya mengendalikan semesta dan seisinya tak ada daun yang jatuh tanpa izinNya Sang guru mulai memberi perintah,
” Meupeut rasa..., Istikomah raga,,, buka kunci diri sebut Asma Allah bersama aliran darahmu... Jangan melakukan apapun sampai ku bagunkan...!!! ”
Setelah itu suasana menjadi senyap. Gemericik air sungai lama –kelamaan semakin menghilang,,,. bersama tubuhnya yang terasa hangat dan sangat ringan, makin ringan Rahayu memasuki dirinya sendiri , makin tengelam –makin kedalam, Dia melihat seorang putri berpakaian putih yang sangat indah dia merasa itulah dirinya,,,Tapi benarkah dirinya karena biarpun dia adalah putri raja dia tak memiliki gaun gilang gemilang seindah itu, bahkan Ibunya yang seorang permaisuri tak memilikinya
Rumah indah penuh dengan lukisan lukisan dari negeri Cina, Dia melihat dirinya menaiki tangga lantai putih bening seperti kaca begitu dia sampai diatas gemericik air di liat jendela taman hijau tergatung begitu memanjakan matanya saat dia memasuki ruangan dia terpana menikmati indahnya, sejuk rasanya
Dia masuki ruangan lain ranjang sangat besar beralas kain halus berhias dari Hujarat, Ada lemari kayu berukir yang sering dia lihat di bawa pedagang arab dan Persia, Tak bisa tidak dia mendekat mengamati ukiran itu , ini bahkan lebih halus dari yang ada di istana, Dia tergoda untuk membuka lemari tersebut Rahayu kembali membelalak tak percaya dengan penglihata nya gaun –gaun indah dan perhiasan yang berkilau sungguh membuat dia enggan mengedipkan mata, Tapi dia harus memalingkan wajah saat tangannya di sentuh lembut
“ Ini semua milik ku,,, kamu menyukainya ,nyimas,,,? ” Ujarnya, sembari tersenyum Rahayu hanya sanggup mengangguk dan menunduk tak mampu membalas tatapannya dengan cepat dia menarik tangannya dan mundur beberapa langkah memasang sikap waspada
” Tak perlu seperti itu Nyimas...” Ucapnya bersahaja senyumnya tak lepas
“ Maaf karena saya lancang masuk kemari,,,” Katanya terbata.
“ Tidak mengapa Nyimas..., milikku adalah milikmu...” Katanya lagi ,Rahayu menatap heran, tapi dia diam,,sebelum dia sanggup membuka mulutnya dia mendengar bacaan yang disebut Aki Aji Panyipuh sebagai Iqomat,,,
“ Maaf saya harus pulang..., Permios... Assalamuallaikum...” Katanya buru-buru
“ Allaikum salam... ”
Setelah mendengar jawaban itu dia mendengar suara Aki menyuruh nya membuka mata, perlahan dia membuka mata dan tersenyum “ Sudah Ashar,,, berdirilah!!!”
