Saat sudah tak ada lagi harapan, dokter bilang tinggal keajaiban saja yang di harapkan,,, kiamat rasanya,,, seorang Ayah justru mendapat cara untuk membeli keajaiban tersebut... Gimana caranya Mas Yul akan menceritakan untuk kita..., Silahkan di simak sendiri deh.
Nadia gadis kecil yang lebih suka main bola daripada main boneka, yang melompat kegirangan saat ku ajak kelapangan main layangan ketimbang ikut bundanya berbelanja.Nadya adalah pelipur lara pengusir sepi diantara kami aku menanti kehadirannya sepuluh tahun, istriku bahkan sudah menyuruh ku mencari istri lagi untuk ber poligami, dan sekarang Nadiaku kritis, gadis tomboy ku tak berdaya, Anakku yang lincah dengan jurus- jurus karate yang dia pelajari ..., yang sebelum tidur mengajak ku adu panco, Isteriku yang harus teriak-teriak setiap pagi karena Nadya lebih suka berlari daripada diantar supir ke sekolah jarak rumah ke sekolah memang tak jauh, hanya ada di sudut komplek, tapi kasih sayang yang berlebih membuat kami terkesan’ wah...’ memperlakukan anak itu
Kiamat rasanya saat dokter memponis Nadya terkena demam berdarah, sebenarnya aku dan istriku sudah membujuknya ke dokter, tapi dia selalu bisa menyakinkan kami bahwa dia baik-baik aza. Nadya ku memang paling alergi kalo bicara soal dokter, si tomboy ku emang unik dia tak takut pada binatang apapun,tapi dia pobia jarum suntik,,,. hanya dua hari yang lalu , aku tak bisa mengalah lagi pada sikap keras kepala Nadya, kerena sakitnya semakin parah.
Ku fikir hanya DBD tak’kan apa-apa. Tapi dokter bilang trombosit Nadya semakin menurun dan kritis, Hanya keajaiban yang kita harapkan..., Isteriku sudah berkali-kali jatuh pingsan. Dalam kepiluan yang meraja... kulangkahkan kaki ke Apotek. Namun sang Apoteker bilang persediaan obat yang tertulis di resep habis jadi aku harus menebusnya di luar. Tangis ku meledak di sana tak kuat rasanya. Ketika ku angkat wajah ku , mataku tertumpu di mushola yang kecil di depan kamar mandi
”Sholat...,???” ku lirik arloji ku,jam 9 20’aku mengerutkan dahi ku tatap sosok tubuh yang melakukan sholat, Sholat apa fikirku...
Reflek yang juga tak mampu ku kendalikan dengan nalar membawaku mendekat pada lelaki yang sebaya dengan Ayahku. Kutatap setiap gerakannya dengan seksama... lalu ku lihat lagi arlojiku pertanyaan yang sama di Fikiranku ,,, Sholat apa,,,,???”
Setahu ku tak ada sholat yang dilakukan jam segini,,,. subuh ,dzuhur. asyar magrib dan isya tak dilakuakn sekarang... Yulyanto kau memang terlalu bodoh soal agama,,,, Aku menghujat diriku sendiri. Lima waktu saja entah berapa bulan yang lalu terakhir dia lakukan, Atau kalo mau jujur entah berapa tahun yang lalu ya ampun ya Alloh tuhan...,
Entah perasaan ini datang dari mana aku tak mengerti, tiba –tiba ada yang bergetar di sini di dadaku..., perasaan yang terus mendesak hingga Nafas ku sesak ,dan aku tersungkur dalam tangis yang parih...,amat perih,,,!!!
Aku telah melupakan amanat Ibu sebelum aku pindah ke Semarang saat aku bersimpuh dipangkuannya untuk berpamitan. ” Jaga dirimu dan keluargamu ... peliharalah sholatmu...nak!!! ”Ungkap Ibu saat itu sembari mengusap rambutku, Dan tetesan air matanya membasahi kepalaku, sekarang setelah dua tahun Ibu ada di haribaannya, tak ada lagi yang mengingatkan ku, sementara Istriku bukanlah perempuan yang faham agama. Istriku cenderung memandang segalanya secara materi sholat....,no 18....!!!”