Bada Ashar Aki meminta Rahayu menceritakan pengalaman batinnya,Nyimas Gading rahayu menceritakan semua pengalamannya satu demi satu tak satupun terlewat
“ Apa yang ku Alami Aki...” Tanya Gading Rahayu seusai menceritakan semua pengalaman nya “
“ Mecah sukma.... dan mendar sukma..., itu dapat dilakukan dengan keseimbangan Enegi diri yang berasal dari kepasrahan dan kehusuan kau lulus dalam ujian ini, perbaiki dirimu ajari sukmamu,,,”
“ Maksudnya...? ”
“ Mulai sekarang kau harus lebih hati-hati dalam melangkah jika kau ingin pergi , tanyalah, pergi kemana untuk apa apa faedahnya, jika tak ber paedah maka diamlah,,seperti aku pernah menyuruhmu untuk membersihkan mulutmu dari dusta dan kata-kata kotor Agar bisikan hatimu juga jujur dan tidak menyesatkanmu..” Sang guru diam sejenak menatap kepala anak muridnya lantas kembali berujar ” Jadi Ajari sukma mu untuk pergi saat diperlukan saja..., Pulanglah!!!” Ucap sang guru kemudian pendek dan tegas hal itu segera di fahami Gading Rahayu, Putri raja Gading Pakuan itu segera menyatukan dua telapak tangannya di depan dada dan mengucap salam. Setelah mendengar jawaban salam gurunya Gadis itu pergi mengunakan ajian kidang kancana yang sempurna, Hatinya guligah karena dia mulai menapaki ilmu bathin bukan lagi ilmu kanuragan
Dengan latihan dan keiklasan akhirnya Gading Rahayu berhasil menyesaikan olah bathinnya,
III
Gading Rahayu diam mendengar setiap ucapan Ibunya, di hatinya berkecamuk jawaban apa yang sanggup dia berikan... tak ada yang bisa dia sampaikan alasan apa yang akan ia utarakan sampai saat ini dia tak memilikinya. Atau lebih tepat tak ingin mengutarakannya
“ Kalau kau terus berkeras begini bicaralah dengan Ayahandamu Ibunda tak bisa lagi menolongmu...!!!” Kata-kata terakhir sang Ibu membuat Gading Rahayu tersentak, sebelum Ibunya berlalu dia memeluk kaki ibunya bersuiud memohon ampun “ Ibunya luluh beliau mengusap kepala sang anak dengan lembut
“ Ibu ingin kau belajar menjadi seorang putri, menjadi seorang perempuan bangsawan bersolek mengikuti kegiatan para bangsawan sampai akhirnya kau akan bertemu dengan seseorang pemuda yang layak mendampingimu anakku. Ingat Rahayu umurmu sudah 20 tahun sudah terlalu tua untuk terus melajang”
“ Saya akan bicara dengan ayahanda...,ba’da jumat besok...” Ujar si sulung akhirnya
“ Ibunda harap ibu mendengar berita yang menggembirakan...” Harap Ibu ratu menyiratkan kecemasan Gading Rahayu terdiam dan menggela nafas mendengar perkataan tersebut
Diam di istana dan jadi seorang putri, permintaan yang tidak terlalu berlebihan dari seorang ratu untuk putri mahkota tapi itu amat berat dijalankan oleh Gading Rahayu yang terlanjur jatuh cinta pada nyanyian alam , kicauan burung desau angin gemericik air sungai , semua itu menenangkan hatinya, penyejuk jiwa, saat dia bisa bercengkrama dengan rakyatnya medengar keluh mereka tentang hama padi, harga palawija, dan palakitri yang tak menentu ,Natau hanya melihat si gembala yang memadikan kerbau nya di sore hari sebelum pulang ke kandang
Harus mengikuti tata pergaulan istana yang menurutnya tak berguna. Memenuhi undangan pesta. Bertemu para putri yang hanya tahu cara menghabiskan uang, para pangeran yang hanya mampu memamerkan kemampuan kanuragan dan tenaga dalam, sementara isi bathinnya kosong, mereka congkak hatinya sekeras batu . Tak punya sifat welas asih mengangap rakyat hanya sebagai syarat berdirinya sebuah kerjaan saja, harga mereka hanya sebagai alas kaki
Bada jumat di taman kaputren istana Raja Ratu dan 3 anaknya berkumpul
“ Apa...yang ingin kau katakan pada Ayahanda Rahayu...? ” Tanya Ayahnya tanpa buang waktu
“ Nanda...,bersedia melaksanakan pertemuan dengan para pangeran yang Ayahanda pilih setelah Nanda mendengar perkataan Aki Aji Panyipuh”
“ Baiklah..., suruh pengawal menjemput Eyang...!!! ” Ucap raja kemudian, yang direspon dengan cepat oleh pengawal kepercayaan sang raja segera menjemput Aki Aji Panyipuh di Tegal Panyipuhan, sore sebelum gelap sang pengawal sudah datang membawa pesan dari sepuh linuhung itu bahwa beliau akan datang seusai witir di ba’da isya
Sang guru datang disambut takjim seluruh penghuni keraton, meskipun beliau datang diam- diam, tetap saja kehadirannya menghadirkan hawa sejuk yang berbeda, sehingga inohong karaton yang berilmu mumpuni dapat merasakan kehadirannya dan berusaha menyambut Guru dari para raja dan calon raja itu di tepas karaton
Demi terdakwa nya Gading Rahayu menatap kosong keluar jendela berjumpa dengan para pangeran sesuatu yang amat berat untuknya, Entahlah dari mana dia harus ceritakan Dia sendiri ragu dengan apa yang dilihat dan dirasakan, Nyatakah benarkah atau hanya sebatas mimpi jika yang terlihat dan terasa olehnya belum mampu di raba Pada siapa dia harus bicara Ayahanda hanya akan menganggapnya sebagai orang sakit jiwa
Sampai saat dia dipanggil karena sang guru telah hadir. Dia hanya menggela nafas dan mengikuti pelayan dengan langkah gontai dia menolak saat pelayan memintanya berjalan di muka
Dia menyatukan tangannya di depan dada mengucap salam dan tersenyum ramah untuk sang Guru, Aki Aji Panyipuh mendekat sambil menjawab salam sang murid mengusap rambut sang putri lembut beliau sudah faham beban yang di rasakan muridnya
”,Ikuti hatimu Tapaki setiap jalannya dengan tenang dan sabar... Nikmati perjalanan takdir yang berlaku dalam hidupmu..., Ilmu Allah sangat luas. Dan kadang perjalanannya diluar akal manusia...!!!” Gading Rahayu mengangguk mengerti Setelah kanjeng ratu menceritakan permintaan putri sulungnya Sang Guru dengan tenang berucap
” Jalan kan rencana kalian jika Gading Rahayu menginginkan senyembara tanpa kekerasan undanglah mereka untuk makan di Istana.... barang siapa yang sanggup membuat Gading rahayu tidak beranjak dari tempatnya sampai tamu pamit maka dialah sang juara sanyembara,,,.!!! ”
“ Hanya itu syarat nya...??? ” Tanya sang Raja terheran-heran “ Apa tidak terlalu mudah...?? ”
Aji Panyipuh menyunggingkan senyum Beliau faham apa inti pertanyaan sang raja
" Tentu saja tidak ,,,. Karena para ksatria itu pasti faham arti pertemuan ini bagi mereka, bukan duduk tenang sekedar makan tapi adu pangaweruh . Adu sima dengan putri kalian. Jadi siapa yang sanggup membuat Gading Rahayu menurut.dia adalah lelaki yang akan sanggup bersama nya apapun tantangan nya” Jelas sang sepuh tenang “ Dan kalian semua tak boleh mengganggu atau berkomentar atas apapun yang di perbuat Gading Rahayu selama menghandiri jamuan” Tambahnya.di balas dengan anggukan oleh keluarga raja
“ Jadi kapan kami dapat memulai sayembara...??? ”Tanya sang raja Takjim
“ Seminggu dari sekarang di hari rabu...” Jawab Aji Panyipuh setelah terdiam sejenak
“ Lalu apa yang harus dilakukan oleh putri ku Gading Rahayu..., Aki,? karena saya menginginkan yang terbaik untuk putri saya?” Tanya Ibu Ratu sang guru menatap murid cantiknya Gading Rahayu lalu berujar pelan “ Istiqomah waktu tempat dan raga sebut nama Alloh di pagi dan petang,,, Waktunya sudah diketahui oleh anakmu Karena aku meminta Nyimas Gading Rahayu memelihara amalan tersebut ...?”