Mau duha Mas...,??? ”Tanya bapak yang ada di sampingku, aku menggeleng ragu.
“ Saat tak ada lagi yang mampu meringankan beban mu, maka datangilah tuhanmu....
“Caranya...?” Tanyaku setengah bergumam
“Sholat lah...,adukan semuanya pada Allah”
“Sholat apa...?”kerutan dahiku semakin nyata
“Sholat duha...”balasnya ringan
Diapun berbicara banyak soal Sholat dhuha, seperti cahaya putih yang muncul diantara hitam yang pekat. Kulakukan sholat dhuha hanya seadanya.Tapi Pak Atmo bertutur padaku” Biarkan Alloh yang menyempurnakan pahalanya karena aku mau melakukannya.
Setelah dhuha 4 rakaat , aku pergi menebus obat ke apotek luar rumah sakit. Dan kala kembali ke ruangan rawat Nadya Aku tak percaya dengan kabar yang dikatakan dokter bahwa masa kritis Nadya sudah lewat 5 hari setelah itu Nadya pulang.
Begitulah ceritanya kenapa sampai sekarang kujaga duha ku jam setengah sepuluh pagi, Alloh memberikan keajaiban pada Nadya setelah ku laksanakan sholat dhuha ,Sekarang Nadya sudah kelas 9, hidayah itu datang saat Nadya duduk di kelas 4,i steriku juga menjadi penjaga dhuha sekarang Isteriku juga mengganti Nama Nadya menjadi Nadya dhuha yulyanto, Awalnya Nama putri ku adalah Nadya putri yulyanto the end
Memang banyak cara untuk membeli ridho Allah,,, pilihlah yang kita sukai Allah itu maha penyayang, Dia tidak akan melewatkan satu amal pun walau sebesar biji jarak... semoga bermanfaat,,,, sering- sering maen yaaa,,,, mulailah kebaikan saat ini juga,,,,,, see U
NADYA PUTRI YULYANTO
Suasana semakin mencekam, saat hujan semakin membesar, kilat menyambar petir menggelegar dan langit rasanya runtuh dikepalaku kala dokter mengatakan bahwa hanya keajaiban yang dapat menyelamatkat Nadya ,,,. kakiku lemas ,tak mampu lagi aku berdiri ,bersama kilatan petir aku terduduk lesu sambil menjerit disela tangis” Selamatkan Anak ku ya Allah...!!!” Lorongku di sela putus asa yang menderaNadia gadis kecil yang lebih suka main bola daripada main boneka, yang melompat kegirangan saat ku ajak kelapangan main layangan ketimbang ikut bundanya berbelanja.Nadya adalah pelipur lara pengusir sepi diantara kami aku menanti kehadirannya sepuluh tahun, istriku bahkan sudah menyuruh ku mencari istri lagi untuk ber poligami, dan sekarang Nadiaku kritis, gadis tomboy ku tak berdaya, Anakku yang lincah dengan jurus- jurus karate yang dia pelajari ..., yang sebelum tidur mengajak ku adu panco, Isteriku yang harus teriak-teriak setiap pagi karena Nadya lebih suka berlari daripada diantar supir ke sekolah jarak rumah ke sekolah memang tak jauh, hanya ada di sudut komplek, tapi kasih sayang yang berlebih membuat kami terkesan’ wah...’ memperlakukan anak itu
Kiamat rasanya saat dokter memponis Nadya terkena demam berdarah, sebenarnya aku dan istriku sudah membujuknya ke dokter, tapi dia selalu bisa menyakinkan kami bahwa dia baik-baik aza. Nadya ku memang paling alergi kalo bicara soal dokter, si tomboy ku emang unik dia tak takut pada binatang apapun,tapi dia pobia jarum suntik,,,. hanya dua hari yang lalu , aku tak bisa mengalah lagi pada sikap keras kepala Nadya, kerena sakitnya semakin parah.