“ Kalo saya boleh tahu..., apa faedah menjaga amalan tersebut Aki...? ” Gading Pangraket yang dari tadi diam mendengarkan paguneman tersebut ikut bertanya. Karena dia heran saat kakaknya tak bisa diganggu di pagi dan petang
“ Amalan itu akan menjaga kita dari pengaruh sihir tenung dan ajian pangasihan ...” Jelas Aki sembari tersenyum ramah pada si bijak,, sementara itu sang adik bungsu menganguk mantap lalu membuka mulutnya bertanya
“ Lalu Aki Amalan apa yang harus dilakukan Agar sinar wajah ku makin terpancar ? ”
“ Pelihara wudhu dan perbanyak membaca sholawat nabi niscaya wajah mu akan bagus dan awet muda ”
“ Saya bisa makin cantik, Aki...? ”
“ Bukan makin cantik Tapi air wajah mu akan sangat menyenangkan tak bosan kala dipandang ,”
“ Ridoi saya mengamalkannya Aki....” Ucap si bungsu santun
“ Iya ...Amalkanlah ... ,”
“ Apakah boleh saya membagi amalan ini dengan orang lain...Aki? ”
“ Tentu..., setelah kau bisa istiqomah menjalankannya, dan merasakan manis nya ,manfaatnya,,,. Biasakanlah membicarakan sesuatu yang sudah kalian lakukan dan rasakan jadi pembicaraanya akan berisi bukan hanya pepesan bodong..., Amalan itu dilakukan bukan di bicarakan “ Jelas Aki sebelum pamit permisi pulang ke tegal Panyipuhan
lV .
Ibu Ratu Sri Ageung Pangasih sedang bersama 3 putrinya. Menikmati bunga-bunga semerbak , desau angin yang membelai , menerpa wajah cantik mereka
“ Bunda bolehkah..., kami mengetahui sesuatu...?? ” Tanya si bungsu manja
“ Apa itu...? ”
“ Bagaimana Ibunda berjumpa Ayahanda,,,. Apakah melalui sayembara seperti yang akan kita lakukan untuk teteh Gading Rahayu...? ”
“ Iya ... Tentu saja!!! “
“ Jadi Ayahanda Adalah pemenang sayembara...Bunda...? ” Tanya Gading Pangraket ,antusias ,sementara si cikal hanya diam dia seperti sibuk dengan dunianya sendiri
“ Benar...,Ayahanda adalah jawara sayembara...,!!, Ayahmu mengalahkan Ibu dalam berkuda dan keterampilan pedang.
“ Maksudnya , Ibunda sendiri yang jadi jago sayembara...?” Tanya Gading Pangraket lagi kritis
“ Benar,, Ibunda minta pada Rama Prabu untuk menghadapi para peserta sayembara sendiri. Bukan hanya karena Ibu merasa mampu, tapi juga karena Ibu ingin mengenal karakter mereka , karena , dari ayunan pedang, Dari besutan anak panah , lemparan tumbak, atau cara mereka berkuda dan berenang, kita bisa tahu seperti apa lelaki yang kita hadapi, karena itu Ibu memilih untuk menghadapi mereka secara langsung..
“ Teteh,,,? ” Lelaki seperti apa..., yang teteh Idamkan? ” Kejar si bungsu kemudian membuyarkan lamunan Gading Rahayu. Semua pandangan kini tertuju pada Gading Rahayu yang tersenyum malu ketahuan melamun
“ Yang berakal dan berilmu beriman dan Bagus rupa..” Jawabnya singkat Ibunya hanya tersenyum adik adik nya terdiam
“ Apakah kau sudah menemukan cara,, Untuk bertemu dengan pemuda yang mempunyai kesempurnaan yang demikian, tanpa pertumpahan darah seperti yang kau inginkan...? "Tanya Ibunda menyelidik .putri sulungnya hanya menganguk mantap. 2 adik nya berusaha mencari tahu, tapi Gading Rahayu hanya tersenyum dan mengatakan kalo semuanya akan dikatakan di depan Ayahanda
“ Kangkalung jejer saratus Ing dadi pamageur diri panjaga rasa...” Pemuda yang mengetahui maknanya datanglah ke istana” Itulah sanyebaranya Ayahanda, setelah mereka memberi tahu saya makna kata –kata itu baru saya mau berbincang dengan mereka seperti yang di katakan Aki Guru...! ”
“ Baiklah...”
Setelah itu disebarlah pengumuman sayembara keseluruh penjuru negeri . Beritanya membuat Semua pemuda berusaha keras mencari jawaban , ada yang bertanya kepada ahli nujum , ahli bahasa. Bahkan ada yang bersemedi di tempat –tempat keramat mencari wangsit
Keesokan harinya di tepas istana sudah penuh dengan pemuda yang akan mengikuti sayembara mereka datang dari penjuru negeri sampai negeri-negeri tetangga, mereka semua berharap jawaban yang mereka siapkan sesuai dengan jawaban yang diminta putri Gading Rahayu
Tapi tak mudah untuk bertemu sang putri mereka harus mampu melewati 5 lapis penjagaan sebelum bertemu sang primadona Lapis pertama para pemuda harus beradu sima sama ponggawa pinilih, lapis kedua mereka menghadapi tatapan tajam hulu balang, lapis ketiga mereka beradu tatap dengan si bungsu Gading Paninbang ,selanjutnya mereka beradu pengaruh dengan Gading Pangraket, lalu berjumpa dengan kanjeng Ratu Sri Ageung Pangasih ,
Di hari pertama tak ada yang sanggup sampai pada Nyimas Gading Panimbang. Kebayakan mereka kembali pulang saat beradu tatap dengan para hulu balang
Hari kedua ada yang sampai pada Gading panimbang tapi begitu bertatapan dengan si bungsu mereka terjatuh kaki mereka gemetar hebat, jangankan bicara bernafas saja sulit sekali
Hari berikutnya pun sama seperti itu, sampai pada hari ke 15 ada yang sampai pada Gading Rahayu. Ibu Ratu sudah bahagia akhirnya ada pemuda yang mampu bersitatap dengan putrinya tapi baru saja pemuda itu duduk Gading rahayu merasa tubuhnya sangat dingin .hingga di menggigil dan pamit untuk beristirahat
Hari ke 16 ada dua orang pemuda sebrang yang sampai di hadapan gadis sayembara, saat penghadapi pemuda yang pertama sang putri merasa tubuhnya gatal- gatal wajahnya merah padam hingga dia tak bisa meneruskan pembicaraan , menghadapi pemuda yang kedua di hari itu Nyimas Gading Rahayu merasa tubuhnya kepanasan hingga keringat mengucur di keningnya seperti tengah melakkukan perjalanan di tengah hari yang terik, Gading Rahayu beranjak dari tempat duduknya beberapa saat sebelum pemuda itu pamitan
Sang Ratu yang mulai gelisah terdiam menghadapi putrinya yang juga menunduk ,” Saya harus bagaimana Ibunda. Ibunda tentu faham kalau saya tidak pernah akan meninggalkan tamu jika tidak karena keadaan terpaksa,
Sang ibu mengelus kepala putrinya,” Apa kau sakit...? ”
“ Aku baik –baik saja Ibunda...!!” Kilah gadisnya lemah
“ Diamlah biar ku panggilkan tabib ...” Ucap Ibunya sambil memerintah pada pelayan untuk memanggil tabib istana
“ Sebaiknya sayembara di tunda kau kurang sehat...” Ujar Sang Raja Saat menjenguk putri sulungnya
“ Tidak Ayah sayembara tetap berlanjut, aku sehat...” Katanya sambil berusaha bangkit dari tempat tidurnya tapi terhuyung dan jatuh kembali ke ranjang, Adik –adiknya cemas Raja dan Ratu gelisah, pengawal hulu balang dan para pelayan murung
Gading Rahayu diam merasakan tulangnya yang terasa hancur seperti hendak lepas dari tubuhnya. Dia teringat gurunya pada suatu senja sambil menyaksikan burung jalak yang pulang membentuk cakra ” pangartimu belum sempurna kecuali jika kau sudah punya kangkalung jejer saratus pamilang asmana gusti... Atau kau menikahi seorang pemuda yang memiliki pakakas itu dalam dirinya,”