Ku fikir hanya DBD tak’kan apa-apa. Tapi dokter bilang trombosit Nadya semakin menurun dan kritis, Hanya keajaiban yang kita harapkan..., Isteriku sudah berkali-kali jatuh pingsan. Dalam kepiluan yang meraja... kulangkahkan kaki ke Apotek. Namun sang Apoteker bilang persediaan obat yang tertulis di resep habis jadi aku harus menebusnya di luar. Tangis ku meledak di sana tak kuat rasanya. Ketika ku angkat wajah ku , mataku tertumpu di mushola yang kecil di depan kamar mandi
”Sholat...,???” ku lirik arloji ku,jam 9 20’aku mengerutkan dahi ku tatap sosok tubuh yang melakukan sholat, Sholat apa fikirku...
Reflek yang juga tak mampu ku kendalikan dengan nalar membawaku mendekat pada lelaki yang sebaya dengan Ayahku. Kutatap setiap gerakannya dengan seksama... lalu ku lihat lagi arlojiku pertanyaan yang sama di Fikiranku ,,, Sholat apa,,,,???”
Setahu ku tak ada sholat yang dilakukan jam segini,,,. subuh ,dzuhur. asyar magrib dan isya tak dilakuakn sekarang... Yulyanto kau memang terlalu bodoh soal agama,,,, Aku menghujat diriku sendiri. Lima waktu saja entah berapa bulan yang lalu terakhir dia lakukan, Atau kalo mau jujur entah berapa tahun yang lalu ya ampun ya Alloh tuhan...,
Entah perasaan ini datang dari mana aku tak mengerti, tiba –tiba ada yang bergetar di sini di dadaku..., perasaan yang terus mendesak hingga Nafas ku sesak ,dan aku tersungkur dalam tangis yang parih...,amat perih,,,!!!
Aku telah melupakan amanat Ibu sebelum aku pindah ke Semarang saat aku bersimpuh dipangkuannya untuk berpamitan. ” Jaga dirimu dan keluargamu ... peliharalah sholatmu...nak!!! ”Ungkap Ibu saat itu sembari mengusap rambutku, Dan tetesan air matanya membasahi kepalaku, sekarang setelah dua tahun Ibu ada di haribaannya, tak ada lagi yang mengingatkan ku, sementara Istriku bukanlah perempuan yang faham agama. Istriku cenderung memandang segalanya secara materi sholat....,no 18....!!!”
Mau duha Mas...,??? ”Tanya bapak yang ada di sampingku, aku menggeleng ragu.
“ Saat tak ada lagi yang mampu meringankan beban mu, maka datangilah tuhanmu....
“Caranya...?” Tanyaku setengah bergumam
“Sholat lah...,adukan semuanya pada Allah”
“Sholat apa...?”kerutan dahiku semakin nyata
“Sholat duha...”balasnya ringan
Diapun berbicara banyak soal Sholat dhuha, seperti cahaya putih yang muncul diantara hitam yang pekat. Kulakukan sholat dhuha hanya seadanya.Tapi Pak Atmo bertutur padaku” Biarkan Alloh yang menyempurnakan pahalanya karena aku mau melakukannya.
Setelah dhuha 4 rakaat , aku pergi menebus obat ke apotek luar rumah sakit. Dan kala kembali ke ruangan rawat Nadya Aku tak percaya dengan kabar yang dikatakan dokter bahwa masa kritis Nadya sudah lewat 5 hari setelah itu Nadya pulang.
Begitulah ceritanya kenapa sampai sekarang kujaga duha ku jam setengah sepuluh pagi, Alloh memberikan keajaiban pada Nadya setelah ku laksanakan sholat dhuha ,Sekarang Nadya sudah kelas 9, hidayah itu datang saat Nadya duduk di kelas 4,i steriku juga menjadi penjaga dhuha sekarang Isteriku juga mengganti Nama Nadya menjadi Nadya dhuha yulyanto, Awalnya Nama putri ku adalah Nadya putri yulyanto the end
Memang banyak cara untuk membeli ridho Allah,,, pilihlah yang kita sukai Allah itu maha penyayang, Dia tidak akan melewatkan satu amal pun walau sebesar biji jarak... semoga bermanfaat,,,, sering- sering maen yaaa,,,, mulailah kebaikan saat ini juga,,,,,, see U
0 komentar:
Post a Comment
Komentarmu adalah cermin kepribadianmu.terima kasih sudah mengunjungi blog saya