Haruskah aku meninggalkan istana untuk mencari pakakas tersebut yang kata Aki tersimpan di sumur diri yang sangat sulit di temui
Matahari sudah memancarkan sinarnya, melaksanakan mandat sang kuasa sampai akhir usia bumi .Menjadi penanda waktu bagi manusia yang peduli. Dan di hari ke 17 seusai subuh Putri Gading rahayu sudah duduk menunggu peserta sayembara tapi sampai sore tak ada yang sampai pada Ibunya, sampai ba’da ashar seorang pemuda duduk berhadapan dengan Ratu dan kemudian diantar ke hadapan sang putri,
Pemuda itu menunduk takjim di hadapan Gading Rahayu, hanya matanya saja memperhatikan jemari putri lantas melirik wajahnya tersenyum tipis namun kemudian tertunduk lagi
Sang putri dan pemuda itu terlibat pembicaraan seperti yang putri lakukan dengan pemuda lainnya sampai akhirnya sampai pada pembicaraan inti
“ lalu apa jawabamu...” Tanya putri setelah memanggil Ayahandanya untuk mendengarkan jawaban peserta sayembara seperti biasa
“ Kangkalung jejer saratus ing dadi papageur diri panjaga rasa. Adalah ini...” Kata sang pemuda sambil menyerahkan sebuah benda pada sang raja, Sang putri tersenyum melihat benda yang di genggam Ayahandanya
Benda ini adalah cambuk pengingat yang akan membuat pemiliknya mengingat sang pemiliknya, jika seorang hamba senantiasa menyebut nama tuhannya maka darinya akan terjaga dari perbuatan- perbuatan tercela.
“ Kau yakin itu jawaban yang diminta Putriku...” Tanya Raja dengan tatapan tajam
“ Insya Alloh...!!! ”
Raja diam tatapannya kini tertuju pada Gading Rahayu. Sementara yang di tatap hanya tersenyum sampai sang pemuda undur diri Gading Rahayu diam di tempatnya. Mematung seperti batu hanya tatapanya saja mengikuti punggung pemuda itu Saat sang pemuda pamit di gerbang si bungsu sang Raja berteriak
“ Tahan dia..., pemuda itu pemenang sayembara...!!! ”
Si bungsu meloncat bahagia dan menghalangi langkah sang pemuda.” Kau harus kembali menghadap Ayahanda...” Tahannya sopan sembari menyatukan tangannya di depan dada dan mengucap salam
Si pemuda tersenyum lalu menuruti permintaan Gading Paninbang
Pangeran Mustapa Ali dari Bagdad itulah nama yang dia sebut saat ditanya pancakaki, semua tercengang tak terkecuali sang Raja . Apalagi saat Pangeran Mustafa mengatakan bahwa putri Gading Rahayulah yang memintanya datang, saat mereka sama- sama dalam perjalanan gencar sukma. Sementara putri Gading rahayu menjawab malu – malu saat di tanya Adiknya Gading Pangraket perihal ketampanan sang pangeran
Pangeran Mustafa mengutus pengawal nya pulang ke Bagdad untuk menjemput orang tuanya dan melaksanakan pernikahan
Selesai
Ih seneng deh kalo dengerin cerita yang happy ending, semoga membuat kalian yang sudah berkunjung kerumahku terhibur deh... Alhamdulilah kalo bisa jadi iktibar tinggi sekali deh permintaan ku
Leresan 08 meret 2017
Ruangku jam14 57
i like this story
ReplyDeletethanks...
ReplyDeleteGood story :)
ReplyDeleteso thanks venitanf
Delete